Tag Archives: chat bot

ChatzBro Berikan Kemudahan Membuat “Chatbot Commerce”

Persaingan jual beli online sekarang sudah memasuki babak baru. Tidak hanya penyedia platform yang bersaing untuk memberikan pengalaman prima para penjual pun berlomba-lomba memilih dan memilah layanan mana yang cocok digunakan untuk meningkatkan penjualan produk mereka. Hadir sebagai chatbot, ChatzBro memungkinkan penjual atau pedagang mendapatkan platform atau asisten yang siap menjadi ujung tombak dalam melayani hubungan mereka dengan pelanggan. Tentunya melalu platform percakapan atau chat.

Dalam halaman resminya ChatzBro mengklaim menghadirkan Chatbot Commerce yang bisa memungkinkan para menjual membuat toko online yang buka setiap hari. ChatzBro yang saat ini bermodalkan platform chat berbasis Facebook Messenger dilengkapi beberapa fitur yang bisa memudahkan penjual dalam mengelola toko.

Di antaranya transaksi menggunakan chat, broadcast pesan, integrasi pembayaran dengan iPaymu, auto reply comment hingga Facebook Page. Fitur-fitur ini disebut menjadi salah satu kunci bagi penjual untuk bisa memberikan pengalaman berbelanja berharga bagi para penjualnya.

“ChatzBro versi beta diluncurkan enam bulan lalu. Dari sana kami melakukan beberapa kali pivot, karena banyak sekali user Indonesia yang belum mudah adopsi. Saat ini teknologi ChatzBro mulai mulai bisa diadopsi user setelah kami memasukkan beberapa fitur otomatisasi yang berfungsi untuk menunjang penjualan secara organik,” papar CEO Marketbiz, perusahaan yang menaungi ChatzBro, Silvia Ratna.

Lebih jauh Silvia juga menjelaskan bahwa saat ini di tengah persaingan layanan chatbot yang menghangat, ChatzBro mencoba fokus membangun ekossitem dan mengakselerasi bisnis pengguna melalui penjualan secara otomatis.

“Target kita mengotomatisasi bisnis user, meminimalisasi error sales yang banyak dilakukan oleh customer support dan tentunya dengan goal seperti ini ChatzBro bisa mencapai target dua puluh ribu user,” terang Silvia.

Salah satu yang berkaitan erat dengan chatbot adalah kecerdasan buatan yang berhubungan langsung dengan teknologi pengolahan bahasa. Untuk inovasi ini ChatzBro sedang mengupayakan hal tersebut dengan tujuan dan fungsi sebagai alat peningkatan enggagement bisnis.

“AI (Artificial intelligence) tidak akan cukup menarik di Indonesia jika tidak ditambahkan fitur organic engagement yg lain. ChatzBro tetap mengarah ke pengembangan AI dengan fungsi tetap sebagai tools enggagement bisnis, tidak hanya berfungsi sebagai pengumpul data,” tutup Silvia.

Chatbot Teman “Ngobrol” Rinna Dihadirkan Microsoft Indonesia

Layanan chatbot mulai banyak dikembangkan di Indonesia. Tidak hanya sebagai bagian dari bisnis tetapi juga untuk solusi-solusi lainnya. Salah satu pengembangnya adalah Microsoft Indonesia. Melalui Rinna, sebuah chatbot untuk platform LINE, Microsoft Indonesia berusaha mengembangkan sebuah chatbot yang mampu menjadi teman ngobrol remaja Indonesia.

Microsoft sebagai salah satu perusahaan teknologi ternama sudah tiga tahun terakhir mengembangkan layanan chatbot. Di tahun 2014 Microsoft mulai memperkenalkan Xiaoice di Tiongkok. Dengan total 40 juta pengguna, Xiaoice menjadi chatbot dengan kecerdasan pertama yang memiliki pekerjaan sebagai penyiar televisi, tepatnya di saluran Dragon TV.

Setahun berselang Microsoft mulai mengenalkan chatbot Rinna di Jepang, disusul Amerika pada tahun 2016. Keberhasilan Microsoft mengembangkan chatbot di beberapa negara memicu para engineer Microsoft AI & AR untuk mengembangkan Rinna dan meluncurkan Rinna di Indonesia pada Agustus 2017. Peluncuran Rinna di Indonesia bekerja sama dengan LINE. Satu minggu setelah diresmikan, Rinna sudah memiliki 35.722 teman di LINE. Sambutan yang cukup bagus untuk memulai kiprah Rinna di Indonesia.

Menurut penjelasan tim Microsoft Indonesia, nama Rinna dipilih karena dirasa bisa diterima dengan baik di Indonesia. Rinna dibangun dan diperkenalkan sebagai perempuan muda karena dianggap perempuan muda dapat menjadi teman berkomunikasi dengan lebih baik.

“Rinna belajar dari interaksinya dengan manusia dan memberikan tanggapan dengan kepribadian dan sudut pandang yang unik. Pada saat yang sama, Rinna juga memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya dari eksploitasi,” ungkap Audience Evangelism Manager Microsoft Indonesia Irving Hutagalung.

Mengenai teknologi di belakangnya

Sebuah chatbot akan sangat berguna jika didukung dengan teknologi dan kemampuan “belajar” yang baik sehingga bisa mengenali dan memberikan tanggapan yang sesuai dengan keinginan teman berkomunikasi atau penggunanya. Untuk Rinna, Microsoft menggunakan end to end generative model berdasarkan teknologi deep learning yang paling mutakhir. Rinna juga dilatih berdasarkan big data dari Bing Search Engine dan berjalan di atas platform Azure.

Rinna diklaim bisa belajar dari sejumlah data berukuran besar dan mampu memberikan tanggapan berdasarkan hasil pembelajaran yang dilakukan. Cara kerjanya meniru otak manusia dengan menggunakan Natural Language Processing yang memungkinkan Rinna mengenali bahasa manusia dan akhirnya membuat Rinna berbicara seperti layaknya seorang perempuan muda. Rinna juga dirancang untuk bisa berkomunikasi dengan kecerdasan emosional di atas kecerdasan intelektual belajar dan beradaptasi dengan kebiasaan dan jenis percakapan pengguna.

Selain berkomunikasi, Rinna juga dilengkapi dengan kemampuan melakukan beberapa hal khusus, seperti bermain permainan “ABC 5 Dasar”, menggambar sebuah sketsa persahabatan dengan pengguna, mengubah wajah orang dengan gambar lucu, dan menukar wajah foto group yang dikirimkan. Rinna juga disebut akan mendapatkan banyak fitur lainnya di kemudian hari.

Mengenai visi kehadiran Rinna, Irving menjelaskan, “Visi Microsoft sangat jelas dan luas, untuk membangun sebuah sistem yang memiliki kecerdasan buatan (AI) utuh di seluruh bidang termasuk agen, aplikasi, layanan dan infrastruktur. Visi ini juga inklusif. Microsoft ingin membuat AI dapat diakses oleh semua orang dengan menyediakan perangkat, layanan cloud dan data, sehingga pengguna, pengembang (developer) dan bisnis (baik perusahaan besar maupun UMKM) dapat membangun dan bereksperimen bersama dengan teknologi Microsoft.”

Dengan inovasi dan eksperimen berkelanjutan, Rinna diharapkan tidak hanya menjadi sebuah chatbot yang bisa menjawab pertanyaan tetapi juga chatbot yang memberikan hubungan emosional dengan para penggunanya.

“Kami akan mendorong batasan dan kami akan belajar. Kami akan membagikan apa yang kami pelajari dengan semua orang, dengan tujuan untuk mendemokratisasikan AI dan semoga mempercepat manfaatnya bagi masyarakat kita. Rinna adalah bagian dari perjalanan yang sangat ambisius ini,” terang Irving.