Tag Archives: Chat-to-Buy

Perjalanan Satu Tahun Prism, dari Capaian Bisnis sampai Inovasi Produk

Pengembang layanan chat-to-buy Prism mengumumkan telah mencapai satu tahun pertamanya pasca pivot dari layanan sebelumnya yang dikenal dengan Coral. Salah satu pencapaian yang diinformasikan terkait dengan jumlah merchant yang telah menggunakan layanannya, yakni sudah mencapai lebih dari 50 e-commerce. Beberapa di antaranya termasuk Berrybenka, Amazara, Manulife, Oktagon, Tees, hingga Biznet Gio.

Untuk lebih tahu tentang pembaruan terkini dari Prism, DailySocial menghubungi Co-Founder & CEO Prism Batista Harahap (Tista). Dalam keterangannya Tista turut menyinggung seputar inovasi produk yang menjadi salah satu konsentrasi utama di tahun pertama berjalan. Salah satu yang baru digulirkan ialah fitur Customer Purchase History, memungkinkan merchant untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang para pembelinya.

“Customer Purchase History sangat efektif untuk meningkatkan basket-size melalui up-selling. Untuk merchant yang menggunakan platform e-commerce seperti WooCommerce di WordPress, you get this out of the box. Inovasi di Prism datang dari dalam maupun luar, kami punya kultur yang fanatik terhadap umpan balik,” terang Tista.

Produktivitas konsumen menjadi patokan utama

Berjalan satu tahun dan berhasil melakukan akuisisi pengguna yang cukup banyak bukan hal mudah –beberapa di antaranya pemain yang cukup signifikan di lanskap e-commerce Indonesia. Mengingat layanan serupa (pengelolaan transaksi via fitur chat) sebenarnya sudah banyak, terutama produk dari luar. Tista menjelaskan, bahwa kerja keras dengan tujuan yang terukur menjadi kunci Prism selama ini. Untuk produknya patokan utamanya sangat jelas, meningkatkan produktivitas merchat sehingga meningkatkan coversion rate.

“Termasuk ketika harus menghadapi kendala, sejauh ini kendala yang ada selalu memberikan kami kesempatan untuk berinovasi. Customer Purchase History sendiri adalah fitur yang hadir karena kendala yang dihadapi salah satu merchant kami,” ujar Tista.

Implementasi di lapangan pun bukan tanpa tantangan. Salah satu isu yang sering ditemui ketika merchant tidak menggunakan platform e-commerce standar seperti WooCommerce, Magento, Opencart dan sebagainya (layanan Prism dapat dipasang secara instan di paltform tersebut). Penyelesaiannya dukungan teknis disediakan secara penuh untuk mendampingi proses implementasi.

“Dengan layanan Prism, rata-rata merchant mitra kami mendapatkan peningkatan conversion rate hingga 40 persen,” ungkap Tista.

Tetap berpegang teguh pada visi utama

Mengenai apa yang ingin dicapai dalam milestone tahun berikutnya Tista bercerita tentang visi utama Prism. Yakni ingin membuat pengalaman membeli se-native mungkin. Salah satu yang dilakukan ialah dengan selalu mendengarkan masukan dari para rekanan dan konsumen, serta selalu melakukan eksekusi perbaikan ataupun pembaruan secepat-cepatnya.

“Sebagai sebuah startup, hal yang paling merugikan adalah tidak cukup cepat untuk mempertahankan growth rate bahkan melebihi. Dari sejak pivot menjadi Prism, visi kami tidak berubah, Prism adalah the go-to company for chat commerce,” pungkas Tista.

Aplikasi Prism Diintegrasikan dengan LINE@, Mudahkan Pemilik Merchant Atur Transaksi Melalui Chat

Platform chat-to-buy Prism baru-baru ini mengumumkan sebuah integrasi aplikasi yang memudahkan pengguna LINE@ (dalam hal ini merchant) untuk memproses transaksi menggunakan kolom chatting. Menggunakan aplikasi Prism yang dapat diunduh oleh pemilik merchant di perangkatnya, pengguna akan dipermudah untuk mengelola komunikasi sekaligus transaksi pembelian melalui dashboard tunggal.

Saat ditemui di kantornya di Yogyakarta, Chief of Operations Prism Fachry Bafadal menyampaikan:

“Jadi dari berbagai macam channel yang ada (untuk penjualan online), kita ingin mencoba menghadirkan sebuah single-dashboard di mana mereka bisa melakukan komunikasi hingga melakukan check-out (memproses transaksi).”

Sebelumnya Prism dihadirkan untuk melengkapi website e-commerce melalui sebuah chat-widget. Dengan integrasi LINE@ ini, artinya layanan Prism tidak lagi mengharuskan merchant untuk memiliki website. Ketika mereka memiliki “lapak” di LINE@ transaksi kepada pelanggan dapat dikelola melalui aplikasi.

“…dari merchant yang kita punya tadinya kita require mereka untuk memiliki website, dengan membukan opportunity di mobile ini, merchant tidak lagi perlu punya website. Mereka cukup punya LINE@ Account dan sudah aktif berjualan di LINE sebelumnya, dan Prism menyajikan powerful tools yang membantu mereka untuk mempercepat transaksi melalui perangkatnya,” ujar Fachry.

Tidak hanya transaksi saja, namun dalam aplikasi Prism juga dibubuhkan sebuah analytics tools yang membantu pengguna memahami laju transaksi dan conversion rate pada merchant yang dikelola. Untuk saat ini aplikasi Prism sudah tersedia di Google Play dan App Store, hanya saja belum dibuka untuk publik, baru diujicobakan melalui private invitation.

Sembari mendemokan integrasi aplikasi Prism dan LINE@ kepada DailySocial, VP of Engineering Prism Fauzan Erich Emmerling menjelaskan cara kerja integrasi tersebut:

“Nantinya pemilik merchant akan memiliki akun Prism untuk login ke dalam aplikasi. Ketika ada penawaran melalui LINE@, maka akan terhubung (mendapatkan notifikasi) ke dalam aplikasi Prism untuk berkomunikasi dan memprosesnya transaksi … Saat ini baru LINE, tapi kita expect untuk mengembangkan di channel yang lain.”

Salah satu keuntungan yang ingin ditawarkan oleh Prism adalah aplikasi ini terhubung langsung dengan payment gateway. Sehingga semua transaksi benar-benar bisa langsung dikelola melalui chat, dan pemilik merchant dapat memberikan opsi pembayaran yang lebih lengkap, mulai bank transfer hingga virtual account.

Layanan Prism sendiri disajikan dalam bentuk SaaS (Software as a Services), merchant dapat berlangganan untuk memanfaatkan berbagai kelebihan yang terdapat pada aplikasi.

“Melihat traksi pengguna dari versi Prism sebelumnya, sangat bagus, mereka melihat bahwa behaviour konsumen di Indonesia lebih suka dilayani melalui conversation dibanding hanya melalui shopping cart,” imbuh Fachry.

Sebagai informasi tambahan, Prism adalah startup yang bernaung di bawah PT Koneksi Integrasi, bagian dari grup perusahaan Midtrans. Berdirinya Prism diinisiasi oleh bergabungnya startup Coral dan OneBit.