Tag Archives: chatting

LINE Stickers

LINE Umumkan LINE Stickers Premium, Program Berlangganan Stickers Mulai dari Rp15.000 Per Bulan

Stickers merupakan salah satu fitur unggulan dari LINE. Aplikasi berkirim pesan, panggilan suara dan video ini memiliki lebih dari 10.000 stickers dan emotikon, baik karakter LINE atau karakter lain yang dapat digunakan untuk mengekspresikan suasana hati.

Layanan LINE Stickers kembali menghadirkan inovasi dengan menyediakan program berlangganan stickers, disebut LINE Stickers Premium (LSP). LSP memungkinkan pengguna LINE untuk memilih opsi berlangganan bulanan sehingga mereka bisa mengubah stickers yang telah mereka beli dengan stickers lain yang mereka inginkan pada bulan berikutnya.

Pada program LSP ini, LINE telah menyeleksi sebanyak lebih dari 72.000 stickers dari 72.000 kreator di Indonesia dan sejumlah negara lain untuk ikut menyertakan stickers & stickons mereka sebagai LINE Stickers Premium. Para kreator tetap bisa memilih apakah karya mereka ingin diikutkan ke dalam program LSP ini atau tidak.

LINE Stickers Premium hadir tidak hanya sebagai program yang memberikan pilihan lebih beragam kepada pengguna LINE untuk mendapatkan stickers yang mereka inginkan dengan cara yang berbeda. Program ini juga hadir sebagai bentuk apresiasi kami kepada para kreator LINE Stickers yang telah berkontribusi mengembangkan layanan ini serta menyediakan opsi bagi mereka yang dapat memperkenalkan karya-karyanya lebih jauh lagi kepada pengguna LINE di seluruh dunia,” ujar Trisnia Anchali Kardia, Sales Director LINE Indonesia.

LINE menyediakan dua pilihan berlangganan yang terdiri atas Basic Plan dan Deluxe Plan. Basic Plan menyediakan program berlangganan stickers dengan harga Rp15.000 per bulan bagi pelajar, sedangkan untuk pengguna umum Rp25.000 per bulan atau Rp249.000 per tahun. Sementara, opsi Deluxe Rp35.000 per bulan bagi belajar dan Rp45.000 atau Rp449.000 per tahun bagi pengguna umum.

Kedua opsi langganan tersebut menyediakan sejumlah manfaat bagi pelanggan, yakni akses tak terbatas ke lebih dari 500.000 stickers premium, mengganti set stickers yang disukai secara bebas, dan mengirim stickers atau emoji dari suggestion bar. LSP juga menawarkan kapasitas maksimum bagi kedua program berlangganan ini, 5 set stickers untuk program Basic dan 1.000 set stickers atau emoji untuk program Deluxe.

Perlu dicatat, kapasitas tersebut bergantung kepada kapasitas penyimpanan dari perangkat pengguna. Adapun bagi pelanggan program Deluxe akan mendapatkan akses tak terbatas ke lebih dari 50.000 emoji. Bagi pengguna yang tertarik untuk berlangganan, saat ini terdapat program khusus yakni berlangganan satu bulan gratis yang bisa diakses di sini.

Sebagai inisiatif dari LINE, program LSP juga dihadirkan sebagai bentuk pencapaian LINE Stickers yang hingga saat ini telah memiliki lebih dari 800.000 kreator stickers dan emoji di seluruh dunia. Dengan model berlangganan pembelian LINE Stickers yang baru ini, kita bisa mendapatkan opsi untuk memiliki stickers dengan harga yang lebih murah.

[LINE Developer Day 2019] Kami Belum Tertarik untuk Fokus Pada Konten Berbasis Video

Konten berbasis video semakin diminati di Indonesia, banyak yang ingin menjadi seorang vlogger, content creator, atau YouTuber. Di sesi interview dengan Euivin Park selaku Chief Technology Officer (CTO) Line Corp saya sudah menyiapkan beberapa pertanyaan terkait konten video dan soal enkripsi pesan.

Pertama apakah LINE memiliki rencana untuk merilis platform berbasis video baru dalam lingkungan aplikasinya, seperti YouTube atau IGTV? Sayangnya sejauh ini di Indonesia, konten berbasis video belum menjadi prioritas bagi pengguna LINE.

 

Euivin Park - Chief Technology Officer (CTO) Line Corp dalam sesi interview di LINE Developer Day 2019.
Euivin Park – Chief Technology Officer (CTO) Line Corp dalam sesi interview di LINE Developer Day 2019.

Dengan kebutuhan pengguna sebagai nilai utama kami, kami akan mempertimbangkan berbagai layanan apapun yang menjadi kebutuhan. Layanan video mungkin akan dikembangkan, namun sejauh ini di Indonesia – konten berbasis video bukanlah prioritas bagi pengguna kami.” Jawab Euivin Park di sela acara hari pertama Line Developer Day 2019 di Grand Nikko Hotel, Tokyo.

Singkatnya, Park menyebut perusahaannya belum berencana untuk menghadirkan produk dengan fokus utama untuk konten berbasis video tersebut. Lalu, pertanyaan kedua terkait postingan video di timeline.

Sebenarnya pengguna LINE sudah dapat memposting video di timeline, baik dari file video di galeri penyimpanan smartphone atau langsung merekamnya. Pertanyaannya ialah apakah LINE ada rencana untuk memonetisasi konten video dalam timeline? Sebab, hal ini pasti akan membuat banyak content creator berbondong-bondong membuat konten video di LINE.

Park mengatakan akan mempertimbangkan dan tidak menutup kemungkinan untuk memonetisasi konten video. “Namun kami perlu mengevaluasi terlebih dahulu berapa banyak pengguna LINE yang mengakses video melalui timeline, dengan menganalisa hasil data yang diperoleh dari proses risetnya,” jelas Park. Park juga menyebut akan mencari model bisnis yang sesuai dengan karakteristik dan kekuatan dari layanan LINE.

Pertanyaan ketiga terkait pesan enkripsi end-to-end, apakah mencakup semua konten yang ada dalam aplikasi LINE, termasuk foto dan video, panggilan telepon, dan panggilan video – ternyata tidak.

“Saat ini, enkripsi end-to-end hanya berlaku untuk teks, location messages, dan panggilan 1:1. Hal ini tidak berlaku untuk seluruh konten karena akan menimbulkan biaya yang berlebihan. Kami berusaha menyeimbangkan biaya,” jawab Park.

Selain itu, disinggung soal kompetisi di pasar Indonesia, Park menyebut LINE punya strategi berbeda. Park mengerti bahwa LINE bukan satu-satunya pemain di ranah aplikasi pesan instan di Tanah Air.

Kami  berupaya untuk memahami kebutuhan masyarakat Indonesia dan menghadirkan layanan untuk memenuhi kebutuhan berbasis gaya hidup masyarakat Indonesia,” ucapnya.

Menurut Park, pengguna internet Indonesia sangat terbuka untuk berkomunikasi dengan anggota masyarakat lain yang belum ditemuinya di kehidupan nyata. Selain itu, Park juga menekankan bahwa mayoritas pengguna LINE di Indonesia merupakan remaja, lebih besar jika dibandingkan dengan negara lain.

Hal ini juga menjadi salah satu bahan pertimbangan LINE dalam menghadirkan produk dan layanan, dan menekankan bahwa perusahaannya tidak ingin sembarangan dalam meluncurkan produk.

Soal LINE Brain, Park mengaku ingin segera menghadirkan teknologi LINE Brain di Indonesia, namun masih terbentur kendala menyoal bahasa. LINE Brain merupakan teknologi kecerdasan buatan yang secara spesifik ditujukan untuk layanan Business to Business (B2B).

Tentu saja kami sangat ingin LINE Brain bisa menyapa masyarakat Indonesia, namun ada beberapa hal teknis yang harus dirampungkan, salah satunya menyoal bahasa,” tutupnya.

LINE Developer Day 2019 Hari Pertama, Bertajuk LIFE with LINE

Pegelaran LINE Developer Day kembali diadakan di Jepang untuk kelima kalinya. Ajang tahunan ini menjadi tempat untuk berbagi dan berkreasi bersama dengan teknologi dan platform LINE.

Tahun ini LINE Developer Day diselenggarakan dua hari. Menariknya tak hanya membahas tentang teknologi dan platform milik LINE saja, mereka juga mengundang para developer lain yang sama-sama peduli tentang bidang teknis yang sama dan yang berada di garis depan untuk berbagi teknologi dan pengetahuan.

PSX_20191121_110201

Datang ke tempat ini, tidak hanya berbagi teknologi yang telah dilihat atau didengar di internet, namun para developer juga dapat berbicara bersama sambil mendengarkan proses dan masalah dalam melanjutkan project.” Ujar CTO LINE Corp Euivin Park.

Park ini ingin meng-upgrade LINE Developer Day sebagai konferensi teknis untuk para developer dan membantunya. Nah salah satu fokus LINE yang diungkap pada hari pertama LINE Developer Day ialah menghadirkan layanan intuitif untuk penggunanya bertajuk “LIFE with LINE”. Di dalamnya termasuk fintech, commerce, 020, serta contents & entertainment.

Tahun ini saja kami merilis 25 layanan baru dan fungsi-fungsi utama baru secara Global, seperti open chat di dalam LINE dan LINE CONOMI, dan dApp yang menggunakan Blockchain. Kami mempunyai tema LIFE with LINE, di mana salah satu dari visi tersebut yakni fokus mengembangkan layanan finansial. Ini bagian dari mempermudah berbagai permasalahan yang selama ini terjadi di masyarakat,” ujar Euivin Park.

Layanan finansial ini telah menjadi fokus LINE sejak tahun lalu, mereka telah mengembangkan berbagai layanan seperti LINE Insurance, LINE Score, LINE Securities, LINE Pocket Money, dan pada bulan September LINE membuka layanan transaksi mata uang virtual BITMAX baru untuk Jepang.

PSX_20191121_110339

Fokus pada layanan perbankan dan finansial dalam pengembangan teknologi AI LINE salah satunya juga diterapkan pada LINE Pay. LINE Pay mengombinasikan teknologi AI untuk pengenalan gambar dan analisa untuk menghadirkan keamanan lebih baik, serta autentikasi melalui biometrik saat melakukan transaksi.

Pengguna terdaftar di Jepang telah melampaui 36 juta akun dan 48 juta secara global. Volume transaksi melebihi 1 triliun yen, LINE telah membuat kemajuan signifikan dalam mempromosikan cashless society.

Di Jepang, LINE mendirikan Mobile Payment Alliance dan secara global kami bertujuan untuk ekspansi lebih lanjut dengan berkolaborasi dengan berbagai layanan pembayaran dalam bentuk LINE Pay Global Alliance.

Selain itu, LINE turut menegaskan bahwa privasi pengguna merupakan salah satu faktor utama dalam pengembangan teknologi dan layanan baru, terutama terkait AI. Dalam pengembangannya, LINE mengusung dua prinsip, yaitu privasi sebagai yang utama dan menghindari data silos. Terkait pentingnya keamanan privasi pengguna, Park mengatakan bahwa semua sistem yang dikembangkan LINE harus berporos pada prinsip ini.

Sementara data silos ialah salah satu hambatan yang kerap ditemukan developer dalam menghadirkan pengalaman penggunaan yang mulus. Karena umumnya data yang dibutuhkan berasal dari berbagai sumber penyimpanan, menggunakan sistem atau pemprograman berbeda sehingga sulit untuk diintegrasikan dan menyebabkan risiko yang besar.

Untuk mengatasinya, LINE tengah mengembangkan platform bertajuk Unified Self Service Data Platform, menawarkan bantuan menyoal tata kelola data sehingga pengembang dapat lebih mudah memperoleh data yang dibutuhkan guna melakukan penyesuaian pada sistem agar dapat terintegrasi dengan mulus.

LINE juga mengumumkan aplikasi LINE Mini, merupakan API yang dapat dimanfaatkan developer untuk menciptakan produk, salah satunya chatbot, dan memungkinkan pengembang untuk saling berkolaborasi. Aplikasi LINE Mini sendiri merupakan bagian dari bisnis AI milik LINE, yaitu LINE Brain.

 

LINE Corporation Gelar Developer Day 2019, 2 Hari dengan 70 Topik

Awalnya aplikasi chatting LINE dikenal dengan pilihan strikernya yang lucu-lucu. Seiring waktu, LINE terus memanjakan para penggunanya dengan beragam fitur dan layanan baru.

LINE Corporation pun secara rutin mengadakan LINE Developer Day. Ajang tahunan ini dimulai sejak 2015 dan tahun 2019 ini berlangsung selama dua hari yakni pada tanggal 20 dan 21 November di Grand Nikko Hotel, Daiba,- Tokyo, Jepang.

Euivin Park, LINE CTO - membuka LINE Developer Day 2019.
Euivin Park, LINE CTO – membuka LINE Developer Day 2019.

LINE Developer Day sendiri merupakan tech conference yang membahas banyak hal dari perspektif teknis. Misalnya update soal pengembangan layanan dan pengenalan inisiatif baru LINE di masa depan, serta tantangan dan permasalahan yang mereka hadapi.

Tahun lalu, LINE Developer Day mencakup 60 agenda termasuk AI, blockchain, fintech, platform iklan LINE, infrastruktur, keamanan, data, dan teknologi penting lainnya yang digunakan dalam layanan LINE.

Sementara tahun ini ada lebih dari 70 agenda, hari pertama akan fokus pada teknologi di terkait “Engineering” seperti AI, data platform dan infrastruktur, keamanan dan privasi, LINT (LINE Improvement for Next Ten years). Lalu, hari kedua lebih ke perspektif praktis untuk pengembangan produk dengan tema “Production” seperti teknologi layanan web, UI / UX, dan project management.

Sesi pembicaraan disampaikan termasuk oleh ahli geometri informasi dan penasihat senior RIKEN Brain Science Institute Shun-ichi Amari, ahli keamanan siber dan Wakil Direktur EG Secure Solutions, Direktur THE GUILD, serta desainer UI/UX Takayuki Fukatsu.

Pengembangan teknologi tersebut juga dimanfaatkan LINE pada ranah Smart City, meski masih terbatas untuk wilayah Jepang dan akan digunakan sebagai medium untuk membantu proses evakuasi terjadinya bencana.

Selain itu, peserta dapat mengunjungi stan interaktif untuk mencoba pengkodean menggunakan OSS, API, dan teknologi LINE lainnya. Pengunjung juga dapat menikmati pembicaraan dalam tiga kategori presentasi tambahan dalam format Booth, Poster Session, dan Short Track untuk memperoleh informasi terkait layanan LINE lebih jauh.

OPPO Umumkan MeshTalk, Teknologi Komunikasi Tanpa Koneksi Seluler, Wi-Fi Ataupun Bluetooth

Ajang MWC Shanghai tahun ini sangat pantas untuk dipantau berkat teaser smartphone dengan kamera depan di balik layar yang dipamerkan oleh OPPO. Namun ternyata itu bukan satu-satunya inovasi menarik yang tengah OPPO kerjakan. Dalam kesempatan yang sama, mereka turut menyingkap teknologi komunikasi bertajuk MeshTalk.

Dijelaskan bahwa MeshTalk merupakan teknologi komunikasi terdesentralisasi yang mendukung banyak medium, baik itu pesan teks, pesan suara, atau bahkan panggilan telepon antar sesama perangkat bikinan OPPO. Yang istimewa, semua ini tanpa mengandalkan koneksi seluler, Wi-Fi ataupun Bluetooth.

Untuk memahami cara kerja MeshTalk, kita sebenarnya bisa mengacu pada teknologi mesh networking, di mana satu perangkat dan yang lainnya bisa langsung tersambung tanpa adanya semacam perantara. Jangkauan MeshTalk sendiri disebut bisa mencapai 3 kilometer, dan ini dapat diperluas lagi dengan memanfaatkan signal relay antar perangkat.

OPPO melihat ada cukup banyak potensi pengaplikasian MeshTalk, namun kalau dilihat dari sudut pandang konsumen yang paling sederhana, MeshTalk bisa sangat membantu memfasilitasi komunikasi di lokasi-lokasi yang ramai yang kerap mengalami problem jaringan, semisal di area konser atau bandar udara.

Sayangnya sejauh ini OPPO belum bisa memastikan kapan MeshTalk bakal tersedia untuk publik, dan ponsel OPPO apa saja yang bakal kebagian jatah dukungannya juga belum dirincikan. Saat ini fokus OPPO adalah mematangkan teknologinya, spesifiknya menekan konsumsi energi MeshTalk semaksimal mungkin sekaligus meningkatkan kekuatan sinyalnya.

Sumber: Android Authority.

Fitur Chatting di Gojek

Gojek Hadirkan Fitur “Chatting” Antar Pengguna, Mungkinkan Transaksi secara “Peer-to-Peer”

Gojek secara bertahap terus melakukan penambahan fitur. Yang teranyar adalah fitur chat dengan sesama pengguna, lengkap dengan kemudahan berbagi saldo Go-Pay. Mekanisme ini dikenal dengan istilah peer-to-peer payment (p2p payment).

“Dengan fitur terbaru ini, para pelanggan bisa bertukar kabar dengan satu teman maupun beberapa teman sekaligus dengan cara membuat grup. Tidak perlu gonta-ganti aplikasi, kini dengan Gojek pengguna bisa pesan layanan transportasi, makanan, bayar di tempat, diskusi bersama hingga membayar secara patungan,” terang VP Corporate Communication Gojek Kristy Nelwan.

Selain bercakap-cakap melalui aplikasi, pengguna yang sudah melakukan verifikasi (mengunggah data diri) akan mendapatkan fasilitas pembayaran melalui aplikasi chat atau p2p payment. Ada dua fitur yakni “Bayar (Pay)” dan “Minta (Request)”. Dua Fitur ini bisa digunakan di dalam laman pesan personal maupun grup.

Sebenarnya sudah ada beberapa aplikasi e-money yang menawarkan kemampuan serupa. Salah satunya Netzme, yang sedari awal memang mengembangkan platform pembayaran berbasis media sosial. Dana juga telah melakukan langkah serupa, dengan melakukan integrasi ke aplikasi BBM.

“Masukan dan kebutuhan pelanggan selalu menjadi bahan pertimbangan penting kami dalam berinovasi. Harapannya, fitur baru ini dapat membuat pengalaman pelanggan semakin mulus dalam menggunakan layanan-layanan Gojek bersama dengan teman, keluarga atau kolega, serta tidak ribet saat patungan,” terang Kristy.

P2P payment untuk tingkatkan transaksi

Sudah menjadi rahasia umum bahwa persaingan e-money di Indonesia cukup ketat. Go-Pay, Ovo, Dana dan beberapa pemain lain mencoba menggenjot pertumbuhan pengguna dengan berbagai penawaran menarik. Peluncuran fitur baru di aplikasi Gojek ini bisa jadi amunisi penting dalam memenangkan persaingan, dengan kemudahan p2p payment yang ditawarkan fungsionalitas Go-Pay semakin lengkap.

Inovasi p2p payment ini mungkin bukan hal baru, tapi bisa jadi memegang peran penting bagi Gojek untuk membawa pengalaman baru bagi penggunanya, utamanya dalam penggunaan Go-Pay. Di luar negeri Venmo dan Zelle menjadi contoh penyedia layanan p2p payment yang cukup berhasil mendapatkan pertumbuhan.

Di Indonesia sendiri berkirim uang melalui chat memang belum menjadi budaya, tapi bukan tidak mungkin menjadi budaya mengingat adopsi teknologi masyarakat perkotaan di Indonesia cukup tinggi.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Google Maps Kini Bisa Dipakai Chatting dengan Pemilik Bisnis

Tadinya cuma sebatas pengganti peta kertas, Google Maps telah berevolusi menjadi medium untuk menemukan berbagai lokasi menarik yang ada di sekitar kita. Bahkan untuk sekadar mencari warung kopi di kawasan baru yang kurang saya kenal, Google Maps selalu menjadi sumber referensi pertama saya.

Informasi jam buka maupun nomor telepon yang bisa dihubungi dari suatu penyedia barang atau jasa hampir semuanya tercatat di Google Maps. Namun untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai suatu toko atau restoran, kita masih harus menghubungi nomor yang tertera, atau mampir ke situsnya.

Google ingin hal ini juga bisa dilakukan langsung dalam Maps. Untuk itu, mereka menghadirkan fitur chatting pada versi terbaru aplikasi Maps di Android maupun iOS. Chatting-nya bukan antar pengguna tentu saja, melainkan antar konsumen dan pemilik bisnis.

Untuk sementara fitur ini memang baru tersedia di beberapa negara terpilih saja, dan sejauh yang saya coba, Indonesia masih belum kebagian. Saat sudah tersedia nanti, asalkan pemilik bisnisnya sudah mengaktifkan fitur ini, konsumen dapat menghubunginya tanpa perlu meninggalkan Maps sama sekali.

Sejatinya tidak ada yang dirugikan di sini. Saat hendak berkunjung ke toko sepatu misalnya, konsumen bisa langsung menanyakan apakah ukuran buatnya tersedia atau tidak. Sebaliknya, sang pemilik toko pun juga bisa menarik lebih banyak konsumen berkat responsivitasnya.

Sumber: Google.

Laporan Qiscus mengungkap tren konsumen milenial di Indonesia seiring dengan pertumbuhan penggunaan aplikasi pesan dan media sosial.

Riset Qiscus: Tren Penggunaan Aplikasi Chatting Terus Meningkat, Bisnis Perlu Menyesuaikan

Qiscus adalah startup pengembang teknologi real-time communication (RTC) untuk membantu perusahaan mengembangkan dan mengelola chatbot. Mereka baru saja merilis sebuah laporan riset menyoroti tren penggunaan chat di pangsa pasar Asia Tenggara. Menurut Co-Founder & CEO Qiscus Delta Purna Widyangga, laporan ini dilakukan untuk menyoroti pasar yang semakin mobile-sentris. Konsumen menghabiskan banyak waktunya untuk chatting ataupun bermedia sosial.

Dalam laporan yang bertajuk “Meeting Southeast Asian Consumers’ Expectations with Chats and Calls” disebutkan beberapa tren. Pertama soal penggunaan internet konsumen di Asia Tenggara, masih didominasi media sosial dan aplikasi chatting. Pengguna internet di Indonesia menginstal sampai 4 aplikasi chatting di ponselnya. Tren penggunaan aplikasi messaging di kawasan ini pun terus meningkat dari waktu ke waktu.

Tren Pengguna Aplikasi Chatting
Tren peningkatan penggunaan aplikasi pesan dan media sosial / Qiscus

Dalam tren global, aplikasi messaging seperti Whatsapp menempati urutan tiga teratas dengan pengguna terbanyak setelah aplikasi media sosial seperti Facebook dan YouTube. Dari yang semula mengandalkan telepon, pesan singkat, dan email, kini preferensi pengguna internet pun beralih ke media chatting untuk berkomunikasi, bahkan bertransaksi dengan sesama pengguna internet lainnya.

“Fenomena ini kemudian melahirkan sebuah gaya hidup baru, yakni digital dan on-the-go,” ungkap Delta. Ia menjelaskan gaya hidup tersebut mendorong keinginan untuk serba cepat dengan akses yang mudah terhadap berbagai kebutuhan mereka.

Perubahan gaya hidup baru yang sebagian besar diadopsi oleh milenial sebagai pengguna internet paling dominan melahirkan sebuah ekspektasi baru. Hal tersebut mau tidak mau harus dipenuhi oleh bisnis agar tetap dapat meraih ceruk pasarnya. Konsumen menginginkan layanan dapat diperoleh secara digital secara instan. Sehingga implementasi fitur yang memudahkan akses konsumen terhadap produk menjadi suatu hal yang mutlak harus dilakukan.

Ekspektasi Konsumen Milenial
Ekspektasi konsumen milenial terhadap layanan dan produk masa kini/ Qiscus

Dari tren yang ada, ke depannya Qiscus memprediksi adopsi teknologi komunikasi real-time berupa chat akan semakin luas dan tidak terbatas pada layanan yang sudah ada seperti e-commerce ataupun bisnis on-demand, namun juga pada produk-produk baru yang kini terus dikembangkan oleh bisnis di Asia Tenggara.

“Disrupsi digital ini bahkan membuat perusahaan yang sangat konvensional sekalipun mulai mengadopsi tren terbaru agar tidak kehilangan pasar,” ungkap Delta.

Perubahan interaksi di kalangan pengguna internet di Asia Tenggara mampu merevolusi berbagai bisnis yang selama ini dianggap telah mapan. Di laporan dicontohkan studi kasus startup healthtech Halodoc. Mereka menemukan tantangan bahwa layanan akses kesehatan yang tidak merata menjadi salah satu masalah di Indonesia. Dengan menggunakan teknologi chat, kini masyarakat dapat mengakses dokter yang berkualitas cukup melalui ponselnya tanpa harus datang ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya.

“Sebagai bentuk komunikasi yang paling diminati oleh konsumen di Asia Tenggara pada saat ini, chat menjadi salah satu fitur yang harus dipertimbangkan oleh bisnis untuk melakukan pembaruan dalam produk ataupun layanan mereka,” tutup Delta.

OY! Indonesia

OY! Indonesia Resmi Meluncur, Hadirkan Layanan Fintech di Aplikasi Chatting

Bertujuan untuk memudahkan pengguna melakukan transfer uang dalam satu platform, PT Teknologi Harapan Bangsa memperkenalkan aplikasi chatroom OY! Indonesia hari ini (18/10) di Jakarta. Aplikasi yang didukung dengan teknologi DOKU ini mampu untuk mengirimkan uang secara real-time ke rekening bank pengguna.

Mengedepankan fitur chat yang diklaim sangat diminati oleh pengguna, platform OY! diklaim mampu memangkas kesulitan terkait dengan kegiatan transfer antar bank yang saat ini belum lengkap dan masih harus dilakukan secara terpisah.

“Sebelumnya OY! sudah hadir sejak tahun 2017 lalu, saat ini kami sudah memiliki 70 ribu pengguna aktif dan hadir di lebih 40 kota di Indonesia. Aplikasinya sendiri sudah diunduh lebih dari 500 ribu kali,” kata VP Product Business OY! Indonesia, Mario Nicolas.

Menjalin kemitraan dengan bank di Indonesia

Untuk menghadirkan proses seamless dan terjamin keamanannya, OY! Indonesia telah menggandeng berbagai bank yang beroperasi di Indonesia. Bank yang saat ini sudah terintegrasi dengan OY! di antaranya adalah Bank Mandiri, BNI, digibank by DBS, CIMB Niaga, serta Jenius (BTPN). Sementara BCA, Bank Permata, BRI, Bank Jawa Barat, Bank Jawa Timur, dan BTN juga sudah bisa menerima transfer dana.

“Fokus kita saat ini memang untuk melakukan transfer dana dari rekening bank, namun kita juga menyediakan top up pulsa dan pembayaran tagihan BPJS juga tagihan listrik,” kata Mario.

OY! memanfaatkan teknologi dari DOKU sebagai payment gateway. Memanfaatkan lisensi yang sudah dimiliki oleh DOKU, memudahkan aplikasi seperti OY! untuk melakukan transfer antar rekening bank milik pengguna. Teknologi yang diterapkan oleh DOKU adalah, infrastruktur yang telah memenuhi standar Payment Card Industry Data Security Standard (PCI DSS).

“Secara layanan DOKU sebagai penyedia, layanan utama kita adalah payment gateway. Artinya kita lebih memberikan layanan kepada merchant, selama hal tersebut berkaitan dengan payment,” kata VP of Business Expansion DOKU, Irfan Imran Burhan.

Platform tepat untuk bisnis

Saat ini OY! telah memiliki 2000 merchant bisnis yang terdaftar. Ke depannya OY! akan menambah jumlah tersebut untuk memberikan kesempatan kepada bisnis mempromosikan produk mereka dalam bentuk rewards atau voucher untuk merangkul lebih banyak konsumen.

OY! juga memberikan poin rewards yang bisa ditukarkan dengan penawaran dari partner bisnis. Rencana selanjutnya, OY! ingin menjadi platform yang bisa dimanfaatkan oleh pemerintahan dan instansi terkait lainnya untuk melancarkan proses pembayaran, misalnya pembayaran tilang.

“Selain bisnis yang besar kita juga menargetkan bisnis online di media sosial seperti di Instagram hingga Facebook untuk menggunakan aplikasi OY!. Setelah melakukan pendaftaran dan diverifikasi oleh tim OY!, pemilik bisnis sudah bisa langsung melakukan interaksi dengan memanfaatkan fitur chat OY!,’ kata Mario.

Di Indonesia juga ada Netzme sebagai aplikasi lokal yang mencoba menyajikan kapabilitas yang sama, menggabungkan fitur chatting dan fintech di satu platform.

Application Information Will Show Up Here
Fitur DANA di BBM

BBM Perbarui Fitur, Optimalkan Integrasinya dengan DANA

Demi memanjakan kemudahan akses ke berbagai layanan, hari ini (04/10) aplikasi pesan BBM kedatangan sejumlah pembaruan fitur. Dari berbagai pembaruan yang ada, salah satu yang cukup dominan ialah upaya optimasi integrasi BBM degan layanan fintech DANA.

Kini aplikasi BBM menghadirkan fitur transfer uang antar teman melalui kanal chatting. Untuk penerima, dapat memanfaatkan nominal uang yang diberikan untuk berbagai keperluan, seperti melakukan pembelian/pembayaran melalui DANA. Bisa juga mencairkan melalui Bank yang terhubung ke ATM Bersama. Fitur tersebut dapat digunakan setelah pengguna meningkatkan akun DANA ke versi premium.

Selain itu kini DANA juga memiliki tab khusus di aplikasi, menggantikan tab Discover yang sebelumnya ada. Namun demikian, layanan DANA disajikan ke dalam laman khusus, dipisahkan dari berbagai layanan lain yang ada di BBM. Selain menonjolkan layanan transaksi finansial yang sudah ada, dalam pembaruan ini BBM juga menyuguhkan fitur “permainan” baru dengan DANA.

DANA Kaget atau Lucky Money adalah fitur permainan baru di BBM. Memungkinkan pengguna berbagi uang dengan komunitas dalam grup chat BBM. Model permainannya memungkinkan pengguna membagikan uang secara acak ke beberapa anggota dengan jumlah yang berbeda untuk setiap anggota.

Fitur pembayaran dengan QR juga lebih ditonjolkan di tab DANA. Harapannya pengguna mendapati akses yang lebih mudah saat ingin melakukan transaksi (memindai kode QR).

Pembaruan selain DANA

Pengguna BBM di platform Android kini dapat mengubah latar belakang chat dengan foto atau gambar yang terdapat di galeri. Selain itu integrasi BBM di Android dengan di desktop juga menjadi lebih mulus, terutama untuk kebutuhan chatting dan berbagi berkas.

Ada juga fitur penolakan panggilan BBM dengan pesan (hanya di Android), fitur balas pesan dengan gambar/video, preview sticker (hanya di iOS), dan juga tombol untuk memberikan LIKE pada postingan.

Application Information Will Show Up Here