Tag Archives: Cherry MX Red

MSI Luncurkan 2 Keyboard Gaming Premium Dengan Sistem RGB Per Key ‘Tersinskronisasi’

Di antara produk papan ketik spesialis gaming racikan MSI, Vigor merupakan lineup yang mendapatkan perhatian paling besar. Keseriusan sang produsen menapaki ranah pembuatan keyboard gaming mulai terlihat sejak awal tahun lalu, saat mereka memamerkan sejumlah periferal di CES 2017. Salah satunya adalah papan ketik bernama Vigor GK80.

Ternyata butuh waktu setahun lebih bagi Micro-Star International untuk memoles perangkat tersebut. Vigor GK80 baru diumumkan secara resmi di tanggal 28 Februari 2018 kemarin. Menariknya, ia tidak sendirian dalam berkompetisi di segmen yang dikuasai oleh nama-nama seperti Razer atau SteelSeries itu. Sang produsen juga menyediakan alternatif berdesain lebih ringkas, yaitu Vigor GK70.

GK 4

GK 7
Vigor GK 80 (atas) dan GK70 (bawah).

Vigor GK80 dan GK70 mengusung moto serupa: untuk menjadi landasan solid dalam ber-gaming. Tubuh kedua keyboard terbuat dari aluminium dengan finishing anodized. Menurut MSI, material ini kuat, ringan, serta tidak mudah mengumpulkan baretan. Lalu tim desainer juga memanfaatkan desain keycap ‘melayang’. Posisinya tidak terlalu dempet ke bawah sehingga mudah dilepas dan dibersihkan.

Sang produsen hardware Taiwan itu juga menyediakan dua tipe keycap: 12 keycap karet bertekstur jika Anda membutuhkan daya cengkeram lebih tinggi, serta empat keycap logam zinc yang bisa Anda taruh di posisi WASD. MSI paham betul bahwa tombol-tombol ini yang paling sering digunakan gamer, dan umumnya, pemakaian di waktu lama akan membuat permukaannya aus.

GK 3

GK 5

Perbedaan distingtif antara Vigor GK80 dan GK70 terletak pada desainnya. Vigor GK80 adalah keyboard full-size, sedangkan Vigor GK70 menyuguhkan rancangan tenkeyless. GK80 dilengkapi tombol-tombol pengaturan fungsi media dedicated, serta dibundel bersama wrist rest detachable yang mempunyai tempat penyimpanan keycap tambahan. Penampilan minimalis GK70 sendiri membuatnya lebih cocok digunakan dalam turnamen karena memberikan ruang bergerak lebih lapang bagi mouse.

GK 3

Spesifikasi kedua papan ketik gaming ini tetap sama, masing-masing menawarkan opsi switch mekanis Cherry MX Red atau MX Silver Speed. Keduanya tersambung ke PC lewat kabel USB braided 2m, turut dibekali sistem RGB per key MSI Mystic Light yang memeperkenankan kita untuk menyinkronkan pencahayaan di keyboard dengan hardware PC dan aksesori lain. Selanjutnya, utak-atik fungsi macro dapat dilakukan via software.

GK 1

MSI belum mengungkap harga dari keyboard-keyboard ini, namun mereka berencana untuk mulai memasarkannya secara global di bulan Maret 2018.

Vigor GK80 dan GK70 merupakan keyboard yang MSI posisikan di kelas high-end, setelah sebelumnya mereka memperkenalkan papan ketik anti-tumpahan air Vigor GK40. MSI terbukti lihai dalam meracik gaming gear, tapi saat ini mereka membutuhkan fitur signature baru mengingat pemakaian RGB per key sudah jadi semakin umum di kalangan produsen periferal.

Corsair Luncurkan K68, Keyboard Mekanik Anti-Tumpahan Air

Betapa pun Anda menggunakan gaming gear kesayangan secara hati-hati, pemakaian secara intensif cepat atau lambat akan mengurangi efektivitasnya. Dan akui saja, di beberapa momen seru, kita sering kali terbawa suana, dan melakukan hal-hal yang berpotensi merusak periferal. Peluang rusak jadi bertambah tinggi jika Anda gemar minum atau makan saat bermain game.

Hal itulah yang boleh jadi mendorong tim Corsair meramu gaming gear baru mereka. Di Computex 2017, perusahaan hardware dari Fremont itu memperkenalkan keyboard gaming mekanik K68. Berbeda dari produk sejenis, K68 disiapkan sebagai papan ketik anti-tumpahan air. Segel pengaman di sana menjaganya agar tetap bekerja meskipun Anda tak sengaja menumpahkan kopi atau minuman soda di atasnya.

Corsair K68 4

Corsair K68 adalah keyboard ber-layout full-size dengan bentuk tubuh dan desain yang hampir identik seperti K63. Ia turut dilengkapi tombol multimedia dan volume dedicated buat menyederhanakan pengaturan, switch tombol Windows dan LED, serta juga dibekali keycap serupa saudara kecilnya itu (termasuk tombol spasi bertekstur ala pelat stainless steel). Di K68, tombol stop/previous/play/pause/next dipindahkan ke sebelah kanan.

Corsair K68 1

Keyboard ini juga hanya memiliki lampu LED berwarna merah. Dipadu tubuh hitamnya, K68 terlihat selaras dengan tema gaming. Tak seperti K63, sepertinya paket penjualan Corsair K68 sudah dibundel bersama wrist rest berpermukaan karet.

Corsair K68 3

Sang produsen kembali memanfaatkan jenis switch mekanik Cherry MX Red. Profile-nya linear serta ringan, dan ia tidak se-berisik switch blue saat digunakan. Melihat setup ini, K68 memang dikhususkan untuk menunjang kegiatan gaming, dirancang agar merespons input di kecepatan tinggi, dan memastikan jari-jari pengguna tidak cepat lelah saat memakainya di waktu lama.

Corsair K68 2

Rahasia dari kemampuan anti-tumpahan air di Corsair K68 adalah selubung karet yang melindungi rumah switch mekanik. Papan ketik ini memperoleh sertifikasi IP32, artinya sanggup menahan penetrasi dari partikel berukuran 2,5-milimeter serta tetesan air yang jatuh dari atas. Partikel sebesar 2,5mm sendiri belum masuk ke kategori debu, lebih tepat disebut remahan. Tentu saja K68 tidak betul-betul kedap air, hanya spill-resistant, dan tetap akan rusak jika terekspos ke cairan dalam volume besar.

Bersamaan dengan pengumuman ini, Corsair juga bermaksud untuk mulai memasarkan K68. Keyboard mekanik tersebut dibanderol di harga US$ 100, berada di tengah-tengah Corsair K63 dan K70.

Sumber: Corsair.

[Review] Keyboard Gaming Mekanik Corsair K63, Tenkeyless Garang yang ‘Lincah’

Keyboard mekanik belakangan memperoleh sorotan karena semakin banyak orang sadar bahwa switch individu di tiap tombol mendongkrak pengalaman penggunaan. Hampir tak ada yang bisa menyamai rasa puas saat kita menekannya. Tiap keyboard mekanik punya spesialisasi berbeda, tapi jika Anda mencari periferal ringkas pendukung gaming, Corsair punya solusinya.

Diperkenalkan di bulan Maret 2017 kemarin, Corsair K63 adalah keyboard mekanik yang diramu buat para gamer nomaden tanpa sedikit pun mengorbankan kualitas dan kinerja. Ia sangat cocok menemani para atlet eSport dalam kejuaraan. Saya sendiri bukanlah gamer pro, namun dari pengalaman menggunakan K63 selama dua minggu untuk ber-gaming intensif, saya merasakan langsung bagaimana keyboard ini memberikan keunggulan bagi user.

Corsair K63

Selain kinerja, keistimewaan K63 terletak pada aspek kesederhanaan dan kemudahan akses. Fungsi kendali multimedia dan volume dapat Anda atur langsung lewat rangkaian tombol dedicated di sana tanpa menginterupsi game. Tombol Windows mengganggu? Nonaktifkan saja. Sentuhan-sentuhan kecil ini ditambah harganya yang masuk akal membuat saya tidak kesulitan buat merekomendasikan K63. Simak ulasan lengkapnya.

Body & design

Simpel ialah satu kata yang saya gunakan buat mendeskripsikan desain Corsair K63. Penampilannya tidak mewah. Tapi siapa butuh rancangan ‘berlebihan’ jika tak banyak memberikan manfaat bukan? Kabar baik, segala hal di K63 sesuai fungsinya. Dan dengan begini, konsumen tidak perlu membayar hal-hal yang tidak dibutuhkan.

Corsair K63 23

Corsair K63 17

K63 mempunyai rancangan tubuh balok dengan dimensi 365x171x41-milimeter. Buat sebuah keyboard ber-layout tenkeyless – tanpa rangkaian tombol numpad – ia bukanlah produk paling ringan di kelasnya, berbobot 1,12-kilogram. Corsair memanfaatkan material plastik baik pada case maupun pelat atas, namun strukturnya terasa sangat kokoh. Lalu permukaan bertekstur matte kasar memastikan tubuhnya lebih tahan terhadap benturan.

Corsair K63 10

Corsair K63 11

Berkat tubuh K63 yang tidak terlalu panjang, ruang gerak mouse jadi lebih lapang. Dampak lainnya ialah posisi tangan jadi tidak terlalu berjauhan sewaktu bermain game action atau shooter – umumnya pemain menggunakan keybinding WASD buat kendali gerakan. Dengan menarik sepasang stand dari celahnya, keyboard akan berdiri setinggi 3,8-sentimeter.

Corsair K63 16

Saya pribadi mengacungkan jempol pada keputusan Corsair membubuhkan tombol pengaturan multimedia, volume, serta tombol untuk menyala-matikan LED dan fungsi tombol Windows. Semuanya tersuguh sederhana, jauh lebih mudah ketimbang harus menekan FN lebih dulu buat mengakses fungsi-fungsi tersebut. Dampaknya negatifnya, ukuran keyboard jadi sedikit lebih lebar.

Corsair K63 21

Corsair K63 19

K63 tersambung ke komputer via kabel USB anti-kusut sepanjang dua meter. Kabel tersebut tidak dilindungi bahan kain braided, namun dari pengamatan saya, materialnya cukup kuat tapi tetap dapat bergerak lentur.

Corsair K63 9

Dari sisi pewarnaan, Corsair K63 mengangkat tema terpopuler di ranah gaming: dominasi warna hitam dipadu bumbu merah, memberikannya kesan agresif. Kemudian sang produsen membubuhkan logo mereka tepat di zona tengah-atas – tampak kontras di latar belakang hitam, tapi tidak berlebihan. Melalui arahan ini, papan ketik tetap serasi terlepas dari apapun brand PC Anda; MSI Gaming, Asus Republic of Gamers, Acer Predator, termasuk rig custom yang Anda bangun sendiri.

Lighting

Walaupun konsepnya sederhana, tidak berarti Corsair melupakan aspek penampilan. K63 tetap tidak kesulitan mencuri perhatian lewat ‘pertunjukan’ lighting LED. Papan ketik memang cuma dibekali lampu berwarna merah, namun performa pijarnya sangat memuaskan. Via software Corsair Utility Engine, Anda bisa memilih pola, menentukan tingkat kecerahan, bahkan menciptakan efek LED sendiri dengan mencampur beberapa preset yang ada.

Corsair K63 4

Di awal pertemuan saya dengan K63, mengutak-atik hal ini sangat menyenangkan sekaligus menghabiskan waktu. Saya sangat menyukai efek type lighting key (backlight menyala ketika keycap ditekan, lalu pelan-pelan memudar), namun saat tidak dipakai, LED tak aktif. Solusinya yang saya ambil adalah memilih opsi warna statis dengan opacity rendah, lalu menambah efek type lighting. Dan ini hanyalah satu dari banyak kombinasi yang saya pernah gunakan.

Corsair K63 2

Corsair K63 3

Menariknya lagi, pelat merah di bawah keycap berfungsi lebih dari sekedar ‘bumbu’ pewarna. Bagian tersebut akan mempertegas sekaligus menyebar cahaya merah backlight, memberikan efek gradasi ke area tuts yang tidak menyala. Sangat apik.

Corsair K63 24

Keys & layout

Corsair K63 menyuguhkan enam baris tuts, dengan total 87 keycap – tanpa menghitung tombol media. Tuts diletakkan dalam posisi berjenjang mirip tangga sehingga baris teratas tetap mudah diraih. Anda dapat menambahkan wrist rest agar lebih nyaman (disediakan Corsair secara terpisah, tersambung ke keyboard lewat dua celah di bagian bawah-depan), namun aksesori tersebut tidaklah wajib karena tanpanya, K65 tetap enak dipakai.

Corsair K63 7

Keycap standar Corsair K63 mempunyai sisi atas sedikit melengkung, mempermudah kita mengetahui apakah telah menempatkan jari secara tepat. Permukaan atas tombol angka, huruf dan function memiliki luas 1,27×1,35-sentimeter. Jarak antar-keycap-nya ideal, yaitu sekitar 6,5mm – cukup lapang buat meminimalisir salah ketik, namun cukup dekat sehingga jari tak bergerak terlalu jauh.

Corsair K63 8

Keycap tersebut terbuat dari plastik dengan coating hitam bertekstur doff lembut, bisa mudah dilepas dan diganti varian aftermarket. Meski demikian, saya berasumsi bahwa tuts standar itu merupakan tipe yang paling optimal buat menghidangkan backlight. Warna merahnya terlihat rata, menerangi angka, simbol dan huruf secara maksimal. Ukuran font juga tebal dan gampang terbaca.

Corsair K63 14

Spasi ialah satu-satunya tombol dengan tekstur berbeda. Polanya lebih menonjol, dan jika dilihat lebih dekat, menyerupai motif pelat stainless steel. Hal ini dimaksudkan agar Anda mudah mengindetifikasi tombol tanpa perlu melirik keyboard.

Switch

Kata lincah yang saya gunakan di judul mengacu pada aspek portabilitas serta rendahnya resistensi dari switch. Corsair memanfaatkan jenis switch MX Red dari Cherry karena dipercaya memberikan beban paling ringan pada jari dan memastikan user unggul dalam sesi-sesi kompetitif. MX Red mempunyai actuation force sebesar 45cN – paling ringan di antara switch Cherry – dengan jarak tempuh maksimal 4mm dan profile linear.

Corsair K63 22

Seorang teman sekaligus pakar keyboard mekanik pernah bilang pada saya bahwa keyboard linear tidak cocok buat mengetik, namun menariknya, Corsair K63 tetap andal saat dipakai buat bekerja. Karena ringan, jari jadi tidak cepat lelah. Kualitasnya switch Cherry sendiri tak perlu dipertanyakan, resistensi tiap-tiap tombol di sana tersaji sangat konsisten.

Corsair K63 6

Corsair K63 24

Using experience

Tentu saja, seluruh performa Corsair K63 akan bersinar ketika Anda menggunakannya untuk menikmati video game. Sebagai penggemar permainan shooter dan action bertempo cepat, K63 terbukti menjadi senjata ampuh buat mengungguli lawan. Jarang sekali saya salah menekan, dan sejauh ini, keyboard belum pernah mengecewakan. Semua input pada tombol teregistrasi secara presisi.

Corsair K63 13

Lalu apakah K63 cocok buat menangani semua jenis permainan? Saya sendiri bukanlah gamer MOBA, dan belum bisa memberi banyak komentar soal pentingnya kehadiran tombol macro. K63 tidak mempunyai tombol macro, dan umumnya orang yang mencari papan ketik tenkeyless lebih mengutamakan faktor mobilitas ketimbang kelengkapan input.

Corsair K63 12

Walaupun begitu, saya berani bilang bahwa Corsair K63 sangat optimal digunakan buat bermain Titanfall 2, Ghost Recon Wildlands, Mass Effect Andromeda, sampai Fallout 4. Pengalaman gaming terhidang sangat baik tanpa mengharuskan saya mengonfigurasi fungsi tombol. Khususnya di Titanfall 2, saya sedikit harus beradaptasi karena cukup lama memakai keyboard chiclet di laptop. Efeknya, menekan tombol Alt kiri membuat jempol lebih masuk ke sisi dalam telapak tangan saat jari lainnya berada di W, A, D dan Shift.

Corsair K63 25

Bahkan tanpa wrist rest, jari saya tetap mudah meraih tombol angka. Biasanya, saya menaikkan posisi keyboard dengan menarik stand sewaktu mengetik dan menurunkannya saat ber-gaming agar pergelangan tangan tidak terlalu menekuk.

Corsair K63 27

Meski tombol macro tidak ada, Corsair Utility Engine memperkenankan Anda memprogram ulang tiap tombol di sana – misalnya menambahkan fungsi tertentu saat dipadukan bersama klik mouse atau scroll wheel.

Corsair K63 26

Masukan buat para pemilik K63 adalah jangan lupa untuk membersihkan keycap sehabis bekerja atau bermain dengan kain katun atau lap microfiber lembap. Minyak dari tangan Anda berpotensi menggerus permukaan doff tombol, membuatnya jadi mengilat. Alkohol isopropyl dapat digunakan buat membantu membersihkan, tapi dalam dosis yang kecil – jangan langsung dituang karena bisa merusak warna keycap.

Corsair K63 1

Verdict

Satu hal perlu digarisbawahi: Corsair K63 bukanlah produk ideal bagi Anda yang mencari keyboard berpenampilan mewah. Faktanya, ia boleh dibilang merupakan produk papan ketik mekanik kelas entry-level kreasi perusahaan komponen PC asal Amerika Serikat itu. Tetapi dengan fokus mengedepankan aspek-aspek krusial bagi gaming, Corsair dapat menekan harga K63 serendah mungkin.

K63 adalah kandidat kuat keyboard mekanik gaming tenkeyless terbaik. Resistensi switch Cherry MX Red-nya ringan, penampilannya padat, desainnya ringkas, tersedia tombol media, backlight-nya terang, dan build quality-nya tidak mengecewakan. Walaupun bukan atlet esport, saya tidak segan-segan menyarankan K63 ke sesama pecinta shooter dan action kompetitif, kecuali jika bagi mereka LED satu warna belum cukup memuaskan.

Sudah tersedia di Indonesia, Corsair K63 bisa Anda miliki dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 1,1 juta.

Penna Ialah Keyboard Mekanik ala Mesin Ketik Untuk Perangkat Bergerak

Metode kendali dengan layar sentuh memang sangat intuitif dan praktis saat kita berinteraksi dengan perangkat bergerak. Namun tentu saja touchscreen bukanlah solusi buat semua kebutuhan. Mayoritas user umumnya akan memanfaatkan aksesori tambahan ketika mereka dituntut bekerja secara mobile. Dan saat ini, ada banyak pilihan keyboard Bluetooth.

Keyboard wireless untuk smartphone dan tablet tersaji dalam berbagai ukuran, namun umumnya arahan desainnya hampir serupa, yaitu mengusung konsep portable. Developer Elretron asal Kalifornia punya gagasan berbeda: bagaimana jika keyboard Bluetooth difokuskan untuk memberikan pengaalaman terbaik saat mengetik, seperti yang disuguhkan oleh mesin ketik ataupun keyboard mekanik buat PC. Itulah alasan di belakang pembuatan Penna.

Penna adalah keyboard Bluetooth yang dirancang buat dipasangkan ke perangkat bergerak. Penampilannya menyerupai versi kecil mesin ketik, memiliki tuas di sisi kiri, keycap klasik, dan lubang di area depan. Namun bukannya tempat keluar-masuk kertas, lubang tersebut ialah stand untuk menaruh tablet ataupun smartphone. Lalu tuasnya sendiri berfungsi buat mengakses fitur macro – dapat di-setup untuk menuliskan kata-kata yang sering Anda pakai.

Penna 1

Keyboard ini menawarkan layout Amerika, Inggris, Jerman, dan Perancis; dengan enam baris tuts tanpa disertai numpad (tenkeyless). Anda dipersilakan memilih dua tipe keycap, yakni jenis diamond yang akurat serta model retro dengan wujud bundar dan frame chrome – terinspirasi dari papan ketik klasik. Tombol-tombol di sana bisa mudah dilepas dan dipasang tanpa membutuhkan alat khusus.

Penna 2

Bagian paling spesial dari Penna terletak pada switch-nya. Ketika produsen keyboard Bluetooth umumnya memakai membran, Elretron memanfaatkan switch mekanik Cherry. Anda dapat memilih switch ‘linear’ seperti Cherry MX Brown dan MX Red, serta Cherry MX Blue dengan sensasi clicky-nya. MX Brown merupakan jenis paling fleksibel, mendukung kegiatan mengetik dan gaming; Red adalah varian paling ringan; sedangkan MX Blue sangat presisi buat mengetik.

Penna tak hanya kompatibel untuk perangkat bergerak. Selain bisa disambungkan ke device Android dan iOS, Anda dapat menggunakannya sebagai periferal input utama di PC. Buat sumber tenaganya, Penna membutuhkan dua buah baterai AA – diklaim mampu menjaganya tetap aktif sampai enam bulan.

Penna tersedia dalam banyak pilihan warna: hitam, putih, baby pink, hijau pastel, serta warna kayu. Selama masa crowdfunding-nya belum berakhir, keyboard tersebut bisa Anda pesan di Kickstarter seharga mulai dari US$ 90 – separuh dari harga retail.