Tag Archives: Christian Suwarna

Diri Care sediakan layanan konsultasi dan berbagai produk perawatan diri untuk berbagai keluhan / Diri Care

Fokus “Diri Care” Mendemokratisasi Akses Layanan Perawatan Diri

Besarnya peluang pangsa pasar produk perawatan diri ternyata belum dibarengi oleh layanan yang relevan dengan harga yang terjangkau. Dari kesempatan tersebut, Diri Care hadir menawarkan solusi perawatan kesehatan pribadi sesuai permintaan (on-demand) serta terjangkau kepada para pelanggan di seluruh Indonesia. Sasarannya untuk konsumen perempuan dan laki-laki sekaligus.

Kepada DailySocial.id, Co-Founder & CEO Diri Care Christian Suwarna mengungkapkan, sesuai dengan misi dan visi mereka sejak awal, dengan menggabungkan medical science dan teknologi, Diri Care ingin membuka akses layanan perawatan yang terjangkau untuk semua.

“Sejak kami meluncur, ada beberapa pelanggan dari Papua hingga Medan yang masuk dalam kategori blank spot dalam hal penyediaan klinik untuk perawatan diri. Melalui Diri Care berbagai produk dan layanan perawatan bisa dinikmati oleh semua.”

Layanan yang ditawarkan

Secara khusus Diri Care menawarkan layanan konsultasi dan produk yang sudah dikurasi dan disesuaikan untuk kebutuhan pelanggan oleh tim. Melalui konsultasi secara gratis kepada dokter langsung, nantinya akan diberikan rekomendasi obat atau produk apa yang sesuai. Untuk pengiriman obat pun dikirimkan langsung oleh mitra supplier yang sebagian besar adalah mitra yang sudah memiliki lisensi sebagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

“Dengan pengalaman Co-founder kami yaitu Dr. Deviana Himawan, rekomendasi produk kemudian diformulasikan oleh tim. Dipastikan semua sudah mendapatkan arahan dari dokter dan farmasi demi memberikan solusi yang tepat dan semua tentunya bisa dipertanggung jawabkan,” kata Christian.

Pelanggan yang memiliki keluhan seputar kulit, rambut, dan kondisi kesehatan pribadi seperti jerawat, bintik hitam, penuaan kulit, rambut rontok, kecemasan performa pria, dan lain-lainnya, sekarang dapat terhubung ke dukungan virtual 24/7 Diri Care, untuk mendapatkan perawatan efektif dengan harga terjangkau.

Diri Care tidak mengenakan biaya untuk layanan konsultasi kepada dokter. Harapannya dengan pilihan ini bisa memberikan akses lebih luas kepada pengguna yang membutuhkan layanan konsultasi.

“Kita memiliki bisnis model yang inovatif, yaitu terintegrasi secara vertikal, end-to-end dengan pelanggan. Berkaca dari pengalaman pelanggan yang masih kurang seamless, kita mencoba untuk menggabungkan aspek layanannya yaitu konsultasi medis dengan dokter dan produk perawatan itu menjadi satu kesatuan, sesuai dengan misi kami untuk membuat high quality access self care untuk menjadi lebih mudah dan terjangkau,” kata COO Diri Care Armand Amadeus.

Untuk memberikan layanan yang menyeluruh, Diri Care juga menghadirkan On Going Care bagi pelanggan. Dengan demikian semua keluhan dan pertanyaan bisa diakses kapan pun oleh pelanggan terkait dengan perawatan diri mereka. On Going Care ini diklaim sebagai desain inovatif awal dari perusahaan.

“Diri Care menjadi platform pertama menawarkan affordable access untuk self care. Kita tidak merasa layanan dan produk ini hanya untuk perempuan atau laki-laki saja. Seperti halnya Bank Jago yang mendigitalkan bank offline dan Ruangguru mendigitalkan tempat les, Diri Care ingin mendigitalkan klinik perawatan diri offline, sekarang semua bisa menikmati layanan secara online,” kata Christian.

Selain Diri Care platform yang menawarkan layanan serupa di antaranya adalah Base, SYCA, Callista, dan beberapa lainnya.

Rencana bisnis usai pendanaan

(ki-ka)Christian Suwarna (CEO), Dr. Deviana Himawan (Chief Clinical Officer), Armand Amadeus (COO)

Saat ini Diri Care telah mengantongi pendanaan awal sekitar 63,8 miliar Rupiah, dipimpin oleh East Ventures dan Sequoia Capital India dan Southeast Asia’s Surge, dengan partisipasi lanjutan dari angel investor Henry Hendrawan.

Dana segar tersebut akan digunakan untuk memperluas akses penawaran Diri Care kepada jutaan pelanggan dan untuk terus meningkatkan kemampuan teknologi platform guna terus memperkuat layanan.

“Pendanaan ini menjadi pembuktian bahwa para investor tersebut telah memberikan kepercayaan kepada tim untuk bisa mengeksekusi visi, yaitu mendemokratisasi akses ke self care,” kata Armand.

Diri Care meluncurkan platform versi beta pada Maret 2022, dan sejak itu mereka telah mencatat lebih dari 13.000 konsultasi dan mengalami pertumbuhan pendapatan sebesar 600%. Diri Care terus meningkatkan platform digital-nya dengan meluncurkan aplikasinya di iOS dan Android dalam waktu dekat.

Technically saat ini platform kami masih dalam versi beta, ke depannya kita akan fokus kepada pengembangan platform agar bisa diakses oleh lebih banyak target pengguna. Kita juga akan fokus kepada kegiatan pemasaran,” kata Christian.

Diri Care

Startup Perawatan “Diri Care” Umumkan Pendanaan 64 Miliar Rupiah

Diri Care adalah sebuah klinik digital on-demand yang membantu masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan kulit, rambut, dan area intim. Selain konsultasi dengan dokter profesional, mereka turut menyajikan produk perawatan dan aneka obat yang telah teruji klinis.

Guna meningkatkan akselerasi bisnisnya, Diri Care mengumumkan telah menutup putaran pendanaan awal senilai $4,3 juta atau setara 64 miliar Rupiah dipimpin East Ventures, Sequoia Capital India, dan Surge; dengan partisipasi lanjutan dari angel investor Henry Hendrawan.

Dana segar akan dialokasikan untuk memperluas akses penawaran Diri Care kepada jutaan pelanggan dan meningkatkan kemampuan teknologi.

“Investasi ini menjadi bukti kuat terhadap misi Diri Care dalam merevolusi solusi perawatan kesehatan konsumen. Diri Care menggabungkan teknologi dan ilmu kedokteran untuk mendorong kesejahteraan dan kepercayaan diri otentik bagi konsumen modern,” ujar Co-Founder & CEO Diri Care Christian Suwarna.

Diri Care didirikan oleh Christian Suwarna (CEO), Armand Amadeus (COO), dan Deviana Himawan (Chief Clinical Officer). Sebelumnya, Chris adalah CMO Traveloka Group dan CEO Traveloka Experience. Armand adalah Project Leader di Boston Consulting Group (BCG) di New York. Sementara Devi adalah dokter kecantikan dan kesehatan di Jakarta.

Gabungkan konsep telemedis dan D2C

Saat ini pengguna bisa mengakses situs diricare.com untuk menikmati layanan yang disajikan. Pelanggan yang memiliki keluhan seputar kulit, rambut, dan kondisi kesehatan pribadi seperti jerawat, bintik hitam, penuaan kulit, rambut rontok, hingga kecemasan performa pria dapat terhubung ke layanan virtual Diri Care 24/7.

Selain layanan telemedis, mereka juga menggunakan model direct-to-consumer (D2C) untuk menjual rangkaian produk yang dikembangkan secara in-house setelah mendapatkan rekomendasi dari dokter terkait. Perusahaan mengklaim, pengiriman ke alamat tujuan bisa dilakukan dalam waktu 2 jam saja.

“Indonesia memiliki pasar kesehatan konsumen yang terus berkembang, dengan 270+ juta penduduk yang mencari solusi kesehatan dan kesejahteraan yang berkualitas dan terjangkau. Transformasi digital adalah pendorong utama hadirnya peluang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan kualitas sektor pelayanan kesehatan bangsa,” ujar Co-Founder & Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.

Peluang pasar layanan kesehatan digital

Menurut data yang dihimpun Statista, nilai pasar untuk layanan kecantikan dan perawatan pribadi di Indonesia akan berkembang pesat hingga $9,6 miliar pada tahun 2025 mendatang. Model layanan telemedis memiliki peluang pertumbuhan besar, mengingat saat ini diperkirakan hanya terdapat 0.4 dokter per 1.000 orang. Sehingga waktu tunggu menjadi lama — berdampak pada harga produk/layanan yang menjadi lebih mahal.

Diri Care cukup optimis bisa menangkap peluang tersebut. Sejak meluncurkan platform versi beta pada Maret 2022, mereka telah mencatat lebih dari 13.000 konsultasi dan mengalami pertumbuhan pendapatan sebesar 600%. Untuk menunjang pertumbuhan, dalam waktu dekat mereka segera luncurkan aplikasi untuk platform Android dan iOS.

Beautytech terus mendapatkan dukungan

Sejumlah startup bidang beautytech beberapa terakhir,  termasuk salah satunya Base yang juga turut didukung East Ventures dalam pendanaan pra-seri A mereka. Selain itu sejumlah startup juga telah mendapatkan dukungan pendanaan, seperti SYCA (Salt Ventures dll), Callista (SKALA dll), dan beberapa lainnya.

Industri ini sebenarnya juga telah ramai pemain. Per tahun 2019, pemerintah mencatat ada 797 pelaku usaha kosmetik besar dan skala kecil-menengah. Sebanyak 294 brand telah terdaftar di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Yang jelas, teknologi terus dioptimalkan para pengembang produk untuk memberikan pelayanan yang lebih relevan — baik di sisi distribusi maupun dalam rangka memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik.

Dengan peran teknologi dalam mengefisiensikan rantai bisnis, dinilai konsumsi produk kecantikan akan terus meningkat, dari rata-rata saat ini berkisar  $20 per kapita. Angka tersebut lebih kecil dibandingkan Thailand ($56 per kapita) dan Malaysia ($75 per kapita).

Travel Business Struggling through Pandemic, Traveloka to start Online Xperience

Yesterday (6/29) the local OTA unicorn, Traveloka introduced Online Xperience, a new product category focused on the lifestyle sector. There’s a creative side featured creative in the latest update with various titles from selected speakers. Some existing titles such as a coffee discussion with well-known baristas, cooking shows with professional cooks, learning to arrange flowers with famous florists, and a lifestyle session with nutritionists.

They try to present a special feature, there’s also a live session, users can have interactive discussions with the speakers. It is also accessible through the Traveloka app or site, in the Traveloka Xperience menu.

Each session is premium-based, users must pay subscription fees with a certain amount. Traveloka Experience CEO Christian Suwarna said, “Online Xperience is a manifestation of our commitment to adapt to changes in current user habits that may still be reluctant to move outside, but need to do productive things to fill their time.”

This new product’s launching is along with the government’s National Movement program #BanggaBuatanIndonesia, because this new alternative is expected to empower creative people. Christian added, “Online Xperience is also the beginning of our support for the national movement #BanggaBuatanIndonesia. We encourage talented individuals to continue to work and share inspiration, therefore, this initiative can be an alternative income.”

Similar product

The Traveloka’s product is not actually brand new, other players, especially in the global business, have already rolled the similar concept, such as Airbnb and TripAdvisor. In terms of Airbnb, through its Online Experience, it is not only a program to visit tourist attractions but also presents joint activities, for example cooking Balinese specialties, which can be virtually followed.

In terms of local, some players present virtual activities concept as well. For example, the Umrah marketplace platform Travalal launched a new service called “Virtual Reality Tourism”. That is a tour program packaged online, utilizing 360 ° video technology and live tours using video conferencing applications. There are a variety of tourist destinations on offer, both locally and abroad, including listing virtual Umrah religious tours.

Antourin also offers similar services in virtual tour packages for various tourist objects in Indonesia with relatively affordable rates. Like a real tour, a virtual tour is also equipped with a tour guide that is ready to explain and answer questions about the objects visited. Conference applications such as Zoom, Google Maps and Street View are used in the implementation.

Traveloka’s business

Petinggi Traveloka memprediksi bisnis fintech-nya segera menjadi bisnis $1 miliar tahun ini

The first and second quarters of 2020 are indeed a difficult time for the OTA industry, not only local players, but also international players. Some companies choose to reduce the team, some are eventually collapsed. In the core business, Traveloka also looks like a natural shock; they have quite rich features with the same goals, accommodating the travel needs of its users comprehensively.

Xperience, for example, the service was developed for people can easily order various events/performances at tourist attractions; or order other activity packages tp be found at the destination. Traveloka also briefly led the series B funding for the Singapore event management system developer, PouchNATION; again to be correlated, it is the same objective, (if integration does occur) it will support businesses related to user activities (directly).

Amid pandemic, Traveloka reportedly in the process of finalizing fundraising. A trusted source said, the company almost got an investment fund agreement of US$100 million equivalent to 1.4 trillion Rupiah from investors. There is no further detail whether this is part of the 7 trillion Rupiah target last year or the down-round option.

Fintech-based innovations are recently highlighted by Traveloka. In addition to building PayLater, they continue to present new financial products, for example launching a cobranding card with BRI. The company is also optimistic to win the unicorn title through its financial business unit.

Earlier this year, Traveloka reportedly acquired startup payment system based on the QR code Dimo ​​Pay Indonesia. A trusted source who did not want to be named to DailySocial revealed that the purchase process was performed through a shell company (special purpose vehicle / SPV).


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Traveloka Online Xperience

Bisnis Perjalanan Dijegal Pandemi, Traveloka Memulai “Online Xperience”

Kemarin (29/6) unicorn OTA lokal Traveloka memperkenalkan Online Xperience, kategori produk baru yang difokuskan untuk garap sektor gaya hidup. Di dalamnya menampilkan sesi kreatif dengan berbagai judul dari para pemateri pilihan. Beberapa judul yang sudah ada seperti pembahasan soal kopi dengan barista ternama, acara memasak dengan juru masak profesional, belajar merangkai bunga dengan florist terkenal, hingga pembahasan gaya hidup dengan ahli gizi.

Keunggulan yang coba dihadirkan, selain ini adalah sesi live, pengguna juga dapat berdiskusi interaktif dengan pengisi acara. Penggunaannya sendiri bisa melalui situs atau aplikasi Traveloka, di bagian menu Traveloka Xperience.

Setiap sesi adalah premium, pengguna harus membayarkan sejumlah biaya dengan nominal beragam. Kepada media, CEO Traveloka Experience Christian Suwarna mengatakan, “Online Xperience menjadi manifestasi dari komitmen kami dalam beradaptasi dengan perubahan kebiasaan pengguna saat ini yang mungkin masih enggan untuk beraktivitas di luar, namun perlu melakukan hal produktif untuk mengisi waktunya.”

Peluncuran produk baru ini juga dibarengkan dengan program pemerintah Gerakan Nasional #BanggaBuatanIndonesia, karena alternatif bisnis baru ini diharapkan juga dapat memberdayakan insan kreatif. Christian menambahkan, “Online Xperience juga menjadi awal dari dukungan kami terhadap gerakan nasional #BanggaBuatanIndonesia. Kami mendorong para individu berbakat untuk terus berkarya dan berbagi inspirasi, sehingga inisiatif ini dapat menjadi alternatif pendapatan.”

Sudah ada produk serupa

Produk yang dirilis Traveloka tersebut sebenarnya bukan hal yang baru, pemain lain khususnya di kancah global sudah terlebih dulu menggulirkan, seperti Airbnb dan TripAdvisor. Untuk Airbnb, melalui Online Experience-nya, tidak hanya program mengunjungi tempat wisata saja, namun menyajikan kegiatan bersama, misalnya memasak makanan khas Bali, yang dapat diikuti secara virtual.

Untuk lokal, beberapa pemain sajikan konsep aktivitas virtual juga. Misalnya yang dilakukan platform marketplace umrah Travalal meluncurkan layanan baru berjuluk “Virtual Reality Tourism”. Yakni program tur yang dikemas secara online, memanfaatkan teknologi video 360° dan live tour menggunakan aplikasi video conference. Ada berbagai destinasi wisata yang ditawarkan, baik lokal maupun luar negeri, termasuk mencantumkan wisata religi umrah virtual .

Antourin juga tawarkan layanan serupa dalam paket-paket tur virtual berbagai objek wisata di Indonesia dengan tarif yang relatif terjangkau. Layaknya wisata betulan, tur virtual juga dilengkapi dengan pemadu wisata yang siap menerangkan dan menjawab pertanyaan soal objek-objek yang dikunjungi. Aplikasi konferensi seperti Zoom, Google Maps, dan Street View digunakan dalam pelaksanaannya.

Bisnis Traveloka

Petinggi Traveloka memprediksi bisnis fintech-nya segera menjadi bisnis $1 miliar tahun ini

Kuartal pertama dan kedua tahun 2020 memang jadi masa sulit untuk industri OTA, tidak hanya pemain lokal, juga pemain internasional. Beberapa perusahaan memilih untuk merampingkan tim, ada juga yang akhirnya kolaps. Secara core business, Traveloka juga terlihat alami goncangan serupa; mereka miliki fitur yang cukup kaya, namun semua memiliki tujuan yang sama, mengakomodasi secara komprehensif kebutuhan perjalanan penggunanya.

Sebut saja Xperience, layanan tersebut dikembangkan agar orang dapat dengan mudah memesan berbagai acara/pertunjukan di tempat-tempat wisata; atau memesan paket aktivitas lain yang dapat ditemui di destinasi yang dituju. Traveloka juga sempat pimpin pendanaan seri B startup pengembang sistem manajemen acara asal Singapura, PouchNATION; lagi-lagi jika dikorelasikan maka tujuannya masih sama, (kalaupun terjadi integrasi) akan mendukung bisnis yang berkaitan dengan aktivitas pengguna (yang dilakukan secara langsung).

Di tengah pandemi ini, Traveloka dikabarkan sedang rampungkan fundraising. Sumber mengatakan, perusahaan hampir mendapatkan kesepakatan dana investasi US$100 juta setara 1,4 triliun Rupiah dari investor. Belum diketahui detail apakah ini bagian dari target 7 triliun Rupiah yang digalang sejak tahun lalu atau opsi down-round.

Inovasi berbasis fintech juga yang layak disorot dari Traveloka untuk beberapa waktu terakhir. Selain memelopori PayLater, mereka terus hadirkan produk-produk finansial baru, misalnya meluncurkan kartu cobranding bersama BRI. Perusahaan juga cukup optimis bisa menggaet gelar unicorn melalui unit bisnis finansialnya.

Awal tahun ini Traveloka dikabarkan telah mengakuisisi startup sistem pembayaran berbasis kode QR Dimo Pay Indonesia. Sumber terpercaya yang tak mau disebutkan namanya kepada DailySocial mengungkapkan, proses pembelian dilakukan melalui perusahaan cangkang (special purpose vehicle / SPV).

Application Information Will Show Up Here
Traveloka tegaskan sub brand "Traveloka Xperience" yang baru dirilis ini tersedia di tujuh negara

Traveloka Xperience Resmi Tersedia di Tujuh Negara

Traveloka menegaskan sub brand “Traveloka Xperience” yang baru dirilis tersedia tak hanya di Indonesia, tapi juga termasuk juga enam negara lainnya termasuk Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Australia. Layanan Traveloka Xperience diposisikan head-to-head bersaing dengan pemain regional seperti Klook atau KKday.

“Seluruh pengguna Traveloka di Asia Tenggara dan Australia bisa akses Traveloka Xperience di perangkat mereka. Kalau mereka mau berkunjung ke Indonesia, bisa melihat experience apa saja yang tersedia dan langsung booking dengan mudah,” kata Public Relations Director Traveloka Sufintri Rahayu, Kamis (20/6).

Traveloka Xperience, sebelum dinamai Attraction & Recreation, adalah platform pemesanan beragam produk aktivitas, liburan, dan gaya hidup, meliputi 12 kategori seperti atraksi, bioskop, event, hiburan, spa & kecantikan, olahraga, transportasi lokal, sampai workshop.

Layanan ini diklaim memiliki lebih dari 16 ribu inventori dan menjalin kerja sama dengan 4 ribu mitra yang tersebar di 60 negara dengan enam pilihan bahasa untuk memudahkan pengguna.

Sufintri mengaku, pihaknya percaya diri akan menjadi pemain terdepan di tengah persaingan dengan para pemain regional.

Traveloka kini menjadi platform yang memiliki banyak segmen bisnis yang baik secara langsung atau tidak bersinggungan dengan dunia pariwisata. Menurutnya, hanya dengan satu aplikasi saja pengguna bisa mendapatkan apa yang mereka cari. Selebihnya, hal tersebut tidak bisa mereka dapatkan apabila menggunakan layanan lain.

“Boleh kita confidence [karena] kita punya apapun di Traveloka. Trip Advisor itu tidak bisa langsung bayar booking dari sana. Namun, kami tidak pernah melihat [apa yang dilakukan] kompetitor, karena cuma melihat apa yang konsumen butuhkan.”

Optimisme yang tinggi ini dilatarbelakangi fenomena pergeseran pola konsumsi ke arah leisure economy terjadi di hampir semua negara pada masyarakat kelas menengah, termasuk Indonesia. Mengacu pada kriteria Asia Development Bank (ADB), definisi kelas menengah itu adalah pengeluaran per-kapita per hari antara $2-20 per hari.

Populasi dengan kriteria tersebut di Indonesia tercatat mencapai 134 juta jiwa. BPS menyebut sejak 2015-2017, secara statistik rata-rata biaya hiburan (per kapita per bulan) naik 30,96%.

Menurut studi Haris Group, lebih dari 70 persen kaum milenial lebih memilih untuk menghabiskan pengeluaran mereka untuk sebuah ‘pengalaman’, ketimbang ‘benda’. Pergeseran pola konsumsi ini menjadi peluang bagi Traveloka dan menyeriusinya menjadi sub brand.

Ada tim khusus yang direkrut untuk menanganinya. Sejak akhir tahun lalu, perusahaan merekrut Christian Suwarna sebagai CEO Traveloka Xperience yang menangani seluruh lini tersebut di seluruh negara wilayah operasional Traveloka. Tim bagian lainnya seperti engineering, marketing, dan unsur pendukung lainnya juga turut direkrut secara khusus untuk perkuat Traveloka Xperience.

Christian menambahkan, industri aktivitas liburan dan gaya hidup ini sebelumnya benar-benar jauh dari digitalisasi. Padahal, industri ini menyimpan begitu banyak potensi yang sebenarnya bisa didapatkan tanpa pengguna harus bepergian jauh. Malah menurutnya, bagian terpenting dari melancong itu terletak di bagian aktivitas, bukan naik pesawat atau menginap di hotel mahal.

Tanpa menyebut secara rinci, dia mengklaim pertumbuhan jumlah pesanan Traveloka Xperience di momen Lebaran tahun ini saja naik tiga sampai empat kali lipat dibandingkan hari biasa.

Demi mitigasi risiko, perusahaan tidak membuka kesempatan untuk mitra tur yang datang dari perseorangan. Minimal mereka harus berbadan hukum PT atau CV. Lalu ada kurasi yang secara khusus dilakukan oleh tim demi memastikan keaslian layanan yang disediakan mitra.

Ada fitur rating dan ulasan dari para pengguna yang telah menggunakan jasa dari mitra tersebut. Semakin tinggi rating yang masuk, tentunya akan menambah keyakinan calon pengguna untuk melakukan booking.

“Kami menjadi pemain tercepat untuk mengembangkan Xperience. Hasilnya tercermin saat momen Lebaran berlangsung. Angka itu adalah hasil, tapi bukan itu yang kita tonjolkan. Misi kami ingin mendorong orang berburu momen penting,” ujarnya.

Application Information Will Show Up Here

 

Traveloka Enters the Car Rental Business

Traveloka Makes an Entrance to Car Rental Business

Lately, Traveloka is actively launched all-new variant services following Lebaran moment and the long holiday. The latest service is car rental. Some services that were previously introduced are bus ticketing, Traveloka Eats, and PayLater lending service.

Christian Suwarna, Senior Vice President of Business Development Traveloka explained, the car rental service completes the effort to meet all demand integrated with one app. Car rental becomes as easy as booking a flight or train tickets.

“After introducing Bus & Travel ticketing service, Traveloka is now fulfilling user’s transportation demand through innovation and technology. Car Rental presents as Traveloka’s commitment in providing the best travel experience for all users,” Suwarna said in the official release to DailySocial, Fri (5/25).

The car rental partners with more than 100 rental providers, accommodating standardized car rental with fare includes a car and a driver for 12 hours. Also, options for all-inclusive additional package includes fuel, parking, toll, and driver’s meal or stay during traveling outside of town. It is available in 11 cities, including Jakarta, Bali, Medan, Yogyakarta, Makassar, Palembang, Malang, Balikpapan, Surabaya, Semarang, and Bandung.

In terms of car rental, customers can book 12 hours before the pick-up time. Next, the customer needs to fill in some booking details of the city, rental date, duration, and pick-up time. Then the customer can choose the car types and providers.

After making the payment, Traveloka will verify and send the booking voucher to customer’s email.

This service is still in beta version and available only for Android. Not all the customers can use the latest service due to the gradual distribution. It will be available for iOS soon. Prior to Traveloka, Tiket.com has provided similar service.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Traveloka Rambah Bisnis Penyewaan Mobil / Traveloka

Traveloka Rambah Bisnis Penyewaan Mobil

Traveloka belakangan ini aktif meluncurkan berbagai layanan baru menyusul tibanya momen Lebaran dan liburan panjang. Yang terbaru adalah Rental Mobil. Layanan sebelumnya yang sudah lebih dahulu hadir seperti pemesanan tiket bus, Traveloka Eats, dan layanan pinjaman PayLater.

Senior Vice President of Business Development Traveloka Christian Suwarna menerangkan Rental Mobil menjadi pelengkap dalam upaya perusahaan dalam menghadirkan berbagai kebutuhan perjalanan yang terintegrasi lewat satu aplikasi. Menyewa mobil jadi lebih mudah seperti saat memesan tiket pesawat dan kereta.

“Setelah menghadirkan layanan pemesanan Tiket Bus & Travel, kini Traveloka juga menjawab kebutuhan transportasi perjalanan para pelanggan melalui inovasi dan teknologi. Layanan Rental Mobil hadir sebagai salah satu komitmen Traveloka dalam menghadirkan pengalaman perjalanan yang menyenangkan bagi para pelanggan,” terang Christian dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial, Jumat (25/5).

Rental Mobil menggandeng lebih dari 100 mitra penyedia rental, menghadirkan layanan sewa mobil yang standar dengan tarif yang sudah mencakup jasa sewa mobil dan pengemudi selama 12 jam. Telah tersedia di 11 kota diantaranya, Jakarta, Bali, Medan, Yogyakarta, Makassar, Palembang, Malang, Balikpapan, Surabaya, Semarang, dan Bandung.

Rental Mobil Traveloka menghadirkan layanan sewa mobil yang terstandar dengan tarif yang sudah mencakup jasa sewa mobil dan pengemudi selama 12 jam. Juga, pilihan untuk membeli paket tambahan seperti paket all-inclusive yang mencakup biaya bensin, parkir, tol, serta konsumsi sopir ataupun paket penginapan supir untuk pemakaian ke luar kota.

Untuk pemesanan Rental Mobil, pengguna dapat memesannya 12 jam sebelum waktu penjemputan. Setelah itu, pengguna perlu mengisi detil pemesanan mulai dari kota, tanggal rental, durasi rental, waktu jemput. Kemudian memilih tipe mobil dan penyedia rental yang diinginkan.

Setelah melakukan pembayaran, Traveloka akan memverifikasinya dan mengirimkan voucher pemesanan ke email pengguna.

Layanan ini masih bersifat beta dan baru hadir untuk versi Android. Belum semua pengguna bisa menikmati layanan terbaru tersebut karena masih digulirkan secara bertahap. Versi iOS akan hadir beberapa waktu mendatang. Sebelum Traveloka, Tiket.com sudah lebih dahulu menghadirkan layanan rental mobil.

Application Information Will Show Up Here
SVP Business Development Traveloka Christian Suwarna (tengah) saat peluncuran Traveloka Eats / Traveloka

Direktori Makanan “Traveloka Eats” Resmi Diluncurkan

Hari ini Traveloka meluncurkan fitur Traveloka Eats di aplikasinya. Fitur yang secara khusus dihadirkan untuk pengguna Traveloka tersebut berisi food directory delapan ribu restoran di tujuh kota besar di Indonesia. Di antaranya adalah, Jakarta, Tangerang, Bandung, Bali, Yogyakarta, Surabaya dan Medan.

Kepada media, Senior VP Business Development Traveloka Christian Suwarna menyebutkan, diluncurkannya fitur terbaru ini diharapkan bisa membantu pengguna yang ingin menemukan rekomendasi kuliner lokal saat sedang travelling langsung dari aplikasi Traveloka.

“Fokus Traveloka saat ini baru tujuh kota, namun ke depannya kami akan menambah jumlah kota dan restoran di food directory Traveloka Eats,” kata Christian.

Selain menghadirkan review dari TripAdvisor, Traveloka juga memiliki fitur review untuk pengguna yang ingin berbagi pengalaman kulinernya. Traveloka juga telah melakukan kolaborasi dengan food blogger ternama untuk memberikan rekomendasi restoran favorit di berbagai daerah.

“Saat ini kami belum menghadirkan fitur point atau loyalty program untuk pengguna yang memberikan review atau ulasan restoran di aplikasi Traveloka. Namun demikian tidak menutup kemungkinan pilihan tersebut akan kami hadirkan,” kata Christian.

Penawaran harga spesial

Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Traveloka Eats adalah, fitur penawaran atau Special Offer yang dimiliki oleh Traveloka. Bekerja sama dengan partner yang ada. Traveloka Eats menyediakan harga khusus yang bisa dinikmati langsung dari aplikasi.

“Saat ini kita sudah menjalin kemitraan dengan sekitar 600 partner yang menyediakan penawaran khusus berupa diskon dan harga istimewa, yang bisa di-redeem di aplikasi Traveloka,” kata Christian.

Disinggung strategi monetisasi yang dilancarkan, untuk tahap awal Traveloka tidak mengenakan biaya kepada pihak restoran. Semua masih dilakukan secara cuma-cuma guna melengkapi informasi restoran yang ada.

Namun demikian ke depannya bisa dikembangkan sistem komisi berdasarkan kemitraan dengan partner untuk pemberian Special Offer. Hal ini menyesuaikan perjanjian dengan masing-masing partner.

“Traveloka ingin menjadi one stop solution untuk pengguna setia Traveloka, mulai dari pembelian tiket pesawat dan transportasi lainnya, penginapan hingga rekomendasi kuliner seru dengan penawaran khusus dari Traveloka,” kata Christian.

Application Information Will Show Up Here

Traveloka Kini Jual Tiket Tempat Wisata

Traveloka kembali melengkapi layanannya dengan menawarkan tiket masuk tempat rekreasi. Layanan yang dinamai Aktivitas & Rekreasi ini memberikan kesempatan pengguna Traveloka membeli tiket tempat wisata di genggaman mereka, baik melalui web maupun melalui aplikasi.

Sama seperti bagian lain yang diperjualbelikan di Traveloka, penjualan tiket tempat wisata ini juga diharapkan bisa memudahkan pengguna, menghemat waktu, dan tidak perlu mencetak tiket atau e-voucher. Cukup menunjukkan e-voucher yang telah didapat untuk menikmati atraksi atau tempat rekreasi.

Selain itu Traveloka juga menawarkan penerbitan e-voucher instan untuk berbagai macam atraksi populer yang ditandai dengan logo berwarna biru dan ikon kilat. Khusus untuk pilihan tersebut, e-voucher akan terbit hanya dalam beberapa menit setelah pembayaran selesai dilakukan.

Traveloka Aktivitas & Rekreasi
Traveloka Aktivitas & Rekreasi

Saat ini menurut pihak Traveloka untuk kawasan domestik mereka menyediakan ribuan pilihan aktivitas dan rekreasi di lebih dari 100 kota di 27 provinsi di seluruh Indonesia. Beberapa tempat populer yang ditawarkan seperti Taman Impian Jaya Ancol, Trans Studio Bandung, Kidzania Jakarta, Jungleland Bogor, Waterbom Bali, Martha Tilaar Spa, De Tones Karaoke, dan tur harian seperti Tur Orang Utan Bukit Lawang.

Selain tempat wisata domestik, Traveloka juga menawarkan untuk kawasan internasional seperti Universal Studios Singapore, Hong Kong Disneyland, Legoland Malaysia, hingga tiket F1 Singapore Grand Prix 2017 yang akan dihelat pada 15 September mendatang.

Menyambut peluncuran layanan baru ini, SVP Business Development Traveloka  Christian Suwarna mengungkapkan:

“Sebagai penyedia jasa perjalanan secara online, kami ingin selalu hadir di setiap kebutuhan perjalanan pelanggan dan memberikan pengalaman terbaik dari awal hingga akhir. Kami melihat bahwa pemesanan tiket aktivitas dan rekreasi merupakan salah satu elemen pendukung sebuah perjalanan dan liburan. Maka dari itu, kami hadirkan layanan ini sehingga pelanggan bisa memesan tiket perjalanan, akomodasi, hingga aktivitas dan rekreasi, hanya melalui satu aplikasi.”

Ia melanjutkan bahwa Traveloka membuka peluang dan kerja sama dengan para pengelola tempat wisata untuk bermitra dengan Traveloka.

“Kami juga membuka peluang dan kerja sama dengan para pengelola aktivitas dan rekreasi untuk bermitra langsung dengan Traveloka. Saat ini, aplikasi kami telah diunduh lebih dari 15 juta pengguna, yang sekaligus memberikan gambaran besarnya peluang para pengelola kegiatan aktivitas dan rekreasi untuk menyasar pasar yang lebih luas lagi,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here