Tag Archives: codemi learning

Mekari University

Mekari Mulai Optimalkan Lini Bisnis Edukasi, Sasar Pelaku UKM dan Profesional

Bertujuan untuk memberikan akses online learning kepada UKM dan pegawai kantoran, khususnya yang berkaitan dengan pemanfaatan software berbasis cloud, Mekari meluncurkan Mekari University. Sebenarnya program ini sudah mulai diinisiasi sejak tahun 2018 lalu. Seiring berjalannya waktu, platform tersebut diklaim telah mengalami pertumbuhan positif dan sudah melakukan ekspansi kerja sama dengan institusi pendidikan di berbagai kota besar Indonesia.

Hingga saat ini, Mekari University sudah memiliki lebih dari 6000 pengguna dari berbagai kalangan dengan lebih dari 800 kelas.

Kepada DailySocial Head of Learning Centre Mekari Sally Devina Kie mengungkapkan, tingginya minat dan antusiasme peserta, ditambah dengan kondisi pandemi saat ini, mendorong Mekari University menghadirkan platform edukasi online secara khusus yang bisa diakses melalui web, dengan harapan bisa menjangkau lebih banyak peserta yang ingin mendapatkan edukasi komprehensif baik dari akademisi atau profesional.

“Di masa pandemi ini, kami melihat potensi besar dalam dunia teknologi pendidikan, namun sekarang kami masih membangun awareness dulu dan masih dengan semangat sepenuhnya untuk edukasi, bukan hanya untuk kalangan akademisi tapi professional juga,” kata Sally.

Konsep online learning yang menyasar UKM hingga perusahaan sudah banyak ditawarkan oleh beberapa startup saat ini. Bukan hanya pelatihan terkait dengan HR dan perpajakan, namun juga belajar hukum oleh Hukum Online hingga startup edutech B2B Codemi.

Targetkan segmen B2C dan B2B

Melalui Mekari University diharapkan bisa menjadi channel bagi Mekari untuk menyediakan platform edukasi online maupun berbagai program edukasi lainnya, yang bisa diakses dan dimanfaatkan oleh semua kalangan baik akademisi, profesional dan pemilik bisnis, juga para pengguna dari produk Mekari.

Untuk segmen B2C, saat ini terdapat berbagai kursus online yang bisa diakses secara gratis oleh peserta (akademisi, profesional dan lainnya) melalui platform. Ada juga kursus online berbayar yang bisa diakses oleh berbagai kalangan untuk tujuan sertifikasi di bidang penggunaan software.

Sementara untuk B2B, Mekari mengembangkan kerja sama dengan berbagai institusi pendidikan dan entitas usaha di Indonesia untuk menghadirkan seminar, workshop, sesi training to trainer, dan kelas sertifikasi software akuntansi Jurnal, software HRIS Talenta, dan software administrasi pajak Klikpajak yang berbasis cloud bagi kalangan akademisi maupun profesional.

Memasuki kuartal ke empat Mekari tengah mengupayakan untuk scale-up proses produksi kursus di dalam platform pembelajaran untuk menghadirkan konten berkualitas sebanyak-banyaknya guna menjangkau lebih banyak pengguna dan memenuhi ekspektasi mereka. Pilihan kursus yang diambil mayoritas pengguna dari berbagai kalangan merata di setiap topik, yaitu akuntansi, HR, perpajakan, manajemen dan software.

“Namun, memang spesifik mulai di Q4 ini, kami lebih menargetkan audience professional, di mana kami melihat semakin banyaknya kebutuhan course yang disajikan secara online di masa pandemi ini,” kata Sally.

CEO & Founder Codemi Zaki Falimbany / Codemi

Codemi Rencanakan Ekspansi Regional, Pasarkan Learning Management System untuk Korporat

Codemi, startup yang bergerak di bidang learning management system (LMS), mengungkapkan rencananya untuk ekspansi ke regional dalam waktu dekat guna memasarkan produknya ke kalangan korporat skala besar.

Hanya saja, Founder dan CEO Codemi Zaki Falimbany mengatakan rencana tersebut akan terlaksana pasca perusahaan memperoleh penggalangan investasi perdana. Pihaknya optimis, produk LMS yang dikembangkan Codemi memungkinkan perusahaan dapat ekspansi secara instan ke regional karena memiliki pangsa pasar yang cukup besar di sana.

“Kemarin kita masih fokus untuk dalam negeri. Karena bisnis kita ini B2B, jadi sangat memungkinkan expand secara instan ke regional. Obyektifnya ke Asia Tenggara. Saat mau menentukan itu [ekspansi regional], kapan butuhnya [cari investor] pasti akan mulai dicari,” terangnya, Selasa (6/3).

Sejauh ini, sambung Zaki, sejak Codemi pertama kali berdiri di 2013, pihaknya belum pernah menerima investasi dari pihak luar. Pendanaannya selama ini berasal dari klien yang berminat menggunakan produk Codemi dan membayarkan uang mukanya untuk memproduksinya.

Dari segi model bisnisnya pun, sedari awal Codemi sudah mulai menerapkan monetisasi. Pemasukan yang diterima Codemi dihitung berdasarkan per akun karyawan yang login ke sistem Codemi. Perusahaan pun akan teken kontrak dengan Codemi minimal satu tahun.

“Karena kita untungnya B2B, kita enggak bisa kaya e-commerce yang harus subsidi. Sedari awal sudah harus monetisasi. Sekali kasih harga enggak bisa dinaikin. Makanya kita sudah profitable dan inginnya mau lebih cepat karena dari segi omzet udah lumayan bagus.”

Kembangkan produk

CEO & Founder Codemi Zaki Falimbany saat presentasi Codemi Learning / Codemi
CEO & Founder Codemi Zaki Falimbany saat presentasi Codemi Learning / Codemi

Seiring rencana ekspansinya tersebut, Codemi mulai mengembangkan penetrasinya di pasar Indonesia dengan meluncurkan produk Codemi Learning. Ini adalah program manajemen pembelajaran berbasis cloud yang memungkinkan perusahaan dalam mengembangkan Corporate Digital Academy untuk pelatihan karyawan dan mitra kerja.

Produk ini diharapkan bisa memberikan solusi bagi perusahaan skala besar untuk mengelola program pelatihan dengan lebih baik, terukur, dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi performa kerja bisnis dapat terpenuhi.

Dalam Codemi Learning tersedia fitur pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan seperti online training (pengguna dapat akses modul pembelajaran kapan saja), learning plan (program rangkaian pembelajaran terencana bagi karyawan).

Kemudian, gamification (untuk memotivasi karyawan dengan penghargaan berdasarkan aktivitas dalam sistem), serta report and analytics (laporan perkembangan karyawan secara terukur berdasarkan hasil pelatihan).

“Produk ini lahir karena ada tantangan dari segi klien yang kini mulai sadar dengan manfaat cloud. Sebelumnya mereka sangat takut karena data karyawan tersimpan bukan di server perusahaan. Tapi seiring waktu, mereka mulai sadar karena turn over karyawan sangat tinggi sementara untuk adakan training online butuh bandwith yang tinggi karena ada streaming video.”

Untuk proteksi data karyawan, Codemi memanfaatkan fitur single sign on yang dipadukan dengan keamanan berlapis. Jadi setiap karyawan yang mau login ke Codemi harus memiliki ID karyawan karena menggunakan sistem perusahaan. Codemi hanya menyimpan ID karyawan, sementara data lainnya akan diserahkan sepenuhnya ke perusahaan, termasuk hasil laporannya.

Tak hanya untuk korporat besar, Codemi juga sedang merancang produk lainnya untuk perusahaan skala UKM dan ritel untuk memperluas segmen pasar. Menurut Zaki, kedua produk tersebut akan diluncurkan dalam kurun waktu tahun ini.

Sempat pivot di 2015

Sebenarnya Codemi adalah perusahaan yang lahir saat program inkubasi Founder Institute yang diikuti Zaki pada 2013. Namun pada saat itu perusahaan masih memakai model bisnis massive open online course (MOOC), namun tidak berhasil jalan.

Akhirnya memutuskan untuk ubah model bisnis saat rekanan Zaki ingin meminjam software Codemi untuk training karyawan. Namun rekanan tersebut mengalami kesulitan saat harus mengevaluasi karyawan mana saja yang sudah ikut pelatihan mana yang belum.

“Di awal 2015 akhirnya kita pivot jadi LMS. Didukung pula oleh hasil survei kami ke HRD dari 30 perusahaan. Kami tanya ke mereka, apakah butuh software untuk mengelola program pelatihan karyawan. Dari yang kita tanya, hanya tiga perusahaan yang pakai dan semuanya dari luar negeri. Ada dua perusahaan yang belum pakai, akhirnya memutuskan untuk pakai produk kita.”

Sejauh ini, Codemi memiliki kurang dari 10 perusahaan sebagai kliennya. Rata-rata berasal dari perusahaan e-commerce, keuangan, otomotif, transportasi online dan sebagainya.

Pada tahun lalu, Codemi mencatat pengguna terdaftar sebanyak lebih dari 1 juta orang. Sebanyak 1,5 juta pelatihan berhasil diselesaikan oleh pengguna dengan total waktu pembelajaran selama 375 ribu jam dalam setahun.