Tag Archives: computex 2018

Desktop dan Monitor Gaming Baru MSI Siap jadi Pasangan Ideal Buat Menikmati Game Blockbuster

Selain memproduksi komponen PC dan laptop, MSi juga sudah lama menyediakan desktop gaming built-up untuk konsumen yang menginginkan kemudahaan pemakaian tanpa keterbatasan upgrade. Ada banyak pilihan desktop racikan sang produsen asal Taiwan itu, dari mulai model tower tradisional hingga varian small-form factor berkonsep ‘PC rasa console‘.

Sejak akhir tahun lalu, Micro-Star International juga tak lagi malu-malu dalam memperkenalkan monitor gaming-nya. Debut mereka di sana dimulai oleh tiga monitor berlayar melengkung Optix MAG. Tak lama, produsen memperluas lineup-nya dengan Optix MPG – monitor gaming terintegrasi sistem pencahayaan RGB Mystic Light untuk menyampaikan informasi terkait status dalam permainan.

MSI3 14

MSI3 10

Ada sejumlah monitor dan PC desktop unik baru yang MSI singkap di Computex 2018. Kedua produk berbeda ini mereka ramu agar menjadi pasangan serasi untuk menikmati permainan-permaian blockbuster. Di segmen desktop, selain me-refresh seluruh produk dengan prosesor Intel Core generasi kedelepan (termasuk Vortex, Aegis, Infinite, dan Nightblade), MSI mengungkap versi baru Trident. Lalu di ranah monitor, mereka memamerkan panel G-Sync 240Hz buat para gamer pro serta layar ‘monster’ 49-inci.

MSI3 15

 

Trident A series

Trident adalah salah satu opsi PC mungil berperforma tinggi dari MSI selain Vortex. Dan di varian anyar ini, produsen mencoba mengombinasikan desain mungil dengan kesederhanaan akses hardware layaknya desktop mid-tower. Hasilnya cukup menarik: Trident A memiliki desain asimetris yang stylish (termasuk pada penempatan pencahayaan RGB-nya), dapat berdiri manis tanpa menghabiskan banyak ruang di atas meja.

MSI3 17

MSI3 6

Hal paling menakjubkan mengenai Trident A adalah kesanggupannya menjadi rumah bagi prosesor Intel Core i7-8700, kartu grafis GeForce GTX 1080 Ti, RAM 2666MHz hingga 32GB, dua buah SSD M.2 serta Intel Optane, dan power supply SFX 450W dalam tubuh bervolume hanya 12-liter. Aspek menarik selanjutnya dari rancangan Trident A ialah pemanfaatan panel samping transparan berbahan tempered glass. Selain menjadi jendela buat memperlihatkan komponen-komponen di dalam, panel ini juga bisa dibuka seperti pintu.

MSI3 7

Untuk mendinginkan hardware-hardware yang diposisikan berdempetan, MSI mengandalkan teknologi Silent Storm Cooling. Sistem memanfaatkan tiga aliran udara terpisah buat menangani komponen-komponen utama penghasil panas ketika Trident A sedang menjalankan game.

MSI3 8

MSI3 9

 

Oculux NXG251

Jika desktop gaming sudah siap, Oculux NXG251 bisa jadi pertimbangan jika Anda membutuhkan monitor spesialis game-game kompetitif. Ia merupakan panel G-Sync pertama MSI, menyuguhkan refresh rate 240Hz serta waktu respons 0,5-milidetik, dan memiliki luas layar 24,5-inci 1920×1080. Susunan teknologi tersebut memastikan konten permainan tersaji detail dan tajam, meskipun adegan-adegan di sana berlangsung di kecepatan tinggi. Karakteristik ini sangat ideal bagi permainan eSport.

MSI3 1

MSI3 13

Oculux NXG251 memang bukanlah monitor bertubuh ramping, namun MSI tidak lupa menghiasnya dengan RGB Mystic Light dan emblem LED ‘Nvidia G-Sync’ di sisi belakang – mempersilakan Anda buat mengustomisasinya agar tampil berbeda di arena turnamen.

MSI3 2

 

Optix MAG491C

Merupakan salah satu kejutan terbesar di Computex 2018. Optix MAG491C adalah monitor gaming paling high-end MSI, menyajikan panel curved seluas 49-inci, resolusi 3840x1080p, dan tingkat kelengkungan 1800R. Fitur-fitur di sana hadir demi memberikan Anda pengalaman gaming terbaik: HDR, refresh rate 144Hz, waktu respons 4-milidetik, rasio kontras 3000 banding 1 dengan tingkat kecerahan 400cd/meter persegi, serta didukung teknologi AMD Freesync sehingga output-nya bebas dari efek screen tearing.

MSI3 4

MSI3 5

 

Optix MAG271CR dan MAG241CR

Kedua model ini ialah upgrade dari monitor Optix MAG, kali ini mereka dibekali fungsi Gaming Echo: zona RGB di belakang dapat tersinkronisasi dengan pencahayaan dan audio dalam game. Optix MAG271CR/ MAG241CR juga menyimpan fitur Gaming OSD (on screen display), mempersilakan Anda langsung mengutak-atik setting monitor (kontras, kecerahan, equalizer hitam) tanpa mengganggu jalannya permainan.

MSI3 11

MSI3 12

Spesifikasi teknisnya juga tidak kalah canggih: kedua monitor Optix MAG anyar ini ditunjang oleh refresh rate 144Hz dan waktu respons 1-milidetik.

MSI3 16

 

Ketersediaan

Seperti produk baru MSI lain yang melangsungkan debut perdananya di Computex 2018, perangkat-perangkat di atas belum mempunyai harga retail. Beberapa dari mereka kemungkinan akan mulai dipasarkan pada triwulan ketiga tahun ini, ditandai dengan acara peluncuran di masing-masing negara.

Asus ZenAiO Pro Z272 Adalah PC All-in-One yang Upgradeable

Asus mencuri perhatian pengunjung Computex 2018 lewat ZenBook Pro 15 UX580 yang mengusung layar sentuh sebagai touchpad-nya. Meski demikian, Asus juga sempat mengumumkan PC all-in-one yang sangat menarik bernama ZenAiO Pro Z272. Menarik karena ia termasuk spesies langka PC AIO yang upgradeable.

Untuk mewujudkannya, Asus menerapkan pendekatan desain seperti yang diambil HP dalam merancang Envy AIO 27, di mana semua komponen tidak diletakkan di belakang layar, melainkan di bagian dasar dudukannya. Alhasil, untuk mengakses komponen seperti RAM, HDD dan SSD, pengguna hanya perlu membuka penutup bagian dasarnya saja.

Asus ZenAiO Pro Z272

Juga unik adalah fakta bahwa bagian dasar ZenAiO Pro ini merupakan Qi wireless charger, yang berarti pengguna bisa dengan mudah meletakkan smartphone di atasnya untuk mengisi ulang baterainya. Agar semakin praktis, deretan port yang tersedia juga diposisikan di bagian dasar, bukan di belakang layar seperti kebanyakan PC AIO lain.

Mayoritas memang terdapat di sisi belakang, seperti output dan input HDMI, Ethernet, serta tiga port USB standar, dengan maksud supaya kabel-kabel dapat disembunyikan secara rapi di belakang. Namun demi memudahkan akses, sisi kanannya telah dilengkapi satu port USB biasa, satu port Thunderbolt 3 (USB-C) dan jack audio.

Asus ZenAiO Pro Z272

Namun apalah arti sebuah AIO tanpa layar yang mumpuni? ZenAiO Pro dibekali panel sentuh 27 inci beresolusi 4K, tapi ada juga varian yang lebih murah yang mengemas layar full-HD non-touchscreen. Layar dengan bezel yang amat tipis ini duduk di atas engsel yang bisa diatur ketinggiannya dengan mudah, serta dimiringkan sesuai kebutuhan, dengan cara kerja yang mirip tapi tidak seekstrem Microsoft Surface Studio.

Spesifikasinya pun dipastikan tidak mengecewakan. Pada konfigurasi termahalnya, ada prosesor Intel Core i7-8700T berinti enam, GPU Nvidia GeForce GTX 1050, RAM DDR4 32 GB, HDD 2 TB plus SSD 512 GB. Memang bukan yang terbaik, tapi masih cukup untuk keseimbangan antara bekerja dan bermain, dan Asus pun tak lupa membenamkan speaker stereo racikan Harman Kardon.

Sayang belum ada kepastian soal jadwal rilis dan harganya. Namun di Amerika Serikat, Asus ZenAiO Pro Z272 rencananya akan dibanderol mulai $1.299 untuk varian terbawahnya.

Sumber: Asus.

Perang Jumlah Core Prosesor Antara Intel dan AMD Terus Berlanjut

Saya yakin semua pembaca tahu bahwa Intel dan AMD memiliki rivalitas abadi dalam mendominasi pasar prosesor komputer. Intel sempat berada di atas angin selama beberapa tahun sebelum AMD mengungkap lini prosesor Ryzen. Pasca Ryzen, kedudukan di antara keduanya jadi tidak setimpang sebelumnya.

Karena sudah merasa mampu untuk kembali menyaingi Intel, AMD pun mulai unjuk gigi lewat ajang banyak-banyakan jumlah core menjelang event Computex tahun lalu. Ketika itu mereka mengungkap Ryzen Threadripper dengan spesifikasi monster: 16-core dan 32-thread, dalam satu keping prosesor.

Intel otomatis langsung kebakaran jenggot, dan tanpa berlama-lama, mereka melancarkan serangan balik lewat prosesor Core i9-7980XE yang mengemas 18-core dan 36-thread. Dari situ perang jumlah core, atau mungkin istilah lebih kerennya, “Core Wars”, pun resmi dimulai.

AMD Threadripper 2

Perang tersebut terus berlanjut di Computex tahun ini. Kali ini ganti Intel yang memprovokasi dengan mengumumkan prosesor 28-core yang belum bernama, yang rencananya bakal diluncurkan ke pasaran pada kuartal keempat tahun ini juga.

Kalau tahun lalu Intel butuh waktu dua minggu untuk membalas, kali ini AMD hanya perlu hitungan jam untuk menyerang balik. Mereka langsung mengumumkan Threadripper 2 dengan total 32-core dan 64-thread (2x lipat generasi pertamanya), dan jadwal peluncurannya malah lebih cepat daripada Intel: perkiraan di kuartal ketiga tahun ini, dan ada juga yang merumorkan di bulan Agustus nanti.

Namun seperti yang kita tahu, jumlah core bukanlah cerita sepenuhnya. Intel, meskipun kalah perihal jumlah core, mengklaim prosesor barunya itu dapat berjalan di kecepatan 5 GHz pada seluruh intinya. AMD di sisi lain menyebut Threadripper 2 punya boost clock 3,4 GHz, meski ini masih belum dipastikan.

Lalu apa artinya ini bagi para konsumen? Saya pribadi tidak mau terlalu ambil pusing, sebab kedua prosesor sinting ini tidak ditujukan kepada mayoritas, bahkan gamer yang paling hardcore pun sejatinya tidak memerlukannya untuk bisa memenuhi kebutuhannya.

Core i7-8086K (kanan) bersebelahan dengan prosesor Intel 8086 orisinil (kiri) / Intel
Core i7-8086K (kanan) bersebelahan dengan prosesor Intel 8086 orisinil (kiri) / Intel

Yang lebih menarik buat saya justru adalah pengumuman lain dari Intel terkait prosesor bernama Core i7-8086K. Intel merancangnya dalam rangka merayakan ulang tahun ke-40 prosesor Intel 8086, yang memulai tren arsitektur prosesor x86 yang masih digunakan hingga saat ini.

Keistimewaan Core i7-8086K adalah kecepatannya. Meski sama-sama berarsitektur Coffee Lake dan memiliki 6-core dan 12-thread seperti Core i7-8700K, base clock-nya berada di angka 4 GHz, sedangkan boost clock-nya malah mencapai 5 GHz. Ini tanpa di-overclock, dan karena ada label “K” di namanya, berarti ia bisa dengan mudah ditambah lagi kecepatannya.

Kendalanya cuma satu: prosesor ini merupakan edisi terbatas, dan hanya akan diproduksi sebanyak 50.000 unit. Harganya mungkin berada di kisaran $425. Intel juga mengadakan giveaway prosesor ini sebanyak 8.086 unit, tapi sayang hanya untuk konsumen di negara tertentu saja, dan Indonesia tidak termasuk salah satunya.

Sumber: AnandTech 1, 2, 3.

Dua Laptop ‘Slim Bezel’ Baru MSI Menyapa Para Pengunjung Computex 2018

Sebagai pemain utama di ranah laptop gaming, jejeran perangkat ‘gamer nomaden’ MSI selalu mendominasi booth pameran di Computex, dan tahun ini bukanlah perkecualian. Tapi sejak diungkapnya GS65 Stealth Thin, Anda mungkin melihat sedikit perubahan arahan desain produk mereka. Di sana, MSI menerapkan rancangan yang lebih serius, sehingga ia juga atraktif bagi kalangan profesional.

GS65 Stealth Thin, GT75 Titan Core i9, GE63 Raider RGB Edition dan sejumlah notebook gaming lain telah mendarat di Indonesia sejak bulan April. Dan tanpa pengumuman kartu grafis Nvidia baru di Computex 2018 (GPU yang digunakan MSI di laptop mereka), produk-produk ini akan menjadi andalan MSI hingga beberapa bulan ke depan. Meski demikian, produsen tetap mengungkap kejutan menarik di pameran komputer terbesar di Asia itu.

Ada dua laptop baru yang Micro-Star International pamerkan di Computex 2018, dan dua-duanya mungkin di luar dugaan Anda. Mereka mengusung arahan desain ultra-thin, namun punya target konsumen berbeda: Prestige PS42 ditujukan untuk para pebisnis dan desainer, sedangkan GF63 merupakan notebookmainstream‘ buat menangani game-game eSport.

 

Prestige PS42

Lineup Prestige sempat diperkenalkan di Indonesia tiga tahun silam, tetapi kiprahnya tidak terlalu lama. Menariknya, dari diskusi bersama tim MSI, ada indikasi mereka akan membawa varian barunya ke tanah air. Prestige PS42 ialah salah satu laptop non-gaming paling ramping yang pernah MSI racik. Namun terlepas dari tubuhnya yang tipis, performa PS42 siap mengungguli produk-produk sekelas dari kompetitor.

MSI3 2

MSI3 4

Prestige PS42 menyuguhkan Anda layar 14-inci FHD berbingkai hanya 5,7mm yang disematkan pada tubuh berketebalan 15,9mm. Body berbobot 1,19kg itu tersusun atas material aluminium brushed tanpa pewarna tambahan. Saya pribadi menyukai pendekatan ini, memberikan kesan elegan sekaligus minimalis dan industrial. Selanjutnya, MSI memanfaatkan engsel 180 derajat sehingga layar bisa disejajarkan dengan tubuh, mencantumkan backlight LED putih di keyboard, serta membubuhkan brand baru di bagian punggung.

MSI3 1

MSI3 5

Untuk menangani tugas yang Anda limpahkan padanya, PS42 mengandalkan prosesor Intel Core i7 U generasi kedelapan, kartu grafis Nvidia GeForce MX150, memori RAM maksimal 16GB serta penyimpanan berbasis SSD M.2. Kemudian, baterai internalnya menjanjikan waktu aktif hingga 10 jam.

 

GF63

Banyak orang setuju, GS65 Stealth Thin ialah ultrabook gaming high-end paling anggun buatan MSI. Tapi jika modal Anda sedang terbatas, produsen sudah menyiapkan alternatif yang jauh lebih terjangkau. GF63 menyajikan sejumlah elemen yang ada pada GS65: bezel tipis, tubuh cukup ramping (21,7mm), bobot ringan (1,86kg), body aluminium berwarna hitam dengan finishing brushed, serta penggunaan engsel 180 derajat. Lalu sebagai jendela ke dunia digital, Anda dihidangkan layar 15,6-inci 1920x1080p.

MSI3 6

MSI3 7

MSI tampaknya mencoba bereksperimen lebih jauh di sisi desain GF63. Silakan balik laptop ini, dan Anda akan menemui ventilasi ala huruf X. Untuk keyboard-nya, produsen mencantumkan LED backlight berwarna merah. Di produk ini, MSI meramu sendiri bagian papan ketiknya tanpa dukungan SteelSeries.

MSI3 10

MSI3 11

Konfigurasi hardware GF63 mengindikasikan spesialisasi laptop buat menangani judul-judul permainan eSport. MSI membenamkan Intel Core i7 8th-Gen, RAM maksimal 32GB, penyimpanan berbasis HDD SATA, serta baterai 51WHr yang bisa menjaga GF63 tetap aktif selama tujuh jam lebih tanpa perlu tersambung ke sumber listrik. Tersedia dua varian GF63, masing-masing dipersenjatai kartu grafis berbeda: 8RC dengan GeForce GTX 1050, dan 8RD ber-GPU GeForce GTX 1050 Ti.

MSI3 8

 

Harga dan ketersediaan

Karena Computex 2018 adalah momen penyingkapan perdana GF63 dan Prestige PS42, MSI masih belum mengumumkan harga resmi keduanya. Produsen berencana untuk meluncurkan GF63 dan Prestige PS42 di kuartal ketiga 2018.

Asus Vivobook S Terbaru Makin Keren dengan Engsel Unik dan Dukungan Amazon Alexa

Asus resmi meluncurkan rangkaian notebook ZenBook dan VivoBook barunya di ajang bergengsi Computex 2018. Rangkaian baru ZenBook dan Vivobook tersebut menampilkan komponen input ScreenPad yang sepertinya terinspirasi oleh Touch Bar di MacBook Pro keluaran 2016.

Asus juga memperkenalkan seri ZenBook S terbaru, notebook layar sentuh NanoEdge 4K UHD yang memiliki penampang layar selebar 13,3 inci. Notebook ini mendapatkan juru gedor berupa prosesor Intel Core generasi kedelapan bersama dengan PCIe x4 SSD dan SSD 1TB PCIe. Kecepatan konektivitas termasuk yang jadi perhatian, di mana Asus membenamkan Thunderbolt 3 dan integrasi Amazon Alexa sebagai tambahan inovatif lainnya. Lebih lanjut, notebook ini hadir dengan standar daya tahan MIL-STD-810G dan juga polesan metal di bagian atas serta engsel ErgoLift yang unik.

Engsel ErgoLift baru yang inovatif ini dirancang untuk memberikan fleksibilitas dan sudut pandang yang optimal dengan penyesuaian kemiringan keyboard sebesar 5,5 derajat, sehingga meningkatkan kenyamanan pengguna saat mengetik dalam jangka waktu lama.

Jika Anda mencari laptop yang lebih tipis, ASUS ZenBook S yang baru mungkin bisa menjadi salah satu alternatif paling ideal. Ketebalannya hanya 12.9mm, sedangkan bobotnya berkisar di 1kg. Dan karena mempunyai sertifikat daya tahan standar militer MIL-STD-810G, laptop juga tangguh saat terpapar cuaca atau situasi ekstrim.

Mengemas baterai yang mampu bertahan hingga 13,5 jam, Asus Zenbook S ini akan menyapa pasar dalam waktu dekat dengan banderol mulai $1,199.

Sumber berita Asus.

Dukung Produktivitas dan Gaming, MSI Pamerkan Deretan Motherboard Andalan di Computex 2018

Sebelum dikenal sebagai produsen hardware gaming yang menyediakan beragam varian desktop, laptop dan periferal PC, MSI memulai kiprahnya dengan memproduksi motherboard. 30 tahun lebih setelah ia berdiri, penyediaan komponen ini tetap menjadi jantung dari bisnis mereka. Dan Anda akan selalu menyaksikan inkarnasi unik motherboard MSI di Computex.

Dalam mempersembahkan produk motherboard di pameran IT terbesar di Asia tahun ini, sang perusahaan asal Taiwan itu kembali mengusung slogan ‘do more with cores‘. Maksudnya ialah, dukungan terhadap lebih banyak core bisa mendongkrak produktivitas Anda. Buat merealisasikan visi itu, MSI mengerahkan tim riset dan pengembangannya untuk memastikan konsumen memperoleh pengalaman penggunaan terbaik.

MSI2 1

Di segmen gaming, B360 Gaming Pro Carbon menjadi andalan MSI. Motherboard ini memiliki heatsink lebar dengan penampilan ala mobil balap yang dihias oleh Mystic Light. Fitur-fitur penunjang performa turut hadir di sana: Twin Turbo M.2 menyajikan gamer waktu loading dan boot sistem yang singkat, lalu kehadiran Intel Turbo USB 3.1 Gen2 memberikan Anda kecepatan transfer data super-cepat via USB.

MSI2 10

MSI2 7

Buat kebutuhan produktif, MSI mempersembahkan X299 SLI PLUS. Motherboard ini diracik untuk para kreator konten dan profesional, sanggup menunjang prosesor 18-core berkat desain Digitall Power. Ia ditopang kapabilitas dual LAN, DDR4 Boost, Turbo M.2, M.2 Shield, teknologi Intel Optane, serta Lightning USB 3.1 Gen2. Dan demi membantu membangun workstation yang ideal, MSI turut menyiapkan M.2 XPANDER-AERO – menambahkan dukungan empat M.2 dan Thunderbolt M3.

MSI2 3

MSI2 2

Selain itu, MSI mengumumkan bahwa motherboard Z370, H370, B360 dan H310 siap mendukung penuh Intel Core i7 8086K. Para pengguna bisa segera merasakan kecanggihan prosesor ini tanpa perlu meng-update BIOS. Core i7 8086K ialah prosesor enam-core dengan kecepatan dasar di 4GHz. Laju frekuensinya bisa ditingkatkan lagi ke 5GHz melalui Intel Turbo Boost – berguna bagi gamer yang menginginkan performa tinggi.

MSI2 5

Z370, H370, B360 dan H310 turut menyediakan fungsi Core Boost. Lewat fitur ini, motherboard MSI dapat menyampaikan keputusan CPU secara sangat akurat ‘tanpa distorsi’. Core Boost bukan cuma berguna untuk chip multi-core, tapi juga menciptakan kondisi ideal agar prosesor bekerja lebih optimal.

MSI2 4

MSI2 6

Dan demi memaksimalkan kinerja prosesor dengan core lebih banyak tersebut serta memastikannya berlari stabil di kecepatan penuh, MSI memperlebar PWM (Pulse Width Modulation) dan memperbarui desain sirkuit. Rancangan baru ini diimplementasikan untuk meminimalisir masalah temperatur, dan menjaga suhu motherboard tetap rendah.

MSI2 8

Pembaruan BIOS juga diterapkan pada motherboard AMD AM4. Model MSI A320M, B30, B30M, X370 dan X470 telah siap ‘berkolaborasi’ bersama prosesor AMD Ryzen generasi kedua. Update tersebut sudah disertai pembaruan pada sistem keamanan.

MSI2 9

Asus ZenBook Pro 15 UX580 Usung Layar Sentuh 5,5 Inci Sebagai Touchpad-nya

Belum lama ini, Asus merilis ZenBook Pro 15 (UX550) dengan spesifikasi yang memukau. Namun Asus rupanya sudah menyiapkan model lain yang lebih istimewa lagi yang mereka umumkan di event Computex 2018. Namanya masih ZenBook Pro 15, tapi dengan kode UX580 di belakangnya.

Desainnya tampak identik, dan spesifikasinya pun juga nyaris sama: yang paling mahal mencakup prosesor 6-core Intel Core i9-8950HK, GPU Nvidia GeForce GTX 1050 Ti 4 GB, RAM DDR4 16 GB, dan SSD tipe PCIe sebesar 1 TB. Yang berbeda hanya GPU-nya saja, di mana UX550 memakai GTX 1050 (non-Ti).

Layarnya pun juga mirip, IPS 15,6 inci beresolusi 4K pada varian termahalnya, akan tetapi sedikit lebih superior soal akurasi warna. Lalu apa yang berbeda? Touchpad-nya. ZenBook Pro 15 (UX580) tidak dibekali touchpad biasa, melainkan yang Asus sebut dengan istilah ScreenPad.

Asus ZenBook Pro 15 UX580

Sesuai namanya, ScreenPad ini pada dasarnya merupakan sebuah layar sentuh dengan bentang diagonal 5,5 inci dan resolusi 1080p. Ibaratnya smartphone yang ditanamkan ke bodi laptop, ScreenPad dapat diadaptasikan dengan berbagai kebutuhan. Anda juga bisa menganggap ini jawaban Asus terhadap Touch Bar andalan MacBook Pro.

Namun kalau Touch Bar benar-benar menggantikan deretan tombol keyboard, ScreenPad sebenarnya masih bisa digunakan seperti touchpad biasa. Lalu ketika dibutuhkan, kita bisa mengklik tombol F6 untuk mengaktifkan ScreenPad (menyalakan layarnya), dan klik lagi untuk kembali menjadikannya touchpad biasa.

Asus ZenBook Pro 15 UX580

Ada banyak sekali yang bisa dilakukan menggunakan ScreenPad. Yang sederhana mungkin sebagai launcher aplikasi dan untuk mengontrol jalannya lagu di Spotify maupun video di YouTube. Namun berkat kustomisasi yang begitu lengkap, kesan gimmicky yang ditawarkan ScreenPad jadi berkurang drastis.

Di deretan aplikasi Microsoft Office misalnya, ScreenPad dapat membantu dengan menampilkan toolbar, sehingga ketimbang menggerakkan kursor mouse ke arah toolbar di layar, kita tinggal menyentuh iconicon yang muncul di ScreenPad. Oke, ini mirip dengan premis yang ditawarkan Touch Bar, tapi setidaknya ScreenPad masih lebih fungsional karena dapat dijadikan numpad atau malah kalkulator sekalipun.

ScreenPad juga terintegrasi dengan Windows. Untuk lebih jelasnya, video tutorial dari Asus di bawah ini bisa memberikan gambaran terkait potensi ScreenPad.

Asus merancang laptop ini untuk para kreator konten maupun kalangan profesional lainnya. Namun aspek hiburan juga tidak dilupakan begitu saja. Salah satu buktinya, ada sistem audio premium yang mengantongi sertifikasi Harman-Kardon.

Di Amerika Serikat, Asus ZenBook Pro 15 UX580 rencananya bakal dipasarkan pada pertengahan bulan Juli nanti dengan harga mulai $2.299.

Sumber: Business Wire dan The Verge.

Asus Luncurkan Dua Laptop Gaming Ber-bezel Tipis, ROG Strix Scar II dan Hero II

Ajang Computex 2018 telah dibuka, dan Asus langsung tancap gas dengan memperkenalkan dua laptop gaming baru: Asus ROG Strix Scar II dan Hero II (GL504). Keduanya merupakan penerus langsung ROG Strix Scar dan Hero (GL503), akan tetapi yang menarik, Asus tidak hanya sekadar menyegarkan spesifikasinya saja.

Keduanya mengusung perubahan desain yang cukup signifikan, terutama di bagian layar. Bezel kiri, kanan dan atasnya kini menipis, menyisakan hanya bezel tebal di bawah, yang sekaligus menjadi rumah untuk webcam. Posisi webcam di bawah memang kurang ideal, tapi ini kompromi yang harus diterima demi mewujudkan dimensi yang lebih ringkas, setidaknya untuk sekarang.

Asus ROG Strix Scar II (GL504)

Ya benar, ukuran layarnya memang sama seperti sebelumnya, 15,6 inci, akan tetapi dimensi perangkat secara keseluruhan lebih mirip laptop 14 inci berkat bezel tipisnya itu tadi. Panel layarnya pun istimewa, masih IPS 1080p, akan tetapi refresh rate-nya melonjak menjadi 144 Hz demi mengakomodasi kebutuhan gamer kompetitif.

Sama seperti sebelumnya, perbedaan utama Scar II dan Hero II terletak pada layout keyboard-nya. Scar II yang ditujukan buat gamer FPS mengemas tombol WASD yang transparan, sedangkan di Hero II yang transparan adalah tombol QWER, menyesuaikan dengan gaya bermain gamer MOBA yang menjadi target pasarnya.

Asus ROG Strix Hero II (GL504) / Asus
Asus ROG Strix Hero II (GL504) / Asus

Beralih ke spesifikasi, kedua laptop sama-sama dipersenjatai prosesor 6-core Intel Core i7-8750H, meski ada pula varian lain yang lebih murah dengan Core i5-8300H. Kartu grafis yang menjadi pilihan adalah Nvidia GeForce GTX 1070 atau GTX 1060 6 GB – khusus Hero II, pilihan GPU-nya cuma satu yakni GTX 1060 6 GB.

RAM DDR4-nya bisa dikonfigurasikan sampai sebesar 32 GB, sedangkan storage-nya mengandalkan kombinasi SSD dan HDD. Semuanya dikemas dalam bodi yang beratnya kurang dari 2,5 kilogram, dengan tebal 2,61 cm.

Perihal konektivitas, Scar II dan Hero II juga tidak pelit. Ada Wi-Fi AC berbasis teknologi Intel Wave 2, Bluetooth 5.0, port Ethernet, HDMI 2.0, Mini DisplayPort 1.2, tiga USB standar dan satu USB-C, serta slot SD card. Keduanya sudah dipasarkan dengan harga mulai $1.999 (Scar II) dan $1.699 (Hero II).

Sumber: Asus.