Tag Archives: conflict management

4 Cara Menghindari Konflik dengan Co-Founder Anda

Hubungan baik antara Founder dan Co-founder bakal menjadi faktor penentu apakah startup bisa berjalan dengan baik atau tidak. Untuk itu apa pun latar belakang Anda sebagai pendiri dengan Co-founder idealnya menjadi hal yang penting untuk bisa menjaga hubungan baik, meskipun terkadang konflik dan kesalahpahaman kerap terjadi. Setiap startup tentunya memiliki dinamika yang beragam, semua dipengaruhi oleh keterbukaan, kejujuran dan toleransi yang baik satu dan lainnya.

Artikel berikut ini akan membantu Anda meminimalisir terjadi konflik dengan Co-founder.

Kepercayaan

Sejak awal memutuskan untuk mendirikan startup, Anda sebagai Founder wajib untuk memiliki rasa kepercayaan yang tinggi kepada co-founder Anda. Pastikan juga kepada co-founder untuk memiliki komitmen dan loyalitas yang tinggi untuk membangun startup bersama hingga menuai kesuksesan. Tentunya tidak mudah untuk menemukan co-founder yang memiliki visi dan misi yang serupa, untuk itu temukan co-founder yang paling sesuai dengan Anda.

Hindari kesalahpahaman

Ketika co-founder Anda melakukan kesalahan, jangan terlalu cepat menilai secara negatif terhadap tindakan yang telah dilakukan, cobalah untuk pahami dan berikan kepercayaan kepada co-founder Anda dan tentunya ruang untuk menjelaskan dan memperbaiki kesalahan yang telah terjadi. Dengan melakukan hal ini, Anda dapat menjaga hubungan baik tanpa mengedepankan rasa emosional yang akan memperburuk hubungan baik dengan co-founder.

Transparansi

Hal ini biasanya banyak terjadi kepada Founder atau co-founder yang masih berusia muda. Hindari mencampur urusan pribadi dengan profesional saat melakukan relasi dengan co-founder Anda. Sebagai Founder bukan berarti Anda berhak untuk melakukan semua tindakan dan mengambil keputusan seenaknya. Komunikasikan semua hal terkait dengan perusahaan kepada co-founder Anda. Transparansi menjadikan semua hal terbuka dan tidak ada yang disembunyikan satu dan lainnya.

Segera berbaikan

Perdebatan yang terjadi antara Anda dengan co-founder idealnya tidak boleh dibiarkan terlalu lama, hal tersebut bisa mempengaruhi kinerja satu sama lain. Untuk itu ketika perdebatan antara Anda dengan co-founder terjadi, segera berbaikan dan luruskan kesalahpahaman yang ada. Jangan buang waktu memaksakan ego satu dan lainnya, ketika waktunya untuk mengalah menjadi bijak untuk dilakukan.

4 Tips Sederhana Mengelola Konflik dalam Tim

Di perusahaan manapun, cekcok antar pegawai atau dengan atasannya, adalah hal yang lazim, tak terkecuali dengan startup. Seringkali Anda sebagai founder menghadapi perbedaan persepsi dengan co-founder, strategi bisnis apa yang lebih urgent untuk dilakukan segera, atau calon karyawan yang mana tepat untuk direkrut.

Anda memerlukan teknik penanganan konflik dengan cara musyawarah agar dapat menghasilkan solusi kreatif, sekaligus menciptakan hubungan yang lebih kuat. Berikut ini adalah empat tips sederhana yang efektif dan dapat menyelesaikan perbedaan dalam tim startup Anda:

Tanyakan perspektif

Kemungkinan Anda akan merasa sangat nyaman mengutarakan pendapat dari sudut pandang diri sendiri dan ingin menyampaikan segera ke tim. Sayangnya, co-founder mungkin sama kerasnya dengan Anda ingin mengutarakan pendapatnya untuk didengarkan. Sebaiknya Anda ajukan pertanyaan mengenai perspektifnya dari pendapat yang sebelumnya sudah Anda utarakan.

Caranya dengan membuat pertanyaan terbuka, misalnya menanyakan “Apa keuntungan yang akan kamu dapatkan dengan pendekatan seperti ini?” atau “Bagaimana kamu menyimpulkan dari hal ini?”. Dengarkan baik-baik jawabannya, karena hal ini dapat membantu Anda mencari tahu bagian apa yang paling penting menurut mereka.

Tunjukan sikap

Apabila partner bisnis Anda terus mengulangi pendapat yang telah ia ucapkan meski Anda sudah paham apa maksud mereka, artinya kemungkinan besar dia merasa tidak didengar oleh Anda. Untuk itu, sebaiknya Anda tunjukkan sikap meski sikap Anda tidak setuju.

Misalnya dengan mengatakan, “Perspektif yang kamu utarakan itu terdengar seperti model langganan premium, bisa memberikan kesempatan untuk khalayak luas karena mudah diadopsi sekaligus jadi kesempatan baik untuk perusahaan meningkatkan pendapatan. Apakah itu benar?.”

Sebaiknya Anda hindari penunjukkan sikap dengan mengucapkan kata “tapi”, sebaliknya gunakan kata “dan” untuk membangun argumen yang baik.

Minta kritik

Apakah tim kerja khawatir dengan rencana bisnis Anda yang kurang jelas? Cobalah Anda untuk ambil inisiatif dengan meminta kritik dari mereka. Sebab kritik adalah hal lumrah yang biasa diutarakan orang-orang apabila mendengar suatu hal yang baru ia dengar.

Misalnya, Anda menanyakan pertanyaan yang bersifat kontra-intuitif, “Bagian apa yang salah dengan proposal ini?”. Setiap kritik yang diutarakan merupakan bentuk keprihatinan yang terlewatkan oleh Anda. Gunakan kritik tersebut untuk mengembangkan proposal baru yang akan cenderung lebih memicu kata “ya” untuk diucapkan.

Konsultasi dengan pihak ketiga

Apakah tim Anda masih berselisih paham? Mungkin cara ini bisa dicoba, yakni mengundang pihak ketiga untuk dapat diajak konsultasi bersama-sama. Berbagai perspektif dari tim yang masuk ke Anda, perlu disaring dan pilah lagi yang mana bisa membantu bisnis atau tidak. Dengan hadirnya pihak ketiga, Anda akan dapat terbantu bagaimana memilahnya.