Tag Archives: consumer electronics show

CES 2022: LG Singkap Sejumlah Terobosan Baru di Ranah OLED Display

Seperti biasa setiap tahunnya, LG memanfaatkan ajang Consumer Electronics Show (CES) untuk mendemonstrasikan terobosan-terobosan terbarunya di bidang display. Tahun ini, LG sudah menyiapkan beberapa kejutan menarik, terutama yang berkaitan dengan teknologi OLED.

Yang pertama adalah OLED.EX, generasi baru TV OLED yang menjanjikan kualitas gambar yang lebih baik lagi. Rahasianya terletak pada pemanfaatan deuterium, sehingga masing-masing diodenya mampu memancarkan cahaya yang lebih terang. Persisnya hingga 30 persen lebih terang daripada panel OLED tradisional.

Di saat yang sama, OLED.EX juga bisa membuat TV tampak lebih estetis berkat bezel yang kian menipis dari 6 mm menjadi 4 mm. Rencananya, teknologi OLED.EX ini bakal mulai diimplementasikan ke semua TV OLED yang LG produksi mulai kuartal kedua 2022.

Selanjutnya, LG Display turut memamerkan teknologi Transparent OLED dalam berbagai bentuk. Sesuai namanya, Transparent OLED punya warna yang cukup transparan untuk menggantikan kaca biasa, tapi di saat yang sama juga mampu menampilkan gambar dengan kualitas yang baik. Dari sini kita sudah bisa langsung menebak skenario penggunaannya yang paling ideal, yakni untuk menggantikan kaca etalase di pusat perbelanjaan.

Selain untuk memberikan pengalaman baru bagi kita yang hobi cuci mata di mal, LG juga melihat potensi penggunaan Transparent OLED di lokasi-lokasi publik lain, seperti salah satunya di stasiun kereta bawah tanah. Bukan cuma itu, Transparent OLED juga dapat dikemas menjadi sebuah kaca pintar yang secara spesifik didesain untuk lingkungan perkantoran.

Terobosan lain yang mencuri perhatian adalah Virtual Ride, sebuah sepeda statis dengan tiga panel OLED 55 inci yang melengkung secara vertikal di bagian depan dan atasnya. Tidak kalah menarik adalah Media Chair, semacam home teather personal yang menandemkan kursi malas dengan layar OLED melengkung dan sistem audio yang sangat kapabel.

LG turut menyiapkan panel OLED foldable berukuran 17 inci untuk laptop yang diklaim hampir tidak memiliki garis lipatan. Kemudian di sektor gaming, LG tahun ini berencana merilis TV/monitor gaming OLED berukuran 42 inci dan 48 inci.

Terakhir, untuk produk non-OLED, LG memperkenalkan IPS Black, varian baru yang diklaim memiliki kadar kehitaman (black level) hingga 35 persen lebih pekat daripada IPS biasa. Lebih lanjut, IPS Black juga diyakini memancarkan gelombang cahaya biru dalam jumlah yang jauh lebih sedikit. Semoga saja harga monitor IPS Black tidak terpaut terlalu jauh dari monitor IPS standar.

Sumber: LG Display.

LG Kembangkan TV Gaming Unik dengan Layar yang Bendable

Dari tahun ke tahun, ajang Consumer Electronics Show (CES) selalu menjadi panggung demonstrasi teknologi display terkini dari pabrikan-pabrikan seperti Samsung, LG maupun Sony. Tahun ini pun tidak luput dari tren tersebut, terlepas dari fakta bahwa CES 2021 harus dihelat secara online.

Melalui sebuah siaran pers, LG mengumumkan bahwa mereka bakal segera memamerkan sebuah prototipe TV istimewa yang mereka juluki dengan istilah Bendable Cinematic Sound OLED (CSO). Kuncinya terletak pada kata “bendable“, yang mengindikasikan bahwa layar milik TV ini dapat dibengkokkan sekaligus dapat kembali ke bentuk semula.

Mengapa Anda perlu membengkokkan layar TV, dan mengapa ini harus kita bahas di Hybrid? Idenya adalah, dalam posisi datar, TV seukuran 48 inci ini bisa dipakai untuk menonton berbagai tayangan secara nyaman. Lalu ketika pengguna hendak bermain game, layarnya dapat dibuat jadi melengkung sehingga pengalaman yang didapat bisa lebih immersive.

Perangkat ini pada dasarnya merupakan jawaban terhadap konsumen yang mengeluhkan bahwa layar melengkung lebih cocok dipakai untuk gaming ketimbang menonton. Satu perangkat untuk dua keperluan, kira-kira begitu premis utamanya. Sayang hingga kini mekanisme untuk membengkokkan dan meluruskan layarnya masih misteri, apakah menggunakan tombol atau bagaimana.

Secara teknis, layar TV ini memiliki kurvatur maksimum sebesar 1000R, setara dengan yang ditawarkan monitor gaming flagship Samsung, Odyssey G9. Pemilihan nominal kurvaturnya bukanlah suatu kebetulan, sebab 1000R disebut adalah yang kelengkungannya paling mendekati kontur bola mata manusia.

LG tidak menyebutkan resolusinya, tapi saya menebak 4K kalau melihat ukurannya yang cukup besar. Melengkapi spesifikasinya adalah waktu respon 0,1 milidetik dan refresh rate maksimum sebesar 120 Hz, sudah sangat cukup untuk keperluan leisure gaming.

Namun layar yang bendable bukanlah satu-satunya kejutan dari perangkat ini. LG turut melengkapinya dengan sistem audio yang inovatif, di mana layarnya akan bergetar untuk menghasilkan suara. Teknologi ini bukanlah barang baru, akan tetapi LG sudah menyempurnakannya sehingga komponen yang diperlukan jauh lebih tipis daripada versi sebelumnya, krusial demi mencegah sasis TV yang kelewat tebal.

Untuk keperluan menonton, sistem audio semacam ini mungkin bisa dikatakan cukup, meski kemungkinan besar kualitas suaranya jauh di bawah soundbar. Kalau untuk keperluan gaming, sepertinya gamer akan lebih memilih menggunakan headset. Terlepas dari itu, setidaknya TV ini dapat langsung digunakan begitu dikeluarkan dari boksnya.

Lebih lengkapnya mengenai TV gaming yang bendable ini baru akan dibeberkan pada acara CES 2021 nanti, yang dijadwalkan berlangsung mulai 11-14 Januari.

Sumber: The Verge.

LG Gram 2020 Terus Buktikan Bahwa Portabilitas Bukan Berarti Harus Mengorbankan Performa dan Ketahanan Baterai

Melanjutkan tradisi sebelum-sebelumnya, LG menutup tahun dengan memperkenalkan seri laptop LG Gram baru. Lineup edisi 2020 ini hadir dalam tiga ukuran dan empat model yang berbeda: LG Gram 17 (17Z90N), LG Gram 15 (15Z90N), LG Gram 14 (14Z90N), dan LG Gram 2-in-1 (14T90N).

Keempatnya mempertahankan formula yang sama, yakni yang mengedepankan portabilitas selagi masih menjaga keseimbangan antara performa dan daya tahan baterai. Terkait portabilitas, Gram 17 memiliki dimensi fisik yang setara dengan laptop berlayar 15,6 inci, Gram 15 setara dengan laptop 14 inci, dan Gram 14 setara dengan laptop 13,3 inci.

Nama “Gram” sendiri didapat dari bobotnya yang tak lagi memerlukan satuan kilogram, dan itu bisa didapat lewat Gram 14 yang memiliki berat 999 gram. Yang paling berat tentu saja adalah Gram 17, dengan bobot 1,35 kg, akan tetapi yang paling tebal rupanya adalah LG Gram 2-in-1 di angka 17,9 mm.

LG Gram 2020

Bagi yang mementingkan resolusi layar di atas segalanya, seri Gram mungkin kurang cocok bagi Anda. Pasalnya, resolusi tertinggi yang bisa didapat hanyalah 2560 x 1600 pixel pada Gram 17, sedangkan sisanya cuma 1080p. Full-HD sebenarnya sudah tergolong cukup kalau menurut saya, apalagi kalau ternyata itu bisa berkontribusi terhadap daya tahan baterai yang panjang.

Lebih lanjut, LG turut menanamkan baterai berkapasitas masif pada lini Gram 2020: Gram 17 dan Gram 15 dengan baterai 80 Wh, sedangkan kedua model 14 incinya dengan baterai 72 Wh. Untuk model 14 inci yang convertible, baterainya disebut bisa bertahan sampai lebih dari 20 jam pemakaian.

LG Gram 2-in-1

Tidak kalah mengesankan adalah spesifikasinya. Keempat model ini ditenagai oleh prosesor Intel generasi ke-10, lengkap dengan GPU terintegrasi Intel Iris Plus (kecuali pada Gram 2-in-1). RAM DDR4-nya bisa dikonfigurasikan sampai yang berkapasitas 24 GB (16 GB pada Gram 2-in-1), sedangkan media penyimpanannya sudah mengandalkan SSD tipe NVMe.

Berbeda dari tahun lalu, varian convertible-nya sekarang sudah mengemas port Thunderbolt 3 (USB-C) seperti yang lainnya. Keempat model LG Gram 2020 ini juga sudah dilengkapi sensor sidik jari sekaligus konektivitas Wi-Fi 6 sebagai standar. Detail selebihnya, termasuk harga dan ketersediaannya, baru akan diungkap pada ajang CES 2020 tidak lama lagi.

Sumber: LG.

Samsung Perbarui Notebook 7 Spin dengan Prosesor Intel Generasi ke-8

Diperkenalkan pertama kali pada pertengahan tahun 2016, Samsung Notebook 7 Spin akhirnya menerima upgrade untuk menjadikannya relevan di tahun 2018 ini. Laptop convertible ini menyusul jejak Notebook 9 Pen dan Notebook 9 (2018) yang diumumkan bulan lalu.

Secara estetika, tidak banyak yang berubah dari Samsung Notebook 7 Spin (2018). Kendati demikian, Samsung kali ini hanya menawarkannya dalam satu ukuran saja, tidak seperti sebelumnya yang juga tersedia dalam ukuran 15,6 inci. Layar sentuh 13,3 incinya juga masih bisa diputar 360 derajat demi memudahkan penggunaannya sebagai tablet.

Samsung Notebook 7 Spin (2018)

Resolusi 1080p tetap menjadi andalan, akan tetapi layar Notebook 7 Spin generasi baru ini juga kompatibel dengan stylus aktif. Sayang sekali aksesori ini tidak termasuk dalam paket penjualannya – tidak seperti Notebook 9 Pen. Juga baru di tahun ini adalah integrasi sensor pemindai sidik jari pada sisi kanan perangkat.

Yang tidak kalah penting, performanya dipastikan melonjak drastis berkat penggunaan prosesor Intel Core i5 generasi kedelapan, serta didukung oleh RAM 8 GB dan SSD berkapasitas 256 GB. Konektivitasnya meliputi satu port USB-C, dua port USB standar dan HDMI.

Samsung Notebook 7 Spin (2018)

Semuanya dikemas dalam bodi aluminium setebal 18,5 mm, dengan bobot sekitar 1,53 kg dan baterai berkapasitas 43 Wh. Fitur lain yang tak kalah menarik adalah mikrofon yang bisa menangkap suara dari jarak yang lebih jauh dari biasanya, yang pastinya bakal sangat bermanfaat apabila konsumen kerap menggunakan Cortana.

Samsung berencana memasarkan Notebook 7 Spin (2018) mulai kuartal pertama tahun ini, namun belum ada informasi mengenai harganya. Semoga saja tradisi harga di bawah $1.000 yang diunggulkan pendahulunya bakal dipertahankan.

Sumber: Samsung dan TechCrunch.

Proyektor 4K Perdana LG Berdesain Ringkas dan Tidak Umum

LG kembali meramaikan gelaran CES tahun ini dengan sebuah proyektor baru yang cukup istimewa. Kalau yang mereka perkenalkan tahun lalu sudah kelihatan cukup nyentrik, yang ini malah lebih unik lagi dengan wujud balok memanjang yang bisa diposisikan vertikal maupun horizontal.

Pada kenyataannya, perangkat bernama LG HU80K ini merupakan proyektor 4K pertama dari sang raksasa teknologi Korea Selatan. Desainnya sangat bertolak belakang dengan mayoritas proyektor 4K yang ada di pasaran, yang biasanya berdimensi besar dan cukup rumit instalasinya.

LG HU80K

Dengan HU80K, pengguna hanya perlu meletakkannya di atas lantai (bisa juga digantung di langit-langit ruangan), dan perangkat bisa dipindah dengan mudah berkat sebuah handle di bagian atasnya. Proyeksi terbesarnya bisa mencapai 150 inci, dan dengan tingkat kecerahan maksimum 2.500 lumen, ia jauh lebih terang ketimbang proyektor lain LG.

LG tidak lupa menyematkan sistem operasi webOS 3.5 seperti di lini smart TV-nya, yang berarti perangkat dapat langsung mengakses konten dari beragam layanan streaming, termasuk yang beresolusi 4K dan dalam format HDR10. Konektivitas standar seperti port USB, HDMI dan Ethernet tentu tetap tersedia, dan perangkat turut dibekali dengan sepasang speaker internal berdaya 7 watt.

LG HU80K

Sayang sekali sejauh ini LG belum menyinggung soal banderol harga maupun jadwal ketersediaannya. Desain dan spesifikasinya saja sebenarnya sudah sangat mengundang ketertarikan, tapi peluangnya bakal lebih besar lagi seandainya harganya benar lebih murah cukup signifikan dibanding proyektor-proyektor 4K lain.

Sumber: LG.

Monitor Portable Asus ZenScreen Go Bisa Digunakan Bersama Perangkat Android

Setup multi-monitor sudah sejak lama menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan produktivitas, akan tetapi ini jelas sulit diwujudkan ketika sedang berada di luar kantor atau rumah, di mana terkadang laptop berlayar 17 inci pun masih terasa kurang besar. Solusinya, menurut Asus, adalah sebuah monitor portable.

Asus sebelumnya sudah punya produk serupa bernama ZenScreen MB16AC, yang bisa langsung digunakan hanya dengan menyambungkannya ke laptop lewat USB. Tahun ini, Asus sudah menyiapkan suksesornya yang bernama ZenScreen Go MB16AP. Terdengar mirip? Ya, kecuali embel-embel “Go” tersebut.

Berbeda dari pendahulunya, Asus ZenScreen Go mengemas baterainya sendiri yang berkapasitas 7.800 mAh, sanggup beroperasi selama empat jam nonstop sebelum perlu diisi ulang. Koneksinya tetap mengandalkan USB-C atau USB-A, namun kali ini ZenScreen Go juga siap digunakan bersama smartphone Android, sekaligus menyuplai energi dadakan jika perlu.

Sebagai bagian dari spesies langka yaitu monitor portable, fisiknya pun cukup ringkas, dengan bobot sekitar 860 gram. Ia datang bersama sebuah folio cover yang juga merangkap sebagai kickstand, baik dalam orientasi portrait atau landscape. Dimensinya juga cukup tipis untuk disandingkan bersama laptop di dalam tas.

Spesifikasinya sendiri cukup lumayan, dengan layar IPS 15,6 inci beresolusi 1920 x 1080 pixel. Teknologi flicker-free dan filter cahaya biru yang bisa disesuaikan memastikan mata pengguna tetap nyaman meski menggunakannya dalam sesi yang cukup panjang.

Asus ProArt PQ22UC

Kalau ukuran dan resolusinya kurang besar, serta Anda mendambakan reproduksi warna yang akurat dan tidak keberatan mengusung perangkat yang lebih besar, ada Asus ProArt PQ22UC. Monitor seukuran desktop ini (21,6 inci) mengemas panel OLED beresolusi 4K, serta sanggup menampilkan format warna 10-bit dan 99% dari spektrum warna DCI-P3.

Aspek portable-nya dicapai berkat layar yang bisa dilepas dari dudukannya dengan mudah, dan dudukannya sendiri bisa dilipat mendatar sehingga mudah dibawa bepergian. Koneksinya bisa melalui USB-C atau micro HDMI, namun Anda hanya bisa menggunakannya ketika ada colokan listrik di sebelahnya.

Asus bakal memamerkan kedua monitor portable ini di ajang CES 2018 tidak lama lagi. Banderol harga dan jadwal pemasarannya masih belum diumumkan.

Sumber: Asus.

Yang Dinantikan di CES 2018

Consumer Electronics Show (CES) 2018 segera hadir minggu depan. DailySocial berkesempatan kembali meliput secara langsung jalannya perhelatan terbesar industri consumer electronics yang bertempat di Las Vegas, Amerika Serikat, setelah awal tahun yang lalu mendapatkan kesempatan yang sama. Apa yang dipamerkan di tempat ini bakal menjadi petunjuk ke mana arah industri teknologi global selama setahun ke depan.

Fokus kami akan bertumpu pada sejumlah produk smartphone, wearables, PC gaming, AR/VR, dan auto. Bagaimana prediksi kami tentang industri tersebut?

Smartphone

Tahun 2017 menjadi titik tolak tren layar 18:9 di segmen premium (high end). Tahun 2018 ini kami perkirakan vendor smartphone mulai semakin gigih menawarkan tren ini di segmen smartphone kelas menengah. Samsung misalnya dikabarkan akan merilis seri A terbaru yang mengusung konsep serupa.

Cukup prematur mengharapkan kehadiran smartphone premium di awal tahun, tapi siapa tahu ada kejutan pengumuman implementasi Snapdragon 845 yang baru saja diumumkan akhir tahun lalu.

LG, Huawei (dan Honor), Sony, Xiaomi, dan BlackBerry diperkirakan bakal memanfaatkan CES 2018 untuk memperkenalkan seri smartphone kelas menengah mereka.

Wearables

Sejak kehadiran Apple Watch, praktis tidak banyak produk wearables yang mencoba mendobrak di lini ini. Samsung masih memiliki Gear, tetapi vendor lain sudah mengibarkan bendera putih.

Meskipun demikian, kami tidak patah arang dengan harapan sensasi. Beberapa produk independen yang mengusung kampanye melalui Kickstarter bisa memberi angin segar bagi perkembangan teknologi wearables tahun ini.

Secara umum, CES 2018 memberikan gambaran banyaknya vendor Tiongkok dan pembahasan dari sisi fesyen dan gaya hidup yang menunjukkan arah industri ini.

PC gaming

PC gaming adalah segmen kelas atas yang terus mencuri perhatian. Dengan beralihnya konsumen produktivitas ke perangkat laptop, pengguna PC gaming menjadi target utama vendor-vendor PC. Nama-nama seperti Alienware, MSI, dan berbagai produsen chipset grafis diperkirakan akan merilis pembaruan terhadap lini-lini produknya.

AR/VR

Showcase perangkat AR/VR kembali menjadi highlight CES. Dengan kehadiran ARKit di iOS dan ARCore di Android, perangkat AR/VR mendapatkan dukungan yang semakin signifikan di ranah mobile. Kami mengekspektasikan kehadiran sejumlah perangkat baru dari Samsung, HTC, dan pengembang produk AR/VR lainnya.

Auto

Di CES 2018, segmen auto yang menjadi pengejawantahan bagaimana mobil semakin pintar untuk bersinergi dengan teknologi. Tidak hanya sekedar integrasi dasbor digital dan teknologi self-driving, akan muncul topik-topik baru yang sebelumnya tidak terpikirkan, misalnya konsep cybersecurity di mobil dan bagaimana realitas teknologi yang benar-benar bisa diimplementasikan di mobil saat ini.

LG Pamerkan TV OLED Raksasa Beresolusi 8K

Sepertinya sudah menjadi tradisi bagi LG untuk memamerkan sebuah TV yang sanggup membuat rahang kita menganga lebar di awal tahun. Tahun lalu, mereka meramaikan panggung CES dengan sebuah TV OLED 4K yang tebalnya tidak lebih dari 3 milimeter. Tahun ini, rival sekampung Samsung itu rupanya sudah siap dengan yang lebih fenomenal lagi.

Mereka memamerkan TV OLED berukuran 88 inci dengan resolusi 8K, atau yang Engadget sebut dengan istilah keren “Triple 8”. Ini merupakan sebuah gebrakan mengingat TV 4K (non-OLED) saja baru mulai menyandang status mainstream belakangan ini.

Bagi yang masih asing dengan istilah OLED, TV yang menggunakan panel ini sederhananya sanggup menampilkan warna dan kontras yang jauh lebih baik ketimbang TV LED biasa. Contoh perbandingan yang paling gampang adalah, warna hitam akan tampak sangat pekat di TV OLED, sedangkan di TV biasa hanya kelihatan seperti warna abu-abu yang sangat gelap.

LG 88 inch 8K OLED TV

TV 8K yang berukuran lebih besar lagi sebenarnya sudah eksis, tapi baru kali ini ada yang mengusung panel OLED. Sebelum ini, TV OLED terbesar juga datang dari LG, dengan bentang diagonal layar 77 inci, namun ‘hanya’ mengemas resolusi 4K. TV tersebut dibanderol $20.000, jadi bisa Anda bayangkan sendiri betapa mahalnya TV “Triple 8” ini saat resmi dipasarkan nantinya.

Pencapaian ini sekaligus memantapkan posisi LG sebagai salah satu produsen panel OLED terbesar di dunia. Selain memproduksi TV OLED sendiri, LG juga memasok panel OLED untuk TV besutan Sony dan Panasonic.

Sumber: Engadget.

Ini Dia Sejumlah Kejutan Menarik yang MSI Singkap di CES 2017

Meski segmen notebook dan komponen gaming merupakan santapan utama MSI, sang produsen asal Taiwan itu sudah lama ‘bermain-main’ dengan gaming gear. Keyboard, mouse, atau bahkan mouse mat berlogo naga seringkali menemani device-device mereka saat dipamerkan di banyak event. Tapi CES 2017 menandai sebuah transisi di ranah aksesori gaming MSI.

Jika dulu Anda tanya mengenai status dari gaming gear-nya, MSI mungkin hanya menjawab bahwa perangkat-perangkat tersebut hanyalah pelengkap, disertakan sebagai bonus pembelian produk utama seperti laptop atau PC. Menariknya, aksesori menjadi salah satu bagian dari presentasi Micro-Star International di Consumer Electronics Show tahun ini – di sana mereka mengungkap keyboard, headphone, mouse baru dan docking gaming unik.

Keyboard gaming MSI Vigor GK80

Meracik keyboard mekanik bukan lagi hal baru bagi MSI. Di website resmi, setidaknya ada lima tipe yang bisa konsumen pilih. Dan di CES 2017, mereka memperpanjang portfolio produk papan ketik lewat pengumuman Vigor GK80. Info mengenainya memang masih sangat minim, namun MSI memperbolehkan para tamu menjajalnya unit demonya secara langsung.

CES MSI Accessories 8

CES MSI Accessories 9

Layaknya GK601 dan seri CK, MSI mengusung layout tradisional ber-tuts lengkap. Pencahayaan LED RGB-nya terintegrasi dengan Mystic Light, sehingga warna-warni dan pola bisa diselaraskan dengan efek di PC atau bahkan merespons ketika karakter Anda terkena tembakan di game. Dari sesi hands-on, cahaya backlight-nya sangat cerah sehingga perubahan pattern (misalnya pola seperti ombak) tampak jelas.

CES MSI Accessories 11

CES MSI Accessories 12

Struktur tubuh keyboard mekanik ini dilindungi bingkai aluminium yang kuat untuk menjaga sirkuti-sirkuit penting di dalam. Lalu di sisi kenyamanan, MSI melengkapi Vigor GK80 dengan palm rest bertekstur matte detachable. Kemudian, sang produsen kembali memanfaatkan switch Cherry MX Red yang ringan serta responsif.

Mouse gaming MSI Clutch GM70

Yang membuat Clutch GM70 berbeda dari mouse MSI lainnya adalah pendekatan modular tanpa menyebabkannya jadi terlalu ‘radikal’ seperti Mad Catz RAT Pro. Sisi samping kiri, kanan dan punggung dari Clutch bisa dibongkar-pasang (tersambung via magnet) sehingga Anda dapat mengubahnya jadi mouse ambidextrous ataupun ergonomis. Selanjutnya, MSI membubuhkan LED RGB (Mystic Light tentu saja) di area bawah dua tombol depan serta logo naga di bagian punggungnya.

CES MSI Accessories 1

CES MSI Accessories 2

Layout-nya terasa familier. Selain dua tombol utama, Clutch GM70 mempunyai satu clickable scroll-wheel, satu tombol (dua pemicu) untuk mengubah DPI, serta dua tombol di masing-masing sisi kiri dan kanan. Terdapat switch di bagian bawah mouse untuk mengubah mode pemakaian – buat orang normal ataupun kidal – dan tersambung ke PC secara wireless dipadu locked cable.

CES MSI Accessories 3

Headset gaming Immerse GH70

MSI memang punya hubungan erat dengan SteelSeries. Tim spesialis gaming gear asal Denmark itu dipercaya oleh sang produsen Taiwan buat meracik bagian keyboard di notebook gaming-nya – bahkan SteelSeries pun sempat menyiapkan headphone dengan branding MSI Gaming G Series eksklusif. Immerse GH70 sendiri seolah-olah mengikuti arahan desain dari headset laris SteelSeries, Siberia V2.

CES MSI Accessories 4

Tentu saja Immerse GH70 punya sejumlah perbedaan dari V2. Sebagian struktur tubuh dan headband-nya tersusun atas material aluminium brushed, lalu kepala Anda disangga oleh bantalan bertali fleksibel. Ear cup berlapis kulit sintetisnya cukup besar untuk menutup seluruh daun telinga, kemudian MSI menambatkan microphone berleher lentur di ear cup kiri.

CES MSI Accessories 5

CES MSI Accessories 6

Info spesifikasi GH70 masih misterius, MSI hanya bilang ia sanggup menghidangkan audio beresolusi tinggi di channel 7.1, siap menunjang fitur itu di notebook-notebook high-end mereka.

CES MSI Accessories 7

MSI GUS

Salah satu kejutan paling menarik yang MSI singkap di CES 2017, GUS atau Graphics Upgrade System ialah pelengkap yang bisa mengubah mini PC Anda menjadi device gaming mumpuni lewat solusi docking. Walaupun bukan metode baru, kehadiran konektivitas Thunderbolt 3 mengubah semuanya. Berkat sambungan tersebut ke komputer, Anda memperoleh sambungan data secepat 40Gbps.

CES MSI Accessories 13

CES MSI Accessories 14

GUS memiliki desain ala balok asimetris dengan tubuh berwarna hitam merah khas MSI. Ada jendela di sisi kiri agar GPU bisa dipamerkan. Oh, berbicara kartu grafis, docking ini kompatibel ke model high-end berukuran besar, contohnya Nvidia GeForce GTX 1080. Selain itu, produsen turut membekali GUS dengan dua USB 3.0 di belakang, satu USB type-C di belakang, serta sebuah USB 3.0 berfitur Quick Charging di depan, kemudian tenaganya dipasok oleh unit power supply internal 500W 80 Plus.

CES MSI Accessories 15

Harga dan waktu ketersediaan masing-masing produk bisa Anda lihat di bawah:

  • Keyboard MSI Vigor GK80: US$ 170 – Q1 2017
  • Mouse MSI Clutch GM70: US$ 110 – Q1 2017
  • Headphone MSI Immerse GH70: US$ 110 – Q1 2017
  • MSI GUS Thunderbolt 3: TBA

Yi Technology Akan Demonstrasikan Action-Cam dan Drone Baru di CES 2017

Pelan-pelan menumpuk reputasi di ranah teknologi imaging, nama Yi Technology jadi kian dikenal publik setelah memperkenalkan sejumlah kamera action dan mirrorless dengan menggandeng branding Xiaomi. Dan dari kabar terkini, sang produsen mempunyai agenda untuk memperluas portfolio perangkatnya, dua di antaranya akan mereka demonstrasikan di CES 2017.

Via press release, Yi Technology mengumumkan rencana untuk menyingkap action camera baru dan drone spesialis videography di ajang pameran teknologi terbesar di dunia itu. Bagi sang developer asal Tiongkok, CES merupakan batu lompatan penting buat unjuk gigi, apalagi mereka boleh dibilang sebagai pendatang baru di ranah ini. Kedua device tersebut adalah kamera action bernama 4K+ dan UAV Yi Erida.

Yi 4K+

Yi 4K

Merupakan pewaris Yi 4K, kamera action ketiga Yi ini kembali ditawarkan sebagai solusi terjangkau tanpa ada pengorbanan di aspek kualitas. Penjelmaan terkininya bahkan lebih canggih lagi: YI 4K+ mampu merekam video beresolusi ultra-HD di 60 frame rate per detik. Angka ini dua kali lebih besar dari yang dihidangkan produk kompetitor, membuat hasil rekamannya jadi lebih realistis.

Jika masih mengusung arahan serupa pendahulunya, maka Yi 4K+ menyuguhkan layar seluas 2,2-inci, ditenagai unit baterai dengan durasi dua jam penggunaan, serta dilengkapi fitur stream video via Wi-Fi. Buat sekarang, Yi Technology belum memperlihatkan seperti apa wujudnya (gambar di atas adalah Yi 4K).

Yi Erida

Yi Erida 1

Dalam mengembangkan drone pertama mereka ini, Yi Technology berkolaborasi bersama para teknisi Atlas Dynamics. Yi Erida diklaim sebagai drone tri-copter (tiga bagian baling-baling) tercepat, mampu melesat hingga kecepatan 120-kilometer per jam. Untuk mencapainya, pengembang betul-betul berpedoman pada prinsip aerodinamis, lalu menyusun tubuhnya dari material serat karbon agar ringan namun tetap tangguh.

Produsen menjanjikan kemampuan terbang yang gesit serta lincah. Dari sesi uji coba, baterai build-in Yi Erida kabarnya mampu menjaga drone tetap mengudara selama 40 menit di kecepatan penuh atau sampai 120 menit dalam pemakaian standar. Kamera action Yi 4K disematkan di sisi bawah drone, tersambung dengan gimbal. Buat sistem kendali, Yi Erida memanfaatkan aplikasi mobile di smartphone. Di sana Anda dapat mengakses beragam fungsi seperti shutter, exposure, white balance, dan lain-lain.

Yi Erida juga dirancang agar bisa dilipat dan mudah dibawa-bawa. Selanjutnya Yi Technology turut membubuhkan rangkaian sensor serta sistem radar dengan pemindai laser untuk meningkatkan aspek keamanannya.

Kedua device akan didemonstrasikan di booth #46324 di CES 2017 dari tanggal 5 sampai 8 Januari.