Tag Archives: course

Kursus Online Kode.id

Hacktiv8 Kembangkan Kode.id, Platform Kursus Online dengan Beragam Materi Keterampilan

Hacktiv8 yang selama ini dikenal sebagai program pelatihan intensif menjadi developer mulai berinovasi menghadirkan platform pembelajaran online Kode.id (Kode). Ronald Ishak dan Riza Fahmi (co-founders) turut terlibat mengisi materi-materi video kursus.

Ketika dihubungi DailySocial Ronald menjelaskan, “visi Hacktiv8 menjadi jembatan antara supply dan demand atas developer di Indonesia. Selama menjalankan Coding Bootcamp, kami sadar bahwa tidak semua orang dapat menyiapkan 40 jam per minggu untuk mengikuti kelas secara penuh. Maka dibangunlah Kode.”

Kode awalnya lahir dengan tujuan untuk membantu masyarakat luas dalam belajar pemrograman. Namun seiring berjalannya waktu, kelas-kelas Kode juga diperkaya dengan konten-konten dari bidang ilmu lainnya seperti kepemimpinan, bisnis, pemasaran, hingga desain. Perjalanan Kode baru dimulai awal Juli 2019 ini, kendati demikian saat ini mereka tengah menghimpun pendanaan demi menjadikan Kode sebagai “online upskiling platform” terbesar di Indonesia.

“Melalui Kode kami berharap dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi setiap orang dalam mempelajari ilmu baru yang berguna bagi karier mereka ke depannya. Kami percaya, pendidikan yang berkualitas adalah hak semua orang dan kami yakin Kode dapat mewujudkan hal tersebut dan memaksimalkan perwujudan industri 4.0,” terang Ronald.

Mengenal lebih jauh tentang Kode

Jika Anda sudah familiar dengan platform pembelajaran online berbasis video on demand semacam Udemy, mungkin Anda tidak akan kesulitan mengikuti alur dan menu-menu yang disajikan oleh Kode. Kursus akan ditampilkan berdasarkan kategori dan di dalamnya video sudah disusun ke dalam sebuah playlist.

Ronald memperkenalkan Kode sebagai “subscription based online upskilling video platform“. Mereka menawarkan pendaftaran gratis lengkap dengan sejumlah course gratis yang tersedia. Selain itu juga tersedia akun premium dengan sistem berlangganan dengan biaya berlangganan Rp269.000 per bulan.

Meski video pembelajaran versi gratis cukup banyak, dengan berlangganan akun premium akan mendapatkan sejumlah fitur-fitur pelengkap pembelajaran, seperti akses ke kelas premium, akses video online, dan “learning path” yang memudahkan pengguna menentukan urutan-urutan pembelajaran.

Di Kode, juga disediakan fitur “Skill Assessment” di setiap tahapan pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana pemahaman terhadap sebuah materi. Selain itu Kode juga memiliki fitur analitik yang hanya diperuntukkan untuk B2B, yang memungkinkan perusahaan memantau perkembangan proses belajar karyawan mereka.

“Skill Assessment atau bisa dibilang tes kompetensi, akan membantu pembelajar untuk mengetahui tingkat pemahaman atas keahlian tertentu. Learner (sebutan untuk pengguna Kode) akan diberikan sebuah kuis yang akan tersedia di awal penggunaan platform. Berdasarkan jawaban yang diberikan, kami akan menyarankan kelas yang cocok untuk Learner berdasarkan hasil dari kuis tersebut,” jelas Ronald.

Memperkaya perpustakaan kelas

Selain memungkinkan masyarakat mengakses video pembelajaran online, Kode juga membuka kesempatan bagi siapa pun yang memiliki keterampilan untuk menjadi pengajar melalui fitur “Subject Matter Expert (SME)”. Di tahun pertamanya ini pihak Kode ingin memperkaya perpustakaan kelas sehingga untuk memberikan pilihan pelajaran yang beragam.

“Fokus kami adalah terus memperbesar perpustakaan kelas kami. Kami berkomitmen untuk dapat memberikan beragam kelas yang menarik, interaktif, dan relevan terhadap perkembangan industri sekarang. Melalui beragam kelas tersebut, kami berharap dapat meningkatkan taraf hidup para profesional di Indonesia,” terang Ronald.

Selain Kode.id, di Indonesia sudah ada beberapa layanan kursus online serupa misalnya DicodingIndonesiaX, Studilmu, dan lainnya.

Layanan Belajar Online Masih Belum Signifikan Diminati Masyarakat Indonesia

Massively Online Open Courses (MOOC) merupakan salah satu dari transformasi teknologi dalam pendidikan. Namun tampaknya model belajar melalui medium internet tersebut belum banyak diminati oleh masyarakat di Indonesia. Untuk memahaminya lebih dalam, secara khusus DailySocial bekerja sama dengan JakPat mengadakan survei kepada 1023 pengguna smartphone mengenai pendapatnya tentang penggunaan layanan MOOC.

Dari total responden, 51,11 persen di antaranya sudah mengetahui tentang MOOC, sisanya tidak mengetahui sama sekali. Dari total yang mengetahui pun, mayoritas (79,77 persen) belum pernah mencoba menggunakan layanan tersebut untuk alternatif belajar. Dari seluruh layanan MOOC yang ada, yang paling populer menurut responden Duolingo, OpenCourseware, Coursera, dan Khan Academy.

Untuk pengguna MOOC, responden di Indonesia paling banyak menggunakan untuk belajar materi bahasa asing dan teknologi informasi. Kendati beberapa bahasan lain seperti bisnis, sains hingga pelajaran sekolah juga ada yang menggunakan. Di Indonesia sendiri, beberapa penyedia MOOC yang banyak digunakan di antaranya BangsaCerdas, IndonesiaX dan portal belajar Kelase.

Gambar 1 Survei MOOC DailySocial

Alasan yang cukup signifikan mengapa masyarakat Indonesia tidak hobi menggunakan internet untuk mengakses MOOC pertama ialah karena tidak ada waktu (45,94 persen), kemudian kendala koneksi internet (32,94 persen) dan harga layanan yang dinilai mahal (27,66 persen). Kendati demikian sebenarnya layanan MOOC disediakan untuk mengakomodasi pengguna dengan mobilitas tinggi, sehingga lebih fleksibel untuk mengakses bahan belajar yang interaktif dengan berbagai perangkat yang dimiliki. Tak sedikit juga yang menawarkan materi belajar gratis di portalnya.

Disajikan dalam mode digital, MOOC memang menawarkan ragam varian bentuk materi belajar yang disampaikan. Mulai dari berbentuk modul, kuis, materi interaktif hingga video. Namun responden menilai bahwa video lebih mudah dimengerti. Mayoritas (53,37 persen) responden setuju bahwa salah satu keuntungan dari MOOC karena konten video tersebut, sehingga dinilai penting oleh responden bagi penyedia MOOC menghadirkan konten berjenis multimedia tersebut.

MOOC juga kerap dikaitkan dengan salah satu evolusi dari e-learning sehingga tak sedikit yang menggunakan sebagai alternatif belajar untuk materi sekolah. Terkait dengan implementasinya untuk mendukung pembelajaran formal, bisa dikatakan bahwa pemanfaatannya belum optimal. Karena ada yang menganggap bahwa hasilnya sangat efisien, namun ada pula yang menganggap tidak efisien.

Gambar 2 Survei MOOC DailySocial

Beberapa sekolah dan universitas di luar negeri secara serius memanfaatkan model MOOC untuk pembelajaran, beberapa di antaranya bahkan secara penuh menggunakan layanan terkait untuk pembelajaran. Tren e-learning di Indonesia sendiri sebenarnya bisa dikatakan masih berada dalam masa transisi, saat ini justru kalangan bisnis yang terpantau tertarik untuk mengeksplorasi manfaatnya untuk pengembangan SDM di lingkungannya. Sedangkan untuk kalangan konsumer memang belum terlihat signifikan. Mungkin masih banyak faktor yang perlu dibenahi dan disesuaikan, terutama terkait infrastruktur dan kultur.

Lebih lengkap tentang temuan survei seputar MOOC, termasuk daftar penyedia MOOC lokal dan internasional mana yang lebih disukai, dapat diunduh gratis melalui laporan survei berjudul: “MOOC in Indonesia Survey 2017”. Simak juga pemberitaan tentang perkembangan startup di bidang pendidikan yang dirangkum dalam kolom edtech DailySocial.

Squline Optimalkan Strategi B2B untuk Pasarkan Layanannya

Startup pengembang layanan kursus online bahasa asing Squline terus berupaya mematangkan strategi ekspansi bisnisnya dengan menyasar sektor B2B (Business-to-Business). Kerja sama terbaru dijalin bersama Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (Poltekip) untuk mematangkan kualitas pemahaman bahasa asing para Taruna di tempat tersebut. Pendekatan seperti ini dinilai efektif memicu penggunaan platform Squline secara lebih intensif.

“Kami melihat bahwa kebutuhan kemampuan bahasa asing di sisi swasta, institusi, dan pemerintahan terjadi peningkatan sangat besar setiap tahunnya. Sebagian besar dari mereka memilih belajar dengan cara yang kurang efektif karena terbentur oleh pekerjaan, atau tugas sehari-hari mereka,” ungkap CEO Squline Tomy Yunus.

Kerja sama berbasis B2B sendiri sudah dimulai hampir 4 tahun belakangan ini oleh Squline. Upaya ini telah berhasil membawakan  Squline lebih dari 1000 siswa yang belajar bahasa asing setiap harinya. Improvisasi juga terus dilakukan, salah satunya dengan dukungan guru asing profesional di bidang bahasa.

Tomy melanjutkan, “Menurut kami, ini merupakan peluang bagi Squline sebagai solusi belajar bahasa asing seara online dengan menawarkan kemudahan akses belajar dan felksibilitas jadwal belajar, tentunya dengan didukung oleh tenaga pengajar asing profesional. Oleh karena itu, mulai tahun ini kami aktif untuk melakukan ekspansi bisnis kami dengan menyasar segmen B2B.”

Menindaklanjuti kerja sama dengan Squline ini, Direktur Poltekip Dr. Suprapto menyampaikan, “Ke depannya seluruh taruna Poltekip akan dibekali dengan pelatihan bahasa asing terutama Bahasa Inggris. Pelatihan Bahasa Inggris berbasis online akan menjadi pilihan yang efektif mengingat jadwal kegiatan taruna yang cukup padat. Karena dengan pelatihan bahasa inggris berbasis online yang dipandu oleh guru profesional kegiatan akan berjalan lebih efektif dan efisien.”

Proses penandatanganan kerja sama Squline - Poltekip
Proses penandatanganan kerja sama Squline – Poltekip

Squline sendiri bisa dikatakan sebagai startup perintis kursus online belajar bahasa asing pertama di Indonesia, didirikan oleh Tomy Yunus dan Yohan Limerta pada tahun 2013. Saat ini ada tiga varian bahasa yang dapat dipelajari, yakni Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang. Layanan yang diberikan mengombinasikan kelas interaktif tatap muka via video call dan konten pembelajaran multimedia.

Universitas Gadjah Mada, Google dan MIT Selenggarakan Kursus Pengembangan Startup Teknologi

Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta sebagai salah satu universitas ternama di Indonesia akan menyelenggarakan kursus pengembangan startup teknologi. Program ini dilaksanakan bekerja sama dengan Google Inc sebagai sponsor dan program Accelerating Information Technology Innovation (AITI) dari Massachusetts Institute of Technology (MIT). Acara ini akan dilakukan tanggal 24 Juni – 2 Agustus 2013 di Yogyakarta.

Continue reading Universitas Gadjah Mada, Google dan MIT Selenggarakan Kursus Pengembangan Startup Teknologi

Jakarta Founder Institute Offers Scholarship With Female Founder Fellowship Program

It is the last week for the registration of Jakarta Founder Institute. The 9th October 2011 will be the last day to register.

Jakarta Founder Institute will start this program on October 26th, 2011 until February 6th , 2012. It is targeted to get 30 participants to join the course with the curriculum that is needed to build and develop startup, supported also by links and guidance from local and international experienced mentors.

As written previously on DailySocial, there are 14 people has been accepted to join JKFI and the number is increasing. Previously, there were 7 female participants, and now becomes 8 participants.

Continue reading Jakarta Founder Institute Offers Scholarship With Female Founder Fellowship Program

Jakarta Founder Institute Sediakan Beasiswa Lewat Program Female Founder Fellowship

Pendaftaran untuk Jakarta Founder Institute memasuki minggu terakhir, tanggal 9 Oktober nanti adalah tanggal akhir untuk para calon peserta untuk mendaftarkan diri.

Jakarta Founder Institute akan memulai program mereka pada tanggal 26 Oktober 2011 sampai dengan 6 Februari 2011. Nantinya ditargetkan sebanyak 30 peserta untuk mengikuti kursus ini dengan kurikulum yang dibutuhkan dalam membangun dan membangun startup serta tentunya jaringan dan bimbingan dari para mentor yang berpengalaman baik lokal dan international.

Seperti yang sebelumnya dituliskan DailySocial, dari 30 target peserta saat ini telah ada 14 orang yang diterima untuk program JKFI dan sepertinya terus bertambah, ini terlihat dari jumlah peserta perempuan yang mendaftar, dari sebelumnya 7 kini menjadi 8 orang.

Continue reading Jakarta Founder Institute Sediakan Beasiswa Lewat Program Female Founder Fellowship

14 Participants Have been Selected for Founder Institute while The Registration is still Available until 9th of October 2011

Several days ago, we got information that at that time, the number of participants for Jakarta Founder Institute (JFI) are 102 applications and 14 of them has been selected. The announcement of the application numbers and the selected applications is also done by Andy Zain via Twitter several days ago.

Novistiar Rustandi informed through email that the 102 applicants consist of 7 females and the rest are men. He also added that the decision has been done through the review and has been decided by Founder Institute (FI) team from Sillicon Valley, led by Adeo Ressi.

Novistiar also explained that there is good news in which Adeo Ressi stated that there are many participants or applicants have good quality. Novistiar also added that FI hopes that the good quality entrepreneurs collaborated with top quality mentors also strong curriculum can create good technology startups. Founder Institute is still waiting for other participants who want to register until 9th of October 2011.

Continue reading 14 Participants Have been Selected for Founder Institute while The Registration is still Available until 9th of October 2011

14 Peserta Telah Lolos Seleksi Founder Institute, Pendaftaran Masih Dibuka Sampai 9 Oktober 2011

Beberapa hari yang lalu kami mendapatkan pemberitahuan bahwa untuk saat ini jumlah peserta awal bagi mereka yang ingin mengikuti Jakarta Founder Institute (JFI) telah mencapai 102 aplikasi dan yang telah diterima berjumlah 14 orang. Pengumuman tentang jumlah pendaftar dan jumlah yang aplikasinya diterima juga diumumkan oleh Andy Zain lewat Twitter beberapa hari yang lalu.

Novistiar Rustandi memberitahukan lewat email bahwa dari 102 pendaftar ini terdiri dari 7 perempuan dan sisanya laki-laki. Ditambahkan pula bahwa keputusan penerimaan melewati review dan diputuskan oleh tim Founder Institute (FI) dari Silicon Valley, yang dipimpin oleh Adeo Ressi.

Novistiar juga mengatakan bahwa ada berita baik, dimana Adeo Ressi mengatakan bahwa banyak peserta atau pendaftar dengan kualitas baik. Novistiar juga menambahkan bahwa FI berharap dengan adanya good quality entrepreneurs ditambahkan dengan top quality mentors serta strong curriculum, bisa menciptakan startup di bidang teknologi yang baik pula. Founder Institute juga masih menantikan para peserta yang ingin mendaftarkan sampai dengan tanggal 9 Oktober 2011.

Continue reading 14 Peserta Telah Lolos Seleksi Founder Institute, Pendaftaran Masih Dibuka Sampai 9 Oktober 2011

Founder Institute Early Bird Registration is Still Free of Charge until September 18th, 2011

If you are the one who want or already start startup on technology and willing to get intensive training from experienced mentors, Founder Institute may be the good option.

This activity will be held in Jakarta from 26th October 2011 to 6th February 2012. The registration fee is still free until this 18th September 2011. After that date, every registration will be charged $25 and the registration will be available until 9th October 2011. For getting opportunity to join this course, you have to do Predictive Admission Test to determine whether you have entrepreneur mentality.

The number of participant targeted by the Founder Institute is 30 participants. Last information told that they are already 11 participant selected. It means that you still have chance to be the next 19 participants. If you are selected, you have to pay $500 for the course. However, this fee is still negotiable because the organizer has been cooperated with some sponsors, including incubator, to make the lower charge.

Continue reading Founder Institute Early Bird Registration is Still Free of Charge until September 18th, 2011

Pendaftaran Early Birds Founder Institute Masih Gratis Hingga 18 September

Jika Anda seseorang yang sudah atau ingin memulai suatu startup teknologi dan ingin mendapatkan pendidikan intensif dari para mentor berpengalaman, kegiatan yang diadakan oleh Founder Institute bisa jadi alternatif pilihan. Kegiatan di Jakarta akan dimulai sejak tanggal 26 Oktober hingga 6 Februari tahun depan, di mana biaya pendaftarannya masih gratis hingga tanggal 18 September ini. Setelah tanggal tersebut, setiap pendaftar harus membayar $25 hingga tanggal 9 Oktober. Supaya diterima dalam course ini, Anda perlu mengikuti Predictive Admission Test untuk menentukan apakah Anda memang memiliki mental entrepreneur.

Jumlah peserta yang ditargetkan oleh pihak Founder Institute adalah 30 orang, di mana informasi terakhir sudah terpilih 11 orang. Artinya Anda masih punya kesempatan menjadi 19 orang lainnya untuk melengkapi target ini. Jika diterima, Anda dipersyaratkan untuk membayar course $500, meskipun demikian jumlah tersebut masih dapat dinegosiasi karena pihak penyelenggara telah bekerja sama dengan berbagai sponsor, termasuk  inkubator, untuk meringankan biayanya.

Continue reading Pendaftaran Early Birds Founder Institute Masih Gratis Hingga 18 September