Tag Archives: cp+ 2016

Sigma Luncurkan Duo Kamera Mirrorless Perdananya, sd Quattro dan sd Quattro H

Nama Sigma selama ini dikenal oleh para fotografer sebagai salah satu produsen lensa terlengkap untuk berbagai merek. Namun dalam beberapa tahun terakhir, Sigma juga terus bereksperimen dengan kamera buatannya sendiri, utamanya adalah lini Sigma DP Quattro, kamera compact dengan wujud dan jenis sensor tidak umum.

Kini Sigma terus menggenjot inovasi mereka di bidang fotografi lewat duo kamera mirrorless perdananya, sd Quattro dan sd Quattro H. Keduanya sama-sama memakai sensor Foveon yang cukup unik. Unik karena sensor ini pada dasarnya terdiri dari sejumlah lapisan, memungkinkan kamera untuk menangkap gambar dengan warna yang lebih kaya dan resolusi lebih tinggi dibanding teknologi sensor gambar pada umumnya.

Sigma sd Quattro dan sd Quattro H

Sigma sd Quattro dan sd Quattro H punya fisik yang sama persis. Letak perbedaannya hanya pada ukuran sensor yang dipakai: sd Quattro mengemas sensor berukuran APS-C, sedangkan sd Quattro H punya sensor APS-H yang ukurannya sekitar 30 persen lebih besar.

Sensor milik sd Quattro punya resolusi 19,6 megapixel, sedangkan sd Quattro H 25,5 megapixel, masing-masing dengan sistem autofocus hybrid. Namun mengingat teknologi yang dipakai sensor Foveon ini berbeda, masing-masing sensor punya resolusi setara 39 megapixel dan 51 megapixel pada sensor bertipe Bayer yang dipakai oleh hampir semua kamera digital saat ini.

Sigma sd Quattro

Selain penggunaan teknologi sensor yang tidak umum, desain duo sd Quattro ini juga bisa dibilang sedikit aneh. Hand grip-nya lebih pendek ketimbang bagian bodi yang mengemas sensor. Hal ini disebabkan Sigma sengaja merancang keduanya agar kompatibel dengan seluruh lini lensa yang mereka produksi, termasuk halnya lensa untuk kamera DSLR. Alhasil, ‘rumah’ lensanya pun harus dibuat lebih besar.

Di belakang, pengguna akan berjumpa dengan electronic viewfinder beresolusi 2,3 juta dot, dengan sudut pandang mendekati 100 persen, menurut klaim Sigma. Di bawahnya, ada LCD 3 inci dengan resolusi 1,62 juta dot. Uniknya, LCD ini sebenarnya terdiri dari dua layar; layar kecil yang ada di sebelah kanan akan menampilkan pengaturan kamera secara konstan. Semua ini dikemas dalam bodi berbahan magnesium yang tahan air dan debu.

Sigma sd Quattro

Sejauh ini belum ada informasi mengenai harga dan ketersediaannya. Sigma sedang memamerkan keduanya di hadapan pengunjung event CP+ 2016 yang digelar di Yokohama, Jepang.

Sumber: DPReview.

Nikon Umumkan Trio Kamera Compact dengan Jangkauan Zoom Amat Jauh

Baru-baru ini, Nikon meluncurkan lini kamera compact baru yang mereka juluki dengan nama Nikon DL. Kini giliran lini Coolpix yang kedatangan tiga anggota baru, yaitu A900, B500 dan B700. Ketiganya termasuk jenis superzoom, mengandalkan lensa dengan jangkauan zoom yang amat jauh.

Lewat trio ini, Nikon juga memperkenalkan teknologi konektivitas baru yang mereka sebut dengan istilah SnapBridge. SnapBridge pada dasarnya memadukan sambungan Wi-Fi dan Bluetooth LE, memungkinkan kamera untuk terus terhubung dengan smartphone atau tablet tanpa menguras baterai masing-masing perangkat. Dengan begitu, pengguna tak perlu repot-repot mengulangi proses pairing ketika hendak meneruskan hasil foto.

Nikon Coolpix A900

Nikon Coolpix A900

A900 memiliki ukuran yang paling ringkas dari ketiganya. Meski mudah disimpan dalam saku, dirinya dipersenjatai sensor CMOS BSI (backside-illumination) 20 megapixel dan lensa 24 – 840 mm f/3.4-6.9. Jangkauan lensanya ini setara dengan 35x optical zoom.

Nikon menempatkan A900 sebagai kamera travelling yang ideal dalam berbagai kondisi. Ia juga sanggup merekam video dalam resolusi 4K 30 fps. Melengkapi semuanya adalah LCD 3 inci beresolusi 920 ribu dot yang dapat diputar hingga menghadap ke depan untuk dipakai ber-selfie ria.

A900 akan dipasarkan mulai musim semi mendatang seharga $400 dalam dua pilihan warna, yaitu silver dan hitam.

Nikon Coolpix B500

Nikon Coolpix B500

B500 sangat unik karena ia tidak memakai baterai rechargeable, melainkan empat baterai AA yang bisa pengguna ganti kapan saja seperti halnya sebuah senter. Kendati demikian, ia masih mengusung spesifikasi yang cukup mumpuni. Di antaranya sensor CMOS BSI 16 megapixel dan lensa 40x optical zoom (22,5 – 900 mm) f/3.0-6.5.

Ia adalah satu-satunya kamera yang tak dilengkapi opsi perekaman video 4K di sini. Tapi tak masalah, toh resolusinya masih mencapai 1080p 30 fps. LCD-nya bisa dimiringkan, tapi tidak sampai menghadap ke depan. Sebagai bonus, B500 dibekali sistem hybrid VR (vibration reduction) guna mengurangi kemungkinan gambar tampak blur.

Soal harga, Nikon mematok B500 di angka $300, dengan pilihan warna hitam dan merah.

Nikon Coolpix B700

Nikon Coolpix B700

B700 adalah ‘monster’ untuk urusan zoom. Lensanya punya jangkauan yang paling jauh, yaitu 24 – 1.440 mm f/3.3-6.5, setara 60x optical zoom). Lensa ini berpadu apik dengan sensor CMOS BSI 20,3 megapixel yang juga sanggup merekam video dalam resolusi 4K 30 fps.

Dari segi performa, B700 tergolong lumayan berkat kemampuannya memotret secara konstan dalam kecepatan 5 fps dan dukungan format RAW. LCD 3 incinya menganut sistem yang biasa dipakai DSLR, bisa Anda bolak-balik posisinya sesuai kebutuhan, dan ia juga merupakan satu-satunya yang mengemas sebuah electronic viewfinder.

Sama seperti kedua kamera lainnya, B700 akan hadir mulai musim semi tahun ini seharga $500 dalam warna hitam saja.