Tag Archives: creator appreciation platform

Platform apresiasi kreator, seperti KaryaKarsa, bisa membantu mengukur nilai jual konten dan mengetahui daya beli follower / Unsplash

Platform Apresiasi Kreator Mudahkan Perhitungan Konversi Kampanye

Sebagai seorang marketer, tentu saya ingin agar campaign yang saya jalankan meraih semua objective yang ditentukan, supaya sepadan dengan besaran investasi yang dikeluarkan. Biasanya, hitung-hitungan keberhasilan sebuah campaign berpedoman pada ROI. Namun di era digital, ukuran ini semakin rumit karena terdiri dari banyak komponen yang relatif antara satu dengan lainnya. Saking rumitnya perhitungan ini, beberapa perusahaan pun membuat ukuran lain dan menyebutnya dengan RoAS, alias Return on Ad Spend. Nah, salah satu komponen yang biasa dijalankan pada digital campaign adalah influencer marketing.

Sebagai seorang communication strategist, tentu saya ingin agar campaign yang klien percayakan pada agency tempat saya bekerja bisa berhasil melampaui KPI yang ditentukan. Ukuran keberhasilan untuk aset-aset yang dikelola sebagai Owned Media dan Paid Media relatif lebih bisa di-manage. Yang agak susah adalah Earned Media. Selain karena kontrol pembicaraan bukan sepenuhnya di kita, influencer marketing memegang peranan cukup penting. Masalahnya menemukan influencer yang tepat untuk campaign kita itu seperti memilih jodoh. Belum tentu efektif, apalagi mendatangkan ROI bagi klien.

Sebagai seorang influencer, tentu saya ingin agar platform yang saya gunakan bisa menjangkau lebih banyak orang, agar lebih banyak brand tertarik menggunakan jasa saya dalam campaign mereka. Namun jujur saja, karena belum ada standarnya, rate card saya sesuka hati dengan mengedepankan jumlah follower yang saya miliki. Bila ditanya bagaimana mengukur keberhasilan, tak sedikit rekan influencer yang kebingungan. Jangankan conversion rate, hanya segelintir yang bisa menjanjikan engagement rate.

Sebagai seseorang yang berpengalaman di ketiga industri tersebut (empat bila dihitung dengan industri media), saya bisa merasakan sendiri problematika pengukuran efektivitas influencer marketing ini. Si A mahal karena follower banyak tapi engagement kecil sekali. Si B murah dan engagement besar, tapi reach kecil. Mana sih yang seharusnya lebih mahal? Si A atau si B? Lantas, mana yang lebih efektif? Itu baru dua influencer, belum bicara kuantitas. Intinya, bikin pusing, lah! Maka, ketika ada platform yang bisa membantu para influencer yang juga pengembang konten kreatif untuk mengonversikan apresiasi follower mereka dalam bentuk tip atau uang langganan seperti KaryaKarsa, saya pun tertarik untuk mengulik konsepnya dan bekerja di sana.

KaryaKarsa memiliki konsep serupa dengan Patreon yang sudah berhasil membantu 100 ribu kreator terhubung dengan para penggemarnya. Esensi mereka adalah memudahkan penikmat karya berkontribusi dalam bentuk uang sehingga bisa membantu penghasilan kreator yang mereka gemari. Ini artinya influencer, yang juga content creator, akhirnya mampu mengukur berapa banyak penghasilan yang mereka dapat langsung dari follower melalui konten yang mereka buat.

Sejak muncul pada Oktober 2019 hingga pertengahan Maret 2020 ini, KaryaKarsa sendiri telah menampung lebih dari 1.300 kreator dan menyalurkan lebih dari 1 miliar rupiah per bulan ke para kreator! Sebuah angka yang bisa dibilang fantastis untuk sebuah perusahaan rintisan yang baru berusia 5 bulan.

Lantas apa artinya ini bagi marketer dan digital agency? Dengan platform KaryaKarsa, tidak menutup kemungkinan sebuah brand membuat campaign yang berkolaborasi dengan para pengembang konten kreatif dan benar-benar menghasilkan keuntungan dari sana. Bagi influencer sendiri, akhirnya ada platform di mana mereka bisa mengukur nilai jual konten mereka, mengetahui daya beli follower, dan benar-benar mendapatkan uang. Sebuah tambahan penghasilan yang menarik, selain dari sponsorship, endorsement, dan adsense.

Memang, tidak semua influencer adalah content creator. Beberapa campaign juga masih memanfaatkan jasa mereka untuk awareness, reach, dan impression. Namun paling tidak, kini ada platform alternatif yang bisa sedikit mengurangi kepusingan menyusun laporan efektivitas dan ROI sebuah campaign.


Artikel ini adalah artikel tamu yang ditulis oleh Pribadi Prananta (Pipu). Ia adalah seorang marketer, creative communication strategist, dan content creator yang bekerja di KaryaKarsa. Terhubung dengan Pipu di Twitter @pipis dan Instagram @pipu.

Karyakarsa Creator Appreciation Platform to Target 1000 Creators in a Years

Karyakarsa creator appreciation platform is finally launched to the public. After three-month preparation, the new startup claims to have 100 creators joined the platform.

After being introduced in June 2019, Karyakarsa starts the engine by having a discussion with the creators on Friday (9/13). As the Founder and CEO, Ario Tamat and the Advisor, Pandji Pragiwaksono and Aria Rajasa also participated in the event.

It has come to the conclusion that there’s an alternative income for the creators from their fans. Karyakarsa has adopted the Patreon concept for the local market, they tried to fill up the blank on the platform which can connect creators with their fans.

“Imagine if the 1,000 people willing to give Rp10,000, it’ll make Rp10 million,” Ario explained.

Indonesian creator is said to have difficulty for alternative income besides sponsor, endorsement, or merchandise using basic support as fans. On the other side, Karyakarsa, on its research, found 36 million people willing to pay for their favorite creators.

Fanbase becomes essential in this business model. The more fans, the bigger amount will get into the creator’s pocket. The fundraising method is ‘pay as you go’, means the fans can give as many they want anytime they will. Meanwhile, the subscription option is still on progress.

Karyakarsa to take 10 percent of each transaction made on the platform. “It includes the transaction fee and others,” he added.

To date, Gopay is still the only payment method on Karyakarsa, Ovo is soon available. He also mentioned that they’ve tried adding bank transfer method for the bigger amount.

From the 100 registered creators, the other hundred is going to register soon. Ario has in mind to target 1,000 creators within a year.

In addition to acquiring creators, as a bootstrap business, he currently looking for investors to expand Karyakarsa. He also said this platform is to grow bigger, considering the big market and healthy competition.

“It means validation, a big potential, and our belief in fans that willing to pay, it doesn’t matter who’s the winner,” he said.

Karyakarsa is currently accessible through the website. From all creators who joined the platform, some are popular names, such as Pandji Pragiwaksono, Sunny Gho the comic, Ditta Sarasvati the illustrator, and Bena Kribo the content creator.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Karyakarsa memperkirakan 36 juta penikmat karya berani merogoh koceknya untuk menikmati karya dari kreator yang mereka suka

Platform Apresiasi Kreator Karyakarsa Targetkan Gandeng 1000 Kreator dalam Setahun

Platform apresiasi kreator Karyakarsa akhirnya memperkenalkan diri ke publik. Tiga bulan mempersiapkan diri, startup baru ini mengklaim 100 kreator sudah bergabung ke dalam platform tersebut.

Memperkenalkan diri sejak Juni 2019, Karyakarsa langsung tancap gas dengan mengadakan diskusi dengan para kreator pada Jumat (13/9) lalu. Dalam kesempatan itu hadir CEO dan Founder Karyakarsa Ario Tamat dan Advisor Pandji Pragiwaksono dan Aria Rajasa.

Diskusi itu menyepakati bahwa ada alternatif pemasukan yang dapat dinikmati para kreator dari penikmat karya mereka. Karyakarsa, mengadopsi konsep Patreon untuk pasar lokal, menyadari hal itu dan berusaha mengisi kekosongan platform yang dapat menjembatani kreator dan penikmat karyanya.

“Coba bayangin aja dari 1.000 orang masing-masing kasih Rp10.000, sudah dapat Rp10 juta,” ujar Ario memberi contoh.

Kreator di Indonesia selama ini dianggap memiliki kesulitan dalam memperoleh arus pemasukan alternatif di samping sponsor, endorsement, atau merchandise dengan memanfaatkan dukungan basis penikmat karya. Di sisi lain, Karyakarsa, dalam risetnya, menemukan ada 36 juta orang yang rela mengeluarkan uangnya untuk menikmati karya kreator idolanya.

Fanbase menjadi penting dalam model bisnis urun dana Karyakarsa ini. Semakin besar jumlah penikmat karya, kemungkinan pemasukan yang masuk ke pundi-pundi kreator pun akan lebih besar. Metode urun dana yang dipakai Karyakarsa masih pay as you go, artinya penikmat karya dapat memberikan uang kapan pun dan berapa pun yang mereka kehendaki. Sementara untuk opsi berlangganan yang pada peluncuran lalu diumumkan masih menunggu waktu untuk diberlakukan.

Karyakarsa sendiri akan mengutip 10 persen dari setiap transaksi yang terjadi dalam platform mereka. “Itu sudah termasuk biaya transaksi dan lainnya,” imbuh Ario.

Sejauh ini Gopay masih menjadi satu-satunya metode pembayaran yang dapat dipakai di Karyakarsa–yang segera disusul Ovo dalam waktu dekat. Ario menambahkan, pihaknya juga mengupayakan metode transfer bank untuk mengakomodasi nominal yang lebih besar.

Dari 100 kreator yang sudah terdaftar, ada 100 kreator lainnya yang segera bergabung dengan Karyakarsa. Menurut Ario, jumlah kreator yang ditargetkan bergabung sebanyak 1.000 dalam satu tahun ini.

Selain fokus menjaring lebih banyak kreator untuk bergabung, Ario mengaku masih mencari investor untuk membesarkan Karyakarsa yang masih bersifat bootstrap ini. Ia meyakini platform apresiasi untuk kreator ini dapat berkembang lebih jauh mengingat potensi pasarnya yang besar plus kompetisi yang sehat.

“Itu berarti ada validasi, potensinya benar, dan kepercayaan kita bahwa fan mau bayar karya itu benar, tinggal siapa yang menang itu masalah lain,” pungkas Ario.

Karyakarsa saat ini hanya dapat diakses melalui situs web. Dari sekian banyak kreator yang sudah bergabung, beberapa di antaranya sudah punya nama besar seperti komika Pandji Pragiwaksono, komikus Sunny Gho, ilustrator Ditta Sarasvati, hingga konten kreator Bena Kribo.