Tag Archives: cryptocurrency

Industri web3 Indonesia 2024

Ekosistem Web3 Indonesia Optimistis Proyeksikan Bisnis Tahun Depan

Pemuda asal Semarang, Ghozali Everyday jadi fenomena pada tahun 2022. Dalam sekejap, ia mengantongi miliaran Rupiah dari foto selfie yang dijual di platform OpenSea. Obyek berbasis non-fungible token (NFT) pun jadi bulan-bulanan para peminat aset digital maupun yang sekadar penasaran.

Euforia NFT tak bertahan lama saat kenaikan suku bunga acuan dan inflasi menghantam global. Peminatnya menurun, nilai NFT dan kripto ikut merosot. Harga koleksi Bored Ape Yacht Club dilaporkan terjun bebas dari jutaan dolar AS jadi puluhan ribu dolas AS. Tak jauh berbeda, harga terendah foto Ghozali di OpenSea tinggal 0,03 ETH dari harga terendah sebesar 0,13 ETH per 2022.

Volume transaksi perdagangan aset kripto juga dilaporkan terus menurun selama tiga tahun terakhir. Sempat tembus di angka Rp859,4 trilun pada 2021, total transaksinya kembali turun ke Rp306 triliun pada 2022, dan per September 2023 nilainya tinggal Rp94,4 triliun.

Pasar Indonesia mengenal blockchain awalnya lewat kripto, lalu berkembang ke proyek lainnya, misalnya NFT. Baik kripto dan NFT cenderung banyak diminati oleh segmen ritel atau individu. Sebagai aset digital yang diperdagangkan, nilainya sangat fluktuatif sehingga berisiko tinggi. Alhasil, fluktuasi ini membentuk sentimen negatif di kalangan masyarakat.

“Tak bisa dimungkiri, kondisi bull market terjadi pada tahun 2020 hingga 2022. Ini ditandai dengan kenaikan harga, orang-orang fokus untuk menghasilkan jutaan dolar dalam semalam lewat kripto sehingga menciptakan mindset bahwa produk Web3, seperti kripto dan NFT adalah speculative asset,” ujar CEO Gaspack Novrizal Pratama saat diwawancarai DailySocial.id.

Pada tulisan ini, DailySocial.id menyoroti tentang refleksi industri blockchain dan proyeksinya dari sejumlah pemain dan asosiasi.

Sorotan tren 2024

Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) dan Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) menyatakan terus aktif mendorong adopsi blockchain, termasuk di Kementerian atau lembaga terkait untuk mengatasi isu di tingkat nasional. Salah satunya proyek pembuatan Central Bank Digital Currency (CBDC), Digital Rupiah.  Upaya lainnya adalah edukasi dan literasi untuk meningkatkan kualitas SDM.

Asih Karnengsih, Direktur Eksekutif ABI-Aspakrindo mengakui bahwa industri blockchain mengalami perlambatan sementara yang dipicu oleh fluktuasi dan perubahan minat pasar. Namun, faktor ini adalah hal yang wajar mengingat industri ini masih terbilang baru.

“Siklus ekosistem Web3, jika dianalisis secara teknis, mengalami hal serupa dalam periode tertentu. Penurunan minat dibutuhkan dalam sebuah siklus untuk memastikan pihak-pihak di dalam ekosistem ini dapat berkontribusi secara positif, tidak cuma mengikuti tren yang sifatnya sementara. Fase ini menjadi momentum bagi para pengembang teknologi untuk mengeksplorasi inovasi,” ucap Asih kepada DailySocial.id.

Berdasarkan data Kominfo per September 2023, terdapat sebanyak 1.629 perusahaan yang terdaftar sebagai perusahaan pengembang teknologi blockchain di Indonesia. Adapun, Asosiasi memetakan industri Web3 berdasarkan model usaha sebagai berikut:

Ekosistem Blockchain di Indonesia / Sumber: Asosiasi Blockchain Indonesia

Sementara, VP of Operations Upbit Indonesia Resna Raniadi memperkirakan adopsi beberapa tren Web3 masih berlanjut meski industrinya sempat jungkir balik. Menurutnya, tren peralihan internet generasi Web2.5 (mencakup kripto, NFT, AI, hingga metaverse) ke Web3 akan terus berlangsung.

Kemudian, NFT disebut masih akan memainkan peran terhadap transformasi industri kreatif, terutama dalam hal kepemilikan karya seni digital maupun barang koleksi lain. NFT banyak diadopsi oleh seniman maupun kreator untuk memonetisasi karyanya kepada penggemar dan kolektor.

“Tahun 2023 telah memberikan gambaran yang menarik tentang perkembangan dunia cryptocurrency. Dengan pertumbuhan proyek baru dan adopsi blockchain, industri ini terus bergerak maju. Meski ada tantangan yang perlu diatasi, peluang baru dan inovasi terus bermunculan,” ujar Resna dalam keterangan resminya.

Transformasi industri kreatif

Asosiasi menilai daya tarik utama NFT tak hanya terletak pada bukti kepemilkan untuk memastikan asal usul suatu produk digital, tetapi juga pintu pengembangan ekosistem digital yang lebih transparan. Ini menjadi unsur penting bagi sektor seni dan game.

Senada dengan hal itu, Co-Founder dan CEO Artopologi Intan Wibisono berujar bahwa penggunaan blockchain sebetulnya dapat membantu melacak rekam jejak dan keaslian sebuah karya. Di samping itu, NFT punya peran untuk memberi akses ke pasar luas dan tidak terkungkung oleh batasan lokasi. Keduanya dianggap sering menjadi isu utama, baik bagi seniman maupun penggemar karya.

Concern kami bukan cuma soal transaksi jual-beli, tetapi upaya melindungi [ekosistem] dalam jangka panjang. Industri kesenian belum ada disrupsi teknologinya, [jika ada] disrupsinya sangat kompleks. Makanya, kami coba menggabungkan blockchain ke dalam marketplace,” tutur Intan saat berbincang dengan DailySocial.id.

CEO Gaspack Novrizal Pratama menambahkan, pemanfaatan NFT memberi seniman dan kreator kesempatan untuk memonetisasi karyanya tanpa melibatkan pihak ketiga. Sebagian besar hasil penjualan masuk ke kantong mereka. “Kami ingin empowering mereka supaya tidak hanya dihargai sebagai commission artist saja.”

Hasil penjual karya digital NFT di Gaspack / Sumber: Gaspack

Sejumlah seniman, kreator, dan korporasi mulai memanfaatkan NFT untuk mengutilisasi karya, baik untuk tujuan monetisasi karya maupun mempererat hubungan dengan penggemarnya. Berdasarkan laporan “Statista Digital Economy Compass 2022“, terdapat 1,25 juta pengguna NFT di Indonesia, juga negara terbesar ke-8 di dunia. Di posisi pertama ada Thailand dengan 5,65 juta pengguna.

Beberapa seniman atau kreator, musisi Isyana Sarasvati merilis koleksi NFT Mystery di mana pemiliknya bisa merasakan pengalaman ruang sinestetik antara audio-visual dari karya-karyanya. Bumilangit juga memanfaatkan NFT untuk mengutilisasi ekosistem semestanya yang berkaitan dengan film, games, dan komik digital. Beberapa yang sudah dirilis adalah 346 unit NFT  Gundala dan 381 unit NFT Sri Asih.

Blockchain pada enterprise

Private blockchain adalah jaringan blockchain yang adopsinya mungkin belum sepopuler public blockchain. Secara sentimen, pemahaman pasar terhadap blockchain juga kebanyakan merujuk pada produk public blockchain, seperti kripto dan NFT. Namun, dari sisi permintaan, kebutuhan private blockhain sangat besar.

Padahal, private blockchain dan public blockchain memiliki perbedaan utama pada siapa yang dapat mengakses dan berpartisipasi di dalam jaringan. Public blockchain terbuka untuk siapa saja, sedangkan private blockchain hanya dapat diakses oleh pengguna tertentu.

Salah satu use case-nya adalah pengelolaan aset (treasury management) berbasis digital berbasis blockchain. Disampaikan Co-CEO D3 Labs Tigran Adiwirya, solusi ini memungkinkan perusahaan untuk melacak aset anak usahanya, mulai dari pencatatan, lokasi, hingga aktivitas perpindahannya. Solusi ini disebut dapat memudahkan perusahaan melakukan audit.

Ia juga menilai bahwa blockchain sebetulnya tidak sekompleks dari apa yang diketahui orang, karena pada dasarnya hanya teknologi pencatatan yang dikelola secara terdesentralisasi. Blockchain juga dapat diaplikasikan ke sektor-sektor yang sifatnya lekat dengan kebutuhan data, misalnya rekam medis pada sektor kesehatan.

“Kami berada di persimpangan antara fintech dan blockchain, antara Web2 dan Web3. Maka itu, kami sedang kalibrasi karena sering disalahpahami [sebagai produk blockchain]. Dibilang Web3, tidak juga karena tidak ada elemen kripto. Adopsi solusi pada enterprise tidak secepat retail. Ada faktor compliance. Perceive complexity terhadap blockchain juga beragam. Jadi harus ada [pemain] yang mendorong industrinya.” papar Tigran.

Carta adalah startup web3 untuk cold wallet yang digawangi oleh Teguh Kurniawan Harmanda, Moe Tengku, dan Pham Qui Hai

Mengenal Carta dan Memahami Konsep “Cold Wallet” Aset Kripto

Mega skandal FTX yang membawa kabur uang investor meninggalkan dampak buruk bagi industri aset kripto. Bagaimana investor bisa menjamin asetnya tetap aman di platform exchange yang mereka pakai. Solusi tersebut sebenarnya ditawarkan oleh cold wallet, salah satu jenis dompet kripto yang memberikan kontrol penuh untuk investor dan kepemilikan atas private key.

Carta adalah pemain baru cold wallet yang hadir di Indonesia. Startup ini digawangi oleh Teguh Kurniawan Harmanda, Moe Tengku, dan Pham Qui Hai. Ketiganya menggabungkan pengalaman di dunia keuangan digital dan kripto saat merintis startup yang menggunakan Bahasa Sanskerta yang artinya ‘katakan’.

“Setiap pengguna kripto Indonesia harus dapat mengamankan aset mereka dengan kualitas keamanan yang lebih baik dan terjangkau untuk semua kalangan,” terang Co-founder Carta Teguh Kurniawan Harmanda kepada DailySocial.id.

Keputusan untuk memulai Carta dimulai dari pemahaman, pengalaman, dan melihat besarnya potensi industri aset kripto di negeri ini, serta kebutuhan terhadap solusi keamanan yang baik namun tetap terjangkau. “Misi utama Carta dalah mendemokratisasi akses keamanan premium cold wallet.”

Belajar tentang dompet kripto

Sebelum masuk ke Carta, ada baiknya untuk mendalami soal dompet kripto. Dalam dunia web3, dompet kripto berperan penting dalam mengamankan dan mengelola kunci digital: public key dan private key. Kunci ini diperlukan untuk memvalidasi berbagai aktivitas di blockchain, seperti mengirim atau menerima aset kripto, membeli atau menjual NFT, dan sebagainya.

Private key bisa dikatakan sebagai pin atau password untuk rekening bank. Dengan memiliki akses ke private key, pengguna dapat menandatangani transaksi dan melakukan transfer aset kripto.

Dompet kripto terdiri dari dua jenis: custodial dan non-custodial. Perbedaaan antara keduanya terletak pada pengelolaan private key. Custodial wallet dikelola oleh pihak ketiga, seperti bursa yang dioperasikan oleh Tokocrypto, Indodax, Pintu, dan sebagainya. Merekalah yang bertanggung jawab atas keamanan private key pengguna.

Banyak investor kripto pemula memulai perjalanannya dengan wallet ini karena kenyamanan dan kemudahannya. Namun wallet ini punya kelemahan, salah satunya potensi peretasan atau pelanggaran keamanan yang dapat mengakibatkan hilangnya aset pengguna karena private key disimpan secara terpusat. Kasus FTX adalah bukti nyatanya.

Berikutnya, non-custodial wallet adalah jenis wallet yang memberikan kontrol penuh kepada pengguna dan kepemilikan atas kepemilikan private key, tanpa melibatkan pihak ketiga. Hanya saja, penggunaan non-custodial wallet ini memerlukan tingkat keahlian teknis yang lebih tinggi untuk mengatur dan menggunakannya dengan benar. Setidaknya perlu dipahami konsep dasar keamanan kriptografi dan langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi private key.

Ada kategori tersendiri untuk wallet jenis ini: hardware dan software, dengan dua klasifikasi: dingin (cold) dan panas (hot). Beberapa pemain software wallet ini ada Metamask dan Trust Wallet, sementara hardware ada Ledger, Trezor, dan SafePal.

Hot dan cold wallet mengacu pada dua solusi berbeda untuk menyimpan aset kripto. Keduanya juga menyimbolkan status konektivitas dompet ke internet. Hot wallet membutuhkan koneksi internet agar dapat berfungsi, sementara cold wallet berbentuk perangkat fisik yang berguna untuk menyimpan aset tanpa harus terhubung ke internet.

Tingkat risiko dari cold wallet akhirnya dapat dikurangi karena mampu menghalau serangan peretas, malfungsi teknis, dan aktivitas ilegal lainnya. Metamask dan Trust Wallet adalah contoh dari hot wallet, sementara Ledger, Trezor, dan SafePal dari cold wallet.

Kesadaran investor untuk melindungi asetnya semakin tinggi di kancah global. Dalam menyambut permintaan tersebut, perusahaan cold wallet ini berlomba-lomba menawarkan produk yang ditenagai dengan keunggulan masing-masing. Di antara ketiganya, Trezor adalah pemain tertua dan paling terkenal saat ini di pasar global.

Produk Carta

Manda, panggilan akrab Teguh, menjelaskan lebih jauh produk cold wallet milik Carta berbentuk kartu seukuran kartu debit bank yang dikemas dengan teknologi NFC dan beberapa lapisan keamanan dengan memanfaatkan NFC.

Carta menjamin flow menjadi lebih cepat dan aman karena semuanya tetap dilakukan secara offline. Chip-nya diproduksi oleh perusahaan semikonduktor global terkemuka yang mengkhususkan diri dalam teknologi NFC. Ukuran kartu seperti kartu debit pada umumnya, sehingga dapat disimpan bersama kartu-kartu lainnya di dalam dompet fisik.

Di samping itu, Carta sudah didukung dengan multi-token untuk menyimpan berbagai macam aset kripto, token, dan NFT dengan aman. Saat ini Carta mendukung lebih dari 4000+ token di berbagai jaringan blockchain.

Selain berbentuk hardware, Carta memiliki aplikasi mobile yang terintegrasi dengan kartu NFC, sehingga memastikan pengguna dapat mengelola aset mereka di mana saja dan kapan saja tanpa harus mengkhawatirkan keamanan dari aset yang disimpan.

“Integrasi hardware kartu NFC Carta dan aplikasi mobile menegaskan komitmen perusahaan dalam menyediakan solusi manajemen penyimpanan aset digital secara menyeluruh, disesuaikan antara kebutuhan dan preferensi dari pengguna Indonesia.”

Karena semangatnya ingin mendemokratisasi akses cold wallet, Manda mengklaim produk Carta jauh lebih terjangkau dibandingkan produk cold wallet lainnya. Kartu NFC nya dibanderol seharga $35 (sekitar Rp543 ribu). Dibandingkan dengan Ledger dan Trezor misalnya harus mengeluarkan biaya mulai dari $69-$219. Teknologi NFC dinilai lebih terjangkau karena sudah diadopsi oleh berbagai perangkat smartphone dari berbagai skala harga.

“Kami ini men-simplify aset digital yang tersimpan secara fisik. Jadi pengguna bisa simpan NFT sebanyak-banyaknya dan bisa divalidasi NFT-nya. Kadang sulit memindahkan kebiasaan orang dari web2 ke web3. Carta ingin jadi bridge, makanya tagline kami ‘tap into web3‘.”

Manda melanjutkan, “Kami ingin pengguna aware dengan value asetnya sebesar apapun. Kalau harga [cold wallet] Rp2 juta tapi asetnya hanya Rp1 juta, ya enggak worth. Makanya kami jual lebih kompetitif, tapi in terms of tech tidak murahan.”

Rencana berikutnya

Produk kartu NFC yang dirilis Carta sebenarnya sudah ada di Swiss bernama Tangem. Manda meyakini pihaknya dapat bersaing dengan pemain lainnya di pasar global karena potensi pasarnya yang besar. Dari cakupan global, terdapat lebih dari 50 juta investor aset kripto (self-custody). Dari angka ini, sekitar 30 juta di antaranya adalah pengguna aktif Metamask, dan sekitar 15 juta di dalamnya berasal dari Asia.

“Adapun pengguna Metamask di Indonesia saja itu sekitar 1 juta orang. Jadi sudah ada benchmark dan bisnis sudah proven. Yang membedakan adalah accessibility kita yang lebih mudah lagi dan harga yang sangat affordable.”

Meski berasal dari Indonesia, Carta akan menyasar pasar global. Pada tahap awal perusahaan akan masuk ke pasar regional terlebih dulu hingga pertengahan tahun depan.

Tidak hanya menjual produk dompet kripto, pihaknya juga akan menambah fitur jadi lebih kaya. Salah satu yang direncanakan adalah bekerja sama dengan perusahaan untuk program keanggotaan untuk meningkatkan utilitas NFT dan token yang sudah dimiliki pengguna.

Di samping itu, kerja sama B2B juga akan digalakkan dengan memosisikan Carta sebagai penerbit kartu whitelabel untuk perusahaan. Menurut dia, sudah ada beberapa perusahaan teknologi yang antusias dengan konsep cold wallet yang ditawarkan Carta.

Manda menjelaskan model bisnis Carta cukup simpel dan tidak membutuhkan strategi bakar duit. Penjualan akan dilakukan melalui channel online, seperti situs resmi dan platform e-commerce, kemudian mendistribusikannya langsung ke konsumer.

Diprediksi dengan penjualan dari dompet kripto saja, pendapatannya cukup untuk menghidupi operasional perusahaan. Kendati begitu, perusahaan sedang membuka penggalangan dana, mencari investor strategis untuk mempercepat rencananya masuk ke pasar regional sebelum ke global.

“Karena jual barang ril, kita sudah hitung kalkulasi cost margin dan BEP. Jadi kita tidak butuh fundraise dalam jumlah besar karena sudah dapat cashflow untuk menghidupi operasional, bahkan bisa profit maksimal dalam dua tahun,” tutup Manda.

Carta saat ini sedang menerima pesanan pre-order dan berencana mengirimkan batch pertamanya pada akhir tahun ini.

Upbit Kripto

Refleksi Upbit Indonesia di Tengah Musim Dingin Kripto

Tak cuma industri teknologi, pasar kripto global ikutan ambruk tahun lalu—dan trennya masih berlanjut sampai sekarang. Tekanan makroekonomi global disebut sebagai salah satu faktor di balik merosotnya pasar kripto global, termasuk di Indonesia.

Kolapsnya kripto di Indonesia terlihat dari penurunan nilai transaksi di 2022 yang jeblok ke angka Rp306,4 triliun dari Rp859,4 triliun—pertumbuhan tertingginya sejak 2020 hingga saat ini. Data Bappebti mencatat nilai transaksi kripto pada Januari-Agustus 2023 turun 65% (YoY) menjadi Rp86,45 triliun.

Sumber: Bappebti / Diolah kembali oleh DailySocial

Bagaimana platform pertukaran aset kripto Upbit Indonesia merefleksi situasi tersebut?

Kelola risiko, fokus di satu produk

Upbit adalah platform pertukaran aset kripto milik Dunamu, startup teknologi keuangan asal Korea Selatan yang berdiri pada 2012. Selain Korea Selatan dan Indonesia, Upbit beroperasi di Thailand dan Singapura. Dunamu juga mengoperasikan platform investasi Stockplus dan U-Stockplus.

Upbit masuk ke Indonesia pada 2018 dan telah terdaftar di Bappebti. Pihaknya masih menanti lisensi perdagangan aset kripto. Sama seperti negara operasi lainnya di Asia, Upbit baru menyediakan layanan spot market untuk aset kripto di Indonesia. Ada 177 aset yang diperdagangkan.

DailySocial.id berbincang dengan VP of Operations Upbit Indonesia Resna Raniadi terkait krisis kripto yang masih berlanjut terlepas adanya tren kenaikan jumlah investor. Ia menyebut situasi ini justru menjadi momentum ‘seleksi alam’ untuk mengeliminasi pengguna-pengguna yang berkualitas.

Alih-alih fokus pada jumlah, menurutnya Upbit kini mengutamakan kualitas pengguna yang akan tercermin dari peningkatan volume transaksi. “Pengguna lama kami sudah lebih aware dan paham mengenai cara kerja kripto, bagaimana fluktuasi pasar. Industri [kripto] memang turun, tetapi akan meningkat kembali dalam jangka panjang,” tutur Resna.

Upbit mengoreksi target bisnis mengingat situasi pasar sudah jauh berbeda dengan lima tahun lalu. Resna membandingkan, jika target 100 ribu pengguna bisa diperoleh di 2018, angka ini tidak mungkin tercapai sekarang. Menurutnya, mengejar target pengguna di kisaran 20.000-50.000 lebih masuk akal.

Resna mengungkap, sejak beroperasi hingga sekarang, layanan Upbit disambut cukup baik oleh pasar Indonesia. Pihaknya mengaku mengantongi pertumbuhan signifikan pada saat pandemi di 2020. Kendati begitu, belum ada rencana untuk menambah layanan/produk baru untuk memperluas skala bisnisnya.

“Platform lain memang punya ragam fitur, seperti staking atau NFT. Namun, kami memilih untuk fokus di spot market. Bagi kami, bermain di produk baru akan menambah risiko—meski itu terukur. Jadi, kalau ada sesuatu terjadi, kami tidak ikut terseret dari risiko itu,” ungkap Resna.

“Di Upbit, kami memiliki proses KYC yang ketat dari pusat. Ini yang menjadi salah satu diferensiasi kami di pasar. Sejauh ini, belum ada rencana untuk menambah produk baru. Namun, kami menawarkan beberapa fitur, misalnya trading fee 0%, program referral code, dan trading competition untuk pengguna.”

Di Indonesia, sejumlah platform sejenis mulai menambahkan fitur staking alias fitur yang memungkinkan investor untuk menyimpan asetnya, layaknya deposito, dan mengucinya pada periode waktu tertentu. Fitur ini sudah ada di platform, seperti Pintu dan Reku.

Kepercayaan publik masih sulit

Terlepas dengan penurunan pasar kripto di Tanah Air, Resna meyakini appetite masyarakat untuk berinvestasi masih besar. Apalagi generasi muda kini semakin melek berinvestasi dan punya keinginan untuk mencoba.

Sumber: Bappebti / Diolah kembali oleh DailySocial

“Justru public trust menjadi tantangan yang sulit bagi kami selama lima tahun terakhir. Apalagi, beberapa tahun belakangan banyak kasus di industri kripto, seperti robo trading. Ini menjatuhkan kepercayaan yang telah kami bangun dalam tiga tahun ini,” ujarnya.

Secara umum ia mengaku optimistis masih ada peluang pertumbuhan bagi proyek blockchain lain di masa depan, misalnya DeFi atau NFT. Produk non-fungible token (NFT) memang dilaporkan kini tidak ada lagi harganya. Namun, ia menilai NFT dan proyek berbasis blockchain lainnya dapat bertahan selama dapat diolah sesuai kebutuhan yang relevan dengan pengguna. 

Saat ini, pihaknya tengah aktif berkomunikasi dengan regulator untuk mendorong agar ekosistem dan legalitas industri kripto dapat tetap terjaga. Apalagi, pengawasan perdagangan kripto kini sedang dalam proses transisi dari Bappebti ke OJK. Targetnya dapat rampung pada 2025.

Application Information Will Show Up Here
(Ki-ka) Robby (CCO) dan Jesse Choi (COO) pada acara Media Clinic Reku / Reku

Reku Soroti Kolaborasi Antarpemangku Kepentingan untuk Dorong Adopsi Kripto

Kolaborasi lintas pemangku kepentingan (stakeholder), termasuk pelaku industri, asosiasi, dan regulator, menjadi salah satu kunci utama adopsi kripto di Indonesia yang disoroti oleh startup pedagang aset kripto Reku.

Menurutnya, kolaborasi ini dapat menghasilkan solusi lebih baik dalam mendorong pengembangan inovasi produk dan menerapkan regulasi yang ideal. “Hal ini dilakukan untuk memperbaiki ekosistem aset kripto di Indonesia sehingga tercipta industri yang sehat dan menguntungkan semua pihak,” tutur Chief Compliance Officer Reku Robby pada Media Clinic Reku, Selasa (19/9).

Disampaikan dalam keterangan resminya, Reku berupaya untuk aktif berkolaborasi bersama BAPPEBTI dan Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) untuk mengembangkan industri aset kripto yang sehat, termasuk meninjau penerapan regulasi dan kondisi pasar.

Robby juga mengungkap isu keamanan dan sentimen negatif masih menjadi tantangan utama dalam mendorong adopsi kripto di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab dan ketidaksesuaian dengan peraturan yang berlaku.

Berdasarkan laporan Bappebti, total nilai transaksi kripto periode Januari-Juni 2023 mencapai Rp66,4 triliun, merosot 68,6% dibandingkan periode sama tahun lalu. Dalam temuannya, Reku mendapati bahwa penerapan pajak pada transaksi kripto menjadi salah satu hal yang dikeluhkan pengguna.

“Hal tersebut berpotensi untuk mendorong banyak investor memilih bertransaksi aset kripto di luar negeri. Tentunya, ini dapat berdampak negatif bagi pedagang aset kripto di Indonesia,” ujarnya.

Selain itu, maraknya exchanger ilegal juga ikut disoroti dalam sesi Media Clinic Reku. Menurut laporan OJK, kerugian masyarakat akibat kripto ilegal pada tahun lalu ditaksir mencapai lebih dari Rp4 triliun. Masyarakat tergiur bertransaksi exchanger ilegal yang dinilai bebas pajak dan memiliki produk bervariatif.

Maka itu, pihaknya meyakini Bursa Kripto dapat memberikan jaminan keterbukaan dan keamanan transaksi aset kripto. termasuk crypto village yang dapat meningkatkan literasi masyarakat.

Optimistis

Terlepas dengan tantangan in, Reku mengaku optimistis terhadap pertumbuhan dan prospek ekosistem kripto di Indonesia dengan mendorong inovasi untuk memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar. Reku menyebut telah menjangkau pengguna di lebih 500 kota/kabupaten di Indonesia.

Pengguna Reku terdiri dari rentang usia bervariasi, mulai dari 18-30 tahun (48%), 31-44 tahun (38%), dan 45-55 tahun (13%). Berdasarkan kategori geografis, Reku mendapati Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi dengan volume transaksi tertinggi, menandakan potensi adopsi aset kripto di luar pulau Jawa.

“Salah satu upaya Reku untuk mendukung pertumbuhan ekosistem di Indonesia yakni melalui inovasi produk dan layanan, seperti melalui fitur staking yang telah digunakan oleh 70% pengguna dan mencatat pertumbuhan volume transaksi sebesar 100% sejak Juni 2023,” ujar Robby.

Pada Juni lalu, Reku juga telah mengantongi lisensi dari BAPPEBTI untuk fitur Staking atau kemampuan untuk mengunci aset kripto ke jaringan blockchain untuk mendapatkan passive income tanpa harus perlu jual-beli atau trading.

Selain itu, Reku telah memperoleh sertifikasi ISO 27001 terkait perlindungan keamanan pengguna, penerapan autentikasi ganda, dan enkripsi sesuai standar internasional. Secara berkala, Reku merilis Proof of Reserve (PoR) yang diuji dan diaudit secara akurat untuk memastikan dana dan transaksi pengguna tersimpan secara utuh 1:1 dan dapat diverifikasi.

Selain Reku, di Indonesia juga sudah ada sejumlah pemain exchange lokal. Salah satunya Tokocrypto. Saat ini mereka memiliki lebih dari 3 juta pengguna terdaftar, 400.000 di antaranya aktif setiap bulan. Selama semester I 2023, Tokocrypto mencatat volume transaksi perdagangan rata-rata sebesar $300 juta per bulan, yang setara dengan sekitar Rp4,6 triliun, dan 10 juta setiap harinya.

Ada juga INDODAX yang sudah melayani lebih dari 5,8 juta member. Platform yang sudah didirikan sejak 9 tahun yang lalu tersebut memperdagangkan lebih dari 200 aset kripto dari seluruh dunia. Lewat kanal edukasi gratisnya, Indodax Academy, investor kripto bisa mempelajari seluk beluk kripto dan blockchain.

Application Information Will Show Up Here
Tokocrypto dinobatkan sebagai pemain exchange aset kripto nomor satu di Indonesia dengan lebih dari tiga juga pengguna terdaftar

Tokocrypto Rencanakan Penggalangan Dana, Tunda Ekspansi Produk Non-Trading Kripto

Tokocrypto mengungkapkan sedang menggalang pendanaan eksternal, untuk memperkuat produk trading aset kripto agar semakin mudah diakses semua orang. Perusahaan mencari investor strategis dengan ekosistem ritel yang kuat untuk lakukan kolaborasi bisnis.

“IPO tertunda dan bukan prioritas sekarang. Yang sedang kita kaji, kita terbuka untuk external fundraising untuk mencari potential partner yang bisa kasih kita value dari ekosistem dan kolaborasi produk dan B2B. Sudah mulai prosesnya [fundraising],” ucap CEO Tokocrypto Yudhono Rawis dalam media gathering di Jakarta, kemarin (9/8).

Sebagai catatan, pada akhir tahun lalu Binance resmi mengakuisisi Tokocrypto dengan kepemilikan saham hampir 100%. Para co-founder memilih untuk exit dan manajemen digantikan dengan orang-orang baru. Binance pertama kali masuk sebagai pemegang saham di Tokocrypto pada 2020.

Dampak besar lainnya dari akuisisi tersebut, Tokocrypto mengurangi lebih dari separuh karyawannya hingga tersisa 30% saja. Kondisi ini juga didukung dengan tren pasar kripto yang sedang bullish hingga sekarang.

“Waktu memutuskan restrukturisasi, kita mengedepankan untuk fokus pada bisnis exchange. Alasannya cost, saat market slow yang kita mau pastikan dari segi cost harus efisien buat sustain, makanya komisi [sebagai pemasukan] harus tetap sustain karena ini penting.”

Yudho pun memastikan perusahaan tidak akan lagi melakukan PHK ke depannya. Proses perekrutan mulai ditempuh, namun lebih selektif untuk posisi tertentu saja.

“Sekarang sudah in a good shape, ketika market sudah membaik kami mau expand lagi, hiring tapi selectively, sebab industri kripto itu up and down jadi kita harus responsible. Pelan-pelan bangun fondasi dan mau responsible ke depannya untuk tim member-nya.”

Alhasil berbagai faktor eksternal tersebut, membuat Tokocrypto untuk kembali memfokuskan diri pada bisnis exchange (trading/jual-beli) aset kripto. Terlebih, disebutkan saat ini perusahaan menduduki posisi sebagai exchange kripto nomor wahid di Indonesia berdasarkan pangsa pasar per Juni 2023, menurut Coingeko dan CoinMarketCap.

Menurut Yudho, masih banyak kesempatan yang bisa dilakukan untuk memperdalam penetrasi aset kripto. Misalnya, integrasi API yang memungkinkan investor Tokocrypto dapat melihat saldonya di aplikasi keuangan lain.

Dampak dari pengalihan fokus ini terlihat pada ditundanya pengembangan produk-produk perusahaan di luar trading, salah satunya NFT Marketplace Tokomall yang dirilis pada Agustus 2021.

“Kami masih aktif mengelola user yang masih ada tanpa melakukan aktivitas marketing. Nanti ketika market dan pengaturan sudah lebih jelas, pastinya mau kita reactivate lagi. Sekarang kita postpone, mau fokus mengembangkan bisnis exchange.”

Pencapaian Tokocrypto

Disebutkan saat ini Tokocrypto memiliki lebih dari 3 juta pengguna terdaftar dengan 400 ribu di antaranya aktif bertransaksi setiap bulannya. Tercatat rata-rata volume transaksi perdagangan hampir tembus ke angka $300 juta per bulan sepanjang semester I 2023 dengan transaksi rata-rata harian $10 juta.

Diklaim, Tokocrypto menjadi exhange kripto terbesar yang menawarkan lebih dari 350 aset kripto yang dapat diperdagangkan. Aplikasinya telah diunduh lebih dari 4 juta kali sejak pertama diluncurkan.

Dipaparkan sepanjang periode lima bulan pertama di tahun ini, perusahaan telah menyetor pajak ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan sebesar Rp42,4 miliar. Ini terkait pengenaan pajak pada transaksi aset kripto yang wajib dibayarkan sebesar 0,11% untuk PPn pembelian aset kripto dan 0,1% untuk PPH penjualan aset kripto.

Mengenai demografi pengguna Tokocrypto, CMO Tokocrypto Wan Iqbal menjelaskan, sebagian besar datang dari kalangan usia 18-30 tahun (56,7%), 31-45 tahun (33,9%), 46-55 tahun (9,4%). Mereka tersebar di seluruh Indonesia, namun mayoritas berada di kota-kota besar, seperti Jabodetabek, Jawa, dan Bali.

“Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi kami untuk terus memperkenalkan aset digital dan kripto ke kota-kota lainnya, pada periode Januari sampai Juni 2023, kami telah menjangkau lebih dari 27.000 orang di 22 kota di Indonesia,” kata Iqbal.

Dalam meningkatkan kenyamanan dan pengalaman pengguna, ada sejumlah fitur baru di platform Tokocrypto, mulai dari Bukti Pajak, Profit and Loss, Easy Buy/Sell, layanan customer support 24/7 Live Chat, Price Alert dan peluncuran IDR. Seluruh fitur tersebut diharapkan dapat mendorong pengguna untuk mitigasi potensi risiko dan keuntungan lebih baik.

Untuk memastikan keamanan dan transparansi, Tokocrypto juga sudah merilis Proof of Reserve (PoR) atau Bukti Cadangan yang diaudit secara akurat. Perusahaan menyadari pentingnya kepercayaan pengguna dalam menghadapi industri yang dinamis dan berkembang pesat seperti aset kripto. Dengan cara ini, pengguna dapat memastikan bahwa dana mereka disimpan secara utuh 1:1 dan dapat diverifikasi.

Sepanjang tahun ini, perusahaan akan memperkuat produk Earn & Staking dan Local Token Listing. Yudho menjelaskan sekarang timnya sedang menyusun whitepaper terkini untuk token milik perusahaan TKO yang berisi rencana-rencana demi meningkatkan utilitasnya berkat bekerja sama dengan ekosistem.

Prospek industri aset kripto

Pada saat yang bersamaan, Yudho juga banyak berbagi optimismenya terhadap industri kripto, ditandai dengan hadirnya bursa aset kripto di Indonesia dan prospek pasar kripto secara global.

Mengenai kehadiran bursa kripto, ia merasa ini menandai standardisasi keamanan untuk bertransaksi kripto jadi setara. Hal tersebut tentunya membuat jaminan keamanan buat konsumen jadi lebih terjamin. Namun secara teknisnya, mengingat masih baru, jadi semuanya masih dalam tahap persiapan, termasuk pembahasan mengenai besaran biaya yang dibebankan ke konsumen.

Ia hanya menyampaikan bahwa sekarang Tokocrypto sudah mendaftar sebagai anggota dan nantinya ada surat rekomendasi dari Bappebti yang menandai perusahaan sebagai anggota resmi. “Mungkin setelah itu ada integrasi ke sistem dan lain-lain, sekarang prosesnya masih diskusi terus.”

Ia melanjutkan, “Bursa harus memastikan bawa value buat konsumen. Karena standar keamanan kita di exchange ini tinggi, jadi sekarang standarnya sama buat industri. Jadinya di industri ini [mencegah kasus] FTX terjadi di Indonesia.”

Walau secara global industri ini masih bearish, Bitcoin Halving akan terjadi pada 2024 menandai momen penting bagi investor kripto karena harga Bitcon akan terapresiasi setelah halving. Bitcoin Halving adalah peristiwa setiap empat tahun sekali, yang mana hadiah mining satu blok Bitcoin akan dibagi dua setiap 210 ribu blok hingga mencapai batas maksimum 21 juta.

Berdasarkan data terakhir di 11 Mei 2020, saat itu terjadi Bitcoin Halving ketiga, membuat harga BTC naik 700% pada all-time-high di 2021. Seperti diketahui, Bitcoin memiliki jumlah yang terbatas sebesar 21 juta, maka pasokan Bitcoin yang tersedia akan berkurang, yang meningkatkan nilai Bitcoin yang belum ditambang. Alhasil, terjadi peningkatan volatilitas Bitcoin setelah Halving, sebab asetnya akan menjadi lebih menarik.

Dengan akan diselenggarakannya Bitcoin Halving di tahun depan, maka akan menjadi tahun yang menarik bagi investor maupun penambang Bitcoin, meski fenomena ini cenderung terjadi pada kuartal akhir 2023.

“Secara historical, sekitar enam bulan menuju Halving harga akan naik. Sekarang angkanya masih flat dalam tiga bulan terakhir, harapannya akan naik terus menuju Halving tiba. Terlebih itu, ekonomi makro di Amerika Serikat juga sudah hentikan kenaikan bunga, ini sinyal yang bagus buat kripto.”

Saat ini, terdapat 30 legal exchange yang sudah memperoleh izin dari Bappebti. Dengan banyaknya pemain ini menandai bahwa Indonesia adalah pasar menggiurkan bagi industri aset kripto. Padahal pada 2020, Indonesia hanya memiliki 12 pemain saja.

Indikator lainnya juga terlihat dari pertumbuhan jumlah investor, terdapat empat juga investor kripto pada 2020. Setahun kemudian tumbuh hampir 4 kali lipat menjadi 11 juta investor, dan pada tahun lalu angkanya mencapai 16,7 investor.

Kendati jumlah investor meningkat, terjadi penurunan transaksi terutama pada 2022. Jumlah transaksi aset kripto di Indonesia sebesar Rp 64,9 triliun pada 2020 dan tercatat Rp 859,4 triliun pada 2021. Pada 2022 tercatat nilai transaksi yang sebesar Rp306,4 triliun.

“Jadi walau transaksi turun, jumlah investornya naik terus. Ini mencerminkan potensi pasar yang baik di Indonesia,” pungkas Yudho.

Application Information Will Show Up Here
Founder & CEO Triv Gabriel Rey / Triv

CEO Triv Ungkap Rencana Strategis Perusahaan dan Tanggapi Dinamika Industri Kripto

Pandemi yang terjadi pada tahun 2020 memiliki dampak signifikan pada penetrasi cryptocurrency, termasuk di Indonesia. Digitalisasi yang ada dinilai berperan menjadi katalisator adopsi dan pengembangan platform crypto exchange. Khususnya menjadi jawaban saat orang mencari opsi investasi alternatif dan menjelajahi solusi keuangan digital.

Salah satu platform crypto exchange yang saat ini beroperasi dan telah mengantongi izin otoritas adalah Triv. Kepada DailySocial.id, Founder & CEO Triv Gabriel Rey mengungkapkan rencana strategis perusahaan ke depan.

Luncurkan inovasi beragam

Pada awalnya, Triv dikenal sebagai platform brokerage yang memfasilitasi transaksi aset kripto secara langsung. Kini perusahaan juga telah meluncurkan beberapa fitur lain seperti Staking dan Gadai Koin. Bahkan disampaikan Rey, dalam waktu dekat Triv akan meluncurkan produk Tokenized Stock, yang berasal dari saham brand ternama di Amerika Serikat.

Untuk merealisasikan tujuan tersebut, tahun ini Triv juga akan mengupayakan penggalangan dana. Turut disinggung, melalui performanya sejauh ini Triv juga telah mencapai titik profitabilitas dan akan fokus kepada ekspansi produk dan layanan.

Produk Tokenized Stock dari Triv / Triv
Produk Tokenized Stock dari Triv / Triv

Triv mengklaim telah memiliki sekitar 2 juta pengguna terdaftar. Dan sejak pandemi, pertumbuhan pengguna mengalami peningkatan hingga 400%. Bukan hanya mereka yang sudah familiar dengan kripto, namun pengguna berusia 25-34 tahun yang tergolong baru pertama kali mencoba untuk berinvestasi di kripto.

“Semua produk yang Triv hadirkan ingin memiliki konsep apa yang bisa kita hadirkan untuk menambah value kepada pengguna. Saat ini Triv sudah tumbuh bukan cuma sebagai platform jual-beli kripto saja, produk kita juga sudah bertambah dan bervariasi,” kata Rey.

Disinggung apakah ke depannya Triv ingin menambah investasi digital lainnya selain kripto, Rey menegaskan bahwa mereka masih fokus kepada kripto dan tidak memiliki niat untuk menambah opsi lainnya.

“Dengan harga yang menurun mereka tetap berani mengambil transaksi dan masih berani membeli bitcoin, masih berani take position dalam trading bitcoin dan saya melihat perkembangan pasar kripto semakin positif” kata Rey.

Tahun ini Triv memiliki target untuk menambah produk sekaligus menambah jumlah pengguna. Jika memang menemukan investor yang ideal, Triv juga membuka peluang untuk penggalangan dana.

Sejak berdiri tahun 2015 lalu, perusahaan masih menjalankan bisnis secara boostrapping dan telah mencapai profitabilitas tahun 2021-2022 lalu.

Lanskap pasar crypto exchange di Indonesia

Pasar kripto global telah mengalami pertumbuhan dan transformasi luar biasa dalam beberapa tahun terakhir, dengan pertumbuhan yang pesat di negara seperti Amerika Serikat dan Eropa. Pandemi yang terjadi di awal tahun 2020 menjadi momentum bagi industri kripto untuk tumbuh secara pesat di Amerika Serikat hingga Eropa. Namun demikian ketika saat ini demand kripto di negara barat mulai menurun, tidak demikian dengan negara di Asia dan Asia Tenggara pada khususnya.

“Saya melihat the next bull market bukan lagi dari negara-negara barat lagi tapi negara di Asia. Bisa jadi dimulai di Asia Tenggara dan Asia, karena banyak potensi pertumbuhan pengguna yang masif dibandingkan barat, yang istilahnya sudah mature sekali pasarnya,” kata Rey.

Ia melihat pertumbuhan pasar crypto exchange dalam beberapa tahun ke depan bakal terjadi di negara Asia. Hal ini dikarenakan mulai banyak negara di Asia yang membuka peluang bagi pasar crypto exchange untuk berkembang.

Di Indonesia sendiri Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan telah meresmikan pendirian bursa kripto. Menurut Rey  inisiatif ini memudahkan pemain industri kripto seperti Triv dalam memberikan laporan.

Jika sebelumnya proses tersebut dilakukan secara manual ke Bappebti, kini semua proses bisa langsung dilaporkan ke bursa. Dari sisi keamanan, kehadiran bursa kripto juga meminimalisir terjadinya kecurangan yang merugikan kepada nasabah, seperti yang terjadi pada kasus FTX.

Namun demikian, agar industri kripto bisa tumbuh secara positif di Indonesia, regulator harus bisa bergerak cepat dan beradaptasi dengan teknologi dari industri kripto. Selain itu idealnya pemerintah dalam hal ini regulator, mendukung platform seperti Triv dan platform crypto exchange lainnya dalam hal pajak, bursa kliring dan terkait lainnya. Terlebih mengingat bahwa pajak transaksi kripto di Indonesia sendiri sudah cukup tinggi dibandingkan di negara tetangga.

Pajak resmi transaksi kripto di Indonesia sendiri sudah cukup tinggi, 0,21% dari setiap transaksi kripto, atau 300% lebih tinggi dari negara tetangga. Malaysia sendiri hanya menetapkan pajak final kripto di angka 0,01%, jadi jauh lebih murah. Menurut Rey jika hal itu sampai terjadi maka akan ada capital flight, perginya dana investasi kripto di Indonesia ke luar negeri.

“Kalau sampai akhirnya over all cost transaksi kripto di exchange Indonesia lebih tinggi dibanding di exchange luar negeri akibat penerapan berbagai pajak dan biaya tersebut, maka otomatis nasabah akan trading ke luar, sehingga khawatirnya ada capital flight. Efek lebih lanjutnya adalah penurunan keseluruhan dari investasi di industri kripto Indonesia” urai Rey.

Untuk itu Rey menyarankan ke para pihak pemangku kepentingan industri kripto, baik regulator maupun para pelaku bisnisnya untuk sama-sama menjaga iklim kompetisi industri kripto dalam negeri tetap dijaga dengan baik. Salah satunya dengan tetap menjaga berbagai biaya pajak dan transaksi kripto di Indonesia tetap kompetitif dibandingkan luar negeri.

Application Information Will Show Up Here
Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) meresmikan pendirian bursa kripto melalui penunjukkan PT Bursa Komoditi Nusantara

Bappebti Resmikan Pendirian Bursa Kripto Indonesia

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan meresmikan pendirian bursa kripto melalui Keputusan Kepala Bappebti Nomor 01/BAPPEBTI/SP-BBAK/07/2023 tertanggal 17 Juli 2023 tentang Persetujuan Sebagai Bursa Berjangka Aset Kripto kepada PT Bursa Komoditi Nusantara.

Melalui siaran pers yang diterbitkan kemarin (21/7), Bappebti juga menunjuk PT Kliring Berjangka Indonesia sebagai lembaga kliring berjangka untuk penjaminan dan penyelesaian perdagangan pasar fisik aset kripto. Penunjukan ini diterbitkan melalui Keputusan Kepala Bappebti Nomor 01/BAPPEBTI/SP-LKBAK/07/2023.

Serta, mengamanatkan PT Tennet Depository Indonesia sebagai pengelola tempat penyimpanan aset kripto, melalui Keputusan Kepala Bappebti Nomor 01/BAPPEBTI/SP-PTPAK/07/2023.

“Pembentukan bursa, kliring, dan pengelola tempat penyimpanan aset kripto tersebut sebagai bukti pemerintah hadir dalam upaya menciptakan ekosistem perdagangan aset kripto yang wajar dan adil untuk menjamin kepastian hukum dan mengutamakan perlindungan bagi masyarakat sebagai pelanggan,” ujar Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko.

Secara terpisah, mengutip dari Kumparan, Ketua Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh Kurniawan Harmanda menjelaskan, bursa kripto memiliki banyak fungsi, di antaranya untuk menganalisis dan menentukan tolak ukur harga kripto berdasarkan permintaan dan penawaran. Selain itu, transaksi kripto akan berjalan lebih tertib, teratur, dan transparan.

Dia menjelaskan, bursa tersebut juga akan menerima pelaporan, memfasilitasi transaksi, pengawasan pasar, pengembangan produk, rekomendasi sistem dan keanggotaan. Alhasil, bursa kripto bisa membangun kepercayaan investasi kripto di mata masyarakat dan investor.

Didid menjelaskan, pembentukan yang dilakukan pada masa transisi Undang-undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) ini memfokuskan agar industri kripto Indonesia tetap berjalan dan terjaga, serta mampu memberikan kontribusi bagi perekonomian melalui penerimaan negara.

Dalam pengembangan dan penguatan bursa, kliring, dan pengelola tempat penyimpanan aset kripto, Bappebti tidak bekerja sendiri. Pihaknya bekerja sama dengan kementerian/lembaga terkait, khususnya OJK, BI, Kementerian Keuangan, serta masyarakat luas.

“Perdagangan fisik aset kripto mengandung risiko yang cukup tinggi. Sesuai sifatnya, nilai aset kripto bisa mengalami peningkatan maupun penurunan nilai yang sangat drastis dalam waktu yang cepat. Untuk itu, diperlukan pemahaman yang baik di masyarakat termasuk manfaat, potensi, dan risiko dari perdagangan aset kripto.”

Di satu sisi, pada pekan lalu (10/7), Komisi XI DPR RI telah memilih Hasan Fawzi sebagai Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto, merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Periode 2023-2028.

Pengangkatan ini menyambung dari disahkannya UU PPSK pada Desember 2022 yang mengamanatkan OJK sebagai pengatur dan pengawas aset kripto. Sebelum regulasi ini disahkan, emban tersebut berada di bawah Bappebti. Hingga kini transisi pemindahan pengawasan masih berlangsung dan akan ada rancangan PP sebagai landasannya.

Perkembangan aset kripto

Bappebti juga memaparkan kondisi terkini aset kripto per Juni 2023. Disampaikan terdapat penambahan pelanggan aset kripto sebanyak 141,8 ribu orang. Bila diakumulasi, pada bulan tersebut jumlah pelanggan aset kripto terdaftar mencapai 17,54 juta orang.

Nilai transaksinya tercatat Rp8,97 triliun atau naik 9,3% dibandingkan bulan sebelumnya. Adapun jenis aset kripto yang banyak ditransaksikan, yaitu Tether (USDT), Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Ripple (XRP), dan Binance Coin (BNB). Sedangkan, total nilai transaksi periode Januari 2023-Juni 2023 tercatat sebesar Rp66,44 triliun atau turun 68,65% secara year-on-year.

Didit menuturkan, penurunan nilai transaksi tersebut disebabkan karena sejumlah faktor, di antaranya pasar kripto global mengalami penurunan volume perdagangan, potensi krisis likuiditas rendah yang berdampak negatif pada stabilitas harga dan efisiensi pasar, serta tekanan jual melonjak yang menyebabkan harga aset kripto terkoreksi.

Kebijakan Federal Reserve Pemerintah Amerika Serikat terkait kenaikan suku bunga menyebabkan perubahan perilaku masyarakat dari yang sebelumnya memilih bertransaksi aset digital beralih ke tabungan. Selain itu, saat ini masyarakat masih menunggu kebijakan pemerintah terkait UU P2SK.

“Namun demikian, dari sisi pemanfaatan teknologi blockchain, semakin banyak perusahaan seperti Meta, Google, dan Twitter yang mulai mengintegrasikan teknologi blockchain dalam kegiatan usahanya. Hal ini membuktikan bahwa ke depan perkembangan perdagangan fisik aset kripto masih cukup menjanjikan,” pungkas Didid.

Co-Founder & CCO Reku Robby

Reku Kantongi Lisensi Staking Kripto dari Bappebti

Platfrom pertukaran dan pasar kripto Reku resmi menjadi platform pertama yang mendapatkan persetujuan tertulis untuk menawarkan layanan staking dari Badan Pengawas Perdagangan Komoditas dan Berjangka (Bappebti). Pihaknya juga mengungkapkan bahwa Reku merupakan satu-satunya platform pasar kripto yang meraih lisensi ini pada awal Juni 2023 lalu.

Sebelumnya, Reku sudah berkolaborasi dengan Bappebti dalam pelaksanaan peraturan dan tata tertib staking sejak 2 September 2022. Perolehan lisensi ini semakin memperkuat posisi Reku sebagai penyedia layanan staking yang reliabel. Regulator juga dapat mengevaluasi, melakukan audit, dan pengawasan sistem Reku secara ketat untuk meminimalisir resiko penyalahgunaan data.

Co-Founder & CCO Reku Robby sangat mengapresiasi dukungan BAPPEBTI terhadap perkembangan ekosistem kripto di Indonesia. “Dukungan ini tidak hanya terpajang dalam bentuk tulisan di Surat Keputusan, namun Reku berkomitmen untuk terus berinovasi demi kemajuan investor di Indonesia dan tetap menjunjung tinggi kepatuhan pada peraturan yang ada,” ungkapnya.

Untuk menjaga kredibilitas, Reku secara konsisten mengirimkan laporan kepada BAPPEBTI setiap hari. Perusahaan juga memberikan transparansi  transaksi para pengguna dapat terlihat di blockchain melalui wallet address Reku.

Tirta Karma Senjaya, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi menambahkan, “Seleksi yang ketat perlu dilakukan sebelum mendapatkan keputusan kepala BAPPEBTI untuk menerbitkan surat persetujuan penambahan ruang lingkup calon pedagang aset kripto. Maka, penting untuk produk staking untuk diberlakukan standarisasi demi menjamin keamanan investor kripto di Indonesia.”

Didirikan lebih dari lima tahun yang lalu, Reku merupakan salah satu pionir perusahaan kripto di Indonesia dengan sekitar 500 ribu pengguna hingga saat ini. Sebelumnya, Reku telah memperoleh pendanaan seri A senilai $ 11 juta yang dipimpin oleh AC Ventures, dengan partisipasi dari sejumlah investor terkemuka, termasuk Coinbase Ventures.

Penyedia layanan staking di Indonesia

Dalam konteks aset kripto, staking berarti mengunci aset kripto ke dalam jaringan blockchain untuk mendapatkan passive income tanpa harus melakukan jual beli atau trading. Di Reku, terdapat setidaknya lima koin berbeda yang bisa di-staking dengan rewards hingga 12,5% per tahun, mulai dari Cardano (ADA), Ethereum (ETH), Polygon (MATIC), Solana (SOL), Polkadot (DOT), dan Tezos (XTZ).

Dengan kondisi fluktuasi pasar yang masih cukup dinamis, untuk jenis investor yang melihat hasil jangka menengah sampai panjang, investasi di staking ini bisa menjadi pilihan yang cocok. Reku memungkinkan konsep staking yang cukup fleksibel karena bisa stake dan unstake kapan saja tanpa jumlah minimum.

Di Indonesia, selain Reku, sudah ada beberapa platform yang juga menawarkan layanan serupa. Salah satunya Nobi, yang menyediakan tiga pilihan layanan, yaitu Strategy, Savings, dan Staking yang dapat dipilih menyesuaikan kebutuhan dan profil risiko investor. Setiap strategi dioperasikan dengan sistem “Robo Trading” yang bekerja 24 jam secara otomatis.

Di samping itu, beberapa platform investasi aset kripto seperti Pintu juga memiliki Pintu Staking. Bagi pemegang Pintu Token (PTU), cukup dengan mengunci aset PTU Token yang dimiliki bisa mendapatkan beragam benefit eksklusif. Platform kripto Indodax juga memungkinkan staking aset Polkadot (DOT) dengan minimal staking sebanyak 10 DOT.

Konsep berinvestasi dengan cara staking ini menjadi sangat diminati lantaran menawarkan rewards atau imbal balik atas partisipasi dalam perkembangan blockchain. Namun, dilansir dari Cointelegraph, konsep ini memiliki kesulitan tersendiri. Jaringan, misalnya, masih didominasi oleh pemegang token yang paling signifikan. Ini memberikan lebih banyak kekuatan untuk pengadopsi awal dan orang-orang dengan uang paling banyak.

Application Information Will Show Up Here
Bappebti menetapkan daftar 501 aset kripto yang diperdagangkan di Pasar Fisik Aset Kripto / Pixabay

Bappebti Lakukan Penyesuaian Aturan Kripto, Utamakan Kepastian dan Perlindungan Hukum

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka (Bappebti) lakukan penyesuaian aturan serta menambah daftar aset kripto yang diperdagangkan di Indonesia menjadi 501. Hal ini dimuat dalam aturan baru mengenai perdagangan aset kripto di Indonesia, yakni PerBa Bappebti Nomor 4 Tahun 2023 tentang Penetapan Daftar Aset Kripto yang Diperdagangkan di Pasar Fisik Aset Kripto.

Kepala Bappebti Didit Noordiatmoko dalam keterangan resmi mengungkapkan bahwa aturan ini disahkan untuk memenuhi kebutuhan perdagangan aset kripto serta memberikan kepastian dan perlindungan hukum bagi masyarakat dalam bertransaksi. Penyesuaian ini telah ditetapkan dan mulai berlaku sejak 9 Juni 2023.

PerBa Nomor 4 Tahun 2023 ini disebut akan menggantikan peraturan sebelumnya, yaitu PerBa No. 11 Tahun 2022 yang dikeluarkan pada 8 Agustus 2022. Penyesuaian ini mengadopsi pendekatan positive list yang bertujuan untuk memperkecil risiko perdagangan jenis aset kripto yang tidak memiliki kejelasan whitepaper atau bertujuan ilegal seperti pencucian uang dan sebagainya.

Dalam menetapkan daftar aset kripto, Bappebti berkolaborasi dengan asosiasi, dan pelaku usaha, sehingga proses penilaian akan lebih cepat dan akurat. Selain itu untuk memberikan kepastian hukum, CPFAK yang akan melakukan listing atau delisting jenis aset kripto yang telah ditetapkan, wajib terlebih dahulu menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Kepala Bappebti.

Salah satu platform pedagang aset kripto di Indonesia, Tokocrypto, juga terlibat dalam proses penilaian ini. Melalui VP Corporate Communication-nya Rieka Handayani, perusahaan mengungkapkan apresiasi atas langkah Bappebti dalam menerbitkan PerBa terbaru ini. Ia melihat hal ini sebagai langkah penting untuk memperkuat kerangka regulasi aset kripto di Indonesia.

“Kami menganggap inisiatif ini sebagai langkah yang penting dalam memperkuat kerangka regulasi aset kripto. Daftar ini memberikan kejelasan dan kepastian hukum kepada pelaku industri dan pengguna aset kripto. Serta memberikan pelindungan yang lebih baik dan meningkatkan kepercayaan dalam perdagangan aset kripto,” ungkapnya.

Utamakan kepastian dan perlindungan hukum

Sementara regulator tengah mengupayakan terbentuknya ekosistem aset kripto yang sehat dan aman, kabar tidak sedap terus berdatangan dari ranah global. Teranyar, Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat menggugat perusahaan pertukaran kripto, Binance dan Coinbase, atas tuduhan penggelapan dana nasabah dan pelanggaran regulasi sekuritas serius.

Indonesia Fintech Society (IFSOC) buka suara mengenai hal tersebut. Pihaknya memandang bahwa permasalahan Binance dan Coinbase, serta serangkaian permasalahan aset kripto, menjadi peringatan yang serius pada ekosistem dan
tata kelola kripto tanah air.  Terlebih, Binance memiliki exposure yang besar di Indonesia.

Seperti diketahui, salah satu platform perdagangan aset kripto, Tokocrypto, telah resmi diakuisisi oleh Binance. Perusahaan mengumumkan restrukturisasi organisasi menyeluruh menyusul aksi penambahan kepemilikan oleh Binance selaku pemegang saham mayoritas perusahaan. Tokocrypto juga melakukan pemangkasan karyawan (layoff) jilid kedua dengan penyesuaian hingga 58%.

Peristiwa ini tentu mempengaruhi bagaimana para investor memandang aset kripto. Hal ini mendorong pihak regulator untuk melakukan berbagai upaya  preventif untuk memastikan kejadian yang sama tidak terulang di Indonesia.

Ketua Steering Committee IFSOC Rudiantara mengungkapkan bahwa Indonesia telah menunjukkan satu langkah konkret yang dalam merespons perkembangan kripto ke depan adalah dengan terintegrasinya pengaturan kripto dengan sektor keuangan nasional melalui Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK).

“Melalui UU PPSK, apalagi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nantinya akan ada Dewan Komisioner yang mengatur khusus aset kripto, maka ke depan kita berharap pengaturan dan pengawasan aset kripto akan lebih komprehensif. Hal ini juga akan mendorong pengembangan pasar kripto dan mengoptimalkan
dampaknya pada sektor keuangan dan ekonomi nasional,” tambah Rudiantara.

Di sisi lain, Anggota Steering Committee IFSOC Tirta Segara menekankan urgensi adanya regulasi dan skema perlindungan dana investor. Menurutnya, hal ini akan berperan sebagai tonggak dan acuan jelas kepada platform mengenai batasan-batasan pengelolaan dana investor.

Menurut Tirta, sebagaimana telah diterapkan di area pasar modal, platform dan pelaku industri kripto mestinya juga tidak boleh menampung, mengalihkan, dan apalagi menginvestasikan dana yang dikelola secara serampangan dengan risiko tinggi tanpa izin. Hal ini sangat krusial dalam meningkatkan aspek perlindungan konsumen di area kripto.

Ia juga mengatakan perlunya penguatan aspek kelembagaan di pasar kripto sehingga fungsi-fungsi yang ada dan dapat mengalami benturan kepentingan dapat disegregasi dengan baik: peran sebagai pedagang, pialang, kustodian, dll. “Segregasi fungsi lembaga di pasar kripto ini mendesak segera dilakukan untuk mewujudkan tata kelola yang baik di pasar kripto,” tegasnya.

Target bursa kripto

Di Indonesia sendiri, pemerintah tengah menargetkan peluncuran bursa perdagangan aset kripto di tahun 2023.  Bursa kripto akan menjadi platform terbuka bagi para pemangku kepentingan terkait dengan mengutamakan perlindungan konsumen secara komprehensif dan menciptakan ekosistem kripto yang aman.

Pihak Bappebti mengaku akan terus melakukan peninjauan terhadap inovasi kripto yang terjadi di pasar. Mereka juga akan melakukan peninjauan kembali minimal setiap satu tahun sekali terhadap aset kripto di exchange atau platform yang tersedia di Indonesia untuk melihat status legalitasnya masih layak diberikan atau tidak.

Sejauh ini, terdapat 28 calon pedagang fisik aset kripto (CFAK) yang telah mengantongi lisensi operasional dari Bappebti. Salah satu startup pedagang aset kripto teranyar yang juga telah mendapatkan pendanaan dari AC Ventures adalah Rekurebrand dari Rekeningku.

Di samping itu, Bappebti juga mencatat nilai transaksi kripto sepanjang tahun 2022 mencapai Rp 306 triliun,dimana nilai tersebut menurun 64% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 859 triliun. Meskipun begitu, jumlah Investor Kripto di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 16,7 juta orang, meningkat 45% dari tahun sebelumnya yang mencapai 11,2 juta orang. Dengan jumlah investor yang semakin besar, potensi pertumbuhan kripto di Indonesia tentu masih besar.

Geliat aset kripto di Indonesia terus meningkat sebagai aset investasi / Unsplash

Industri Kripto Bertumbuh Pesat, Hasilkan Pajak 246,45 Miliar Rupiah

Kesadaran pemerintah akan pesatnya pertumbuhan industri kripto di Indonesia telah mendorong kebijakan pengenaan pajak atas transaksi kripto. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 68/PMK.03/2022 tentang PPN PPh, pemerintah memandang aset kripto sebagai komoditas yang memenuhi kriteria sebagai objek PPN. Ketentuan ini mulai berlaku pada 1 Mei 2022.

Berdasarkan Final Publikasi APBN KiTa Edisi Januari 2023, pajak atas transaksi Kripto jika merujuk pada PMK 68/2022 Pasal 19, dikenakan PPh Pasal 22 kepada Penjual aset Kripto, Penyelenggara PMSE, dan Penambang Aset Kripto (miner). Sedangkan subjek PPN Kripto atau yang dikenakan PPN atas transaksi aset Kripto adalah Pembeli aset Kripto dan Penjual aset Kripto.

Bila dijabarkan per jenis pajaknya, Pajak Kripto merupakan hasil dari penerimaan PPh Pasal 22 atas Transaksi Aset Kripto melalui Penyelenggara PMSE DN, serta penyetoran sendiri PPN DN atas Pemungutan oleh Non-Bendaharawan.

Sumber: Final Publikasi APBN KiTa Edisi Januari 2023

Belum lama ini, Wakil Menteri Perdagangan Indonesia Jerry Sambuaga mengungkapkan bahwa akumulasi pajak kripto per Desember 2022 mencapai Rp246,45 miliar. Dengan rincian, total perolehan pajak PPh sebesar Rp117,44 miliar dan PPN sebesar Rp129,01 miliar.

Angka tersebut mewakili 53,55% dari total pajak atas transaksi kripto dan pajak Fintech P2P Lending yang bernilai Rp456,49 miliar. “Kontribusi  transaksi kripto kepada negara, dibandingkan negara lain, seperti Korea Selatan dan India, kita termasuk yang proporsional,” tambahnya.

Chairwoman Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I) Asih Karnengsih turut menyampaikan, “Walaupun pajak kripto baru diterapkan pada 1 Mei 2022, sudah dapat meraih  angka Rp246,45 pada Bulan Desember 2022. Asosiasi Blockchain Indonesia beserta pemain Kripto lainnya percaya bahwa pengembangan sektor kripto akan terus tumbuh seiring dengan perkembangan regulasi dan minat masyarakat.”

Penggunaan token kripto di Indonesia

Memasuki tahun 2022, pasar kripto disebut tengah mengalami masa bear market. Mengacu pada situs Investopedia, bear market adalah kondisi di mana nilai cryptocurrency telah turun setidaknya 20% dan terus turun. Contohnya ketika terjadi crash cryptocurrency di tahun 2017 lalu, investor melihat Bitcoin turun dari US$20 ribu menjadi US$3.200 dalam beberapa hari.

Kondisi ini juga berdampak pada jumlah transaksi kripto di Indonesia yang mengalami penurunan dan hanya bernilai Rp266,9 triliun. Angka ini menurun 68,9% dari tahun sebelumnya di angka Rp858,76 triliun. Terkait hal ini, Jerry mengungkapkan, “Kontribusi transaksi kripto kepada negara, dibandingkan negara lain, seperti Korea Selatan dan India, kita termasuk yang proporsional.”

Meskipun demikian, pengguna platform kripto yang telah melewati tahapan know your customer (KYC) disebut meningkat menjadi 16,3juta pengguna. Faktanya, jumlah pengguna kripto di negara ini terus bertambah, yang tadinya hanya 11,2 juta pengguna di tahun 2021, meningkat sebesar 48,7% pada November 2022 di angka 16,55 juta pengguna.

Di samping itu, Jerry juga melihat adanya potensi ekspor pada token yang diterbitkan proyek lokal. Ia menyebutkan ada 10 token lokal dari 383 token yang telah disetujui Bappebti. Token lokal yang dimaksud, antara lain Toko Token (TKO), LDX Token, Zipmex Token (ZMT), NanoByte (NBT), TadPole (TAD), ASIX Token (ASIX), Leslar, Pintu (PTU), Vexanium (VEX), dan Tokenomy (TEN).

Menurut Jerry, konsep aset kripto dan blockchain akan memberikan pengaruh luas dan mengubah pola pengaturan ekonomi perdagangan menjadi berbasis otoritas pasar dan komunitas. Salah satu yang menjadi perhatian adalah diperlukan kehadiran sebuah lembaga yang mengatur dan mengawasi industri kripto terkait perlindungan konsumennya.

Asih menambahkan, “Kami belum lama ini juga telah melakukan audiensi dengan OJK dan turut menyampaikan potensi dari pembentukan Bursa Kripto yang dapat membantu pengawasan perdagangan dan inovasi aset kripto kedepannya. Kami harap untuk kedepannya, peresmian Bursa Kripto ini dapat membantu industri Kripto di Indonesia serta pengembangan teknologi Blockchain secara keseluruhan.”

Kemendag dan Bappebti juga disebut segera merealisasikan hal tersebut adalah dengan menyegerakan peluncuran bursa kripto yang ditargetkan segera rilis sebelum Juni 2023. Bursa Kripto Indonesia akan berperan sebagai “pengatur” dalam industri kripto dengan tujuan untuk mencegah pihak-pihak tertentu dalam melakukan monopoli pasar.

Lanskap industri Web3 di Indonesia. Sumber: Indonesia Cypto Outlook 2022

Laporan “Indonesia Web3 Landscape dan Crypto Outlook 2022” yang dirilis Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I) dan Indonesia Crypto Network (ICN) menunjukkan bahwa terdapat 569 perusahaan atau startup terdaftar di sistem Online Single Submission (OSS) yang masuk dalam kategori “Aktivitas Pengembangan Teknologi Blockchain” dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Industri (KBLI) 62014.