Tag Archives: CSGO esports

BnTeT Bersama Gen.G Juarai ESL One: Road to Rio – North America

Pekan ini sepertinya menjadi pekan yang menggembirakan bagi organisasi esports asal Korea Selatan, Gen.G. Setelah pekan lalu tim Valorant Gen.G memenangkan T1 Valorant Invitational, kini giliran tim CS:GO yang mendapat prestasi. Bertanding di ESL One: Road to Rio – North America, tim CS:GO Gen.G berhasil menjadi juara setelah mengalahkan FURIA, 2-1.

Kedua tim ini bertanding dalam seri best-of-3 di grand final ESL One: Road to Rio. Sebelumnya, FURIA berhasil melaju babak final dengan permainan yang solid. Mereka mendominasi grup B, memperoleh catatan menang-kalah 5-0 pada pertandingan fase grup. Namun lawan yang mereka hadapi adalah Gen.G, tim yang sudah dua kali gagal dikalahkan oleh FURIA, salah satunya di laga final DreamHack Open Anaheim.

Kemenangan Gen.G kali ini tak terlepas dari peran pemain CS:GO kebanggaan Indonesia, Hansel Ferdinand (BnTeT). Pada map pertama, Train, Gen.G cukup dominan, mendapatkan 3-0 di awal pertandingan ketika mereka berada di T side. Namun FURIA berhasil membalas 3 ronde lagi dengan pertahanan yang solid sebagai CT side.

Jelang half-time, Damian Steele (daps) memimpin kawan-kawan Gen.G mendapatkan keunggulan 9-6. Berganti sisi tim, Gen.G akhirnya memenangkan map pertama setelah melakukan pertahanan yang ciamik, memenangkan 7 ronde berturut-turut tanpa kalah sekalipun.

Momentum kemenangan map satu terbawa hingga map berikutnya, Vertigo. Mendominasi sejak pistol round, Gen.G amankan skor 6-1 di awal permainan seiring dengan Timothy Ta (autimatic) mendapat triple kill.

Momentum tersebut habis ketika Andrei Piovezan (arT) dan kawan-kawan FURIA akhirnya mengembalikan momentum ke tangan mereka. FURIA sukses comeback, dapatkan skor 8-7 di half-time. Momentum ini dimanfaatkan dengan maksimal oleh FURIA, sehingga akhirnya bisa amankan kemenangan dengan skor 15-10 di map kedua.

Inferno menjadi map penentuan, FURIA masih memegang momentum secara mentalitas, sehingga bisa segera unggul 4-0 sebagai T side. Setelahnya pertandingan berlanjut dengan kedua tim saling bertukar skor. Seiring waktu, ekonomi Gen.G mulai stabil di permainan, memperkenankan mereka unggul 9-6 ketika masuk half-time.

Sumber: HLTV
BnTeT bersama Gen.G saat bertanding di DreamHack Open Anaheim. Sumber: HLTV

Setelahnya peran BnTeT begitu terasa, seiring ia mengamankan triple-kill dan membuat Gen.G unggul makin jauh, 11-6. FURIA masih sempat bertahan lewat kemenangan yang mereka lakukan dengan keputusan anti-eco yang penuh risiko. Tapi Gen.G kembali dapat momentum lewat clutch yang dilakukan daps dan Kenneth Suen (koosta) yang membawa mereka kepada kemenangan yang gemilang dengan skor 16-9.

Kemenangan ini memberikan Gen.G hadiah uang sebesar US$18.000 (sekitar Rp269 juta) dan 1600 poin untuk menuju ke Rio Major 2020. Selamat untuk Gen.G! Semoga BnTeT bisa terus memberikan performa yang terbaik, dan membanggakan Indonesia di skena CS:GO internasional.

Jajaran pemain asal Brazil yang merupakan Roster BOOM Esports CS:GO

BOOM CS:GO Melaju ke America Minor, Libas Tim Isurus 2-0

Beberapa waktu lalu, BOOM Esports mengumumkan sesuatu yang membuat penggemar esports di Indonesia tidak menyangka. Sang Hungry Beast mengumumkan ekspansi mereka ke kancah CS:GO, bukan di Indonesia, melainkan langsung di skena kompetitif Amerika Selatan dengan mengakuisisi jajaran pemain ex-INTZ. Hal tersebut membuat BOOM Esports segera menjadi buah bibir, apalagi ekspansi ini hanya pembukaan dari rencana ekspansi internasional lainnya yang akan dilakukan.

Melakukan debutnya, João Vasconcellos (felps) dan kawan-kawan harus bertanding pada Closed Qualifier South America untuk America Minor – ESL ONE Rio 2020. Diselenggarakan pada 3 sampai 5 Maret 2020 kemarin, permainan BOOM Esports sempat terseok. Pada pertandingan pertama melawan Team One, mereka harus rela kalah 2-0, membuat BOOM Esports terperosok ke Lower Bracket.

Namun demikian, BOOM Esports segera menjadi on-fire saat berada di Lower-Bracket. Hampir sapu bersih semua pertandingan, mereka sempat tersandung satu game ketika melawan Imperial e-Sports. Rematch melawan Team One, BOOM Esports balaskan dendam di pertandingan sebelumnya, segera libas 2-0 di Lower Bracket Round 3.

Tersisa babak penentuan, BOOM Esports harus menghadapi Isurus agar mendapatkan slot kedua untuk bertanding di America Minor – ESL ONE Rio 2020. Menariknya bukan felps yang membawa kemenangan BOOM Esports di pertandingan tersebut, melainkan empat pemain lainnya yang menunjukkan kerja sama apik dan mengamankan kemenangan yang gemilang.

Map pertama (Overpass) merupakan pilihan Isurus, namun BOOM Esports berhasil dapat mendominasi dengan sangat baik, segera dapat 4 ronde sekaligus sebagai awalan. Isurus yang berisikan pemain asal Argentina berusaha keras untuk melawan, sampai José Ortega (L!nKz^) berhasil mendapat momen clutch 1 lawan 2.

Namun BOOM Esports bermain dengan lebih stabil. Kombinasi Marcelo Cespedes (chelo), Bruno Martinelli (shz), and Gustavo Knittel (yel) memberikan pertahanan yang solid membuat Isurus jadi kesulitan. Permainan gemilang tersebut terus bertahan, BOOM Esports mengamankan Game 1 dengan skor 16-4.

Game 2 memainkan Map Mirage, BOOM Esports lagi-lagi mendapat momentum awal dengan chelo menghabisi tiga pemain dan memenangkan 1vs1 atas Nicolas Davila (Noktse) dari Isurus. Segera BOOM Esports mendapat 3-0 dan memenangkan first half dengan dominan. Masuk second half, keadaan memburuk bagi BOOM setelah mereka kalah pada Pistol Round yang membuat Isurus mendapat keunggulan dari segi ekonomi.

Alhasil, pertandingan berjalan keras pada second half. BOOM Esports mati-matian menahan Isurus sampai masuk overtime, namun untungnya mereka berhasil bertahan. BOOM Esports akhirnya memenangkan ronde kedua dengan skor 17-16. BOOM CS:GO Melaju ke America Minor, mengamankan slot kedua untuk di gelaran America Minor – ESL One Rio 2020.

Selain BOOM Esports, tim lain yang juga melaju ke America Minor – ESL One Rio 2020 dari babak closed qualifier ini adalah Red Canids, yang juga mengalahkan Isurus 2-0. Gelaran utama America Minor – ESL One Rio 2020 sendiri akan diselenggarakan pada bulan April mendatang, tepatnya mulai dari 26 April hingga 2 Mei 2020 mendatang.

Namun melihat wabah virus Corona masih menjadi momok, dan membuat IEM Katowice 2020 jadi diselenggarakan tanpa penonton, kita hanya bisa mendoakan agar gelaran America Minor – ESL One Rio 2020 bisa berjalan lancar agar kita bisa melihat BOOM Esports bertanding di panggung internasional!

Roster Baru Virtus.pro CS:GO Berbendera Kazakhstan

Virtus.pro mengukir sejarahnya di scene CS:GO dengan kekuatan yang dominan dari all-polish roster-nya. Virtus.pro pertama kali meraih gelar juara Major di EMS One Katowice pada tahun 2014 silam. Setelah menjadi peringkat terakhir di groupstage Eleague Major: Boston 2018, roster mereka mulai silih berganti. Virtus.pro yang masih berusaha bertahan dengan pemain asal Polandia, sepertinya tidak bisa meraih kejayaannya kembali.

Sumber: VieEsports

Virtus.pro pun umumkan akuisisi semua pemain CS:GO AVANGAR. Ini menjadi era terakhir dari Virtus.pro CS:GO dengan pemain Polandia. Buruknya performa Virtus.pro CS:GO yang tidak dapat masuk 20 besar dari CS:GO world ranking memaksa manajemen tim Virtus.pro mengambil keputusan. AVANGAR yang berhasil meraih peringkat runner-up di Starladder Berlin Major 2019 dan menjadi pemenang di BLAST Pro Series: Moscow 2019 memang menunjukan performa luar biasa sehingga peringkatnya di CS:GO world ranking juga meroket.

Tetapi AVANGAR sedang mengalami performa buruk akhir-akhir ini, dengan gagalnya masuk ke babak playoff event-event besar seperti StarSeries i-League Season 8 dan ECS Season 8 Finals. Hal ini sepertinya tidak mempengaruhi Virtus.pro untuk menawarkan kontrak jangka panjang dengan pemain AVANGAR.

Sumber: Talkesport

Dikutip dari HLTV,  Dzhami “Jame” Ali mengatakan, “kami sangat bahagia bisa menjadi bagian dari salah satu nama terbesar esports yang ada di dunia dan kami akan berusaha untuk mengangkat nama Virtus.pro kembali ke peringkat atas di CS:GO.”

Roman Dvoryankin selaku General Manager dari Virtus.pro membuat statement melalui website Virtus.pro, “ini adalah hari besar bagi VP karena kita membuka lembaran baru untuk sejarah tim CS:GO kita. Hal ini juga akan membantu tim Dota 2 Virtus.pro agar kami dapat lebih kompetitif dan memberikan lebih banyak prestasi untuk para penggemar kami di seluruh dunia.”

Roman Dvoryankin | Sumber: CyberSport

6 Tahun bersama, Roman juga mengucapkan terima kasih kepada para mantan pemain CS:GO Virtus.pro. “VP tidak akan seperti sekarang kalau bukan atas fondasi yang dibuat oleh para pemain kita terdahulu. Dari lubuk hati yang terdalam, saya mengucapkan terima kasih kepada Taz, neo, pasha, byali, Snax, MICHU, Vegi, snatchie, phr, TOAO, morelz, OCOLICIOUZ, Loord, KubiK, Junior, dan kuben atas segala jasa mereka.

Komentar-komentar pedas dari komunitas CS:GO dunia mengenai akuisisi Virtus.pro terhadap seluruh pemain AVANGAR tidak berhenti mengalir. Kenangan pada masa-masa keemasan Virtus.pro CS:GO di tahun 2014 sampai 2017 masih tidak bisa dilupakan oleh para penggemar mereka. Kini para pemain AVANGAR yang diakuisisi Virtus.pro mengemban beban yang berat atas ekspektasi para penggemar Virtus.pro dan pembuktiannya adalah di event EPICENTER 2019. Virtus.pro termasuk salah satu tim yang diundang untuk mengikuti EPICENTER 2019 yang akan dimulai pada tanggal 18 Desember 2019.

Kabar Mengatakan BnTeT Dilirik Gen.G Untuk Jadi Pemain Kelima

Organisasi esports asal Korea Selatan, Gen.G, dikabarkan sedang mengincar Hansel “BnTeT” untuk dimasukkan ke dalam divisi CS:GO mereka. Kabar ini menyeruak pertama kalinya pada artikel yang ditulis oleh Jarek Dekay Lewis di DBLTAP.

Pada tanggal 6 Desember 2019 kemarin, Gen.G Esports memang mengumumkan akan melakukan ekspansi ke ekosistem esports CS:GO lewat scene Amerika Serikat. Usaha Gen.G untuk mencapai hal tersebut adalah dengan mengambil tiga pemain ex-Cloud9, yaitu Kenneth “koosta” Suen, Damian “daps” Steele, dan Timothy “autimatic” Ta, dan juga menambahkan Sam “s0m” Oh. Melengkapi roster, tim ini juga menyertakan seorang pelatih asal Australia yaitu Chris “Elmapuddy” Tebbit.

Mengutip dari rilis resmi, usaha ekspansi Gen.G sebenarnya sudah lama direncanakan, ujar Nathan Stanz General Manager Gen.G. Arnold Hur, Chief Operating Officer Gen.G juga melanjutkan bahwa organisasi esports terasa kurang lengkap jika belum memiliki tim CS:GO. “Kami sejak lama mencari celah untuk masuk ke dalam scene dengan tim yang tepat, dan kami sangat bersemangat karena kini akhirnya mendapat kesempatan yang baik untuk memulai pergerakan pertama.” lanjut Arnold.

Terkait BnTet, sumber mengatakan kontraknya bersama TYLOO akan habis pada akhir tahun ini. Melihat kesempatan tersebut, Gen.G yang masih kekurangan 1 pemain, dikabarkan telah membuat sebuah tawaran kepada BnTeT. Namun demikian belum ada informasi lebih lanjut terkait hal ini.

Sumber: CS:GO Liquidpedia
Sumber: CS:GO Liquidpedia

Hansel Ferdinand telah bergabung dengan tim TYLOO sejak dari Maret 2017 lalu. Sejauh ini, posisi BnTeT teramat penting bagi tim TYLOO. Tak hanya memegang jabatan sebagai in-game leader (IGL), tapi mantan pemain NXL ini juga merupakan fragger dari tim asal Tiongkok tersebut. Terakhir kali, BnTeT sudah membawa TYLOO tembus ke dalam tiga CS:GO Majors, dan berhasil membuat TYLOO mencapai babak Semifinal di CS:GO Asia Championships bulan November lalu.

Jika BnTeT resmi bergabung di dalam tim Gen.G, maka ia akan jadi pemain Indonesia pertama yang bergabung ke dalam scene CS:GO barat. Selama ini sendiri, scene CS:GO barat kerap kali dianggap lebih superior dibanding dengan scene CS:GO wilayah lain. Akankah bergabung ke dalam tim Gen.G bisa mendongkrak karir BnTeT di masa depan?

INDOESPORTS League CS:GO Kembali Hadir, Masuk Musim Keempat

Dalam perkembangan ekosistem esports sebuah game, komunitas bisa dibilang punya peran cukup penting. Tanpa komunitas, esports yang bertumpu kepada kompetisi akan jadi kesulitan untuk bisa berjalan dengan lancar. Namun di sisi lain komunitas bisa menjadi layu jika tidak ada aktivitas esports di dalamnya.

Maka dari itu, kompetisi tingkat grassroots juga punya perananya sendiri dalam menjaga aktivitas di dalam komunitas. Salah satu contoh ini adalah INDOESPORTS League (IES League) CS:GO, yang kini sudah memasuki musim keempat. Dari deretan IES League, CS:GO menjadi game dengan musim pertandingan terbanyak.

Banyak yang berpendapat bahwa nyawa CS:GO tinggal setengah saja di Indonesia, namun nyatanya antusiasme komunitas terhadap gelaran tersebut masih cukup tinggi. CS:GO sendiri sebetulnya memang tidak pernah bisa dibilang sepenuhnya mati. Terakhir kali, di bulan Oktober 2019, CS:GO bahkan berhasil cetak rekor jumlah rata-rata pemain sebanyak 417 ribu orang. Secara talenta, CS:GO lokal juga masih punya nama-nama cemerlang, seperti Kevin “Xccurate” Sutanto yang beberapa waktu lalu berhasil lolos dari WESG SEA 2019 Regional Finals.

Sumber: INDOESPORTS
Sumber: INDOESPORTS

Pertandingan INDOESPORTS League CS:GO SEASON 4 akan diselenggarakan mulai dari tanggal 2 sampai 6 Desember 2019 mendatang, dengan babak Semifinal dan Grandfinal disiarkan secara langsung di channel Youtube INDOESPORTS. Memperebutkan total hadiah sebesar Rp10 juta, IES League CS:GO membuka peluang bagi semua kalangan untuk memperebutkan titel juara. Pertandingan akan diselenggarakan secara online di iCafe DA Arena.

Pemenang-pemenang IES League CS:GO terbilang cukup variatif dari musim-musim sebelumnya. Edisi pertama IES League CS:GO, memunculkan nama dari organisasi besar di Indonesia, EVOS Esports, sebagai pemenang. Dilanjut musim kedua yang dimenangkan oleh tim Syntax. Lalu terakhir ada Boy With Love yang jadi juara di edisi ketiga, setelah bertarung sengit dengan tim Syntax.

Sumber: INDOESPORTS
Sumber: INDOESPORTS

Musim keempat IES League CS:GO ini menjadi pertandingan penutup di tahun 2019 ini. Namun demikian IES League CS:GO akan kembali hadir di tahun 2020 mendatang.

“CS:GO merupakan salah satu game PC paling kompetitif di dunia dan punya nilai tontonan yang menarik. Juga selain dari karena kebanyakan kami di INDOESPORTS tumbuh bersama bermain Counter-Strike, alasan pemilihan CS:GO sebagai bagian dari IES League adalah untuk menunjuang ekosistem PC Gaming dan juga ekosistem iCafe di Indonesia.” Ucap Michael Lim CEO INDOESPORTS, membahas soal alasan pemilihan CS:GO dan penyelenggarakan IES League.

IES League merupakan kompetisi rutin yang mempertandingkan berbagai macam game, mulai dari CS:GO, PUBG, Dota2, dan lain sebagainya. Mempertemukan seluruh tim di Indonesia, kompetisi ini diselenggarakan untuk mengembalikan minat dan tren esports PC di Indonesia.

Jadi, setelah EVOS, Syntax, dan Boy with Love, siapakah tim berikutnya yang akan merebut gelar juara IES League CS:GO di Season ke-4 ini?

Polemik Masalah Konflik Kepentingan di Kancah Kompetitif CS:GO

Belakangan, kancah kompetitif Counter Strike: Global Offensive sedang dirundung kontroversi. Muara terkini ada pada pernyataan baru dari Valve yang diberi judul “Keeping Things Transparent”Pada pernyataan tersebut, Valve menegaskan bahwa pada tahun 2020 nanti, tim dan pemain yang mendaftar pada gelaran major, wajib untuk membuka informasi hubungan bisnis mereka terhadap peserta lain dan/atau penyelenggara turnamen secara publik.

Polemik ini sebenarnya berawal dari bulan September lalu. Ketika itu Valve membuat pernyataan serupa dengan nada yang sedikit berbeda. Berjudul “Keeping Things Competitive”pernyataan ini menyebut masalah konflik kepentingan dalam kepemilikan bersama. Valve selanjutnya menjelaskan maksud konflik kepentingan adalah kasus-kasus ketika turnamen, tim atau pemain, memiliki hubungan finansial dengan tim atau pemain partisipan lainnya. Hal itu termasuk soal kepemilikan suatu perusahaan terhadap beberapa tim sekaligus, atau kepemilikan bersama atas satu badan liga dengan tim tertentu.

Pada pernyataan sebelumnya Valve menuntut semua pihak yang ingin mengikuti Majors, termasuk pemain, tim, dan penyelenggara turnamen, untuk tidak memiliki konflik kepentingan. Jika iya, mereka diwajibkan untuk membuka hal tersebut ke ranah publik dan berusaha untuk menyelesaikannya.

Sumber: Youtube BLASTProSeries
Komunitas pasti akan mempertanyakan intregitas suatu kompetisi jika pemilik turnamen juga memiliki tim yang ikut berkompetisi di dalamnya. Sumber: Youtube BLASTProSeries.

Dua bulan berlalu, kini Valve terlihat mengurangi ketegasannya. Namun mereka menyebut bahwa ini dilakukan setelah mendapatkan timbal balik dari pernyataan sebelumnya. Kini Valve cukup yakin bahwa kepemilikan bersama tidak akan menciptakan masalah konflik kepentingan, dan pertandingan akan tetap berjalan dengan sportif.

Namun demikian mereka tetap menuntut untuk membuka soal kepemilikan tersebut ke ranah publik. Hal ini dilakukan karena Valve merasa permasalahan ini bisa menciptakan ketidakpercayaan di dalam komunitas, sehingga transparansi bisa menjadi satu alternatif solusi yang dilakukan.

Melihat Kasus Konflik Kepentingan dari Perspektif Ekosistem Esports Lokal

Masalah konflik kepentingan sebenarnya bukan merupakan hal baru di esports. Ini juga mengingat ada beberapa perusahaan yang memiliki dua identitas atau lebih di ranah esports. Jika berkaca kepada ekosistem esports lokal Indonesia, contoh yang dimaksud Valve mungkin seperti Alter Ego sebagai tim esports dengan Supreme League sebagai tournament organizer.

Keduanya dimiliki oleh satu perusahaan yang sama, dan hal ini tentunya dikhawatirkan (atau menciptakan ketidakpercayaan publik) kalau misalnya Alter Ego mengikuti kompetisi yang diselenggarakan oleh Supreme League.

Terkait hal ini, Antonius “Wooswa” Wilson salah satu shoutcaster CS:GO Indonesia yang juga bisa dibilang sebagai wajah komunitas CS:GO turut menyatakan pendapatnya. Menurutnya hal ini sebenarnya juga sudah sempat terjadi di kancah CS:GO lokal.

Sumber: Wooswa Official Page
Sumber: Wooswa Official Page

Kasusnya terjadi pada tahun 2017 lalu, dalam gelaran LinkSYS CS:GO League, diselenggarakan oleh Voyage Esports Organizer dan bekerja sama dengan teamNXL>. Liga ini juga diikuti oleh teamNXL> itu sendiri. Walau pada awalnya berjalan cukup lancar, namun jadi terlihat seperti polemik konflik kepentingan karena ketidaktegasan dari panitia soal peraturan pembagian poin di dalam kompetisi.

“Menurut gue, soal kaya gini memang sudah seharusnya tidak diperbolehkan. Ibarat pemilik Bundesliga bikin tim sepak bola untuk mengikuti kompetisi tersebut. Kemungkinan besar akan ada konflik kepentingan. Menurut gue, dalam kasus ini, Astralis juga akan mengalah, soalnya mereka juga yang butuh (mengikuti Majors).” Wilson mengatakan.

Akar semua polemik ini sebetulnya terjadi ketika RFRSH Entertainment mengumumkan BLAST Premier series untuk 2020. Mengingat RFRSH juga memiliki tim Astralis, ada kekhawatiran konflik kepentingan akan terjadi jika BLAST Premier menjadi Majors dan Astralis ikut serta dalam kompetisi tersebut.


Mengingat bisnis esports yang sedang menggeliat lincah, kasus seperti ini mungkin akan semakin memunculkan urgensi membuat sebuah regulasi. Apalagi untuk model liga terbuka seperti CS:GO, yang cenderung lebih lemah regulasinya karena sistemnya yang bersifat desentralisasi.

Adakan 3 Turnamen Esports Sekaligus, Apa Dampaknya ke Penjualan Lenovo?

Lenovo akan mengadakan babak final dari Legion of Champions untuk kawasan Indonesia pada 9 dan 10 November 2019 di Mall Taman Anggrek. Game yang diadu adalah Player Unknown’s Battleground dan Counter-Strike: Global Offensive. Ini adalah kali keempat Lenovo mengadakan turnamen Legion of Champions. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Legion of Champions mencakup kawasan Asia Pasifik. Hanya saja, kali ini, Legion of Champions juga akan menyertakan tim dari Australia dan Selandia baru. Selain memenangkan US$2 ribu (sekitar Rp28 juta), tim yang memenangkan babak final lokal Legion of Champions akan mewakili Indonesia untuk bertanding dengan tim-tim lain di Bangkok, Thailand.

Budi Janto, Country General Manager, Lenovo Indonesia mengatakan, “Legion of Champions telah menjadi kompetisi esports tahunan dan tidak hanya di Indonesia. Dengan dukungan Intel, kami memfasilitasi para gamer dan aspiring gamer untuk mempersiapkan diri menjadi juara, tidak hanya di Indonesia, tapi juga ajang internasional.” Selain Legion of Champions, Lenovo juga mengadakan turnamen Rise of Legion yang mengadu game PUBG dan Dota 2. Lain halnya dengan Legion of Champions, Rise of Legions lebih ditujukan untuk mencari gamer berbakat dengan mengadu tim amatir. Consumer Marketing Lead, Lenovo Indonesia, Diantika menjelaskan, Lenovo mengadakan roadshow di enam kota dengan tujuan untuk menemukan gamer bertalenta di Jakarta, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Medan, dan Makassar. Tim-tim yang menang di pertandingan lokal berhak untuk maju ke babak final yang diadakan di Jakarta pada akhir pekan ini. Total hadiah dari Rise of Legions mencapai Rp180 juta.

Sumber: Lenovo Indonesia
Sumber: Lenovo Indonesia

Lenovo juga mengadakan turnamen CS:GO khusus untuk perempuan, Legion of Valkyries (LOV). Sama seperti Legion of Champions, Legion of Valkyries juga merupakan turnamen regional dengan total hadiah US$2 ribu (sekitar Rp28 juta). Ini adalah kali pertama Lenovo mengadakan turnamen khusus untuk perempuan. Ketika ditanya terkait alasan Lenovo mengadakan Legion of Valkyries, Diantika menjawab, “Kita lihat tren, mulai banyak female gamer bermunculan, tim-tim perempuan juga sudah mulai terbentuk. Gaming itu kini jadi salah satu hobi untuk perempuan. Kami pikir, LOV bisa jadi wadah bagi para perempuan untuk berkompetisi.” Dia menjelaskan, sebenarnya, perempuan pun boleh ikut serta dalam Legion of Champions. Hanya saja, Lenovo sengaja membuat Legion of Valkyries sebagai wadah untuk memberdayakan gamer perempuan. Dia bercerita, keberadaan turnamen khusus perempuan ini disambut dengan baik. Hanya saja, saat ini, belum banyak tim yang ikut mendaftar. Dia memperkirakan, hanya ada sekitar empat atau lima tim yang telah mendaftar. Dia merasa, salah satu alasan mengapa tak banyak tim yang ikut adalah karena jumlah tim perempuan memang jauh lebih sedikit dari tim pria.

Sumber: Lenovo Indonesia
Sumber: Lenovo Indonesia

Dalam pembukaan konferensi pers yang diadakan di Taman Anggrek, Kamis 7 November 2019, Budi sempat membanggakan bahwa penjualan lini gaming Lenovo, Legion, naik 63 persen pada semester pertama 2019 jika dibandingkan dengan semester pertama 2018. Diantika menjelaskan, menyelenggarakan turnamen esports seperti Rise of Legions tidak akan berdampak langsung pada penjualan. “Menyelenggarakan turnamen esports adalah aktivitas untuk membangun brand. Tujuan kita adalah komitmen untuk membangun industri gaming. Logikanya, jika esports berkembang, maka industri gaming juga berkembang, jumlah gamer akan menjadi lebih banyak dan orang yang butuh gaming device juga lebih banyak,” jelas Diantika. Meskipun begitu, dia mengatakan, efek dari penyelenggaraan turnamen esports pada penjualan dapat dirasakan dengan cukup cepat. “Sudah terasa dampaknya. Tak perlu menunggu terlalu lama. Karena yang mengembangkan esports tak hanya Lenovo saja,” ujarnya. Memang, sejumlah perusahaan teknologi lain juga ikut aktif dalam mengadakan turnamen esports, seperti HP yang baru saja mengadakan OMEN Challenger Series. Sebagai developer Mobile Legends, Moonton juga mengadakan Mobile Legends Professional League secara rutin. Faktanya, perusahaan yang tertarik untuk mengembangkan esports bukan hanya perusahaan endemik, tapi juga merek non-endemik, seperti GoPay dan Dua Kelinci.

Selain menyediakan perangkat gaming dan mengadakan turnamen esports, Diantika mengatakan, hal lain yang Lenovo lakukan untuk mengembangkan industri gaming dan esports adalah dengan mengadakan workshop untuk mengedukasi masyarakat akan potensi industri gaming dan esports. “Kami melakukan workshop untuk mengubah paradigma, menjelaskan bahwa indsutri gaming itu luas cakupannya. Sekarang, juga ada profesi yang dulu tidak ada, seperti caster dan streamer. Kita membuka mata masyarakat, termasuk orangtua, bahwa bermain game itu tidak membuang waktu. Itu bisa jadi profesi atau mata pencaharian.”

Dominasi CS:GO Indonesia di WESG SEA 2019 Regional Finals

Tanggal 3 November 2019 lalu menjadi puncak dari kualifikasi World Electronic Sports Games (WESG) 2019 untuk regional Southeast Asia. Menariknya, cabang CS:GO WESG SEA 2019 Regional Finals menjadi ladang bagi pemain Indonesia untuk unjuk gigi. Indonesia sendiri punya wakil pemainnya di dua cabang, yaitu CS:GO dan CS:GO female.

Dari CS:GO ada tim Big Time Regal Gaming (BTRG), wakil Indonesia yang diperkuat 3 pemain Indonesia, salah satunya pemain ex-Tyloo, Kevin “Xccurate” Susanto. Kedua ada tim Rising5, tim CS:GO female yang sebetulnya mewakili Singapura, namun diperkuat dua pemain Indonesia ex-Female Figters, yaitu Nabila “Nabbsky” Sulthana dan Victoria “Blizzter” Irwin.

BTRG bisa dibilang masih menjadi salah satu tim kuat di Asia untuk saat ini. Selain Xccurate, tim ini juga diperkuat oleh dua pemain Indonesia lainnya; Adrian “adrnkiNg” Setiawan dan Kevin “Eeyore” Gunawan. Sejak dari babak semi-final WESG SEA 2019 Regional Finals, BTRG berhasil amankan clean sheet, sapu bersih 2-0 tanpa kalah sekalipun sampai babak final.

Sumber: WESG Official Page
Sumber: WESG Official Page

Sementara itu pada sisi CS:GO Female, tim Rising5 juga tampil cukup dominan. Pada babak semi-final, mereka berhasil menang 2-0 melawan tim Mystery’s. Menariknya ketika mencapai final, Nabbsky dan Blizzter mau tidak mau harus melawan tim Indonesia lainnya, yaitu Celeste yang diperkuat Aulia “Aphrolyn” Brilian.

Pertandingan babak final tidak dapat dimenangkan dengan mudah oleh Rising5. Celeste melawan dengan sangat keras, mereka berhasil mencuri satu poin kemenangan dari Rising5 dalam seri pertandingan best-of-3. Namun demikian, Rising5 berhasil mengamankan pertandingan dengan skor 2-1, dan menjadi wakil SEA untuk WESG Finals nanti.

Kevin “Xccurate” Susanto Dalam Menghadapi WESG 2019

Walau tim BTRG berhasil menang dengan cukup dominan sejak dari babak semi-final, namun Kevin mengakui bahwa mereka tidak menang dengan mudah melawan mereka. “Kompetisinya sangat ketat menurutku. Soalnya tim SEA itu sebetulnya jago-jago, apalagi tim asal Thailand dan Singapura.” Kevin menceritakan.

Dua tim yang menjadi lawannya masing-masing saat semi-final dan final memang berasal dari Thailand dan Singapura, yaitu tim Lucid Dream dan juga BOOT. “Dua tim tersebut bisa dibilang top team di Asia Tenggara ya. Menurutku mereka betul-betul lawan yang kuat. Secara kerja tim mereka sangat kompak. Secara individu, masing-masing pemain punya kemampuan aim yang baik.”

Sumber: WESG Official Page
Sumber: WESG Official Page

Dengan lolosnya BTRG dan Rising5 dari WESG SEA 2019 Regional Finals, maka kedua tim tersebut akan bertanding untuk WESG 2019 Global Finals yang akan diselenggarakan bulan Maret 2020 nanti, di Chongqing, Tiongkok. Kevin mengakui gelaran final ini akan menjadi fokus bagi tim BTRG untuk sementara waktu.

“Untuk sekarang, kita latihan secara online terlebih dahulu. Kalau untuk bootcamp, sementara ini belum ada diskusi lebih lanjut dari internal tim kita.” ujar Kevin, menjelaskan.

Semoga baik tim BTRG ataupun Rising5 bisa mendapatkan hasil yang terbaik dan membanggakan nama Indonesia lewat kancah WESG 2019 Global Finals!

GeForce Cup Esports Competition Jadi Usaha NVIDIA Kembangkan Budaya Esports di iCafe

Bicara soal kompetisi esports PC Games di Asia Tenggara, mungkin bisa dibilang warnet atau iCafe masih memegang perannya tersendiri. Apalagi mengingat iCafe di Indonesia masih jadi salah satu cara para gamers untuk dapay mengakses game PC.

Melihat hal tersebut, GeForce Cup mencoba menjadi wadah untuk para gamers iCafe yang ingin berkompetisi. Mempertandingkan game Counter Strike: Global Offensive (CS: GO), GeForce Cup akan dipertandingkan di jaringan GeForce-certified iCafes yang mencapai 1000 cabang di penjuru Australia, Kamboja, India, Indonesia, Malaysia, Singapura, Taiwan, Thailand, Filipina, Korea Selatan, dan Vietnam.

Kompetisi ini sendiri akan dimulai pada bulan Oktober 2019 secara berurtan di berbagai regional tersebut. Sebagai lanjutan dari GeForce Xtreme Tournament (GEXT), GeForce Cup diharapkan menarik perhatian ribuan gamers dari beragam region tersebut, dengan sang pemenang akan menerima US$20.000 (Sekitar Rp283 juta) sebagai hadiah dari regional finals yang diselenggarakan Januari 2020 mendatang.

Sumber: NVIDIA Official Sites
Sumber: NVIDIA Official Sites

Untuk regional Indonesia sendiri, GeForce Cup akan dimulai pada November 2019 mendatang. Kualifikasi dibagi menjadi dua gelombang, dengan gelombang pertama diselenggarakan 2-3 November 2019, dan gelombang kedua diselenggarakan 9-10 November 2019. Selama babak kualifikasi, pertandingan berjalan dengan format single elimination.

Nantinya, mereka yang lolos dari babak kualifikasi akan lolos ke fase Playoffs yang diselenggarakan pada 16-17 November 2019 mendatang, dengan menggunakan format double elimination.

Terkait kompetisi ini, Raymond Techvice president of sales and marketing Asia Pasific dari NVIDIA turut menyampaikan komentarnya.

“Perkembangan jumlah GeForce-certified iCafe yang mengagumkan adalah cerminan geliat komunitas gaming di Asia, serta menunjukkan bagaimana mereka menikmati pengalaman bermain pada PC yang menggunakan GPU NVIDIA GeForce.” Raymond mengatakan.

“Kerjasama antara Colorful dengan NVIDIA pada tahun 2018 sangatlah sukses. Tahun ini, Colorful kembali berkolaborasi dengan GeForce Cup untuk tahun 2019 ini. Kami berdedikasi untuk menjadi dasar yang baik untuk esports qualifiers, dan membantu mereka untuk menjadi pemain profesional dan memenangkan gengsi serta kebanggaan.” Mr. Wan Shan, CEO Colorful Technology, yang merupakan sponsor utama GeForce Pacific Cup juga turut memberikan komentarnya.

Manta Esports Cafe. Dokumentasi: Hybrid
Manta Esports Cafe akan jadi salah satu tempat kualifikasi untuk GeForce Cup Pacific. Dokumentasi: Hybrid

Seperti yang tadi disebutkan, kompetisi ini akan diselenggarakan di berbagai cabang GeForce-certified iCafes. Untuk Anda yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya, beberapa iCafe ternama seperti TNC Kemanggisan atau Manta Esports Cafe menjadi cabang GeForce-certified iCafes untuk kualifikasi GeForce Pacific Cup.

Selain dari itu, kualifikasi juga akan diselenggarakan di berbagai cabang GeForce-certified iCafes yang ada di kota besar lainnya, seperti Hans Pro Gaming di Palembang, Fabulous di Bandung, dan lain sebagainya.

Tersisa satu bulan lagi menuju ke gelombang pertama kualifikasi GeForce Pacific Cup. Anda bisa mempersiapkan diri terlebih dahulu pada bulan ini, entah dengan mengasah kemampuan pribadi ataupun mencari rekan tim di GeForce-certified iCafes kesayangan Anda.

Dominasi Tim Celeste di NEST Pro Series DIVINA Women CS:GO Pro League

Kompetisi esports khusus perempuan sepertinya memang masih jadi satu ceruk pasar yang menarik untuk digarap. Walau dalam esports, tak ada batas pemisah antara laki-laki dengan perempuan secara fisik, namun nyatanya kompetisi esports khusus perempuan tetap menjadi salah satu elemen penting di dalam ekosistem; terutama sebagai wadah bagi perempuan yang baru menjajaki karir sebagai pemain esports.

Secara lokal, terakhir kali ada BUBU Esports Tournament 2019, yang diselenggarakan pada 13-14 September 2019 kemarin dan berhasil dimenangkan oleh tim NARA Pixies. Secara internasional, baru-baru ini ada BenQ lewat brand Zowie Divina, bekerja sama dengan NEST Pro, lalu menyeleneggarakan NEST Pro Series DIVINA Women CS:GO Pro League.

Mempertandingkan game Counter Strike: Global Offensive (CS:GO), NEST Pro Series DIVINA Women CS:GO Pro League ini akan mempertemukan 16 tim perempuan terbaik se-Asia. Terselip salah satunya adalah tim Celeste, yang digawangi srikandi CS:GO Indonesia, Aulia “Aphrolyn” Brilian beserta dua punggawa bekas tim Fatal Fighters Gaming, yaitu Risalma “Oreophelia” Agnia serta Monica “Naove” Chavela.

Sumber: Facebook ZOWIE DIVINA
Sumber: Facebook ZOWIE DIVINA

Tim CS:GO perempuan yang satu ini berhasil menarik perhatian kancah kompetitif CS:GO perempuan setelah berhasil mendobrak dan berhasil lolos ke tingkat Asia dalam kompetisi ZOWIE DIVINA Women’s Asia CS:GO Championship 2019. Mereka bahkan disebut-sebut sebagai cinderella story from Indonesia pada laman resmi ZOWIE DIVINA.

Terakhir kali, tim ini harus puas terhenti di peringkat 4, setelah kalah oleh tim dari Malaysia Orange.Sphynx. Dalam NEST Pro Series DIVINA Women CS:GO Pro League, mereka kembali harus menghadapi tim CS:GO perempuan terkuat se-Asia, bahkan menghadapi tim dengan organisasi yang terkenal di kancah CS:GO seperti Orange.Sphyx dan Tyloo.

“Menurut saya sih dua tim terkuat itu adalah Tyloo.Fe dan Sway. Jam terbang mereka lebih banyak, terlebih mereka juga bermain secara full-timeKalau kami sendiri sebenarnya cukup kesulitan karena beberapa pemain masih harus bagi waktu dengan sekolah atau kuliah.” Cerita Aulia “Aphrolyn” Brilian.

“Kalau soal bagi waktu, biasanya jadwal latihan kami geser ke malam hari, saat semua pemain sudah selesai jadwal sekolah ataupun kuliahnya.” Lanjut Aulia membahas soal siasat tim Celeste mengatur jadwal latihan pemain yang masih kuliah atau sekolah.

Pertandingan NEST Pro Series DIVINA Women CS:GO Pro League sendiri sebenarnya sudah dimulai sejak dari 23 September 2019 lalu. Berikut 16 tim yang bertanding dalam gelaran ini:

Sumber: Zowie Official Media

Sumber: Zowie Official Media

  • 1Posh (Malaysia & Indonesia)
  • Celestè (Indonesia & Brunei)
  • TiAMAT VN (Vietnam)
  • Rising5 (Singapore & Indonesia)
  • Stellar Esports (Philippines)
  • XOP (Mongolia)
  • Orange.Sphynx (Malaysia)
  • ArkAngel fe (Philippines)
  • Mistaken Atheena (Malaysia)
  • Helix Squad (Thailand & Singapore)
  • The Mystery’s (Thailand)
  • CAPSLOCK (Philippines)
  • TYLOO.fe (China & Malaysia)
  • Sway (China & Singapore)
  • 60Kilograms (China)
  • Dear Seasons Studio (China)

Fase grup pertama berlangsung dari 23 September sampai 11 Oktober 2019 mendatang. Sayangnya tak ada tayangan langsung pada fase grup pertama ini. Pertandingan berlangsung dengan format Swiss System Format best of 3. Nantinya 8 tim terbaik akan lolos ke fase grup kedua.

Sejauh ini, Celeste sudah mengantongi catatan sebanyak 2 kali kemenangan, tinggal butuh satu kemenangan lagi untuk dapat berlanjut ke fase berikutnya dengan catatan sapu bersih. “Dengan hasil yang kami dapatkan sekarang, kami yakin 70% bisa lolos sampai babak final nantinya. Doakan ya….haha.” ucap Aulia kepada redaksi Hybrid.

Akankah tim Celeste bisa kembali membuktikan diri mereka di kompetisi NEST Pro Series DIVINA Women CS:GO Pro League ini? Mari kita doakan agar mereka bisa mendapatkan hasil yang terbaik di dalam kompetisi ini!