Tag Archives: Cyanogen

Berganti Nama Jadi Cyngn, Cyanogen Kini Garap Teknologi Mobil Otonom

Cyanogen berubah dari sebuah pengembang “biasa” menjadi sebuah startup yang menjanjikan berkat inovasi yang dihadirkan lewat CyanogenMod. OnePlus jadi yang pertama yang secara eksklusif mengadopsi custom ROM tersebut lewat smartphone seri perdananya. Kemudian disusul oleh MicroMax yang memegang kawasan India. Sayang ketiganya kemudian terlibat perseteruan yang berujung pada hengkangnya OnePlus dari daftar rekanan Cyanogen.  Lalu puncaknya, pasca mendeklarasikan keinginannya untuk “mencuri” Android dari Google, Cyanogen Inc kesulitan memperoleh traksi yang diinginkan dan secara mengejutkan menyatakan tutup sebelum berhasil melahirkan perangkat baru.

Tapi rupanya Cynaogen Inc tak sepenuhnya mati. Dilansir oleh AndroidPolice, bahwa Cyanogen Inc tengah mempersiapkan diri untuk kembali ke kancah bisnis teknologi. Hanya saja kali ini dengan rencana bisnis yang berbeda. Cyanogen memutuskan pivot dan berganti nama menjadi Cyngn dan kini fokus menggarap teknologi sistem kemudi otonom (tanpa pengemudi).

Keputusan perusahaan untuk pivot dan mengusung misi baru dilatar-belakangi oleh keyakinan bahwa teknologi kendaraan otonomo bakal menjadi tren dalam lima tahun ke depan. Untuk membantu memuluskan rencananya, Cyngn telah merekrut 30 staff termasuk ahli di bidang teknologi otonom dari Mercedes Benz dan Udacity. Lior Tal yang dulunya pernah menjabat sebagai CCO di Cyanogen juga berada dalam daftar staff Cyngn, sebagai CEO. Perburuan Cygn akan tangan dan otak jenius tampaknya masih berlanjut sampai saat ini. Terlihat dari lowongan pekerjaan yang mereka publikasikan di internet, mencakup parah ahli di bidang radaer, kamera, ultrasonic dan sensor lidar. Sejumlah investor pun berhasil diyakinkan untuk menopang pijakan pertama.

Dikutip dari Recode, Cyngn menerima izin untuk menguji kendaraan otonom di California bulan lalu, dan cakupan industri yang digarap oleh mereka tidak hanya untuk kendaraan komersil tapi juga untuk alat-alat industri seperti excavator, loader otomatis dan kendraan lain yang berkaitan dengan kontruksi. Untuk itu, Cyngn disebut sedang mencari suntikan dana sebesar $200 juta dalam pendanaan Series D.

Menarik untuk melihat bagaimana kiprah Cyanogen Inc di bawah bendera dan fokus baru. Satu hal yang menggelitik benak saya, mungkinkan kita akan melihat Kirt McMaster kembali duduk di jajaran petinggi Cygn, menurut Anda?

Sumber berita AndroidPolice.

Perangkat Aktif Lineage OS Sentuh Angka 1 Juta Unit

Cyanogen Inc harus menelan pil pahit kala dipaksa menyerah di tengah upayanya “menculik” Android dari Google. Tapi karya besarnya – CyanogenMod tak benar-benar mati, sejumlah orang di balik pengembangannya menolak untuk menyerah dan bertekad mempertahankan CyanogenMod di bawah perahu baru bernama Lineage OS. Seperti pendahulunya, Lineage OS ini mempertahankan akar dan asal muasal CynogenMod, yakni berbasis open source dari dan untuk komunitas.

Di bawah nama baru, Lineage OS membuktikan diri masih punya tempat di hati pengguna perangkat Android. Proyek baru ini secara perlahan mulai menapaki jalur kesuksesan dengan angka perangkat aktif mencapai angka 1 juta unit. Padahal baru bulan lalu OS ini disebut mendiami 500 ribu perangkat di seluruh dunia.

img_58cf714f9e246-768x369

Menurut halaman statistik mereka, Lineage OS menjadi pilihan favorit oleh pengguna OnePlus One kemudian diikuti oleh OnePlus 3 dan 3T, Galaxy S III dan Xiaomi Redmi Note 3. Sejauh ini popularitas Lineage OS tak terbatas pada jumlah perangkat aktif, tapi juga pada kecintaan penggunanya. Hal ini tercermin dari jumlah keluhan pengguna yang terbilang rendah. Sementara support dari moderator dan pengembang sejauh ini tampak sangat mengesankan. Kinerja impresif ini patut mendapatkan ancungan jempol, terutama bila mengingat saat ini mereka belum menerima donasi berbentuk uang.

Sumber berita AndroidPolice.

CyanogenMod Tumbang, Lahirlah Lineage OS

CyanogenMod dipastikan ikut pensiun setelah perusahaan yang menjadi aktor pengembangannya, Cyanogen Inc resmi ditutup. Cyanogen boleh angkat bendera putih, tapi sejumlah pengembang dan anggota komunitas Cyanogen menolak untuk menyerah. Mereka akan meneruskan semangat CyanogenMod dalam bentuk sebuah sistem operasi baru bernama Lineage OS.

Kehadiran Lineage OS diketahui tak lama setelah Cyanogen Inc mengumumkan penutupan layananannya secara penuh. Lineage OS masih merupakan sistem operasi yang berbasiskan Android. Sistem operasi ini dikembangkan oleh beberapa orang yang pernah terlibat dalam pengembangan CyanogenMod mulai dari pengembang, desainer, pengelola perangkat hingga penerjemah. Seperti nama baru yang diusung, Lineage OS juga diklaim sebagai sebuah sistem operasi yang sama sekali baru.

Meski demikian Lineage OS diyakini masih akan mewarisi beberapa fitur unggulan yang ada di CyanogenMod. Seperti apa rinciannya masih terlalu dingin untuk dibicarakan, mengingat saat ini pengembang tampak sedang fokus pada proses transisi.

Lineage OS akan mengulang kembali perjalanan awal ketika CyanogenMod pertama kali dikembangkan. Sebelum berada dalam kemudi Cyanogen, CyanogenMod dibangun dari komunitas untuk komunitas sebagaimana statusnya sebagai aplikasi open source.

Saat ini tim yang berada di balik di Lineage OS sudah mempersiapkan sebuah situs khusus yang dari pantauan Dailysocial masih dalam tahap pengembangan. Tapi setidaknya itu bisa jadi penegas bahwa, yap mereka benar-benar serius dengan rencananya.

Sebagai catatan akhir, CyanogenMod dipastikan berhenti dikembangkan efektif pada tanggal 31 Desember 2016.

Sumber berita LineageOS. dan gambar header Slashgear.

Alihkan Fokus, Cyanogen Luncurkan Cyanogen Modular OS

Ketika pertama kali hadir, CyanogenMod menjelma menjadi custom ROM yang sangat populer di kalangan penggemar berat Android. Dengannya mereka dapat melakukan apapun yang mereka mau, memperoleh semua potensi tanpa batasan. Jauh lebih fleksibel ketimbang OS asli Android bahkan yang berstatuskan root sekalipun. Kendati di luar sana banyak bertebaran custom ROM serupa, namun CyanogenMod tak terbantahkan punya nama besar di ranah itu.

Memperoleh traksi yang solid, Cyanogen berambisi membangun sistem operasi sendiri yang terbebas dari ketergantungan pada Android-nya Google. Sejumlah investor pun tergiur meskipun tak sedikit orang yang menganggapnya sebagai sebuah perjudian yang hampir mustahil dilakukan, setidaknya dalam waktu yang singkat.

Waktu berjalan, Cyanogen malah seperti menghilang dari radar. Rupanya mereka mengalami kesulitan memperoleh rekanan yang berkomitmen untuk mewujudkan ambisinya itu. Klimaksnya, di bulan Juli 2016 mereka memangkas 20% staff yang sebagian besar tadinya bekerja menggarap Cyanogen OS.

Tapi mari kita tinggalkan sejenak cerita kegagalan itu, karena Cyanogen baru saja mengumumkan hal besar melalui situs resminya. Di sana dikatakan mereka telah menunjuk CEO baru, Lio Tai untuk menggantikan Kirt McMaster yang kini berperan sebagai Executive Chairman.

Berdasarkan rilis tersebut, Cyanogen akan membidik fokus baru melalui program bernama Cyanogen Modular OS. Artinya apa? Artinya, ke depannya cyanogen tidak akan lagi fokus mendorong Cyanogen OS secara penuh untuk para pabrikan perangkat. Sebagai gantinya, mereka akan mendistribusikan atau melisensikan modul dari sistem operasinya tersebut. Dengan kata lain, Cyanogen tak lagi berambisi menggantikan Android seutuhnya, tapi sekarang lebih fokus untuk menjadi bagian dari ekosistem yang ada di luar sana (Android) yang disebutkan berbentuk modul yang dinamis meliputi kostumisasi, keamanan, fitur dan lain-lain.

Cyanogen sendiri tidak memberikan penjelasan apapun terkait masa depan CyanogenMod dan CyanogenOS serta ambisinya yang pernah disuarakan dengan begitu lantang. Tapi dari apa yang penulis bisa simpulkan, bahwa Cyanogen ingin mengalihkan fokus dari pengembangan “full stack” sebuah sistem operasi yang utuh.

Sumber berita Cyanogen.

Rumahkan 20% Karyawan, Masa Depan CyanogenMod Dipertanyakan

Ambisi Cyanogen untuk menjadikan CyanogenMod sebagai sistem operasi alternatif dari Android tampaknya terancam gagal total. Meski mendapatkan suntikan dana segar yang tidak sedikit, rencana besar tersebut tidak benar-benar dapat terlaksana.

Kabar ini mengemuka setelah perusahaan disebut-sebut telah merumahkan 30 orang dari total 136 orang tenaga kerja yang dimiliki, atau setara dengan 20% dari komposisi keseluruhan. Dan sebagian besar dari karyawan yang diberhentikan adalah mereka yang bekerja di bagian pengembangan piranti lunak open source, CyanogenMOD.

Kabar ini memang tak serta-merta mengonfirmasi bahwa CyanogenMod akan ditinggalkan, tetapi tanpa orang yang cukup dan berkompeten untuk bekerja, rasanya sangat sulit untuk melihat project tersebut berjalan dengan baik. Selain tim pengembang custom ROM, Cyanogen juga memangkas karyawan di bagian sistem dan QA di Palo Alto dan Seattle. Bahkan kantor di India dan Lisbon pun diyakini akan ditutup sepenuhnya.

Salah satu faktor yang menjadi penyebab kegagalan ini disebut-sebut dikarenakan Cyanogen kesulitan menggaet pabrikan smartphone yang bersedia bergabung bersama mereka. Tak mengejutkan, mengingat Cyanogen menawarkan sistem operasi alternatif, menanggalkan ketergantungan terhadap produk-produk Google seperti Gmail, Play Store dan YouTube. Bagi sebagian orang ide ini sangat brilian, setidaknya bagi Micromax yang sejak lama menjadi rekanan Cyanogen. Atau OnePlus yang pernah punya hubungan mesra dengannya. Tapi tampaknya bagi sebagian besar pabrikan, terutama pabrikan besar, langkah ini dinilai terlalu beresiko dan memakan waktu.

Re/code dalam lansiranya menyebutkan bahwa Cyanogen berencana mengubah fokusnya di bawah arahan Lior Tal yang direkrut untuk menjabat sebagai COO baru mereka. Lior Tal sebelumnya pernah menjabat posisi penting di Facebook sebelum memutuskan berlabuh ke Cyanogen. CEO Cyanogen, Kirk McMaster sendiri belum bersedia memberikan komentar terkait kabar ini.

Sumber berita AndroidPolice.

Berkat Platform Baru, Cyanogen OS 13 Bakal Diperkuat Integrasi Layanan Microsoft

Sebagai salah satu pelopor dunia modifikasi OS Android, Cyanogen pastinya paham betul tentang pentingnya peran software dalam meningkatkan pengalaman pengguna smartphone. Namun demikian, pihak pembuat maupun yang memodifikasi sistem operasi tentunya tidak bisa memenuhi seluruh permintaan konsumen yang beraneka ragam. Untuk itu, dibutuhkan bantuan aplikasi atau layanan pihak ketiga.

Sayangnya, menurut Cyanogen, aplikasi maupun layanan-layanan pihak ketiga ini terkesan terisolasi di dalam kandangnya masing-masing. Gampangnya begini: aplikasi Skype punya fitur dialer untuk melakukan panggilan ke pesawat telepon biasa – dengan catatan pengguna punya Skype credit – sedangkan aplikasi Dialer bawaan Android juga punya fitur yang sama. Kalau memang fiturnya sama, kenapa tidak dijadikan satu saja?

Berangkat dari ide semacam itu, Cyanogen memperkenalkan sebuah platform baru yang mereka juluki MOD. MOD pada dasarnya memungkinkan pengembang aplikasi atau layanan untuk mengintegrasikan produknya ke dalam Cyanogen OS. Pengguna bebas meng-install berbagai macam integrasi ini guna meningkatkan fungsionalitas perangkatnya.

Integrasi Cortana pada Cyanogen OS 13

Untuk mengawalinya, Cyanogen telah bermitra dengan Microsoft. Di sini Microsoft telah menyiapkan integrasi empat produk andalannya: Cortana, Skype, Hyperlapse dan OneNote. Dalam kasus Cortana, asisten virtual ini nantinya bisa mengakses fungsi yang lebih lengkap di Cyanogen OS. Contoh yang paling mudah, pengguna bisa menginstruksikan Cortana untuk membuka aplikasi kamera dan mengambil selfie dalam hitungan ketiga.

Selanjutnya, aplikasi Dialer di Cyanogen OS bakal dilengkapi fitur VoIP berkat integrasi Skype di dalamnya. Hal ini berarti pengguna bisa melakukan panggilan suara atau video, atau bahkan panggilan video grup melalui aplikasi Dialer bawaan Cyanogen OS – tidak usah repot-repot mengunduh dan membuka aplikasi Skype lagi.

Integrasi Skype pada Cyanogen OS 13

Sejauh ini bisa kita lihat betapa luasnya potensi yang diusung platform MOD. Integrasi Hyperlapse misalnya, memungkinkan pengguna untuk mengambil video yang amat stabil dan mulus hanya dengan menggunakan aplikasi kamera bawaan Cyanogen OS. Contoh lain, pengguna bisa melakukan pemesanan Uber lewat aplikasi kalender bawaan.

Cyanogen akan bekerja sama langsung dengan pihak pengembang hardware maupun aplikasi dan layanan. Mereka telah menyiapkan program khusus bernama MOD Ready Program guna memastikan distribusi platform ini bisa berjalan mulus dan meluas dengan cepat. Platform MOD ini akan tersedia untuk perangkat yang menjalankan Cyanogen OS 13.0 ke atas mulai bulan depan.

Buat yang masih penasaran dengan bagaimana mulusnya integrasi yang dibawa oleh platform MOD ini, silakan tonton video hands-on dari The Verge di bawah ini.

Sumber: Cyanogen.

Cortana Siap Jadi Asisten Virtual Resmi Pengguna Smartphone OnePlus One

Selain hadir untuk platform besutan Microsoft, kini layanan aplikasi asisten virtual Cortana juga telah hadir untuk paltform Android dan iOS. Cortana menjadi menarik lantaran ia memiliki kemampuan tidak hanya sebagai aplikasi pencatat atau membantu melakukan pencarian di internet melalui perintah suara, namun ia bisa juga melakukan tracking secara berkala sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh penggunanya.

Continue reading Cortana Siap Jadi Asisten Virtual Resmi Pengguna Smartphone OnePlus One

CyanogenMod Kembangkan Gello, Browser Open-Source dengan Fokus pada Kustomisasi dan Keamanan

Developer custom ROM ternama, CyanogenMod, tengah mengerjakan sebuah browser untuk Android bernama Gello. Browser ini dikembangkan dari proyek open-source milik Google, Chromium, dan selanjutnya akan disempurnakan secara open-source pula. Continue reading CyanogenMod Kembangkan Gello, Browser Open-Source dengan Fokus pada Kustomisasi dan Keamanan