Tag Archives: CyanogenMod

Perangkat Aktif Lineage OS Sentuh Angka 1 Juta Unit

Cyanogen Inc harus menelan pil pahit kala dipaksa menyerah di tengah upayanya “menculik” Android dari Google. Tapi karya besarnya – CyanogenMod tak benar-benar mati, sejumlah orang di balik pengembangannya menolak untuk menyerah dan bertekad mempertahankan CyanogenMod di bawah perahu baru bernama Lineage OS. Seperti pendahulunya, Lineage OS ini mempertahankan akar dan asal muasal CynogenMod, yakni berbasis open source dari dan untuk komunitas.

Di bawah nama baru, Lineage OS membuktikan diri masih punya tempat di hati pengguna perangkat Android. Proyek baru ini secara perlahan mulai menapaki jalur kesuksesan dengan angka perangkat aktif mencapai angka 1 juta unit. Padahal baru bulan lalu OS ini disebut mendiami 500 ribu perangkat di seluruh dunia.

img_58cf714f9e246-768x369

Menurut halaman statistik mereka, Lineage OS menjadi pilihan favorit oleh pengguna OnePlus One kemudian diikuti oleh OnePlus 3 dan 3T, Galaxy S III dan Xiaomi Redmi Note 3. Sejauh ini popularitas Lineage OS tak terbatas pada jumlah perangkat aktif, tapi juga pada kecintaan penggunanya. Hal ini tercermin dari jumlah keluhan pengguna yang terbilang rendah. Sementara support dari moderator dan pengembang sejauh ini tampak sangat mengesankan. Kinerja impresif ini patut mendapatkan ancungan jempol, terutama bila mengingat saat ini mereka belum menerima donasi berbentuk uang.

Sumber berita AndroidPolice.

CyanogenMod Tumbang, Lahirlah Lineage OS

CyanogenMod dipastikan ikut pensiun setelah perusahaan yang menjadi aktor pengembangannya, Cyanogen Inc resmi ditutup. Cyanogen boleh angkat bendera putih, tapi sejumlah pengembang dan anggota komunitas Cyanogen menolak untuk menyerah. Mereka akan meneruskan semangat CyanogenMod dalam bentuk sebuah sistem operasi baru bernama Lineage OS.

Kehadiran Lineage OS diketahui tak lama setelah Cyanogen Inc mengumumkan penutupan layananannya secara penuh. Lineage OS masih merupakan sistem operasi yang berbasiskan Android. Sistem operasi ini dikembangkan oleh beberapa orang yang pernah terlibat dalam pengembangan CyanogenMod mulai dari pengembang, desainer, pengelola perangkat hingga penerjemah. Seperti nama baru yang diusung, Lineage OS juga diklaim sebagai sebuah sistem operasi yang sama sekali baru.

Meski demikian Lineage OS diyakini masih akan mewarisi beberapa fitur unggulan yang ada di CyanogenMod. Seperti apa rinciannya masih terlalu dingin untuk dibicarakan, mengingat saat ini pengembang tampak sedang fokus pada proses transisi.

Lineage OS akan mengulang kembali perjalanan awal ketika CyanogenMod pertama kali dikembangkan. Sebelum berada dalam kemudi Cyanogen, CyanogenMod dibangun dari komunitas untuk komunitas sebagaimana statusnya sebagai aplikasi open source.

Saat ini tim yang berada di balik di Lineage OS sudah mempersiapkan sebuah situs khusus yang dari pantauan Dailysocial masih dalam tahap pengembangan. Tapi setidaknya itu bisa jadi penegas bahwa, yap mereka benar-benar serius dengan rencananya.

Sebagai catatan akhir, CyanogenMod dipastikan berhenti dikembangkan efektif pada tanggal 31 Desember 2016.

Sumber berita LineageOS. dan gambar header Slashgear.

CyanogenMod 14.1 Berbasis Android Nougat Sudah Bisa Dicicipi

Saat ini hanya segelintir perangkat berbasis Android yang sudah dihuni versi terbaru, Android 7.0 Nougat. Salah satunya adalah Google Pixel dan LG V20, di belakangnya ada sederet perangkat seri Nexus yang sudah menunggu jatah.

Tapi Cynogen Inc rupanya tak mau membiarkan penggemarnya menunggu lebih lama, pengembang yang sempat menghembuskan isu bakal menculik Android itu resmi merilis versi awal CM14.1 berbasiskan Android 7.1 Nougat. Beberapa perangkat dipastikan sudah bisa mencicipinya langsung, sementara sederet model lain bakal segera digulirkan.

Untuk kloter pertama, ada beberapa perangkat yang beruntung mendapatkan dukungan CM 14.1, antara lain Nexus 6P, Nexus 5X, Xiaomi Mi 3, Xiaomi Mi 4, LG G3, varian Moto G, LG G4, Samsung Galaxy S5, OnePlus 3, dan ZenFone 2.

Tapi perlu diingat, versi awal (nightly build) ini bukanlah versi stabil, dalam arti versi ini belum melewati pengujian sehingga jangan heran bila di dalamnya bakal dijumpai sejumlah bugs yang memang baru akan dieliminasi di versi build berikutnya atau versi stabil jika Cyanogen merasa sudah matang.

Dalam rilis resminya, founder Steve Kondik memberikan catatan, “Melaporkan bug boleh-boleh saja, tapi jangan meminta bugs untuk fitur yang belum ada, sebab saat ini tim masih terus bekerja. Ini adalah kesempatan yang bagus bagi para anggota komunitas untuk memberikan kontribusi.”

Kondik juga menyinggung soal ketersediaan beberapa fitur yang masih ditahan di versi awal ini.Namun ia menjamin bakal merilis semua fitur tersembunyi setelah semuanya berjalan mulus.

Meski belum dijabarkan fitur unggulan apa yang bisa dijumpai, tapi bagi yang penasaran bisa mengunduh versi awal CM14.1 melalui tautan ini.

Sumber berita Cyanogen.

Alihkan Fokus, Cyanogen Luncurkan Cyanogen Modular OS

Ketika pertama kali hadir, CyanogenMod menjelma menjadi custom ROM yang sangat populer di kalangan penggemar berat Android. Dengannya mereka dapat melakukan apapun yang mereka mau, memperoleh semua potensi tanpa batasan. Jauh lebih fleksibel ketimbang OS asli Android bahkan yang berstatuskan root sekalipun. Kendati di luar sana banyak bertebaran custom ROM serupa, namun CyanogenMod tak terbantahkan punya nama besar di ranah itu.

Memperoleh traksi yang solid, Cyanogen berambisi membangun sistem operasi sendiri yang terbebas dari ketergantungan pada Android-nya Google. Sejumlah investor pun tergiur meskipun tak sedikit orang yang menganggapnya sebagai sebuah perjudian yang hampir mustahil dilakukan, setidaknya dalam waktu yang singkat.

Waktu berjalan, Cyanogen malah seperti menghilang dari radar. Rupanya mereka mengalami kesulitan memperoleh rekanan yang berkomitmen untuk mewujudkan ambisinya itu. Klimaksnya, di bulan Juli 2016 mereka memangkas 20% staff yang sebagian besar tadinya bekerja menggarap Cyanogen OS.

Tapi mari kita tinggalkan sejenak cerita kegagalan itu, karena Cyanogen baru saja mengumumkan hal besar melalui situs resminya. Di sana dikatakan mereka telah menunjuk CEO baru, Lio Tai untuk menggantikan Kirt McMaster yang kini berperan sebagai Executive Chairman.

Berdasarkan rilis tersebut, Cyanogen akan membidik fokus baru melalui program bernama Cyanogen Modular OS. Artinya apa? Artinya, ke depannya cyanogen tidak akan lagi fokus mendorong Cyanogen OS secara penuh untuk para pabrikan perangkat. Sebagai gantinya, mereka akan mendistribusikan atau melisensikan modul dari sistem operasinya tersebut. Dengan kata lain, Cyanogen tak lagi berambisi menggantikan Android seutuhnya, tapi sekarang lebih fokus untuk menjadi bagian dari ekosistem yang ada di luar sana (Android) yang disebutkan berbentuk modul yang dinamis meliputi kostumisasi, keamanan, fitur dan lain-lain.

Cyanogen sendiri tidak memberikan penjelasan apapun terkait masa depan CyanogenMod dan CyanogenOS serta ambisinya yang pernah disuarakan dengan begitu lantang. Tapi dari apa yang penulis bisa simpulkan, bahwa Cyanogen ingin mengalihkan fokus dari pengembangan “full stack” sebuah sistem operasi yang utuh.

Sumber berita Cyanogen.

Rumahkan 20% Karyawan, Masa Depan CyanogenMod Dipertanyakan

Ambisi Cyanogen untuk menjadikan CyanogenMod sebagai sistem operasi alternatif dari Android tampaknya terancam gagal total. Meski mendapatkan suntikan dana segar yang tidak sedikit, rencana besar tersebut tidak benar-benar dapat terlaksana.

Kabar ini mengemuka setelah perusahaan disebut-sebut telah merumahkan 30 orang dari total 136 orang tenaga kerja yang dimiliki, atau setara dengan 20% dari komposisi keseluruhan. Dan sebagian besar dari karyawan yang diberhentikan adalah mereka yang bekerja di bagian pengembangan piranti lunak open source, CyanogenMOD.

Kabar ini memang tak serta-merta mengonfirmasi bahwa CyanogenMod akan ditinggalkan, tetapi tanpa orang yang cukup dan berkompeten untuk bekerja, rasanya sangat sulit untuk melihat project tersebut berjalan dengan baik. Selain tim pengembang custom ROM, Cyanogen juga memangkas karyawan di bagian sistem dan QA di Palo Alto dan Seattle. Bahkan kantor di India dan Lisbon pun diyakini akan ditutup sepenuhnya.

Salah satu faktor yang menjadi penyebab kegagalan ini disebut-sebut dikarenakan Cyanogen kesulitan menggaet pabrikan smartphone yang bersedia bergabung bersama mereka. Tak mengejutkan, mengingat Cyanogen menawarkan sistem operasi alternatif, menanggalkan ketergantungan terhadap produk-produk Google seperti Gmail, Play Store dan YouTube. Bagi sebagian orang ide ini sangat brilian, setidaknya bagi Micromax yang sejak lama menjadi rekanan Cyanogen. Atau OnePlus yang pernah punya hubungan mesra dengannya. Tapi tampaknya bagi sebagian besar pabrikan, terutama pabrikan besar, langkah ini dinilai terlalu beresiko dan memakan waktu.

Re/code dalam lansiranya menyebutkan bahwa Cyanogen berencana mengubah fokusnya di bawah arahan Lior Tal yang direkrut untuk menjabat sebagai COO baru mereka. Lior Tal sebelumnya pernah menjabat posisi penting di Facebook sebelum memutuskan berlabuh ke Cyanogen. CEO Cyanogen, Kirk McMaster sendiri belum bersedia memberikan komentar terkait kabar ini.

Sumber berita AndroidPolice.

TSM Kembangkan Sistem Operasi ID3 OS Untuk Perangkat Android Lokal

TSM Technologies (TSM) sebagai sebuah design house smartphone lokal baru-baru ini mengumumkan bahwa pihaknya sedang menggarap sebuah sistem operasi mobile bernama ID3 OS (dibaca: IDE OS). ID3 OS merupakan sebuah sistem operasi berbasis Android. Dalam pengembangannya, TSM mengungkapkan bahwa pihaknya tidak hanya membumbui dengan pembaruan User Interface (UI), melainkan melakukan pengembangan dari level kernel.

Pengembangan pada kernel sistem operasi memungkinkan TSM untuk mendesain bagaimana sebuah perangkat keras dalam sebuah perangkat dioperasikan. Diungkapkan oleh Direktur Pengembangan Bisnis TSM Joegianto, nantinya ID3 OS ini akan memiliki kecakapan sekelas sistem operasi CyanogenMod. CyanogenMod dikenal sebagai sebuah sistem operasi open-source berbasis Android yang dapat dipasang bebas di smartphone ataupun tablet.

Sebagai design house smartphone lokal TSM menemui isu krusial yang selama ini belum terselesaikan baik oleh pengembang perangkat lokal. Isu tersebut berkaitan dengan sulitnya menghadirkan pembaruan (update) sistem operasi bagi penggunanya. Dan yang selama ini banyak dilakukan oleh produsen lokal ialah memberikan sebuah single-update, artinya sistem operasi yang ditanamkan akan digunakan selamanya pada perangkat tersebut tanpa adanya pembaruan. Sementara sebuah sistem operasi terkadang membutuhkan pembaruan untuk menekan celah dan menyesuaikan dengan perkembangan software yang ada.

Dalam timeline yang sudah disusun, TSM akan meluncurkan sistem operasi terbaru ini pada pertengahan Januari mendatang. ID3 OS akan dihadirkan dalam dua varian, versi Lite dan Premium. Versi Lite dari sistem operasi akan ditawarkan secara gratis, dengan fitur yang tak selengkap versi Premium. Sedangkan versi Premium akan didedikasikan untuk ponsel lokal yang menjalin kerja sama dengan TSM.

Pengembangan sistem operasi ini sejalan dengan komitmen TSM untuk mendukung vendor lokal menciptakan smartphone berteknologi 4G/LTE. Sebagai “arsitek” perangkat pintar, memiliki sistem operasi memberikan keleluasaan lebih untuk meningkatkan inovasi pengembangan perangkat, terlebih jika memiliki kontrol penuh akan akses ke perangkat keras. Untuk memenuhi kebutuhan pasar Indonesia, TSM bekerja sama dengan Sat Nusa Persada sebagai rekanan produsen ponsel berbasis di Batam dan Qualcomm selaku pengembang chipset smartphone.

CyanogenMod Kembangkan Gello, Browser Open-Source dengan Fokus pada Kustomisasi dan Keamanan

Developer custom ROM ternama, CyanogenMod, tengah mengerjakan sebuah browser untuk Android bernama Gello. Browser ini dikembangkan dari proyek open-source milik Google, Chromium, dan selanjutnya akan disempurnakan secara open-source pula. Continue reading CyanogenMod Kembangkan Gello, Browser Open-Source dengan Fokus pada Kustomisasi dan Keamanan

Gandeng Blu, Cyanogen Mulai Lancarkan Misi Pertama untuk Lepas dari Google

Dalam kerjasamanya bersama sejumlah pihak, selain memperoleh dana segar dari investor, Cyanogen juga mendapatkan rekanan baru yang akan membantu mereka memperluas jangkauan CyanogenMod. Salah satu yang dipastikan bergabung adalah Blu, vendor smartphone asal AS yang mulai agresif menggarap pasar mobile.

Continue reading Gandeng Blu, Cyanogen Mulai Lancarkan Misi Pertama untuk Lepas dari Google