Tag Archives: Cynthia Tenggara

Starting Out as E-Commerce, Orami Transforms Into Parenting Platform

Orami, usually known as a niche e-commerce site for mom and kids products, has recently launched the “Orami Parenting” app to tighten its position as an all-in-one parenting app. The launch is held along with the 7th anniversary. The step is said to be in line with its vision to simplify the parenting stuff.

Orami’s Head of Parenting, Cynthia Tenggara told DailySocial, the presence of Orami Parenting does not mean to disregard the e-commerce business. This decision was taken due to the increasing needs of mothers instead of just shopping.

“On our internal research, they need more than that [e-commmerce], they need a support system, original content, and community. Starting there, we finally developed the application,” Cynthia said, Wednesday (12/2).

She also said, last year when she joined the Orami, it was the beginning of Orami Parenting initiative. Cynthia was the former founder & CEO of Berrykitchen which has now been acquired by Yummy Corp.

Orami’s initial business was e-commerce and has been the company’s core business since 2013. Product expansion begins with the presence of the Orami Forum in 2017, a solid foundation to be further developed as the Orami Community in 2018.

This community has thousands of members come from various areas in 75 cities. They are majorly located in Greater Jakarta, Bandung, Surabaya and Yogyakarta.

Orami Parenting

Orami Parenting is a community-based parenting application. In this space, parents can have an online discussion via chat with fellow parents with the same interest.

There are online consulting classes to gather them with experts in ​​childcare and have direct interaction through the online chat platform provided.

In addition, users can read various articles related to parenting in various formats including writing, visual, audio and video; gain special access to enjoy promos at various merchants and partners; and shop on the Orami e-commerce site.

“All the features we’ve been working on are always through the inspiration from mothers as our users.”

Cynthia also explained, the team isn’t focused on the monetization strategy in the application, at this time. Although, it’s quite possible in the future.

“We are now focusing on making an impact related to parenting, how to acquire more mothers to join and have a good support system.”

This application allows Orami to expand coverage throughout Indonesia. Also, there are partners from outside Java island for parents’ needs. This benefit is expected to have more impact due to no ‘privilege’ impression between members who live in big cities with the others.

“We also create a community based on domicile, therefore, if there’s a group of mothers in Papua, we can create a separate group.”

The complete business plan

Cynthia also revealed the future plans for feature development, one of which is to facilitate the search for babysitters. Moreover, the forum used by community members to share information with each other, including babysitter recommendations.

Furthermore, it is the wholesale shopping feature in order to get a much cheaper price. “We are currently developing because shopping with the community offers a much cheaper price. The main feature is based on internal research and the aspirations of mothers.”

This year, Chyntia is targeting to increase the number of app downloads to 150 thousand downloads. The new Orami Parenting app has officially introduced today, (12/2).

Orami's CEO, Ferry Tenka / Orami
Orami’s CEO, Ferry Tenka / Orami

Separately, regarding the e-commerce services, Orami’s CEO, Ferry Tenka is targeting to gradually expand shipping coverage for more users can have access to their services. About 70% -80% of Orami Commerce orders come from Java.

The company is to open a warehouse located in Medan as user penetration is getting high. Currently, Orami has two warehouses located in Bekasi and Surabaya for shipping around the area.

In addition, Orami has its own fleet of one-day-delivery service, however, it only applies to short-distance shipments. When the delivery goes too far, it will be handled by a third party courier company.

“We have just launched a warehouse in Surabaya, aiming to serve buyers from Eastern Indonesia. This year we plan to add another warehouse in Medan, “Ferry said.

Orami currently has around 30 to 40 thousand product SKUs provided by 400-500 brands. There are nine categories of products, ranging from children’s fashion, gears, diapers, children’s food, baby gear, baby travel gear, also children’s milk and nutrition.

Last year, the transaction volume is estimated at 400 thousand. It’s targeting all the company’s business strategies to be able to realize the ambition to process 1 million transactions this year.

The Orami site is said to have been visited by five million unique visitors each month. Of that number, around 700 thousand of them have registered. Moreover, 500 thousand of them already transact in Orami.

“Our target is trying to expand the unique visitor range. There are 20 million mothers who have children under the age of seven as our target users,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Aplikasi Orami Parenting

Berawal dari Situs E-commerce, Orami Kini Menjadi Platform Parenting

Orami yang sebelumnya lebih dikenal dengan situs e-commerce niche untuk produk ibu dan anak, baru saja merilis aplikasi “Orami Parenting” untuk mengokohkan posisinya sebagai all-in-one parenting app. Peluncuran ini bertepatan dengan hari jadinya yang ketujuh. Langkah yang diambil sejalan dengan visinya ingin menyederhanakan pola asuh (simplifying parenting).

Kepada DailySocial, Head of Orami Parenting Cynthia Tenggara menegaskan, bukan berarti kehadiran Orami Parenting tidak mengindahkan bisnis e-commerce. Keputusan ini diambil karena sejalan dengan berjalannya waktu, kebutuhan ibu bukan hanya soal belanja saja.

“Setelah kita riset internal, mereka butuh lebih dari itu [e-commmerce], mereka butuh support system, konten yang original dan komunitas. Berawal dari situ akhirnya kita kembangkan aplikasi,” ujar Cynthia, Rabu (12/2).

Dia juga menyebut, bergabungnya dirinya ke Orami pada awal tahun lalu adalah penanda dimulainya Orami Parenting diinisiasi. Sebelumnya, Cynthia adalah founder & CEO Berrykitchen yang kini sudah diakuisisi Yummy Corp.

Bisnis awal Orami adalah e-commerce dan menjadi backbone perusahaan sejak tahun 2013 beroperasi. Perluasan produk dimulai hadirnya Forum Orami di 2017, yang menjadi bekal untuk diperkuat menjadi Orami Community di 2018.

Anggota komunitas ini tersebar di 75 kota dengan jumlah puluhan ribu. Mayoritas berlokasi di Jabodetabek, Bandung, Surabaya dan Yogyakarta.

Orami Parenting merupakan aplikasi parenting berbasis komunitas. Di sana para orang tua dapat berdiskusi via chat dengan sesama orang tua lainnnya dengan minat yang sama secara online.

Ada kelas konsultasi online yang mempertemukan mereka dengan para ahli di bidang pengasuhan anak dan berinteraksi langsung melalui kanal chat online yang telah disediakan.

Selain itu, pengguna dapat membaca beragam artikel terkait parenting dalam berbagai format ada tulisan, visual, audio dan video; mendapatkan akses khusus untuk menikmati promo diskon di berbagai merchant dan mitra; dan berbelanja di situs e-ecommerce Orami itu sendiri.

“Seluruh pengembangan fitur selalu kami kerjakan dengan selalu melihat inspirasi dari ibu-ibu sebagai pengguna kita.”

Cynthia juga menerangkan, untuk saat ini pihaknya belum fokus pada strategi monetisasi pada aplikasinya tersebut. Meski tidak menutup kemungkinan ke depannya.

“Sekarang yang kami fokuskan adalah memperdalam dampak yang bisa kita berikan terkait parenting, bagaimana bisa semakin banyak ibu-ibu yang bergabung dan punya support system yang bagus.”

Aplikasi ini memungkinkan Orami untuk perluas jangkauan pengguna hingga ke seluruh Indonesia. Ditambah ada rekanan merchant dari luar Pulau Jawa yang bisa dimanfaatkan untuk orang tua. Kelebihan ini diharapkan bisa membawa dampak yang lebih karena tidak ada kesan ‘privilege’ antara anggota yang tinggal di kota besar dengan yang tidak.

“Kita juga membuat komunitas based on domisili, sehingga kalau ada ibu-ibu di Papua yang sudah ada banyak anggotanya, bisa kita buatkan grup tersendiri.”

Rencana bisnis keseluruhan

Cynthia turut mengungkapkan rencana pengembangan fitur ke depan, salah satunya untuk memudahkan pencarian babysitter. Karena sebelumnya forum chat yang dipakai anggota komunitas banyak yang saling berbagi informasi, termasuk soal rekomendasi babysitter.

Berikutnya adalah fitur belanja secara borongan untuk mendapat harga produk yang jauh lebih murah. “Itu sedang kita kembangkan karena kalau belanja bareng komunitas harganya bisa jauh lebih murah. Intinya fitur berdasarkan riset internal dan aspirasi para ibu.”

Cynthia menargetkan dalam tahun ini pihaknya dapat menambah jumlah unduhan aplikasi menjadi 150 ribu pengunduh. Aplikasi Orami Parenting baru secara resmi diperkenalkan pada hari ini, (12/2).

CEO Orami Ferry Tenka / Orami
CEO Orami Ferry Tenka / Orami

Secara terpisah, untuk layanan e-commerce-nya, CEO Orami Ferry Tenka menargetkan untuk perluas cakupan pengiriman secara bertahap agar semakin banyak pengguna yang bisa menikmati layanannya. Pesanan yang datang ke Orami Commerce sekitar 70%-80% datang dari dalam Pulau Jawa.

Perusahaan akan membuka gudang yang berlokasi di Medan, karena di sana memiliki penetrasi pengguna dengan pertumbuhan yang tinggi. Saat ini Orami memiliki dua gudang yang berlokasi di Bekasi dan Surabaya untuk melayani pengiriman sekitar sana.

Di samping itu, Orami punya armada sendiri untuk pengiriman sehari sampai, tapi hanya berlaku untuk pengiriman jarak dekat. Apabila di luar jangkauan, akan ditangani oleh pihak ketiga perusahaan kurir.

“Gudang di Surabaya baru kita launch, tujuannya untuk melayani pembeli dari Indonesia Timur. Tahun ini kita baru berencana tambah satu gudang di Medan,” ujar Ferry.

Orami memiliki sekitar 30 ribu sampai 40 ribu SKU produk yang disediakan oleh 400-500 brand. Ada sembilan kategori produk yang dijual, mulai dari fesyen anak, gears, popok, makanan anak, perlengkapan bayi, perlengkapan bepergian bayi, hingga susu dan nutrisi anak.

Volume transaksi yang diproses pada tahun lalu diperkirakan sebanyak 400 ribu. Ia menargetkan seluruh strategi bisnis yang dijalankan perusahaan dapat merealisasikan ambisi untuk memproses 1 juta transaksi sepanjang tahun ini.

Situs Orami disebutkan telah dikunjungi oleh lima juta unique visitor setiap bulannya. Dari angka tersebut, sekitar 700 ribu di antaranya sudah melakukan registrasi. Lalu 500 ribu di dalamnya sudah bertransaksi di Orami.

“Target kita sedang mencoba perluas range unique visitor kita. Di luar sana, ada 20 juta ibu-ibu yang punya anak usia di bawah tujuh tahun yang menjadi target pengguna kita,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Rencana Berrykitchen: Raih Pendanaan Baru untuk Perluas Wilayah Layanan

Layanan katering online Berrykitchen saat ini telah memiliki aplikasi mobile versi Android dan iOS. Startup yang didirikan CEO Cynthia Tenggara dan COO Ivan De Putra ini sengaja meluncurkan aplikasi mobile untuk memberikan user experience terbaik kepada pengguna. Kepada DailySocial, Cynthia mengungkapkan rencana untuk merilis aplikasi mobile sudah lama dikembangkan.

“Untuk aplikasi mobile versi Android telah kita luncurkan sejak bulan Juli 2016 sementara versi iOS sejak bulan September 2016. Saya melihat aplikasi mobile mampu memberikan pengalaman dan tampilan yang jelas dan menarik untuk pengguna melakukan pemesanan.”

Layanan katering yang mengedepankan sajian menu sehat ini telah memiliki sekitar 40 ribu active user dan mengklaim aplikasi mobile telah diunduh oleh 8 – 10 ribu orang. Tidak berbeda jauh dengan versi desktop dan mobile site, aplikasi mobile ini diharapkan bisa menjadi aplikasi yang digunakan setiap hari oleh pengguna.

Menyajikan menu diet ketogenic

Selain meluncurkan aplikasi mobile, tanggal 15 Maret 2017 mendatang, Berrykitchen bakal menghadirkan pilihan menu baru yang saat ini sedang tren di kalangan masyarakat ibukota, yaitu diet ketogenik.

“Setelah melakukan perbincangan dengan chef Edwin [Lau], akhirnya pertengahan bulan Maret nanti kami sepakat untuk menghadirkan menu baru untuk pengguna yang saat ini sudah mulai menjalani diet ketogenik,” kata Cynthia.

Selain 16 menu bento yang sudah ada, rencananya Berrykitchen juga bakal meluncurkan 5 menu baru dalam waktu dekat. Berrykitchen tengah menjajaki peluang untuk memperluas wilayah layanan.

“Demi memberikan layanan terbaik untuk pelanggan, kami masih fokus di Jakarta, namun rencana perluasan wilayah tersebut tentunya ada” kata Cynthia.

Berencana melakukan penggalangan dana

Saat ini Berrykitchen telah memiliki dapur utama yang terletak di kawasan Jakarta Barat. Agar bisa memiliki dapur di beberapa wilayah di Jakarta dan perluasan cakupan wilayah ke Tangerang, saat ini Berrykitchen sedang bersiap untuk melakukan penggalangan dana.

“Kami masih memiliki beberapa rencana di antaranya adalah memiliki dapur yang terletak di beberapa spot strategis di Jakarta dan tentunya perluasan wilayah layanan untuk wilayah yang terdekat, yaitu Tangerang,” tutup Cynthia.

Application Information Will Show Up Here

Hal yang Dibutuhkan untuk Jadi Entrepreneur Perempuan

Berapa banyak entrepreneur teknologi perempuan yang sudah dikenal saat ini? bisa dibilang jumlahnya masih kalah banyak dengan para entrepreneur laki-laki yang notabene mendominasi dunia entrepreneur teknologi di Indonesia. Namun demikian sebagai writer perempuan, saya pun lebih bersemangat ketika seorang CEO atau Founder perempuan muncul ke permukaan, menawarkan produk, strategi, ide serta visi dan misi yang dibanggakan.

Unik, approachable dan relatable, itulah yang saya lihat semua ide yang dicoba untuk diusung oleh entrepreneur perempuan di Indonesia. Semua berusaha bersentuhan dengan teknologi, meskipun masih banyak pemikiran yang menyebutkan perempuan masih takut mempelajari dan mengenal lebih jauh dunia teknologi. Co-Founder Girls in Tech Indonesia Anantya menegaskan:

“Padahal sebenarnya tidak demikian, saya mengalami sendiri bahwa banyak sekali perempuan di sekeliling saya yang sangat fasih menggunakan teknologi dalam kehidupan keseharian mereka dan juga dalam mendukung aktivitas pekerjaan/bisnis yang mereka lakukan. Yang dibutuhkan hanyalah kesempatan untuk mencoba dan juga keterbukaan akses terhadap informasi/pengetahuan”.

Saya melihat tidak ada salahnya para perempuan untuk mulai terjun ke dunia startup tanpa dibekali dengan latar belakang pendidikan engineer atau IT buktinya sudah banyak para entrepreneur sukses baik perempuan maupun laki-laki yang tidak cukup menguasai bagaimana membuat aplikasi yang berfungsi dengan baik hingga melakukan pemrograman yang sempurna, namun tetap bisa tampil menawarkan produk yang bersentuhan dengan teknologi.

Just do it!

Bukannya ingin mengutip tagline populer yang dimiliki oleh Nike, namun tagline tersebut memang lebih dari sekedar ajang promosi produk olahraga tersebut. Kata-kata sederhana yang memiliki arti mendalam menantang Anda perempuan Indonesia yang ingin menjadi pelaku startup menawarkan produk yang ada.

Lihat saja Cynthia Tenggara, yang bukan berasal dari latar belakang IT namun berhasil mengembangkan perusahaan katering online Berrykitchen hingga saat ini. Eksistensi Cynthia ternyata juga telah banyak dibicarakan oleh kalangan investor hingga venture capital. Cynthia dinilai bukan hanya piawai menjalankan bisnis, namun juga bisa melakukan manuver cantik dan inovasi yang relevan untuk kemajuan usahanya, seperti diungkapkan David Tjokro dari Sovereign’s Capital, VC yang akhirnya memberikan kucuran dana kepada Berrykitchen:

“Bukan hanya cerdas tapi selama ini Cynthia dikenal memiliki reputasi yang sangat baik dikalangan investor dan venture capital, setiap kali ada pertemuan atau acara umum saya selalu ditawarkan untuk bertemu dengan Cynthia dan menginvestasikan bisnis yang dimilikinya.”

Apa yang telah dilakukan Cynthia nampaknya sedikit membuktikan jika jiwa bisnis sudah dimiliki dan langsung mencoba tentunya didukung oleh kalangan sekitar, bisa jadi posisi Anda sebagai perempuan tampil lebih menonjol dan langsung di perhatikan oleh pihak-pihak terkait.

Bukan cuma jiwa bisnis, namun kesukaan atau kecintaan juga dapat membawa Anda menjadi entrepreneur perempuan yang sukses dan tentunya dikenal. Sebut saja Aulia Halimatussadiah atau yang lebih dikenal dengan Ollie, penulis buku dan juga Co-Founder Nulisbuku ini, telah menyelami dunia startup sejak tahun 2007. Hingga kini sudah banyak prestasi serta peran serta Ollie di dunia teknologi.

Latar belakang pendidikan, kecintaan, dan pengalamannya telah membawa Ollie kepada dunia teknologi, bertemu dengan tokoh penting di dunia teknologi lokal hingga mancanegara dan bahkan berusaha tampil menginspirasi perempuan-perempuan Indonesia yang ingin menjadi entrepreneur melalui Girls in Tech Indonesia.

Lain Ollie, lain pula dengan CEO HijUp Diajeng Lestari. Dengan model bisnisnya yang sederhana namun terbukti dibutuhkan oleh konsumen perempuan Indonesia, Diajeng tampil lebih stand out sebagai entrepreneur perempuan yang mencoba memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan usahanya.

Memahami apa yang dilakukan

Angel investor dan pendiri sejumlah startup di bidang kesehatan Grace Tahir, yang sangat mendukung kehadiran perempuan di sektor teknologi, mengatakan:

“Ide mengembangkan usaha atau startup bisa saja dimulai dari hobi, namun jika ingin sukses entrepreneur perempuan tentunya harus bisa lebih serius mengembangkan usaha sehingga bisa menjadi lebih besar dan tahan lama.”

Merangkum apa yang disampaikan Grace, yang bisa saya simpulkan adalah kurangnya informasi atau pengetahuan tentang teknologi oleh entrepreneur perempuan, ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap kemampuan mereka menjalankan usaha, selama didukung oleh pihak-pihak yang tepat dan tentunya relevan untuk bisnis.

Kemudian aspek lainnya adalah model bisnis yang dibuat “oleh perempuan dan untuk perempuan”, yang nampaknya memang lebih mudah untuk dijual dan ditawarkan kepada konsumen, apalagi jika produk tersebut memang terbukti dibutuhkan dan cocok dengan gaya hidup perempuan Indonesia saat ini.

Yang terakhir adalah bagaimana kelihaian para entrepreneur perempuan Indonesia bisa mengatasi semua barrier, hambatan dan tantangan yang ada menjadi sebuah trigger atau pemicu untuk menciptakan peluang baru dan tampil lebih di antara kalangan entrepreneur lainnya, baik perempuan maupun laki-laki.

Diperlukan keberanian yang cukup besar untuk memulai suatu usaha, bukan hanya untuk laki-laki namun perempuan yang harus bisa membuktikan kepiawaian dan bertarung dalam dunia bisnis yang sarat dengan persaingan yang sengit. Ketika semua orang memperhatikan gerak-gerik, strategi dan langkah yang Anda ambil, pastikan untuk tetap siaga menghadapi kompetitor yang ada.

Cynthia Tenggara, menanggapi kompetisi yang ada, mengungkapkan:

“Ketika kita menawarkan sebuah produk yang juga dicoba oleh pemain lainnya, janganlah terlalu fokus kepada bagaimana bisa menggungguli mereka, namun fokuskan bagaimana usaha yang Anda jalankan bisa memberikan layanan lebih kepada pelanggan.”

At the end of the day, sebagai entrepreneur perempuan, Anda akan dituntut menjadi seorang pengusaha yang cerdas, berani dan harus mampu bersaing dengan pemain lainnya. Di sisi lain, entrepreneur perempuan mempunyai nilai lebih ketika pada akhirnya bisa membawa usaha dan bisnis Anda sukses dan menjanjikan, karena Anda adalah seorang perempuan!

Berrykitchen Resmikan Dapur Baru

Layanan katering online Berrykitchen hari ini meresmikan dapur baru mereka di kawasan Tanjung Duren Jakarta Barat. Startup yang didirikan oleh CEO Cynthia Tenggara dan COO Ivan De Putra ini memperluas layanan dengan menempati gedung baru yang memiliki luas 811 meter peregi dengan kapasitas produksi 2000 porsi setiap harinya dan menampung sekitar 170 karyawan operasional dan back office.

“Sebelumnya dapur kami terletak di kawasan pemukiman warga sehingga menyulitkan bagi kami untuk dapat beroperasi secara bebas. Dengan gedung baru ini kami  bisa melakukan produksi selama 24 jam penuh dengan 50 tim setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan,” kata Cynthia.

Sejak awal tahun 2016 seluruh tim Berrykitchen telah memulai aktivitasnya di dapur baru yang proses pembangunannya memakan waktu selama 4 bulan. Dapur ini terdiri dari tujuh ruangan yang berbeda yaitu dessert, dimsum, vegetable, butcher, hot kitchen dan quality control.

“Kami ingin memberikan menu yang bukan hanya berkualitas namun juga bersih untuk pelanggan, untuk itu ruangan kami buat terpisah agar seluruh karyawan dapat bekerja dengan fokus dan kebersihan makanan pun terjaga,” kata Cynthia.

Selain menyajikan masakan yang enak dan beragam, menjaga standar kebersihan adalah salah satu tantangan utama dari bisnis kuliner. Menjawab tantangan tersebut Berrykitchen sebagai pelaku dalam industri makanan harus menjalankan prosedur yang benar dalam menangani makanan.

Memperbarui situs dan segera merilis aplikasi mobile

Saat ini Berrykitchen baru bisa diakses di desktop dan mobile site. Dalam waktu 2 hingga 3 bulan ke depan rencananya Berrykitchen segera merilis aplikasi mobile di platform iOS dan Android. Sementara untuk tampilan di desktop dan di mobile site juga telah diperbarui.

Terdapat 3 menu pilihan yang bisa di pilihan oleh pelanggan di situs Berrykitchen, diantaranya adalah Daily Catering, Ready To eat dan Ready To Cook. Untuk pembayaran di Berrykitchen dilakukan dengan dua pilihan, yaitu menggunakan poin atau Cash on Delivery (COD). Pembayaran dilakukan dengan sistem poin sehingga para pengguna diwajibkan untuk memiliki akun dan membeli kredit poin dalam jumlah tertentu.

Misalnya dengan Rp 260 ribu pengguna dapat membeli 50 poin atau setara dengan 10 menu makan siang. Dengan penggunaan poin ini pelanggan bisa melakukan kustomisasi menu sesuai selera atau memilih 15 menu setiap harinya. Untuk transer kredit poin pelanggan saat ini Berrykitchen baru melakukan kerja sama dengan BCA.

“Sistem poin sengaja kita tawarkan untuk pelanggan harian katering Berrykitchen. Sementara untuk Ready to Eat dan Ready to Cook bisa melakukan pembayaran dengan sistem COD,” kata Cynthia.

Demi memberikan layanan prima yaitu makanan yang bersih, segar dan tetap terjaga kehangatan setiap harinya, Berrykitchen masih membatasi jangkauan wilayah pengantaran layanannya, namun demikian untuk menjawab permintaan yang ada dari warga jakarta yang hingga kini masih belum bisa mendapatkan layanan Berrykitchen, ekspansi dan perluasan jangkauan juga akan menjadi rencana dari Berrykitchen tahun 2016 ini.

“Salah satu solusi yang rencananya akan kita wujudkan yaitu dengan membuat remote kitchen di lokasi-lokasi strategis seluruh wilayah Jakarta. Fokus dari Berrykitchen tentunya adalah kawasan perkantoran dan kota-kota besar,” kata Ivan De Putra

Target 6000 porsi setiap hari akhir tahun 2016

Dalam kesempatan peresmian dapur baru Berrykitchen turut hadir David Tjokro, dari Sovereign’s Capital, selaku VC yang memberikan kucuran dana kepada Berrykitchen pertengahan tahun 2015 lalu. David melihat potensi yang besar ada di Berrykitchen. Diharapkan dengan dibangunnya dapur baru ini, bisa memacu semangat kerja tim Berrykitchen, menambah jumlah penjualan dan tentunya menambah jumlah pelanggan.

“Sejak awal saya bertemu dengan Cynthia, saya sudah melihat dedikasi serta potensi yang besar dalam usaha yang telah dirintis oleh Cynthia. Dengan demikian saya optimis Berrykitchen bisa menjadi catering online nomor satu dan tentunya terbaik di Indonesia,” kata David

David juga menambahkan model bisnis yang ditawarkan oleh Berrykitchen sangat unik dan tentunya menarik dan bisa dikembangkan lebih dari sekedar catering online diantara kompetitor yang ada.

Saat ini sebanyak 70% pengantaran makanan masih dilakukan oleh tim internal Berrykitchen sementara 30% mengandalkan tenaga logistik pihak ketiga. Untuk kedepannya selain menambah jumlah tim pengantar Berrykitchen juga berambisi untuk menambah produksi di dapur setiap harinya menjadi 6000 porsi.

“Kami sadar saat ini sudah banyak kompetitor yang bermain di bidang yang sama dengan kami, kami pun menyambut baik kehadiran pesaing lainnya, dilain pihak Berrykitchen akan terus berupaya memberikan layanan lebih dan terbaik untuk seluruh pelanggan,” tuntas Cynthia.

BerryKitchen Luncurkan Layanan Pengiriman Makanan Siap Masak

Tidak lama setelah mendapatkan pendanaan seri-A, startup delivery makanan siap santap BerryKitchen secara resmi mengumumkan peluncurkan produk terbaru yaitu Ready-to-cook. Alih-alih mengirimkan makanan siap santap, BerryKitchen yang semula fokus di layanan katering online, kini melakukan diversifikasi dengan melakukan pengiriman untuk bahan baku, bumbu dan resep siap masak.

Layanan ini mentargetkan masyarakat modern yang tetap menghargai makanan rumahan yang dimasak sendiri, namun memiliki keterbatasan waktu untuk berbelanja bahan baku dan bumbu. “Kami melihat bahwa banyak warga Jakarta, terutama para wanita muda, yang ingin memasak di rumah namun memiliki keterbatasan waktu untuk belanja bahan, memotong, mengukur jumlah takaran ataupun mencuci bahan-bahan makanan yang diperlukan untuk memasak,“ ujar Cynthia Tenggara, Co-Founder dan CEO BerryKitchen. “Ready-To-Cook memberikan solusi memasak yang mudah dan menyenangkan untuk dilakukan di dapur mereka sendiri”

Di Amerika Serikat, startup dengan model seperti ini, Blue Apron, memiliki valuasi hampir mencapai $2 milyar. Tidak mengherankan jika investor lokal menginginkan hal yang serupa di Indonesia. Apalagi mengingat potensi bisnis katering online yang sangat menjanjikan, bahkan pemain dari negara tetangga-pun mulai melirik untuk masuk.

Tidak lama setelah membukukan pendanaan dari Sovereign Capital dua bulan lalu, tim DailySocial mengunjungi BerryKitchen dan berbincang dengan CEO Cynthia Tenggara. Simak pembicaraan kami dengan Cynthia di seri DScussion berikut:

DScussion #28: Cynthia Tenggara and Startups that Focus on Growth

We are still with Cynthia Tenggara, BerryKitchen’s Founder and CEO. In this episode, we asked about what differentiates BerryKitchen to other similiar services. It turned out that even before receiving any funding, BerryKitchen was already a profitable service. Now, it shifts its focus to growth, so that it could be the number one in the segment. Why is that so? Find out the answer in DScussion. Continue reading DScussion #28: Cynthia Tenggara and Startups that Focus on Growth

BerryKitchen Siapkan Aplikasi Mobile dan Masuki Segmen Pengantaran Bahan Makanan Siap Masak

Layanan katering online BerryKitchen menginformasikan pihaknya akan merilis aplikasi di iOS dan Android yang bakal dipublikasi tiga bulan mendatang. Selain memperbarui tampilan desktop, mereka juga memasuki bisnis baru dengan menghadirkan fitur Ready to Eat dan Ready to Cook. Ready to Cook menawarkan layanan pengantaran bahan makanan siap masak.

Continue reading BerryKitchen Siapkan Aplikasi Mobile dan Masuki Segmen Pengantaran Bahan Makanan Siap Masak

DScussion #28: Cynthia Tenggara dan Startup yang Mengejar Pertumbuhan

Co-Founder dan CEO BerryKitchen Cynthia Tenggara / DScussion

Kami masih berbincang dengan Co-Founder dan CEO BerryKitchen Cynthia Tenggara. Di video sebelumnya sudah dibahas tentang potensi pasar katering online. Kini kami menanyakan apa yang membedakan BerryKitchen dengan layanan katering sejenis. Lalu ternyata sebelum menerima pendanaan, BerryKitchen sudah memperoleh keuntungan. Sekarang mereka lebih memilih mengejar pertumbuhan untuk jadi yang terbaik di segmennya. Mengapa demikian? Simak perbincangan DScussion kali ini.

Continue reading DScussion #28: Cynthia Tenggara dan Startup yang Mengejar Pertumbuhan

DScussion #27: Cynthia Tenggara and the Potential of Online Catering in Indonesia

In this episode, we visited BerryKitchen’s office. BerryKitchen’s Co-Founder and CEO Cynthia Tenggara, who has just sealed a Rp 16 billion worth funding from Sovereign’s Capital, shared about the potential of online catering business in Indonesia and whay she decided to go with food-based online business. She believes that by doing the business online, BerryKitchen would be able to stand out in the midst of the competition. Continue reading DScussion #27: Cynthia Tenggara and the Potential of Online Catering in Indonesia