Tag Archives: Dana Ventura Sembrani Nusantara

BRI Ventures Akan Bagi Dividen ke Investor Sembrani Nusantara

BRI Ventures (BVI) mengumumkan akan membagikan dividen kepada para investor Dana Ventura Sembrani Nusantara menyusul kinerja laba bersih yang diperoleh beberapa portofolio investasinya. Dividen akan dibagikan dengan yield berkisar 12%-14%.

Co-Founder dan CEO BRI Ventures Nicko Widjaja mengatakan bahwa portofolio Sembrani Nusantara menunjukkan kinerja positif terlepas dari situasi pasar yang tidak menentu pada beberapa tahun terakhir. Industri startup sempat mengalami kenaikan valuasi fantastis di 2021, tetapi sejak tahun lalu investor mulai fokus terhadap profitabilitas.

“Memang challenging, tetapi message kami jelas bahwa kami ingin membangun industri ventura di Indonesia. Kita tidak mungkin fundraising untuk menghidupi perusahaan, melainkan memberikan funding untuk ekspansi perusahaan. Kami ingin mengembalikan kepercayaan di industri startup sehingga [portofolio] harus profit,” ujar Nicko saat Media Luncheon BVI, Rabu (24/5),

Sembrani Nusantara merupakan dana kelolaan yang menghimpun dana dari investor di luar BRI Group. Target investasinya adalah startup tahap awal di sektor non-fintech, termasuk consumer (new retail).

Diketahui, Sembrani Nusantara baru berjalan efektif pada 2021. Putaran dana pertamanya ditutup dengan nilai sebesar Rp150 miliar pada akhir 2020. Beberapa portofolionya adalah Haus! dan Broom.

Fokus di new retail

Chief Investment Officer BRI Ventures Markus Liman menambahkan, Dana Ventura Sembrani Nusantara terus mengeksplorasi peluang investasi di sektor consumer (new retail) karena telah membuktikan profitabilitas dan keberlanjutan pada model bisnisnya.

Saat ini, ada tiga sub sektor yang menjadi fokus utama Sembrani Nusantara di industri new retail, yakni F&B, beauty, dan fashion. Pelaku startup di sektor ini memanfaatkan model D2C untuk menjangkau pasar. “Beberapa tahun terakhir, penerimaan pasar terhadap brand-brand lokal di Indonesia semakin membaik,” tambah Markus.

Mengacu laporan White Paper BRI Ventures bertajuk “The Birth of New Retail”, sektor D2C di Indonesia berkembang pesat. Pertumbuhannya digerakkan oleh kenaikan penetrasi smartphone dan luasnya penggunaan media sosial, memungkinkan masyarakat untuk belanja online produk milik startup D2C.

Selain itu, keberadaan platform e-commerce juga turut membawa dampak terhadap berkembangnya komunitas pengguna. Maka itu, pelaku D2C di Indonesia diprediksi akan meningkatkan skalabilitas dengan cepat dalam beberapa tahun ke depan.

Sektor F&B terbilang menjadi sektor D2C paling produktif di Tanah Air. Sejumlah pemain F&B tak sedikit yang mengamankan investasi dari pemodal ventura, dari Kopi Kenangan (unicorn F&B pertama di Indonesia), Lemonilo, hingga Fore Coffee.

Yummy Corp Bags Additional Series B Funding from BRI Ventures

After securing $12 million in Series B funding led by Softbank Ventures Asia in October 2020, Yummy Corp’s cloud kitchen platform has secured additional series B funding from BRI Ventures’ Sembrani Nusantara. There is no further detais on the investment value. The company will use the funds to continue the Yummykitchen expansion in more than 50 new locations until the end of 2021.

“We expect that our expansion will not only help business players, but will also be able to open up many new jobs and help the national economy to bounce back,” Yummy Corp’s CEO, Mario Suntanu said.

Yummykitchen, Yummy Corp’s cloud kitchen business unit which was established in 2019, is growing rapidly and is sought after by food and beverage business players in Indonesia to help expand quickly and affordably during the pandemic. Cloud kitchen also become the solution as the restriction for malls opening and closing and dine in are still strictly enforced by the government.

To date, Yummy Corp runs more than 70 shared kitchens across Jadetabek, Medan, and Bandung; in collaboration with more than 50 food and beverage brands such as Dailybox, Gaaram, Kyochon, Sei Sapi Lamalera, and others. Various types of food are offered by Yummykitchen in order to provide diverse choices for consumers to enjoy the experience of buying their favorite food brands in one place.

“Now is the right time for us to encourage MSMEs platform growth through funding in new retail sector. Yummy Corp has helped MSMEs to survive the pandemic crisis and can continue to expand their business opportunities,” BRI Ventures’ CEO, Nicko Widjaja said.

Nicko continued, “BRI Ventures through the Sembrani Nusantara Venture Fund is committed to continue accelerating Indonesia’s MSMEs through the technology startup ecosystem. In addition, the new retail sector is also one of the industries with significant growth in recent years and this sector will continue to grow in the future.”

This year, Yummy Corp also announced new innovation by building a foodcourt management business unit that is integrated with online sales. This includes launching Yummyshop, an application that aims to help MSMEs sell food online, therefore, they can make orders and easy payment links.

“By the end of 2021, our target is to recruit employees and improve the quality of existing human resources as well as develop technological innovations, to help F&B players and also MSMEs in Indonesia to rise along during the pandemic,” Mario told DailySocial.

Cloud kitchen’s growth in Indonesia

According to a report released by Savills, the cloud kitchen market in Indonesia is gaining its momentum, especially in Jakarta, a vibrant economic hub and home to more than 10 million people. During the pandemic the growth is rapid, not only cloud kitchens but also a new concept, ghost kitchens.

“During the pandemic, the number of Yummykitchen transactions grew significantly up to 7 times compared to March 2020. This growth validates our belief in the great potential of online food delivery, which seems to have boomed early due to the pandemic,” Mario said.

Cloud kitchen is not a new concept in Indonesia. The previous model of cloud kitchen – one kitchen managed and operated by a brand that focused solely on delivery and takeout, has been adopted by fast food chains such as Domino’s Pizza and PHD. Instead of one building for a single brand, the cloud kitchen model is similar to the coworking space concept, accommodating several of the same brand or different owners operating in the same place.

In a report released by DailySocial, the majority of cloud kitchen operators are targeting F&B businesses in SME scale. Meanwhile, restaurant chains prefer traditional outlets as many of them sell not only food, but also atmosphere and dining experience to their customers. There are currently at least 15 cloud kitchen operators operating in Indonesia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan Seri B Yummy Corp BRI Ventures

Yummy Corp Dapat Tambahan Pendanaan Seri B dari BRI Ventures

Setelah mendapatkan pendanaan seri B yang dipimpin Softbank Ventures Asia sebesar $12 juta pada Oktober 2020, platform cloud kitchen Yummy Corp kembali mengantongi pendanaan lanjutan seri B dari Sembrani Nusantara milik BRI Ventures. Tidak disebutkan nilai investasi yang diterima. Selanjutnya dana akan dimanfaatkan oleh perusahaan untuk melanjutkan ekspansi Yummykitchen di lebih dari 50 lokasi baru hingga akhir tahun 2021.

“Harapannya ekspansi yang kami lakukan tidak hanya membantu para pelaku usaha, namun juga mampu membuka banyak lapangan kerja baru dan membantu perputaran ekonomi nasional,” kata CEO Yummy Corp Mario Suntanu.

Yummykitchen, unit bisnis cloud kitchen dari Yummy Corp yang berdiri sejak 2019, berkembang pesat dan dicari para pelaku bisnis makanan dan minuman di Indonesia untuk membantu ekspansi dengan cepat dan terjangkau di kala pandemi. Cloud kitchen juga menjadi solusi favorit di kala peraturan buka-tutup mall dan pelarangan makan di tempat masih diberlakukan secara ketat oleh pemerintah.

Sejauh ini Yummy Corp telah mengoperasikan lebih dari 70 dapur bersama yang tersebar di Jadetabek, Medan, dan Bandung; bekerja sama dengan lebih dari 50 brand makanan dan minuman seperti Dailybox, Gaaram, Kyochon, Sei Sapi Lamalera, dan lain-lain. Beragam jenis makanan dihadirkan Yummykitchen guna untuk memberikan pilihan yang beragam untuk para konsumen menikmati pengalaman membeli brand makanan favorit mereka di satu tempat.

“Saat ini merupakan waktu yang sangat tepat bagi kami untuk mendorong pertumbuhan platform bagi UMKM melalui pendanaan kepada sektor new retail. Yummy Corp telah membantu UMKM agar dapat bertahan di krisis pandemi dan bisa terus memperluas peluang usahanya,” kata CEO BRI Ventures Nicko Widjaja.

Nicko melanjutkan, “BRI Ventures melalui Dana Ventura Sembrani Nusantara berkomitmen untuk terus mengakselerasi UMKM di Indonesia melalui ekosistem startup teknologi. Selain itu, sektor new retail juga merupakan salah satu industri yang mendapatkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir ini dan kami melihat bahwa sektor ini akan semakin bertumbuh ke depannya.”

Tahun ini Yummy Corp juga menggulirkan inovasi dengan membangun unit bisnis manajemen foodcourt yang terintegrasi dengan penjualan secara online. Termasuk meluncurkan Yummyshop, aplikasi yang bertujuan membantu UMKM yang berjualan makanan secara online sehingga dapat membuat pesanan serta tautan pembayaran yang mudah.

“Target kami di akhir 2021 ingin merekrut karyawan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sudah ada serta mengembangkan inovasi teknologi, guna membantu pemain F&B dan juga UMKM di Indonesia untuk bangkit bersama selama masa pandemi,” imbuh Mario kepada DailySocial.

Pertumbuhan cloud kitchen di Indonesia

Menurut laporan yang dirilis Savills, pasar cloud kitchen di Indonesia mendapatkan momentum khususnya di Jakarta, pusat ekonomi yang dinamis dan rumah bagi lebih dari 10 juta orang. Selama pandemi pertumbuhannya semakin meningkat, bukan hanya cloud kitchen namun juga konsep baru yaitu ghost kitchen.

“Selama pandemi terjadi, jumlah transaksi Yummykitchen tumbuh secara signifikan hingga 7 kali lipat dibandingkan Maret 2020. Pertumbuhan ini memvalidasi keyakinan kami akan potensi besar online food delivery yang tampaknya booming lebih awal karena adanya pandemi,” kata Mario.

Cloud kitchen bukanlah konsep baru di Indonesia. Model sebelumnya dari cloud kitchen – satu dapur dikelola dan dioperasikan oleh satu brand yang hanya berfokus pada pengiriman dan takeout, telah diadopsi oleh makanan cepat saji seperti seperti Domino’s Pizza dan PHD. Alih-alih satu bangunan untuk satu brand tunggal, model cloud kitchen yang serupa dengan konsep coworking space, mengakomodasi beberapa brand yang sama atau pemilik berbeda yang beroperasi di tempat yang sama.

Dalam laporan yang dirilis oleh DailySocial terungkap, mayoritas operator cloud kitchen ini menyasar pada pebisnis F&B yang masih berskala UKM. Sementara, jaringan restoran cenderung memilih gerai tradisional karena banyak dari mereka tidak hanya menjual makanan, tetapi juga suasana dan pengalaman bersantap kepada para pelanggannya. Setidaknya ada 15 operator cloud kitchen yang beroperasi di Indonesia sejauh ini.

Application Information Will Show Up Here

BRI Ventures Scores 150 Billion Rupiah in the First Close of Sembrani Nusantara

BRI Ventures today (25/11) announced the first closing of the Sembrani Nusantara Venture Fund. The value that was successfully booked reached 150 billion Rupiah; reached half of the total funds targeted at its launch in June 2020. Apart from BRI as a general partner, several investors are involved in this funding including Celebes Capital, Grab Holding, Fazz Financial Group, Investree, and Pandu Sjahrir.

He said his investment thesis is “beyond fintech”, which is targeting business areas outside the financial technology sector – adjusting the pillars of the “EARTH” sector (education, agro-maritime, retail, transportation/logistics, health). Sembrani will also focus on empowering SMEs; which will have an impact on strengthening BRI as the largest microfinance institution in the world.

To date, there have been two startups that have listed on Sembrani’s portfolio, but it’s still undisclosed.

“We are very pleased with the positive response generated from the investors of the Sembrani Nusantara Venture Fund in this first funding period. All of these investors are those who have experience investing in start-up companies and those who believe in the digital ecosystem in Indonesia. They believe in our goal to build sustainable future and startup companies,” BRI Ventures’s CEO Nicko Widjaja said.

The Sembrani Nusantara Venture Fund is also registered and supervised by the OJK. A venture fund is an investment contract scheme between the PMV (Venture Capital Company) itself and a custodian bank, which was created by OJK so that the venture capital company industry will be more willing to invest in shares. So far, the majority of local PMVs have played in profit-sharing financing, which is not much different from what financing companies do.

Nicko said in an interview that the launch of Sembrani was aimed at building an ecosystem that had been dominated by foreign PMVs. In the past, he thought the local PMV was not ready, but now is the right moment to show off on the national and regional levels.

It is undeniable that so far venture capital has tended to choose to take shelter under the regulations of neighboring countries. The issue of high taxation in Indonesia is the main reason. Capital gain tax application for PMV reaches 25% of the increase in equity value, while for individual investors it is 30%. Meanwhile, the capital gains tax in Singapore is only 5%.

The majority of local PMVs that fund digital startups and are registered with the OJK are part of the bank’s subsidiaries, including Central Capital Ventura (CVC chose BCA), BRI Ventures, Mandiri Capital Indonesia, and OCBC NISP Ventura.

Sustainable startups through IPO

Sembrani is a term used by BRI Ventures to describe sustainable local startups post the unicorn era. Sembrani is also known as Batara Wisnu’s riding horse in the puppet stories – it is said to represent the unicorn with local wisdom.

One of the steps to realizing this vision is to ensure that all aspects of the investment cycle runs well, through an initial public offering (IPO) as a first step towards becoming more sustainable. This was carried out by signing an MoU between BRI Ventures and the Indonesia Stock Exchange on November 11, 2020, with the intention of helping more startups to IPO on local exchanges.

BRI Ventures hopes that through Sembrani, stakeholders will open discussions to explore new business models so that in the future investors can participate in building venture funds in Indonesia. The structure of Sembrani is a Joint Investment Contract (KIB) which is similar to a Collective Investment Contract (KIK) in mutual funds which are generally known and supervised by OJK.

“Given our goal of supporting the local digital ecosystem and building IPO-worthy startups, we realize that the Sembrani Nusantara Fund can play a more active role in the local funding landscape in the future and build a venture capital industry that is competitive with Singapore,” said Nicko.

The investor composition, most of whom come from Indonesia, is interpreted as a big step to bring the local startup ecosystem to be more competitive in the global arena. Nicko explained that each investor will have a big contribution to the realization of this vision.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Dana Ventura Sembrani Nusantara / BRI Ventures

BRI Ventures Bukukan 150 Miliar Rupiah dalam Penutupan Pertama Sembrani Nusantara

BRI Ventures hari ini (25/11) mengumumkan penutupan pertama Dana Ventura Sembrani Nusantara. Nilai yang berhasil dibukukan mencapai 150 miliar Rupiah; capai setengah dari total dana yang ditargetkan saat peluncurannya Juni 2020 lalu. Selain BRI selaku general partner, beberapa investor tergabung dalam pendanaan ini termasuk Celebes Capital, Grab Holding, Fazz Financial Group, Investree, dan Pandu Sjahrir.

Dikatakan tesis investasinya “beyond fintech”, yakni menyasar area bisnis di luar sektor teknologi finansial – menyesuaikan pilar sektor “EARTH” (education, agro-maritim, retail, transportation/logistic, health). Sembrani juga akan fokus pada pemberdayaan UMKM; yang akan berdampak pada penguatan BRI sebagai lembaga keuangan mikro terbesar di dunia.

Sejauh ini sudah ada dua startup yang bergabung menjadi portofolio Sembrani, namun belum disebutkan namanya.

“Kami senang sekali dengan tanggapan positif yang dihasilkan dari para investor Dana Ventura Sembrani Nusantara pada periode pendanaan pertama ini. Seluruh investor ini merupakan mereka yang memiliki pengalaman berinvestasi di perusahaan rintisan dan mereka yang percaya terhadap ekosistem digital di Indonesia. Mereka percaya pada tujuan kami membangun banyak sembrani masa depan dan perusahaan rintisan yang berkelanjutan,” sambut CEO BRI Ventures Nicko Widjaja.

Dana Ventura Sembrani Nusantara ini juga terdaftar dan diawasi oleh OJK. Dana ventura merupakan skema kontrak investasi antara PMV (Perusahaan Modal Ventura) itu sendiri dengan bank kustodian, yang dibuat OJK agar industri perusahaan modal ventura lebih berani untuk masuk ke penyertaan saham. Selama ini PMV  lokal mayoritas bermain di pembiayaan bagi hasil yang notabenenya tak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan perusahaan pembiayaan.

Nicko dalam sebuah kesempatan wawancara berujar, peluncuran Sembrani salah satunya bertujuan untuk membangun ekosistem yang selama ini dikuasai PMV asing. Ia merasa, dulu PMV lokal memang belum siap, namun sekarang jadi momentum yang tepat untuk unjuk gigi di kancah nasional dan regional.

Tidak dimungkiri, sejauh ini venture capital memang cenderung memilih bernaung di bawah regulasi negara tetangga. Isu perpajakan yang tinggi di Indonesia jadi dalih utamanya. Penerapan pajak capital gain buat PMV itu mencapai 25% dari kenaikan nilai ekuitas, sementara bagi investor perorangan 30%. Sementara, pajak capital gain di Singapura hanya 5%.

Adapun mayoritas PMV lokal yang mendanai startup digital dan sudah terdaftar di OJK adalah bagian dari anak usaha bank, di antaranya Central Capital Ventura (CVC milih BCA), BRI Ventures, Mandiri Capital Indonesia, dan OCBC NISP Ventura.

Startup berkelanjutan lewat IPO

Sembrani adalah istilah yang dipakai BRI Ventures untuk menggambarkan startup lokal yang berkelanjutan setelah era unicorn. Sembrani juga diketahui sebagai kuda tunggangan Batara Wisnu di cerita pewayangan —  bisa dibilang merepresentasikan unicorn dengan kearifan lokal.

Salah satu langkah mewujudkan visi tersebut adalah memastikan semua aspek siklus investasi berjalan baik, lewat penawaran umum perdana (IPO) sebagai langkah awal untuk menjadi semakin sustainable. Hal ini dilaksanakan dengan penandatanganan MoU antara BRI Ventures dan Bursa Efek Indonesia pada 11 November 2020 yang lalu, dengan maksud membantu lebih banyak startup untuk IPO di bursa lokal.

BRI Ventures berharap melalui Sembrani, para stakeholders akan membuka diskusi untuk menjajaki model bisnis yang baru agar ke depan investor dapat berpartisipasi membangun dana ventura di Indonesia. Struktur dari Sembrani adalah Kontrak investasi Bersama (KIB) yang mirip dengan Kontrak Investasi Kolektif (KIK) dalam reksa dana yang sudah dikenal secara umum dan diawasi oleh OJK.

“Mengingat tujuan bersama kami adalah mendukung ekosistem digital lokal dan membangun Perusahaan rintisan yang layak IPO, kami menyadari bahwa Dana Sembrani Nusantara dapat berperan lebih aktif dalam lanskap pendanaan lokal di masa depan dan membangun industri modal ventura yang bersaing dengan Singapura,” ujar Nicko.

Komposisi investor yang sebagian besar berasal dari Indonesia dimaknai sebagai langkah besar membawa ekosistem startup lokal lebih kompetitif di kancah global. Nicko menerangkan, masing-masing investor akan memiliki sumbangsih besar pada realisasi visi tersebut.