Tag Archives: Danny Baskara

Founder Vexanium Danny Baskara / Vexanium

Misi Vexanium Perkuat Ekosistem Blockchain di Indonesia

Sempat berkiprah di awal mula perkembangan startup Indonesia melalui Evoucher, Danny Baskara–yang sejak lama memiliki ketertarikan di dunia kripto dan blockchain–pada tahun 2019 meluncurkan Vexanium sebagai sebuah public blockchain lokal.

Membangun infrastruktur blockchain, Vexanium menyediakan beberapa fitur teknologi berbasis blockchain yang bisa dimanfaatkan entitas digital. Mereka juga memiliki token digital sendiri yang bernama Vexanium Coin atau Vex.

Vexanium sebagai public blockchain merupakan organisasi DAO pertama di Indonesia. Berada di bawah entitas Yayasan Vexanium Teknologi Nusantara, tahun 2022 mendatang mereka memiliki beberapa rencana yang ingin dicapai, sesuai dengan semangat desentralisasi komunitas dan bagaimana pengguna bisa tumbuh bersama.

Pasar blockchain Indonesia

Masih rendahnya kepercayaan dan edukasi masyarakat Indonesia tentang kripto dan blockchain di tahun 2017 membuat Danny sempat enggan membangun bisnis berbasis blokchain. Namun, setelah mendapat nasihat dari salah satu mentor untuk mulai membangun infrastruktur kepada komunitas kripto di Indonesia, Danny memutuskan membangun infrastruktur blockchain yang bisa digunakan semua pemain lokal tanpa harus memanfaatkan platform asing.

Untuk mematangkan ide bisnisnya, Danny mempelajari lebih mendalam tentang kripto dan blockchain selama 5-6 bulan di Tiongkok. Akhirnya ia meluncurkan Vexanium dengan semangat membangun infrastruktur blockchain di Indonesia.

“Untuk blockchain sendiri ada dua kategori, yaitu bisnis yang berdasarkan project base dan infrastruktur. Untuk infrastruktur sudah jelas desentralisasi dan tidak ada pihak yang memiliki entitas ini, karena semua bisa menjadi miner dan berpartisipasi,” kata Danny.

Secara khusus terdapat tiga core di blockchain, yaitu Bitcoin, Ethereum dan EOSIO. Untuk memudahkan bisnis menggunakan Vexanium, model turunan teknologi yang digunakan Vexanium adalah EOSIO.

Di blockchain juga dikenal dua jenis model, yaitu Transaction Model dan Resource Model. Untuk Transaction Model, seperti Ethereum atau blockchain pada umumnya, fee setiap transaksi dibebankan kepada pengguna.

Sementara Resource Model adalah bisnis yang menyewa resource untuk memproses data (serupa dengan bisnis model hosting). Model ini lebih cocok ke bisnis yang sentralisasi atau bisnis yang tidak membebankan transaksi kepada pengguna.

“Kita percaya di masa mendatang akan ada dua pilihan di bisnis ini, yaitu pelanggan yang membayar atau bisnis yang membayar. Konsep ini kita yakin bisa dibawa kepada perusahaan yang nondesentralisasi. Ada proyek di bawah Vexanium yang tidak sepenuhnya desentralisasi,” kata Danny.

Ekosistem Vexanium / Vexanium

Ada beberapa fundamental yang bisa didisrupsi dari solusi berbasis blockchain. Yang pertama adalah bisnis yang berhubungan dengan finansial. Yang kedua adalah database yang dulunya bersifat sentralisasi, bisa didisentralisasi dengan menggunakan blockchain. Yang ketiga adalah yang berhubungan dengan sertifikasi, misalnya seperti NFT.

Di Indonesia sendiri saat ini ada tiga kategori jaringan publik yang populer. Mereka adalah Binance Smart Chain (BSC), Ethereum dan Vexanium. Menurut Danny, karena sifatnya lebih fleksibel, BSC menjadi pilihan terbanyak komunitas di Indonesia.

Tercatat saat ini sudah ada 50 entitas bisnis yang menggunakan Vexanium, termasuk tiga startup yang menghadirkan solusi berbasis NFT yang populer tahun ini, yaitu Kolektibel, Baliola dan Rivernity.

Rencana bisnis tahun depan

Berbeda dengan model bisnis pada umumnya yang mengenakan biaya untuk pemanfaatan teknologi dan produk, Vexanium–karena fokus pada basis komunitas–tidak menerapkan strategi monetisasi pada umumnya. Keunikan  ekosistem desentralisasi telah memberikan kesempatan agar monetisasi dibagikan sesuai dengan stakeholder. Pengguna juga bisa menjadi bagian dari komunitas.

“Idealnya pengguna yang memiliki kripto Vexanium bisa menikmati hasil tersebut juga. Dengan cara ini bisa membuat ekosistem lebih baik. Ketika pengguna puas mereka bisa membangun sesuatu di Vexanium. Itulah kelebihan dari desentralisasi,” kata Danny.

Ada beberapa target yang ingin dicapai yayasan di tahun 2022. Setelah sepanjang tahun ini fokus Vexanium adalah mengajak lebih banyak ekosistem berdiri di atas infrastrukturnya, tahun depan mereka berharap bisa menjembatani beberapa solusi blockchain.

Hal tersebut, menurut Danny, menjadi kelebihan solusi berbasis blockchain, yaitu bisa melakukan komunikasi antara yang satu dan yang lainnya. Ke depannya diprediksi tidak ada lagi batasan antara satu solusi blockchain dengan lainnya.

“Tahun 2022 kita juga ingin mengajak lebih banyak pengguna yang membangun smart contract di atas Ethereum dan BSC dengan basis Ethereum Virtual Machine (EVM) agar kemudian published di [infrastruktur] blockchain Vexanium. Secara teknis hal tersebut bisa dilakukan,” kata Danny.

XBlockchain Summit 2018

XBlockchain Summit 2018 Sukses Tunjukkan Berbagai Inovasi Produk Blockchain

XBlockchain Summit 2018 sukses dilaksanakan pada 9-10 Oktober 2018 lalu di Bali. Sekurangnya acara tersebut dihadiri oleh 500 peserta dari 20 negara. Mereka datang dari berbagai kalangan, mulai dari industri, akademisi, pemerintahan hingga pakar.

Konferensi dua hari tersebut menyoroti beberapa aspek pengembangan masa depan blockchain. Mulai dari aksesibilitas cryptocurrency, ekonomi blockchain, kerangka kebijakan digital, teknologi inklusi hingga penerapan blockchain dalam korporasi. Sekitar 50 pemateri menyampaikan studi kasusnya terkait dengan blockchain.

Tema utama yang diangkat dalam konferensi ialah penggunaan solusi inovatif dan jangka panjang berbasis blockchain untuk pasar global. Beberapa perusahaan blockchain yang turut serta termasuk IBM, Pundi X, NEM.io Foundation dan sebagainya.

“Ketika kita berbicara tentang blockchain, itu bukan [hanya] tentang teknologi keuangan; ini penting untuk pendidikan, kesehatan, sektor energi, hingga investasi. Di mana-mana kita berbicara tentang reformasi, perubahan dan tantangan,” ujar Loreta Maskaliovienė, Wakil Menteri Keuangan Republik Lithuania dalam sesinya.

“Teknologi baru datang ke kehidupan sehari-hari untuk semua orang. Kita seharusnya tidak menutup mata.”

Sebagai salah satu peserta, Pundi X tidak menyia-nyiakan kesempatan. Di sela-sela konferensi, mereka memperkenalkan perangkat terbarunya berbasis blockchain bernama XPhone. Perangkat tersebut merupakan layanan panggilan telepon berbasis blockchain pertama. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa blockchain dapat mendesentralisasikan semua jenis data. Perangkat telepon yang didemokan berjalan protokol khusus yang dimiliki Function X OS.

Selain Pundi X ada juga Poseidon Foundation, mereka meluncurkan solusi berbasis blockchain yang memungkinkan pengguna melestarikan hutan di bumi melalui kredit karbon berkualitas tinggi. Inisiatif tersebut meluncurkan sebuah token kripto bernama OCEAN.

Danny Baskara selaku Founder & CEO Vexanium turut memberikan pemaparan dalam konferensi. Ia menyampaikan sebuah studi kasus penerapan blockchain untuk platform loyalitas pelanggan.

Dengan konferensi ini, setidaknya banyak hal yang menjadi lebih terang, berkaitan dengan adopsi blockchain. Harapannya acara ini dapat menginspirasi dan terus meningkatkan popularitas dan implementasi blockchain ke depannya. XBlockchain Summit akan diadakan lagi tahun depan, pada 29-30 Maret 2019 bertempat di Brazil.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner XBlockchain Summit 2018

Danny Baskara and team when promoting Vexanium in Dubai's blockchain event / Vexanium

Vexanium Wants to Transform Loyalty Program using Blockchain

Another blockchain-based platform will arrive in indonesia. Vexanium has two Co-Founders, Danny Baskara and Robin Jang. The company focused on creating PaaS (Platform as a service) product for recording reward, loyalty point, creating voucher/coupon tokens, also advertising platform.

In this early stage, Vexanium debuts with ICO (Initial Coin Offering) campaign. As any other blockchain startups, they deliver new crypto token called “VEX” as the medium for a transaction. Along with this writing, Vexanium has come to a phase 1 of ICO, after successfully closing the pre-ICO phase.

A decentralized model blockchain is considered to offer efficiency in marketing. In the implementation, Vexanium system will be embedded with business players’ service or app. VEX Token will be the transaction base, company will use the related platform to buy and use it as a loyalty program.

Vexanium business model

Services provided in Vexanium platform / Vexanium
Services provided in Vexanium platform / Vexanium

Vexanium platform ecosystem consists of three main systems. First, Vex Airdrop, is designed to facilitate “blockchain exchanger” business players to distribute VEX token. Second, VEX Platform consists of VEXM Generator and VEXplorer, is designed to facilitate business players to make and manage its own token for marketing. Third, Voucher Exchange, it allows VEX token to be operated by business merchant and consumer.

The loyalty program, for example, allows a business to buy VEX token. After the customization (for example with a business brand), Vexanium system can automatically distribute token in the specific amount to users based on marketing target. Due to its nominal, the token can be exchanged to subsidize purchasing of related products, users can also sell it using the exchange channel connected with VEX, the token will be available in INDODAX.

“Vexanium will be focusing its service in Indonesia, we’ll start from targeting tech-savvy companies. The platform is ready enough, blockchain process is backend, users or merchants have no major difference regarding UI/UX, it looks like loyalty or vouchers in general,” Baskara said to DailySocial.

Massive publication

A number of digital business players in Indonesia have joined Vixanium. Some of those are Calvin Kizana (PicMix), Jason Lamuda (Berrybenka), Anton Soeharyo (Touchten), Edi Sulistyo (Loket.com), and Joseph Aditya (Ralali). These advisors are rumored to be Vexanium’s angel investor.

The advisor’s confidence may be due to the business model and the founder experience in the previous business. Danny Baskara is known as a founder of E-voucher platform. He and his team are currently making a transformation of the previous work using blockchain mechanism. However, he assured that Evoucher and Vexanium are two different entities.

“Vexanium and Evoucher are two separate entities, Evoucher’s business model is centralized like the usual tech startups, as a middleman or a bridge between merchants and customers. Vexanium has a very different business model, the similarity is they act as a bridging solution between merchant and customer,” he added.

As an effort to increase participation in ICO stage, he did some intensive publications in various blockchain events, either local or international level.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Danny Baskara dan tim saat mempromosikan Vexanium di acara blockchain di Dubai / Vexanium

Vexanium ingin Transformasikan Platform Loyalitas dengan Blockchain

Satu lagi platform berbasis blockchain akan hadir di Indonesia. Vexanium digagas oleh dua Co-Founder, yakni Danny Baskara dan Robin Jang. Fokusnya menciptakan produk Platform as a Service (PaaS) untuk pencatatan reward, loyalty point, pembuatan tokenisasi voucher/coupon hingga platform periklanan.

Di tahap awal ini, Vexanium mengawali debutnya dengan melakukan kampanye ICO (Initial Coin Offering). Layaknya startup blockchain pada umumnya, Vexanium melahirkan token kripto baru bernama “VEX” untuk dijadikan medium transaksi. Hingga tulisan ini dibuat, Vexanium telah memasuki ICO fase 1, setelah sebelumnya sukses menutup fase pra-ICO.

Model desentralisasi yang ditawarkan blockchain dinilai dapat menghadirkan efisiensi dalam pemasaran. Dalam implementasinya, sistem Vexanium akan di-embed bersama layanan atau aplikasi yang sudah dimiliki oleh pemilik bisnis. Token VEX akan menjadi basis transaksi di dalamnya, perusahaan yang menggunakan platform terkait dapat membeli dan menggunakan untuk program loyalitas.

Model bisnis Vexanium

Layanan yang akan disediakan di platform Vexanium / Vexanium
Layanan yang akan disediakan di platform Vexanium / Vexanium

Ekosistem platform Vexanium terdiri dari tiga sistem utama. Pertama ada Vex Airdrop, ini didesain untuk memudahkan pebisnis “blockchain exchanger” mendistribusikan atau membagikan token VEX. Kemudian yang kedua ada VEX Platform, terdiri dari VEXM Generator dan VEXplorer, didesain untuk memudahkan pebisnis membuat dan mengelola token yang dimiliki perusahaan untuk kegiatan pemasarannya. Yang ketiga ada Voucher Exchange, di dalamnya memungkinkan token VEX dioperasikan oleh merchant bisnis dan konsumen.

Misalnya untuk program loyalitas, sebuah bisnis bisa saja membeli token VEX. Setelah kustomisasi (misalnya dengan brand bisnis), sistem Vexanium dapat secara otomatis membagikan token dengan jumlah yang ditentukan kepada pengguna sesuai target promosi. Karena bersifat nominal, token tersebut dapat ditukarkan untuk menyubsidi harga pembelian terhadap produk terkait, atau pengguna juga dapat menjualnya melalui kanal pertukaran yang nantinya terhubung dengan VEX, token tersebut juga diperjualbelikan di INDODAX.

“Vexanium akan fokus dulu di Indonesia dan sasaran awal kami adalah perusahaan yang sudah melek dengan teknologi. Untuk (platform) sudah cukup siap, proses blockchain hanya terjadi di backend jadi dari sisi user ataupun merchant tidak ada banyak perbedaan dalam hal UI/UX, hampir mirip seperti layanan loyalty atau vouchers pada umumnya,” terang Danny kepada DailySocial.

Gencar melakukan publikasi

Sejumlah pelaku bisnis digital di Indonesia telah tergabung sebagai advisor di Vexanium. Beberapa di antaranya adalah Calvin Kizana (PicMix), Jason Lamuda (Berrybenka), Anton Soeharyo (Touchten), Edi Sulistyo (Loket.com), dan Joseph Aditya (Ralali). Advisor tersebut dikabarkan juga bertindak sebagai angel investor untuk Vexanium.

Keyakinan para advisor tersebut mungkin dikarenakan model bisnis dan kiprah founder dalam bisnis yang sebelumnya. Danny Baskara dikenal sebagai pendiri platform Evoucher. Yang dikerjakan saat ini oleh Danny dan timnya ialah membuat transformasi dari apa yang sebelumnya dilakukan melalui mekanisme blockchain. Kendati demikian Danny menegaskan bahwa Evoucher dan Vexanium adalah dua entitas yang berbeda.

“Vexanium dan Evoucher adalah dua entitas terpisah, kalau Evoucher bisnis modelnya tersentralisasi seperti tech startup pada umumnya, yakni sebagai middleman atau perantara antara merchant dan pembeli. Sedangkan Vexanium bisnis modelnya sangat berbeda namun persamaannya adalah sama-sama menjadi solusi antara merchant dan pembeli,” ungkap Danny.

Untuk meningkatkan partisipasi di tahap ICO, Danny cukup intensif melakukan publikasi di berbagai acara blockchain, baik acara tingkat lokal maupun internasional.

Perluas Kanal Penjualan, EVoucher Luncurkan EVAN

EVoucher, startup yang didirikan Danny Baskara, mengklaim hingga akhir tahun 2016 telah memiliki lebih dari 1,9 juta pengguna yang telah mengunduh aplikasi mobile EVoucher di Google Play dan telah mengalami peningkatan pengunjung harian 10 kali lipat dari statistik awal tahun lalu.

Di akhir tahun 2016 ini EVoucher mencoba bisnis baru yang menyasar kalangan unbankable di Indonesia, yaitu penjualan pulsa dan PLN dengan mengandalkan EVoucher agen (EVAN).

Ke depannya, Deals dan Diskon hanya akan menjadi salah satu fitur di platform EVoucher.

“Untuk fokus ke depan kita tetap menyasar ke B2C seperti sekarang. Untuk keagenan memang dibuat untuk melengkapi ekosistem EVoucher yang ada saat ini,” kata Founder dan CEO EVoucher Danny Baskara kepada DailySocial.

Keuntungan lebih untuk agen dan pengguna

EVoucher mencatat hingga kini sekitar 95% agen pulsa biasa masih menggunakan cara tradisional untuk mengisi ulang pulsa yakni dengan metode SMS. Sedangkan sekitar 60% masyarakat Indonesia masih belum memiliki rekening sehingga sulit untuk mengisi ulang pulsa melalui bank.

EVAN memberikan kesempatan untuk semua orang mengembangkan bisnis dengan menjual berbagai produk secara online tanpa harus mengeluarkan modal besar.

“EVAN sendiri menyasar atau dikhususkan kepada customer offline dan unbankable dan kita memang nanti hanya fokus untuk menjual digital products, yaitu produk-produk digital seperti voucher, pulsa, tiket dan lainnya,” kata Danny.

Cara mudah menjadi agen EVoucher

Untuk menjadi agen tidak harus memiliki toko dan persediaan yang besar untuk melakukan penjualan, karena hanya perlu mengambil dari situs EVoucher Indonesia yang telah bekerja sama dengan lebih dari 20 ribu merchant di Indonesia.

Agen juga disebutkan mendapatkan harga murah untuk menjual kembali voucher tersebut sehingga hanya membutuhkan modal yang kecil. Hanya dibutuhkan tiga langkah saja bagi para peminat untuk bergabung dengan EVAN yakni dengan mengakses situs EVAN.

“Jadi untuk keagenan ini memang di luncurkan untuk menjadi perpanjangan tangan dari apa yang kita tawarkan saat ini, di mana para agen bisa mendapatkan cashback dan keuntungan dengan memasarkan produk-produk kita secara offline,” kata Danny.

Saat ini EVoucher telah memiliki sekitar 3 ribu agen yang mendaftarkan diri sejak EVAN diluncurkan dua bulan yang lalu. Selanjutnya EVoucher akan fokus pada pertumbuhan secara organik (referral).

Application Information Will Show Up Here

Fokuskan Pengembangan Teknologi, Evoucher Bersiap Hadirkan Inovasi Terbarunya

Menginjak usianya yang ke-5, Evoucher salah satu pemain flash sale e–commerce dengan konsep daily deals di Indonesia semakin mengukuhkan posisinya sebagai perusahaan yang establish dengan rencana pengembangan hingga target bisnis yang menjanjikan.

Ditemui oleh DailySocial di kantornya, Founder dan CEO Evoucher Indonesia Danny Baskara mengungkapkan beberapa perkembangan, inovasi teknologi, hingga rencana penggalangan dana di tahun 2016 ini. Tidak terlalu agresif melancarkan kegiatan promosi, Evoucher saat ini tengah mempersiapkan gebrakan terbaru yang rencananya akan diluncurkan pada bulan September mendatang.

“Evoucher berangkat dari era web-based, namun demikian untuk ke depannya kami akan mengembangkan aplikasi mobile yang saat ini mengalami peningkatan jumlah pengguna terutama platform Android, versi beta (aplikasi Evoucher) yang sudah diunduh oleh 900 ribu orang,” kata Danny.

Saat ini Evoucher mengklaim telah mengalami peningkatan pendapatan sebanyak 30% setiap tahunnya. Diperkirakan jumlah ini akan semakin bertambah dalam masa mendatang.

Strategi yang dilancarkan untuk bersaing dengan kompetitor

Menanggapi makin banyaknya e-commerce dan marketplace yang menghadirkan layanan serupa dengan Evoucher, Danny mengungkapkan hal tersebut tidak menjadi kendala yang berarti dilihat dari konsep marketplace dan e-commerce yang merupakan open platform, berbeda dengan konsep yang ditawarkan oleh Evoucher yang menyasar usaha B2B2C (business-to-business-to-consumer).

“Sekilas memang tampak sama apa yang ditawarkan oleh marketplace dan e-commerce saat ini dengan Evoucher, tapi di backend-nya terdapat perbedaan yang cukup besar,” kata Danny.

Ditambahkan oleh Danny, kekuatan utama dari Evoucher adalah tim penjualan yang melakukan pendekatan langsung ke local business dengan ragam pilihan layanan yang ada. Hal tersebut yang ternyata menjadi strategi yang kemudian dilancarkan oleh Evoucher, dengan memperkuat tim penjualan dan layanan pelanggan.

“Kami melihat merchant dan konsumen di Indonesia memiliki kebiasaan untuk dilayani, berbeda dengan konsumen dari luar negeri, untuk itu kami sengaja menyiapkan tim layanan pelanggan yang dedicated untuk maintain pelanggan dan after sales pelanggan,” kata Danny.

Saat ini Evoucher telah memiliki 8 ribu merchant yang tersebar di seluruh Indonesia, sementara untuk pengguna aktif Evoucher megklaim telah memiliki sekitar 300 ribu pengguna aktif. Kebanyakan dari mereka merupakan pengguna lama yang kembali lagi membeli layanan yang ada.

Perempuan usia 25 tahun ke atas pengguna terbanyak Evoucher

Ada hal menarik yang kemudian dicatat oleh Danny dan tim Evoucher, yaitu selama ini pengguna terbanyak yang kerap membeli voucher di Evoucher berasal dari kalangan perempuan usia 25 tahun ke atas, tepatnya sebanyak 70%. Jumlah tersebut terbilang masih kalah jauh dengan pengguna dari kalangan pria. Evoucher turut mencatat voucher terbanyak yang dibeli merupakan layanan Food and beverage (F&B) juga voucher di kategori fun activity.

“Kami melihat kalangan perempuan adalah impulse buyer yang cenderung langsung membeli layanan voucher yang ada saat itu juga, berbeda halnya dengan pria yang lebih banyak membandingkan harga dengan kompetitor lainnya,” kata Danny.

Sejak mendapatkan pendanaan pre-series A dari Value In Technology Indonesia (VITI) dalam jumlah yang tidak diungkapkan tahun 2015 silam, Evoucher tidak terlalu melancarkan kegiatan promosi yang masif. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya error dari situs dan aplikasi yang ada. Fokus utama dari Evoucher saat ini adalah untuk melakukan pengembangan teknologi secara internal, membangun hubungan baik dengan merchant dan memberikan layanan yang terbaik untuk pengguna.

“Kekuatan dari Evoucher bukan hanya voucher-nya saja tapi juga relationship dengan merchant, jadi bagaimana kami bisa membina hubungan baik dengan merchant dan menawarkan layanan tambahan yang kemudian bisa digunakan oleh merchant dan tentunya memiliki potensi untuk monetisasi, hal tersebut yang saya lihat paling efektif untuk Evoucher,” tutup Danny.

Roadshow Hub.id Yogyakarta Disambut Antusiasme Penggiat Startup

Dipandu CEO DailySocial, diskusi Hub.id dilaksanakan di Yogyakarta / DailySocial

Roadshow Hub.id kembali digelar pada tanggal 8 Mei 2015 lalu. Kali ini giliran kota pelajar, Yogyakarta, sebagai tempat singgah presentasi narasumber terpilih untuk menginspirasi para startup rookie. Dalam kesempatan ini  Co-Founder Female Daily Affi Assegaf dan CEO eVoucher Danny Baskara dihadirkan sebagai narasumber.

Continue reading Roadshow Hub.id Yogyakarta Disambut Antusiasme Penggiat Startup

Evoucher Closed Pre-Series A Funding from VITI

One of flash sale e-commerce players that hold daily deals concept in Indonesia, Evoucher, announced today (20/4) that they’ve just secured an undisclosed pre-series A funding from Value In Technology (VITI). Viti is a Korean company that focuses on digital content and video games. The funding will be allocated to develop their infrastructure and marketing in order to expand their business. Continue reading Evoucher Closed Pre-Series A Funding from VITI

Evoucher Peroleh Pendanaan Pre-Series A dari VITI

Pendiri dan CEO Evoucher Danny Baskara / Evoucher

Salah satu pemain flash sale ecommerce dengan konsep daily deals di Indonesia, Evoucher, hari ini (20/4) mengumumkan telah perolehan pendanaan pre-series A dari Value In Technology Indonesia (VITI) dalam jumlah yang tidak diungkapkan. VITI adalah perusahaan asal Korea yang fokus sebagai penyedia konten digital dan juga akan turut meramaikan industri game di Indonesia. Dana yang diperoleh Evoucher dari VITI ini akan digukanan untuk pengembangan infrastuktur dan pemasaran sebagai upaya perluasan usaha bisnis mereka.

Continue reading Evoucher Peroleh Pendanaan Pre-Series A dari VITI