Tag Archives: data management platform

Mepelajari tentang manfaat Data Management Platform untuk startup / rawpixel.com on Freepik

Pentingnya Data Management Platform untuk Startup

Dalam programmatic advertising, DMP (Data Management Platform) adalah platform yang mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data pelanggan serta data lainnya untuk meningkatkan efektivitas kampanye iklan digital.

DMP memungkinkan pengiklan untuk menggabungkan data dari berbagai sumber termasuk data pihak pertama maupun data pihak ketiga, seperti data perilaku pengguna, data demografis, dan data transaksi, untuk membuat segmentasi yang lebih akurat dan strategi penargetan yang lebih efisien. Dengan menggunakan DMP, pengiklan dapat memahami audiens mereka dengan lebih baik, mengoptimalkan penayangan iklan, dan mengukur hasil kampanye secara lebih detail.

Singkatnya, DMP dalam programmatic advertising adalah platform untuk mengelola dan memanfaatkan data guna meningkatkan hasil kampanye iklan digital.

Mengubah cara berbisnis startup dengan DMP

DMP (Data Management Platform) mengubah cara berbisnis startup ke depannya dengan memberikan dampak signifikan dalam pengelolaan data, pengambilan keputusan, dan strategi pemasaran. Berikut adalah beberapa alasan mengapa DMP akan mengubah cara berbisnis startup ke depannya:

  1. Personalisasi yang lebih baik: DMP memungkinkan perusahaan untuk melakukan personalisasi yang lebih baik dalam komunikasi dan penawaran produk kepada pelanggan. Hal ini membantu membangun hubungan yang erat, meningkatkan loyalitas, dan meningkatkan tingkat konversi.
  2. Pengambilan keputusan yang lebih cerdas: DMP menyediakan wawasan mendalam tentang kinerja kampanye pemasaran dan perilaku pelanggan. Perusahaan dapat menggunakan data ini untuk mengambil keputusan yang lebih cerdas dalam strategi pemasaran, pengembangan produk, dan alokasi anggaran.
  3. Penargetan iklan yang lebih efektif: DMP memungkinkan perusahaan untuk melakukan penargetan iklan yang lebih presisi kepada audiens yang relevan. Hal ini mengurangi pemborosan anggaran iklan dan meningkatkan tingkat konversi.
  4. Meningkatkan pengalaman pelanggan: DMP membantu perusahaan memahami pelanggan secara holistik, termasuk preferensi dan riwayat pembelian. Dengan pemahaman ini, perusahaan dapat memberikan pengalaman yang lebih personal dan relevan kepada pelanggan.
  5. Inovasi dan pertumbuhan: DMP membuka peluang baru dalam penggunaan data dan analisis. Perusahaan dapat menggali wawasan baru, mengidentifikasi tren pasar, dan meluncurkan produk atau layanan baru. DMP juga membantu perusahaan dalam mengelola pertumbuhan bisnis dengan skala yang lebih besar dan mencapai keunggulan kompetitif.

Dengan DMP, perusahaan dapat menjadi lebih fokus pada pelanggan, lebih responsif terhadap kebutuhan pasar, dan lebih efektif dalam strategi pemasaran. DMP memainkan peran penting dalam menghadapi tantangan dan peluang terkait penggunaan data dalam bisnis masa depan.

Tiga alasan DMP efektif membantu startup

Berikut adalah tiga alasan mengapa DMP efektif membantu startup mendorong cara pemasaran yang lebih baik secara digital:

  1. Segmen target yang lebih tepat: DMP memungkinkan startup untuk menggabungkan dan menganalisis berbagai sumber data untuk mengidentifikasi segmen target yang lebih tepat. Dengan informasi yang lebih kaya tentang perilaku, preferensi, dan demografi audiens, startup dapat membuat segmentasi yang lebih akurat dan menyampaikan pesan yang relevan kepada setiap segmen. Hal ini menghasilkan kampanye pemasaran yang lebih efektif dengan tingkat konversi yang lebih tinggi.
  2. Personalisasi yang lebih baik: DMP memungkinkan startup untuk menyampaikan pesan dan penawaran yang lebih personal kepada pelanggan. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang preferensi dan kebutuhan pelanggan, startup dapat memanfaatkan DMP untuk membuat pengalaman yang disesuaikan. Misalnya, mereka dapat mengirimkan konten yang relevan melalui email, menyesuaikan situs web berdasarkan riwayat pembelian, atau menampilkan iklan yang sesuai dengan minat pelanggan. Personalisasi yang lebih baik meningkatkan keterlibatan pelanggan dan memperkuat ikatan dengan merek.
  3. Pengukuran dan pengoptimalan yang akurat: DMP memungkinkan startup untuk mengumpulkan dan menganalisis data kinerja kampanye pemasaran secara mendalam. Startup dapat melacak perilaku pengguna, tingkat konversi, dan metrik lainnya untuk memahami efektivitas kampanye mereka. Dengan wawasan ini, startup dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan melakukan optimasi yang tepat. DMP juga memfasilitasi pengujian A/B dan pengukuran multikanal, memungkinkan startup untuk menguji strategi pemasaran baru dan mengoptimalkan pengeluaran mereka berdasarkan hasil yang terukur.

Secara keseluruhan, DMP membantu startup memanfaatkan data pelanggan secara lebih efisien, mendorong personalisasi yang lebih baik, dan memperbaiki pengukuran serta pengoptimalan kampanye pemasaran mereka. Dengan pendekatan yang lebih terfokus dan informasi yang lebih mendalam tentang audiens target, startup dapat meningkatkan tingkat konversi, membangun loyalitas pelanggan, dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dalam lingkungan pemasaran digital yang kompetitif.

Contoh use case DMP

Indonesia adalah pasar yang berkembang pesat dalam industri pariwisata, dengan populasi yang terus bertambah dan pendapatan yang terus meningkat, semakin banyak orang yang ingin berwisata. Akibatnya, banyak Online Travel Agent (OTA) telah memasuki pasar untuk memanfaatkan kesempatan ini

Kini, setelah pandemi COVID-19 terkendali dan perbatasan di seluruh dunia telah dibuka, Indonesia mengharapkan pertumbuhan baru di sektor pariwisata. Bekerja sama dengan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), MI-DMP dapat memberikan wawasan tentang pasar OTA untuk tiga pemain besar di Indonesia: Traveloka, Agoda, dan Booking.com.

Market share OTA Indonesia di Q1 2023

Pasar OTA Indonesia telah didominasi oleh Traveloka, Agoda, dan Booking.com selama beberapa tahun terakhir. Dalam menganalisis pengguna aktif untuk kuartal pertama tahun 2023, Agoda mengalami peningkatan sebesar 17,7% dibandingkan dengan Booking.com yang hanya mengalami peningkatan sebesar 5,6%. Sebaliknya, Market share Traveloka menunjukkan penurunan drastis sebesar 21,8% dalam satu kuartal. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk upaya pemasaran dari masing-masing perusahaan.

Tren trafik pasar OTA Indonesia di Q1 2023

Menurut data MI-DMP, tren pada kuartal terakhir menunjukkan bahwa semua OTA mencapai puncaknya selama musim Natal dan menurun setelahnya. Dibandingkan dengan yang lain, Booking.com tetap cukup konsisten dalam jumlah pengguna, sementara Traveloka mencapai puncaknya dan menurun di beberapa titik dalam empat bulan terakhir. Salah satu kemungkinan untuk hal ini adalah bahwa Traveloka berfokus pada pasar perjalanan domestik yang memungkinkan mereka untuk menyesuaikan jasa mereka dengan kebutuhan dan preferensi wisatawan Indonesia.

Demografi audiens

MI-DMP menampilkan informasi yang bermanfaat bagi Pengiklan dan Agensi untuk menemukan target audiens mereka dari berbagai dimensi termasuk lokasi dan data demografis.

Dalam hal distribusi usia, kita dapat melihat perbedaan yang lebih jelas. Generasi milenial berusia 25-34 tahun lebih gemar menggunakan Traveloka. Hal ini dapat dikaitkan dengan strateginya yang berfokus pada pemasaran digital, menggunakan platform media sosial seperti Instagram untuk menargetkan wisatawan milenial dan Gen Z. Audiens Agoda dan Booking.com di Indonesia sedikit lebih tua, dengan persentase pengguna berusia 35-54 tahun yang lebih besar. Mereka cenderung memiliki pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengguna Traveloka, dengan banyak di antaranya berada di bawah kelompok pendapatan kelas menengah ke atas.

Platform Overlap

Hal yang juga menarik untuk dicatat adalah bahwa pengguna tidak hanya menggunakan satu platform saja. Traveloka, Agoda, dan Booking.com telah mampu menunjukkan tumpang tindih yang relatif kecil di antara basis pengguna mereka. Fakta bahwa hanya sekitar 5% pengguna OTA di Indonesia yang menggunakan ketiga platform tersebut dalam satu kuartal terakhir mungkin cukup mengejutkan, yang berarti hanya 18,5% pengguna yang cenderung membandingkan harga di berbagai platform sebelum melakukan pemesanan.

Komparasi heavy users vs normal users

berat berusia 35-44 tahun dari Booking.com juga 1% lebih tinggi dari pengguna normal, ini menunjukkan rentang usia yang lebih luas untuk pengguna berat, dibandingkan dengan platform lainnya.

Top Interested Apps

Dikenal karena kumpulan data yang komprehensif di seluruh dunia digital, MI-DMP juga menyediakan analisis trafik bagi klien untuk tetap berada di jajaran terdepan dalam kompetisi. Tidak mengherankan jika pengguna ketiga platform tersebut memiliki minat yang sama dalam hal perilaku online.

Category Apps
Social Media Instagram, Facebook, SnapChat, Facebook Messenger, Twitter, TikTok
Video and Entertainment YouTube, Spotify
E-commerce Shopee, Amazon, Lazada
Maps and Navigation Google Map

Secara spesifik mengamati aplikasi-aplikasi dalam kategori teratas, kita dapat menyimpulkan bahwa pengguna dari ketiga platform tersebut mungkin memiliki preferensi yang berbeda untuk aplikasi media sosial dan e-commerce. Pengguna Traveloka lebih suka menggunakan Shopee daripada yang lain, sementara pengguna Agoda tampaknya lebih suka menggunakan Tik Tok daripada yang lain.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, pasar OTA masih terus dibentuk oleh para pemain yang dominan. Dengan menganalisis demografi, minat, dan pola perilaku audiens mereka dengan DMP, platform ini tidak hanya dapat memberikan pengalaman pemesanan yang dipersonalisasi dan tanpa hambatan, tetapi juga dapat meningkatkan bisnis mereka ke target audiens yang lebih tepat. Seiring dengan pertumbuhan industri online travel agent di Indonesia, memahami audiens akan menjadi kunci untuk tetap kompetitif dan relevan di pasar.

Ulasan ini ditulis oleh tim dari Groundhog Mobility Intelligence eksklusif untuk DailySocial.id

Client Success Director APAC Lotame Nishanth Raju menjelaskan pentingnya mendalami manajemen data untuk perusahaan teknologi. Hal in minim di indonesia

Mendalami Pentingnya Manajemen Data untuk Pengembangan Bisnis

Big data adalah aset penting berikutnya di era teknologi. Pesatnya perkembangan perusahaan teknologi di Indonesia, rupanya belum diimbangi oleh pemahaman soal manajemen data, yang terbatas baru dilakukan oleh perusahaan skala besar saja. Masih banyak yang belum tahu bagaimana mengelola data yang benar, seberapa baik kualitas data yang diambil, memilah data yang tepat sesuai kebutuhan bisnis, dan sebagainya.

Client Success Director APAC Lotame Nishanth Raju mengatakan, dibandingkan 10 tahun lalu, belum banyak data yang bisa diperoleh dibandingkan pada saat ini. Melimpahnya data ini disebabkan karena hadirnya beragam perangkat yang bisa ditarik datanya untuk dipelajari, ada smartphone, laptop, smartwatch, smart TV, dan sebagainya.

Dalam wawancara singkat bersama DailySocial di sela-sela acara The ICON 2018 pada pekan lalu (13/11), Nishanth berbagi tips soal manajemen data. Seberapa penting buat perusahaan, bagaimana mengatur prioritas, bentuk kesalahan manajemen data, kondisi terkini di Indonesia, dan lainnya.

Kesalahan umum perlakuan data

Semakin banyak data yang dikumpulkan untuk segera dipelajari, itu semakin bagus. Tapi sayangnya ada kesalahan yang tanpa disadari dilakukan, yakni ada data tidak berkualitas yang tidak sempat tersaring. Alhasil ini akan membuat perusahaan yang hanya sekadar mengumpulkan data dan mengelolanya tanpa tujuan pasti apa yang ingin didapat dari big data tersebut.

Padahal dalam menerjemahkan yang baik dari data mentah itu butuh proses. Ada yang perlu dikategori kembali, perlu dibuang atau tidak. Ketika proses sudah tepat, maka proses menerjemahkan data menjadi sebuah strategi bisnis akan lebih tepat sasaran dengan apa yang menjadi tujuan perusahaan.

Kesalahan umum ini bisa dihindari apabila menggunakan platform manajemen data. Di dalam platform seperti Lotame, big data akan distrukturisasi mana yang penting mana yang tidak. Dari situ bisa didapatkan data berkualitas yang bisa memberi kesimpulan terkait strategi bisnis yang tepat.

Atur strategi sesuai tujuan perusahaan

Nishanth menjelaskan, dalam mengelola big data sebaiknya perusahaan perhatikan terlebih dahulu bagaimana perusahaan membangun hubungan dengan para konsumennya. Apakah konten yang diproduksi lebih banyak diakses lewat perangkat mobile atau lebih cenderung ke desktop.

Apabila lebih ke mobile, sebaiknya langkah awal menentukan strategi bisnis untuk menyasar konsumen yang ada di lingkup tersebut. Sebab apabila terlalu banyak mengambil data dari sumber lain, bisa menjadi distraksi. Banyak perangkat asal terhubung dengan internet bisa diambil sebagai data, tidak hanya smartphone saja, ada smartwatch, smart TV, dan sebagainya.

Langkah berikutnya, mengumpulkan data dari seluruh perangkat yang diakses oleh konsumen. Apabila dari hasil riset ditemukan dari 90% konsumen mengakses layanan dari smartphone dan sisanya dari desktop. Maka perusahaan perlu pelajari lebih dalam soal konsumen yang mengakses dari desktop.

Tujuannya agar perusahaan bisa mendapat gambaran lebih jauh seperti apa konsumen yang mengakses layanannya, sebab tipe konsumen yang mengakses dari smartphone dan desktop itu berbeda. Dengan demikian, perusahaan bisa menentukan strategi yang tepat agar dapat menjangkau seluruh target konsumennya.

Masih minim implementasi

Implementasi soal manajemen data di perusahaan teknologi di Indonesia, menurut Nishanth, masih sangat minim. Bahkan dia menyebut Indonesia masih beberapa tahun tertinggal dibanding negara lainnya terkait soal ini.

Maklum saja, kebanyakan hal ini baru dilakukan perusahaan teknologi yang sudah raksasa atau berstatus unicorn, di mana manajemen data memang penting untuk dilakukan demi akselerasi bisnis. Meski masih minim, di satu sisi jadi ada potensi besar bahwa dalam dua tahun ke depan implementasi akan lebih masif.

Tidak masalah seberapa besar ukuran perusahaan, entah masih berstatus startup atau sudah korporasi, keberadaan data adalah hal terpenting untuk mendukung bisnis karena data itu tidak bisa berbohong. Mungkin yang membedakannya adalah level kebutuhan data saja mau dipakai untuk apa.

Semakin banyak perangkat yang terhubung dengan internet, potensi data yang bisa dipelajari akan semakin banyak.

Saran untuk startup

Nishanth menyarankan untuk startup yang baru berdiri, sebaiknya harus sadar dengan manajemen data sedini mungkin. Langkah pertama yang perlu dibuat adalah membuat visi dan misi perusahaan apa yang ingin diperbuat dengan data yang sudah terkumpul.

Setelah itu, menentukan strategi bisnis apa yang ingin dicapai dan data apa saja yang dibutuhkan untuk mendukung strategi tersebut. Buat timeline-nya, berapa lama waktu yang untuk menyelesaikan tugas tersebut agar bisa segera dieksekusi ke lapangan.

Startup juga harus rutin melakukan review atas setiap progress yang sudah dilakukan, bagaimana pencapaiannya, apakah sesuai timeline atau tidak. Startup juga membutuhkan tim yang paham dengan data agar bisa menerjemahkannya dengan baik ke tim lainnya agar bisa segera dieksekusi.