Tag Archives: desktop PC

Razer Tomahawk Gaming Desktop Resmi Dirilis, Sangat Mungil tapi Dibekali RTX 3080

Pada ajang CES 2020 bulan Januari lalu, Razer memperkenalkan perangkat unik bernama Tomahawk Gaming Desktop. Dibandingkan PC desktop pada umumnya, Tomahawk terkesan begitu ringkas berkat volumenya yang berada di kisaran 10 liter saja.

Namun berbeda dari mayoritas gaming PC berukuran mungil, Tomahawk tidak mengandalkan motherboard tipe mini-ITX. Ia dipersenjatai Intel NUC Compute Element, sebuah modul khusus yang berisikan prosesor, RAM, storage, beserta kipas pendingin. Teknologi yang digunakan pada dasarnya sama persis seperti yang ditawarkan oleh Intel NUC 9 Extreme Kit.

Prosesor yang tertanam adalah Intel Core i9-9980HK, didampingi oleh RAM DDR4 16 GB dan SSD NVMe 512 GB. Razer turut menyertakan HDD berkapasitas 2 TB, dan perangkat masih dibekali slot M.2 kosong yang dapat konsumen jejali dengan satu SSD ekstra.

Untuk urusan grafis, Razer memercayakannya kepada Nvidia GeForce RTX 3080 Founders Edition. Pun begitu, konsumen juga bisa membeli Tomahawk versi ‘polos’ yang tidak dibekali kartu grafis sama sekali, sehingga mereka dapat menggunakan kartu grafisnya sendiri. Melengkapi spesifikasinya adalah PSU berdaya 750 W.

Terkait konektivitasnya, Wi-Fi 6 dan Bluetooth 5.0 merupakan fitur standar yang ditawarkan, demikian pula sepasang port Thunderbolt 3, sepasang port Ethernet, empat port USB 3.2 Gen 2 Type-A, port HDMI 2.0A, dan headphone jack.

Meski dimensi Tomahawk sangatlah ringkas (365 x 210 x 150 mm), ia masih punya cukup ruang untuk mengusung sepasang kipas 120 mm di bagian atas. Skenario sirkulasi udaranya kira-kira seperti ini: udara masuk dari samping dan mendinginkan sistem (panel sampingnya bukan lagi kaca seperti prototipe yang dipamerkan di CES), lalu sisa udara panasnya dibuang ke atas oleh kedua kipas tersebut.

Kalau Anda ingat, Oktober lalu Razer sempat meluncurkan casing PC yang juga bernama Tomahawk, dan salah satunya diperuntukkan sistem yang menggunakan motherboard mini-ITX. Tomahawk Gaming Desktop ini bahkan lebih mungil lagi berkat penggunaan modul Compute Element itu tadi, tapi konsekuensinya Anda harus menyediakan modal yang jauh lebih besar.

Di Amerika Serikat, Razer Tomahawk Gaming Desktop dibanderol $2.400 tanpa GPU, atau $3.200 dengan RTX 3080 FE. Bisa kita lihat bahwa harganya tanpa GPU pun sudah lebih mahal daripada harga PC rakitan dengan spesifikasi high-end.

Sumber: Tom’s Hardware.

Acer Perkenalkan Desktop PC ConceptD 300 Sekaligus Perbarui Spesifikasi Laptop ConceptD 7

Acer memperkenalkan segudang produk baru belum lama ini, salah satunya dari lini ConceptD yang ditujukan untuk para kreator konten, baik yang masih kelas amatir maupun yang sudah di taraf profesional. Total ada tiga produk anyar dari lini Acer ConceptD, yakni desktop ConceptD 300 dan laptop ConceptD 7 beserta ConceptD 7 Pro.

Kita mulai dari ConceptD 300 dulu, yang berhasil mencuri perhatian saya berkat desainnya yang sangat elegan. Bodinya putih bersih khas lini ConceptD, dengan aksen warna hitam pada grille bagian depannya. Tambahan panel kayu di bagian atasnya membuat desainnya secara keseluruhan tampak timeless.

Secara teknis, ConceptD 300 masuk kategori mid-tower dengan volume 18 liter, cukup ringkas untuk ditempatkan di atas meja – mempunyai PC dengan desain secantik ini tentu akan terasa sia-sia kalau harus disembunyikan di bawah meja. Kebetulan panel depannya turut dilengkapi slot SD card, yang pastinya bakal semakin memudahkan workflow.

Konsumen juga tidak perlu khawatir keberadaannya di atas meja bakal mengganggu konsentrasi, sebab tingkat kebisingannya diklaim kurang dari 40 dBA, atau setara dengan kondisi di ruang perpustakaan. Namun yang lebih penting tentu saja adalah bagaimana PC ini dapat mengakomodasi keperluan kreasi konten lewat kinerjanya yang mumpuni.

Hal itu diwujudkan berkat penggunaan prosesor Intel Core i7 generasi ke-10, GPU Nvidia GeForce RTX 3070, RAM DDR4 64 GB 2666 MHz, SSD NVMe 1 TB dan HDD 4 TB. Berdasarkan pengujian yang dilakukan oleh banyak reviewer, RTX 3070 terbukti mempunyai performa setara atau bahkan melampaui RTX 2080 Ti, yang sendirinya sudah menjadi andalan banyak kalangan profesional. Bonusnya tentu saja PC ini siap dipakai untuk gaming dalam resolusi 4K sekalipun.

Beralih ke ConceptD 7 dan ConceptD 7 Pro, di sini Acer telah melakukan penyegaran agar spesifikasinya makin bertenaga sekaligus makin optimal berkat sistem pendingin baru. Keduanya sama-sama ditenagai prosesor Intel Core i7 generasi ke-10, dan letak perbedaan utamanya adalah pada kartu grafis yang digunaka: ConceptD 7 dengan RTX 2080 Super Max-Q, sedangkan ConceptD 7 Pro dengan Quadro RTX 5000 Max-Q pada varian termahalnya.

Namun salah satu faktor yang selalu menjadi daya tarik utama lini ConceptD selama ini adalah layar dengan reproduksi warna yang sangat akurat. Baik pada ConceptD 7 maupun ConceptD 7 Pro, panel yang digunakan adalah panel IPS 15,6 inci dengan resolusi 4K dan dukungan 100% spektrum warna Adobe RGB. Lebih lanjut, validasi dari Pantone pada dasarnya menjamin bahwa layar kedua laptop ini benar-benar bisa diandalkan dalam konteks profesional.

Ketiga produk ini kabarnya bakal tersedia di tanah air, tapi masih belum dipastikan kapan dan berapa harganya. Sebagai referensi, Acer ConceptD 300 dihargai mulai 1.299 euro di dataran Eropa (± Rp22,4 jutaan), sedangkan ConceptD 7 dan ConceptD 7 Pro masing-masing mulai 2.899 euro (± Rp50,1 jutaan) dan (± Rp63,9 jutaan).

asus-resmi-hadirkan-laptop-dan-desktop-pc-proart-untuk-profesional-di-indonesia

ASUS Resmi Hadirkan Laptop dan Desktop PC ProArt Untuk Profesional di Indonesia

ASUS resmi menghadirkan lini produk baru yang disebut ProArt di Indonesia. Jajaran produk terbaru yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan para profesional di berbagai industri seperti animasi, perfilman, fotografi, arsitektur, hingga desain.

Performa komputasi secara keseluruhan sangat dibutuhkan oleh para profesional. Perangkat yang lambat dapat menghambat produktivitas dan mengakibatkan kinerja yang tidak maksimal saat bekerja. Seluruh jajaran produk ProArt hadir dengan hardware khusus dengan performa terbaik di kelasnya. Tidak hanya itu, ASUS juga telah memastikan setiap produk ProArt dapat bekerja secara optimal sepanjang waktu,” ujar Jimmy Lin, ASUS Regional Director Southeast Asia.

ProArt hadir dengan prosesor mulai dari Intel Core i7 hingga Intel Xeon yang memang dirancang sebagai prosesor untuk workstation. Ditemani oleh GPU khusus dari NVIDIA yaitu seri Quadro yang dirancang sebagai chip grafis untuk menjalankan dan mengolah data pada software kelas industri yang banyak digunakan oleh para profesional.

Beberapa lini ProArt yang dihadirkan kali ini juga telah hadir dengan dukungan ECC memory, yaitu jenis memori yang biasa digunakan pada komputer server. Error Correction Code (ECC) memory merupakan jenis RAM yang memiliki kemampuan untuk mengoreksi error pada setiap data yang akan diproses oleh prosesor. Mari kita bahas satu per satu.

ASUS ProArt StudioBook One

ASUS ProArt StudioBook One (W590) merupakan laptop pertama dan satu-satunya di dunia yang hadir dengan GPU NVIDIA Quadro RTX 6000. Laptop Windows 10 Pro ini juga ditenagai oleh prosesor Intel Core i9-9980HK dan RAM 64GB yang powerful untuk berbagai tugas.

Inovasinya tidak hanya dari sisi hardware tetapi juga desain yang tetap tampil dengan bodi minimalis dan ringkas. ASUS menggunakan desain khusus yang berbeda dari laptop pada umumnya, di mana seluruh mesin kini diletakkan di belakang layar 15,6 inci.

Hal ini membuat seluruh komponennya lebih dapat terekspos oleh udara sekitar. Sementara mekanisme khusus membuat case pada layar dapat terbuka saat laptop ini digunakan dan menghadirkan ventilasi ekstra untuk sistem pendinginnya secara keseluruhan.

Laptop ini dirancang untuk melengkapi ekosistem komputasi profesional dan membawanya agar lebih mobile. Selain telah mengantongi sertifikasi ISV, laptop ini juga hadir dengan layar khusus untuk para profesional.

Sebuah layar beresolusi 4K UHD dengan Delta-E <1 dan color gamut hingga 100% untuk Adobe RGB. Layarnya telah dikalibrasi dan mengantongi sertifikasi PANTONE Validated yang juga sangat cocok untuk para profesional yang bekerja di industri animasi atau perfilman yang membutuhkan layar dengan tingkat reproduksi dan akurasi warna yang tinggi.

ProArt StudioBook One (W590) juga dilengkapi dengan tiga port USB Type-C Thunderbolt 3 agar dapat dihubungkan dengan berbagai perangkat eksternal. ASUS juga menyediakan dongle profesional khusus dalam paket penjualan sehingga pengguna ProArt StudioBook One (W590) tetap dapat menggunakan aksesori dan perangkat yang menggunakan port selain USB Type-C. Harga ASUS ProArt StudioBook One (W590) dibanderol dengan harga Rp176.000.000.

ASUS ProArt StudioBook Pro X dan Pro 17

ProArt StudioBook Pro X (W730) dan ProArt StudioBook Pro 17 (W700) hadir dengan layar lebih besar yaitu 17 inci. Kedua laptop ini menggunakan rasio layar 16:10 bukan 16:9, untuk memberikan ruang kerja yang lebih luas untuk para profesional dan membantu mereka untuk lebih produktif.

Laptop ini mengusung layar dengan color gamut hingga 97% untuk DCIP-3 dengan Delta-E < 1.5. Serta telah dikalibrasi dan mengantongi sertifikasi PANTONE Validated yang tidak hanya mampu menampilkan warna yang kaya tetapi juga akurat.

Kedua laptop ini ditenagai oleh prosesor hingga Intel Xeon dengan dukungan ECC memori yang dapat di-upgrade hingga 64GB. Prosesor workstation-grade tersebut juga ditemani dengan GPU hingga NVIDIA Quadro RTX 5000 yang hadir dengan VRAM GDDR6 16GB. Kombinasi keduanya memungkinkannya sangat cocok untuk mengerjakan berbagai tugas berat mulai dari animation rendering, software compiling dan hi-res video encoding.

Perbedaan antara ProArt StudioBook Pro X (W730) dan ProArt StudioBook Pro 17 (W700) terdapat di beberapa unsur desain dan touchpad. ProArt StudioBook Pro X (W730) hadir dengan ScreenPad 2.0 yang dapat difungsikan sebagai layar kedua dengan beragam fungsi tambahan. Sementara ProArt StudioBook Pro 17 (W700) tampil menggunakan NumberPad. Daftar harganya sebagai berikut:

  • ASUS ProArt StudioBook Pro X (W730) Rp88.000.000
  • ASUS ProArt StudioBook Pro 17 (W700) Rp55.000.000 (Xeon E-2276M / Quadro RTX 3000 / 32GB RAM / 1TB SSD)
  • Rp48.400.000 (Xeon E-2276M / Quadro T2000 / 32GB RAM / 1TB SSD)
  • Rp42.900.000 (Xeon E-2276M / Quadro T1000 / 32GB RAM / 512GB SSD)
  • Rp37.400.000 (i7-9750H / Quadro T2000 / 16GB RAM / 512GB SSD)
  • Rp35.200.000 (i7-9750H / Quadro T1000 / 16GB RAM / 512GB SSD)

ASUS ProArt StudioBook 15 dan Pro 15

ProArt StudioBook Pro 15 (W500) dan ProArt StudioBook 15 (H500) merupakan laptop dengan layar 15,6 inci untuk para profesional industri yang paling portabel. Serta, telah mengantongi sertifikasi ISV sehingga kompatibel dengan berbagai software profesional.

Hadir dengan layar beresolusi 4K UHD yang memiliki color gamut 100% Adobe RGB serta Delta-E < 1.5. Spesifikasi layar tersebut sangat cocok untuk para profesional yang sering bekerja secara mobile.

Kedua laptop ini ditenagai oleh prosesor Intel Core i7 dan GPU hingga NVIDIA Quadro RTX 5000 Max-Q. Dengan konfigurasi hardware tersebut, keduanya tetap dapat diandalkan sebagai laptop untuk menjalankan tugas berat meski tampil dengan bodi yang sangat ringkas.

Selain itu, dilengkapi pula dengan sistem pendingin khusus yang membuatnya tetap dapat bekerja secara senyap. Sistem pendinginnya terdiri dari dua kipas khusus, 6 heatpipe, dan heatsink yang dilengkapi teknologi Anti-Dust Cooling. ASUS ProArt StudioBook Pro 15 (W500) dibanderol dengan harga Rp71.489.000. Sementara, ASUS ProArt StudioBook 15 (H500) dijual Rp33.000.000.

ASUS ProArt Station D940MX

ASUSPRO_D904MX_Product-photo_2B_Black_03

ProArt Station D940MX merupakan PC desktop profesional dengan bentuk yang sangat minimalis. Meski begitu tetap mengusung hardware kelas profesional yang powerful mulai dari prosesor hingga Intel Core i9 dan kartu grafis hingga NVIDIA Quadro RTX 4000.

Semua itu hadir dalam sebuah case dengan desain elegan yang memiliki volume hanya 8 liter atau 40% lebih kecil dari rata-rata casing PC desktop tower. ASUS merancang case ProArt Station D940MX secara khusus menggunakan desain multi-zone. Desain ini memungkinkan panas yang dihasilkan oleh prosesor dan kartu grafis tidak bercampur di dalam casing.

Ia hadir degan motherboard khusus yang dirancang untuk menopang komponen di kedua sisinya. Motherboard tersebut juga dapat menampung hingga empat slot SO-DIMM dan satu socket CPU Intel. Dengan demikian opsi upgrade selalu tersedia di ProArt Station D940MX.

Pengguna ProArt Station D940MX juga dapat mengganti kartu grafisnya dengan mudah. ASUS telah menyediakan ruang khusus untuk kartu grafis sehingga pengguna ProArt Station D940MX dapat menggantinya dengan mudah. Berkat desain yang sangat fleksibel tersebut, ProArt Station D940MX dapat di-upgrade sesuai dengan kebutuhan penggunanya secara mudah. Harga ASUS ProArt Station D940MX sebagai berikut:

  • Rp48.999.000 (i9-9900 / Quadro RTX 4000 / 16GB RAM / 1TB SSD)
  • Rp39.899.000 (i9-9900 / GeForce RTX 2060 / 16GB RAM / 1TB HDD)
  • Rp37.099.000 (i9-9900 / Quadro P1000 / 16GB RAM / 1TB HDD)
  • Rp34.299.000 (i7-9700 / Geforce RTX 2060 / 8GB RAM / 256GB SSD + 1TB HDD)
  • Rp30.799.000 (i7-9700 / Quadro P1000 / 8GB RAM / 1TB HDD)

Seluruh jajaran produk ASUS ProArt telah tersedia dan bisa didapatkan melalui tiga e-commerce yaitu Bhinneka, BliBli, dan Tokopedia. Dapatkan juga berbagai promosi dan hadiah menarik untuk setiap pembelian produk ProArt dengan detail berikut ini:

  • Bhinneka: Discount up to Rp1.000.000 + Free Creative Pen Tablet
  • BliBli: Discount up to Rp1.000.000 + Free Creative Pen Tablet & ASUS ZenScreen
  • Tokopedia: Free 1TB External HDD + Creative Pen Tablet

 

Mini PC Asus PN50 Unggulkan Prosesor AMD Ryzen 4000 U-Series yang Dibekali GPU Terintegrasi

Pasar laptop belakangan ini dibanjiri oleh produk-produk yang ditenagai prosesor AMD Ryzen Mobile 4000 Series. Dalam waktu dekat, sepertinya tren yang serupa juga akan merambah segmen mini PC. Salah satu pelopornya adalah Asus, yang baru saja meluncurkan mini PC seri PN50 berbekal prosesor Ryzen Mobile 4000 Series.

Secara fisik, perangkat ini kelihatan sangat identik dengan seri PN60 yang mengusung prosesor Intel ber-TDP 15 W. Dimensinya sangat mungil di angka 115 x 115 x 49 mm, dan bobotnya hanya berkisar 0,7 kg. Saking kecilnya, perangkat ini datang bersama VESA mount kit sehingga bisa dipasangkan ke belakang monitor.

Namun seperti yang sudah disebutkan, jeroan PN50 mengandalkan platform besutan AMD, spesifiknya lini Ryzen 4000 U-Series yang mengemas GPU terintegrasi. Total ada empat varian PN50 yang bakal ditawarkan, masing-masing dengan rincian prosesor sebagai berikut:

Core/Thread Clock Speed (Base/Boost) Cache GPU GPU Clock Speed
Ryzen 7 4800U 8/16 1,8 GHz / 4,2 GHz 12 MB Vega 8 1.750 MHz
Ryzen 7 4700U 8/8 2 GHz / 4,1 GHz 12 MB Vega 7 1.600 MHz
Ryzen 5 4500U 6/6 2,3 GHz / 4 GHz 11 MB Vega 6 1.500 MHz
Ryzen 3 4300U 4/4 2,7 GHz / 3,7 GHz 6 MB Vega 5 1.400 MHz

Asus PN50

Semua prosesor itu punya TDP cuma 15 W, wajar mengingat AMD merancangnya untuk dipakai di ultrabook. Namun meskipun TDP-nya sama seperti prosesor Intel yang dipakai di seri PN60, keempat prosesor Ryzen ini tentu punya kinerja grafis yang jauh lebih unggul, dan jika memilih varian termahalnya, performa multithreading-nya juga lebih superior berkat jumlah core dan thread yang lebih banyak.

Keempat prosesor itu bisa ditandemkan dengan RAM DDR4-3200 berkapasitas maksimum 64 GB, serta storage tipe SATA 2,5 inci dan M.2 2280 SATA/PCIe sekaligus. Terkait konektivitas, selain mengemas modul Wi-Fi 6 Intel AX200, Asus PN50 dilengkapi sederet port di sisi depan dan belakangnya. Pada bagian depan, ada port USB-C 3.2 Gen 2, port USB-A 3.2 Gen 1, 3-in-1 card reader, beserta jack audio.

Asus PN50

Beralih ke belakang, PN50 mengemas port HDMI 2.0, port USB-C 3.2 Gen 2, port Gigabit Ethernet, sepasang port USB-A 3.2 Gen 1, dan satu port tambahan yang bakal berbeda di setiap kawasan (pilihannya antara DisplayPort 1.4, COM, VGA, atau LAN). Secara total, Asus PN50 bisa disambungkan ke satu layar 8K 60 Hz, atau empat layar 4K 60 Hz via port HDMI, DisplayPort, dan sepasang port USB-C.

Belum diketahui kapan perangkat ini akan Asus bawa ke Indonesia dan berapa harganya. Di Inggris, Asus PN50 dibanderol paling murah £275 (Ryzen 3 4300U), sedangkan yang paling mahal dijual seharga £500 (Ryzen 7 4800U). Perlu dicatat, harga itu belum termasuk RAM dan storage sama sekali.

Sumber: AnandTech.

Konami Sekarang Juga Jualan Gaming PC

Atas, atas, bawah, bawah, kiri, kanan, kiri, kanan, B, A. Gamer lawas sudah pasti familier dengan kombinasi tombol yang dunia kenal dengan nama Konami Code tersebut. Beberapa game modern seperti BioShock Infinite masih menggunakan Konami Code untuk mengaktifkan fitur tersembunyi, dan rasanya bakal sangat lucu seandainya Konami Code dipakai untuk hal lain yang tak ada hubungannya sama sekali dengan video game, seperti misalnya untuk masuk ke menu BIOS komputer.

Kemungkinan itu terjadi jelas kecil sekali. Yang lebih memungkinkan, atau lebih tepatnya yang sudah terjadi, adalah jika Konami ikut terjun ke bisnis gaming PC. Bukan bisnis video game-nya, melainkan bisnis hardware-nya. Perkenalkan Arespear C300, C700 dan C700+, tiga gaming PC perdana besutan Konami.

Arespear C300 / Konami Amusement
Arespear C300 / Konami Amusement

Namanya tentu merupakan hasil permainan kata “Ares” (dewa perang Yunani, seperti yang bisa dilihat dari lambangnya) dan “Spear”. Namun “Are” sebenarnya juga merupakan singkatan dari “Advanced Revolution of Esports”. Tiga perangkat ini dibuat oleh Konami Amusement, divisi yang secara khusus menangani pengembangan berbagai mesin arcade sekaligus keterlibatan Konami di ranah esport.

Ketiganya mengadopsi desain yang cukup minimalis, dengan lubang-lubang yang membentuk motif honeycomb di bagian depan dan belakang. C300 duduk di kelas mainstream, sedangkan C700 dan C700+ diposisikan untuk segmen high-end.

Secara teknis, C300 datang membawa prosesor Intel Core i5-9400F (salah satu prosesor terpopuler di kelas 2 jutaan rupiah), RAM DDR4-2666 8 GB, GPU GeForce GTX 1650, dan SSD tipe M.2 NVMe 512 GB. Harganya dipatok 184.800 yen, cukup mahal kalau dikurskan ke rupiah (± Rp 25,8 juta), padahal harga GPU-nya di sini cuma 2,5 jutaan rupiah.

Arespear C700 / Konami Amusement
Arespear C700 / Konami Amusement

C700 dan C700+ di sisi lain mengusung prosesor Core i7-9700 plus watercooling, RAM DDR4-2666 16 GB, GPU GeForce RTX 2070 Super, SSD M.2 NVMe 512 GB, dan HDD 1 TB. Perbedaan di antara keduanya cuma sebatas kosmetik; C700+ punya panel samping berlapis akrilik serta dihiasi pencahayaan RGB, sedangkan C700 tidak.

Harganya? 316.800 yen untuk C700, dan 338.800 yen untuk C700+. Sekali lagi sangat mahal kalau dikonversikan ke rupiah, sebab harga prosesor dan GPU-nya saja sebenarnya hanya sekitar 15 jutaan rupiah kalau kita beli secara terpisah di sini.

Sebagai pelengkap, Konami tak lupa menyematkan sound card Asus Xonar AE pada ketiga model Arespear. Tidak diketahui apakah Konami punya niatan untuk memasarkannya di luar Jepang. Kalau iya, tentu saja mereka perlu melakukan penyesuaian harga. Selain gaming PC, Konami Amusement sebenarnya juga memproduksi periferal seperti keyboard dan headset gaming kalau berdasarkan informasi di situs Arespear.

Sumber: Tom’s Hardware.

Lenovo Yoga A940 Siap Saingi Microsoft Surface Studio dalam Merebut Hati Kreator Konten

Lenovo punya banyak produk baru yang diumumkan pada ajang CES 2019 kali ini. Namun salah satu yang paling mencuri perhatian adalah Lenovo Yoga A940, sebuah all-in-one PC yang pantas menjadi rival langsung Microsoft Surface Studio 2.

Seperti halnya besutan Microsoft, Yoga A940 dirancang untuk memenuhi kebutuhan kreator konten, terutama mereka yang rutin memerlukan kanvas digital. Yang saya maksud kanvas adalah layar sentuh IPS 27 inci beresolusi 4K dengan sertifikasi Dolby Vision, dan tentu saja layar ini dapat dimiringkan sudutnya hingga 25 derajat.

Lenovo Yoga A940

Kalau Surface Studio mengandalkan aksesori terpisah berupa Surface Dial sebagai input tambahannya, Yoga A940 dibekali dengan Precision Dial, kenop multi-fungsi yang dapat diposisikan di samping kiri atau kanan layar. Kehadiran aksesori ini memungkinkan pengguna untuk lebih berfokus dengan apa yang tengah dikerjakannya, selagi satu tangan lainnya melakukan penyesuaian secara presisi.

Urusan performa, varian termahalnya dibekali prosesor Intel Core i7 generasi kedelapan, GPU AMD Radeon RX 560, RAM 32 GB DDR4, dan SSD tipe PCIe 512 GB. Spesifikasi sekelas itu tentunya juga mumpuni untuk konsumsi multimedia, dan Lenovo pun tak lupa membekalinya dengan speaker bersertifikasi Dolby Atmos.

Lenovo Yoga A940

Kita pun juga tidak boleh mengabaikan desain cerdas yang diterapkan Lenovo, seperti contohnya bagian dudukan layar yang juga berfungsi sebagai tempat menyimpan keyboard sekaligus wireless charger untuk beragam perangkat. Fitur-fitur pemanis seperti webcam yang mendukung Windows Hello dan integrasi mikrofon turut tersedia, sehingga pengguna dapat berinteraksi dengan Cortana maupun Alexa dari jarak hingga sejauh 4 meter.

Rencananya, Lenovo bakal memasarkan Yoga A940 mulai bulan April mendatang. Banderol harganya dimulai dari $2.350.

Sumber: Lenovo dan MSPowerUser.

Asus Ciptakan Gaming Desktop Khusus Esport, ROG Strix GL 12

Selain keyboard mekanis ROG Strix Flare, Asus juga memperkenalkan sebuah gaming desktop baru di CES 2018. Perangkat bernama ROG Strix GL 12 ini diklaim benar-benar diciptakan secara spesifik untuk memenuhi kebutuhan atlet esport profesional.

Tanpa harus terkejut, di balik sasis berwajah futuristisnya, bernaung spesifikasi yang cukup ‘mengerikan’. Varian termahalnya mengusung prosesor Intel Core i7 8700K (Coffee Lake) yang secara default sudah di-overclock hingga 4,8 GHz, plus RAM DDR4 64 GB yang juga sudah digenjot performanya. Stabilitas performanya pun dijamin oleh sistem liquid cooling besutan Asetek.

Di sektor grafis, Asus memercayakan Nvidia GeForce GTX 1080 yang sudah diamankan oleh semacam palang guna mencegah benturan dan menghindari kerusakan ketika perangkat harus dibawa-bawa dan berpartisipasi dalam beragam turnamen internasional. Bagi yang tidak mau berkompromi, Asus juga menawarkan varian GL 12 yang dilengkapi liquid cooling untuk GPU-nya.

Asus ROG Strix GL 12

Namun fitur GL 12 yang paling menarik menurut saya bersembunyi di bagian depan, tepatnya di bawah deretan port USB dan slot SD card. Bagian tersebut dihuni oleh panel penutup magnetik, yang ketika dibuka akan menampilkan sebuah slot SSD bertipe hot-swap. Artinya, pengguna bisa melepas dan memasangkan SSD tanpa harus me-restart perangkat.

Fitur inilah yang sejatinya dinilai krusial buat para atlet esport. Dikatakan bahwa mereka sering kali membawa SSD 2,5 incinya masing-masing yang menyimpan semua pengaturan yang dibutuhkan dalam bertanding. Ketimbang harus membuka sasis PC, memanfaatkan slot hot-swap untuk mengakses pengaturan-pengaturan tersebut jelas jauh lebih praktis.

Kalau melihat fungsi spesifiknya itu, ROG Strix GL 12 jauh lebih ideal menjadi daftar belanjaan penyelenggara turnamen ketimbang para atlet esport itu sendiri. Terlepas dari itu, Asus masih belum menyingkap harga maupun jadwal ketersediaannya.

Bezel-Free Kit

Dalam kesempatan yang sama, Asus juga ingin memamerkan sebuah konsep peripheral baru yang mereka sebut dengan istilah Bezel-Free Kit. Asus bilang bahwa perangkat ini diciptakan dengan tujuan memecahkan masalah yang selama ini dialami oleh pengguna PC dengan setup multi-monitor.

Masalah itu adalah grafis yang terpotong oleh bezel monitor yang didudukkan bersebelahan. Solusi yang Asus tawarkan cukup sederhana, tapi dampaknya cukup signifikan, yakni dengan cara mengamuflasekan bezel sehingga grafis yang ditampilkan sama sekali tidak terpotong. Perbandingan sebelum dan sesudah dipasangi Bezel-Free Kit bisa Anda lihat sendiri pada dua gambar di atas.

Asus Bezel-Free Kit

Bezel-Free Kit melibatkan sebuah lensa khusus berwujud tipis yang mampu membelokkan cahaya dari monitor ke arah dalam, sehingga bezel monitor pun tertutup oleh biasannya. Biasan cahayanya memang akan kelihatan sedikit lebih redup dari tampilan monitor, tapi setidaknya masih jauh lebih baik ketimbang dua bezel yang benar-benar memangkas sebagian dari grafis yang ditampilkan.

Lensanya sendiri terbuat dari bahan thermoplastic khusus yang diyakini lebih tangguh ketimbang kaca. Pemasangannya hanya melibatkan penjepit biasa di sisi atas dan bawah monitor, akan tetapi posisi kedua monitor harus tepat 130 derajat supaya hasilnya benar-benar optimal.

Sumber: Asus 1, 2.

Dell Luncurkan XPS 27 AIO PC dan Monitor Beresolusi 8K

Seperti di tahun-tahun sebelumnya, Dell cukup sibuk memperkenalkan sejumlah perangkat baru dalam ajang Consumer Electronics Show yang dihelat di kota Las Vegas. Mulai dari XPS 13 2-in-1, Dell Latitude 5285 2-in-1, dan kini sebuah AIO PC baru bernama XPS 27.

Namun sejak Microsoft memperkenalkan Surface Studio Oktober silam, Dell sejatinya butuh dari sekadar AIO biasa untuk bisa bersaing di segmen ini. Dell pun mengambil rute yang tidak biasa, menitikberatkan sektor audio guna menciptakan AIO yang benar-benar all-in-one, alias tidak membutuhkan speaker tambahan untuk bisa menyajikan pengalaman multimedia yang maksimal.

Total ada 10 unit speaker yang tertanam dalam bodi Dell XPS 27; enam menghadap ke depan, sedangkan sisanya dihadapkan ke bawah, serta meliputi sepasang passive radiator guna menyuguhkan dentuman bass yang membahana.

Dell tidak segan menyebut kualitas audio XPS 27 sebagai yang terbaik di kategori AIO. Mereka bahkan mengklaim suara yang dihasilkan XPS 27 dua kali lebih keras ketimbang Apple iMac 27 inci, dan bass-nya 10 kali lebih mantap ketimbang HP Envy 27.

Berbekal 10 unit speaker, Dell XPS 27 mengklaim kualitas suara paling superior di kategori AIO PC / Dell
Berbekal 10 unit speaker, Dell XPS 27 mengklaim kualitas suara paling superior di kategori AIO PC / Dell

Beralih ke layar, Dell tetap mempertahankan teknologi Infinity Edge yang dipopulerkan oleh lini laptop XPS. Layar 27 inci yang nyaris tidak ber-bezel tersebut bisa dikonfigurasikan dengan panel beresolusi 4K. Dell pun juga menawarkan varian XPS 27 yang tidak dibekali layar sentuh, tapi dengan tingkat kecerahan layar lebih tinggi.

Untuk varian yang mengusung layar sentuh, posisi layarnya bisa diubah-ubah dan dimiringkan hingga hampir mendatar layaknya Microsoft Surface Studio. Konsekuensinya, varian berlayar sentuh ini berbobot jauh lebih berat; 17 kg dibanding 13 kg untuk yang non-sentuh.

Pada konfigurasi termahalnya, dapur pacunya dihuni oleh prosesor Intel Core i7-6700 (bukan Kaby Lake), RAM DDR4 32 GB (bisa ditambah lagi hingga 64 GB), dan SSD berkapasitas maksimum 2 TB plus M.2 SSD hingga 1 TB ekstra. Di sektor grafis, XPS 27 mengandalkan GPU AMD R9 M470X, lalu menyusul ke depannya adalah R9 M485X yang lebih kencang lagi.

Konektivitasnya meliputi sepasang port USB-C/Thunderbolt 3, lima USB 3.0, HDMI, Ethernet, SD card reader dan jack headphone. XPS 27 saat ini sudah mulai dipasarkan seharga $1.499 untuk konfigurasi terendahnya.

Dell UP3218K

Dell UP3218K / Dell
32 inci, 7680 x 4320 pixel, 280 ppi / Dell

Selain XPS 27, Dell juga mengungkap sebuah monitor yang super-istimewa. Istimewa karena monitor bernama UP3218K ini mengemas panel 32 inci beresolusi 8K, dengan 1,07 miliar warna yang mencakup 100 persen spektrum warna AdobeRGB dan sRGB. Semuanya dikemas dalam konstruksi aluminium yang tampak premium.

Panel 8K yang dimaksud memiliki resolusi tepatnya 7680 x 4320 pixel, dengan kerapatan pixel 280 ppi. Jika ditotal, jumlah pixel yang disajikan sama dengan empat monitor 4K sekaligus, atau 16 monitor full-HD, Tentu saja, Anda membutuhkan PC dengan spesifikasi yang tidak kalah istimewa untuk bisa memroses semua pixel tersebut, utamanya di sektor GPU.

Tentu saja, monitor kelas berat ini tidak untuk semua orang. Banderol harganya adalah indikasinya, dimana Dell akan memasarkan monitor ini mulai 23 Maret mendatang seharga $4.999. Yup, dengan harga segitu, Anda bisa mendapatkan gaming PC paling high-end dari merek sekelas Alienware.

Sumber: The Verge 1, 2.

Asus VivoPC X Adalah Mini PC yang Sanggup Mengatasi VR Gaming

VR merupakan salah satu topik pembicaraan terbesar tahun 2016, dan gaungnya tentu saja akan semakin terdengar di tahun yang baru ini. Memanfaatkan panggung CES 2017, Asus mengungkap VivoPC X, sebuah desktop PC berukuran mini yang diklaim sanggup mengatasi VR gaming.

VivoPC X mengingatkan saya pada Steam Machine; kecil nan bertenaga, meski kali ini fokusnya ada pada VR gaming yang memang menuntut PC berspesifikasi tinggi. Ukurannya tergolong sangat ringkas, dengan bobot tidak lebih dari 2,2 kilogram.

Di dalamnya, Asus berhasil menjejalkan sederet komponen yang telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Oculus Rift maupun HTC Vive. Dimulai oleh prosesor Intel Core i5 Kaby Lake, GPU Nvidia GeForce GTX 1060, RAM 8 GB dan SSD berkapasitas 512 GB.

Asus VivoPC X mengusung konektivitas yang lengkap untuk menyambungkan VR headset beserta aksesori-aksesorinya / Asus
Asus VivoPC X mengusung konektivitas yang lengkap untuk menyambungkan VR headset beserta aksesori-aksesorinya / Asus

Komponen-komponen kelas atas yang bersesakan tersebut memang beresiko membuat perangkat jadi kepanasan, tapi Asus memastikan hal tersebut tidak akan jadi masalah berkat ventilasi udara yang terpasang di sisi kiri-kanan maupun belakang.

Panel belakangnya sendiri menjadi rumah dari seabrek konektivitas, mulai dari empat port USB 3.1, dua port USB 2.0 dan sepasang port HDMI serta DisplayPort yang bisa disambungkan ke monitor berteknologi Nvidia G-Sync. Premisnya secara keseluruhan adalah Anda bisa memindahkan perangkat ini dengan mudah dan menikmati VR gaming di ruangan manapun.

Asus VivoPC X rencananya akan dipasarkan mulai bulan Maret mendatang seharga $799.

Sumber: The Verge.

Gandeng HP, HTC Luncurkan Bundel VR Headset Vive Plus Desktop PC

HTC dan HP baru saja melakukan kolaborasi yang cukup menarik. Keduanya mengumumkan bundel headset Vive bersama sebuah desktop PC yang memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan untuk bisa memberikan pengalaman VR secara mulus.

Harga adalah faktor yang paling menarik dari bundel ini. Bagaimana tidak, dengan modal $1.500, konsumen bisa langsung menikmati pengalaman virtual reality menggunakan HTC Vive. Kalau membeli secara terpisah, Vive sendiri dibanderol seharga $800, yang berarti sisa $700 adalah untuk PC-nya.

Desktop PC bernama HP Envy 750 ini mengemas spesifikasi yang cukup mumpuni jika mempertimbangkan harganya; mulai dari prosesor Intel Core i5–6400, RAM 8 GB DDR4, GPU AMD Radeon RX 480, SSD 128 GB dan HDD 1 TB. Turut melengkapi adalah sebuah DVD drive, keyboard, mouse, serta OS Windows 10 Home.

HP Envy 750 yang termasuk dalam bundel mengemas spesifikasi yang cukup untuk menjalankan game VR / HTC
HP Envy 750 yang termasuk dalam bundel mengemas spesifikasi yang cukup untuk menjalankan game VR / HTC

Memang masih ada PC lain dengan spesifikasi yang jauh lebih ganas dibanding Envy 750, tapi ini saja sebenarnya sudah memenuhi standar minimum yang ditetapkan untuk bisa mengatasi semua yang dibutuhkan Vive. GPU Radeon RX 480 sendiri dicap sebagai standar paling minim untuk bisa menjalankan game VR.

HTC mengklaim konsumen sebenarnya akan mendapatkan bundel senilai total $1.700. Berdasarkan pengamatan TechSpot, komponen-komponen milik Envy 750 sendiri kalau ditotal nilainya mencapai $800. Jadi pada dasarnya konsumen akan mendapat potongan $100 dengan membeli bundel ini ketimbang merakit PC sendiri.

Ke depannya, HTC akan menawarkan bundel Vive + PC lain, mungkin yang berspesifikasi lebih tinggi ataupun yang merupakan hasil kolaborasi dengan pabrikan lain. Namun untuk sekarang, setidaknya paket “Vive Starter Kit” ini bisa menjadi opsi ideal bagi mereka yang belum memiliki gaming PC dan hendak menikmati virtual reality.

Sumber: TechSpot dan HTC.