Tag Archives: Detroit Auto Show

VW I.D. Buzz Adalah Reinkarnasi VW Kombi untuk Generasi Masa Depan

VW berjasa atas dua di antara beberapa mobil yang paling ikonik sepanjang sejarah industri otomotif. Yang pertama adalah Beetle, dan yang kedua adalah van dengan desain antik bernama Microbus, atau yang dikenal juga dengan nama VW Kombi. Populer di tahun 1960-an, mobil tersebut kini menjadi pilihan banyak kalangan hipster.

Peran Kombi sebagai ikon budaya sudah tidak perlu kita ragukan lagi, dan VW sepertinya ingin terus mempertahankan tren tersebut di masa yang akan datang. Dalam event Detroit Auto Show 2017 pekan lalu, mereka memperkenalkan mobil konsep baru bernama VW I.D. Buzz.

Klasik sekaligus futuristis di luar, modern di dalam / VW
Klasik sekaligus futuristis di luar, modern di dalam / VW

Melihat penampilan luarnya, tampak jelas bahwa Buzz merupakan reinkarnasi Kombi untuk generasi masa depan. Desain khas Kombi orisinil dilebur apik dengan elemen-elemen desain futuristis yang bisa menggambarkan sebuah mobil keluarga masa depan.

Secara teknologi, Buzz jelas berbeda jauh dibanding Kombi. Ia murni berjalan menggunakan energi listrik, dimana VW telah menyematkan sistem penggerak empat-roda dengan total output daya sebesar 369 hp. Akselerasi 0 – 100 km/jam ditempuh dalam waktu 5 detik saja, sedangkan kecepatan maksimumnya dibatasi pada angka 160 km/jam.

Secara performa ia memang bukan mobil elektrik tercepat, tapi itu memang bukan tujuan VW. Lewat Buzz, VW sejatinya ingin memberikan gambaran terkait mobil keluarga masa depan yang mengedepankan aspek kemudi otomatis plus efisiensi daya – Buzz dapat menempuh jarak sekitar 430 km sebelum baterainya perlu diisi ulang.

Kursi depannya akan berputar 180 derajat ketika mode kemudi otomatis diaktifkan / VW
Kursi depannya akan berputar 180 derajat ketika mode kemudi otomatis diaktifkan / VW

Ketika sistem kemudi otomatisnya diaktifkan, setir akan otomatis ditarik masuk dan kedua kursi depannya akan berputar 180 derajat menghadap penumpang di kabin belakang. Sekarang Anda tinggal bayangkan betapa menyenangkannya bepergian ke luar kota bersama keluarga selagi asik ngobrol di kabinnya yang super-luas, tanpa perlu memperhatikan jalanan.

VW memang sama sekali tidak bilang akan memproduksi mobil yang persis seperti ini ke depannya, tapi paling tidak kita bisa memperoleh gambaran lebih jelas terkait rencana VW selama satu dekade mendatang. Saya yakin di luar sana ada banyak konsumen yang lebih tertarik dengan reinkarnasi ikon-ikon klasik seperti ini ketimbang mobil masa depan dengan performa gila-gilaan macam Faraday Future FF 91.

Baterai VW I.D. Buzz diklaim dapat diisi hingga kapasitas 80 persen dalam waktu 30 menit saja / VW
Baterai VW I.D. Buzz diklaim dapat diisi hingga kapasitas 80 persen dalam waktu 30 menit saja / VW

Sumber: Road & Track dan VW.

Ford Dirikan Lab Khusus untuk Bereksperimen dengan Wearable Device dalam Konteks Otomotif

Semakin ke sini, batas antara perangkat teknologi kelas konsumen maupun yang dipakai oleh industri otomotif semakin kabur. Kemarin kita sudah membahas soal Audi Fit Driver, yang pada dasarnya merupakan visi Audi dalam memadukan kecanggihan wearable device dengan teknologi kemudi otomatis guna menciptakan pengalaman berkendara yang lebih baik.

Sekarang, giliran Ford yang unjuk gigi di ajang Detroit Auto Show 2016. Mereka rupanya juga punya visi serupa dengan membuka sebuah lab khusus untuk mengembangkan dan mengintegrasikan teknologi wearable device ke dalam mobil. Menurut Ford, hubungan antara apa yang Anda kenakan dan apa yang Anda kendarai bakal lebih harmonis lagi berkat inovasi-inovasi yang keluar dari lab ini nantinya.

Ide yang ditawarkan sebenarnya tidak jauh berbeda dari yang dicetuskan Audi lewat Fit Driver. Salah satu contoh integrasi wearable device yang dijelaskan adalah bagaimana mobil dapat mengaktifkan sejumlah fitur driver assistance berdasarkan kondisi kebugaran tubuh pengemudi – yang diperoleh dari smartwatch maupun fitness tracker.

Pada prakteknya, mobil nanti bisa menyesuaikan sistem cruise control yang dimiliki. Kalau sebelumnya mobil akan mengerem secara otomatis saat berada 5 meter di belakang mobil lain, jarak tersebut akan ditambah menjadi 10 meter atau lebih ketika pengemudi terdeteksi kurang istirahat.

Ford Wearable Lab

Tak hanya dengan smartwatch dan fitness tracker saja, riset lab wearable dari Ford ini juga membuka potensi pemanfaatan perangkat smart glasses dan semacamnya. Berbekal teknologi augmented reality, Ford nantinya bisa menawarkan pengalaman mengenal mobil yang berbeda buat para calon konsumen yang berkunjung ke showroom.

Hal ini pun juga tidak menutup kemungkinan digunakannya teknologi virtual reality untuk kepentingan test drive. Kalau sesi test drive di dunia nyata biasanya harus dibatasi kecepatannya, dalam uji virtual ini tentu saja calon konsumen akan dibebaskan mengebut sesuka hatinya guna mendapatkan gambaran yang lebih jelas terkait potensi performa dari mobil incarannya.

Menurut salah satu pimpinan tim riset Ford, Gary Strumolo, inovasi yang bisa dihasilkan pada dasarnya tidak terbatas. Mereka akan terus bereksperimen dengan wearable device dan potensi penggunaannya di ranah otomotif. Semuanya demi menciptakan pengalaman berkendara yang lebih menyenangkan sekaligus aman bagi para konsumen.

Sumber: Ford.