Indonesia saat ini sedang ramai dengan layanan investasi budidaya. Kebanyakan dari mereka sudah ada di tahun 2016 silam namun mulai menemukan momen di tahun 2017 ini. Salah satu startup investasi budidaya yang mulai tumbuh adalah Vestifarm. Fokus pada komoditas sapi dan udang, startup ini menyediakan kesempatan investasi dengan bermacam bentuk. Sama seperti startup investasi yang lain, fokusnya dua, membantu para investor mendapatkan keuntungan dan di sisi lain membantu para pemilik kandang atau peternak mendapat tambahan modal.
CEO Vestifarm Dharma Anjarrahman kepada DailySocial menjelaskan pihaknya membuka program investasi untuk komoditas tertentu, untuk saat ini tersedia sapi dan udang Vennamei. Keduanya dibudidayakan bekerja sama dengan para petani atau peternak lokal. Untuk menjaga kualitas komoditas dan risiko, Vestifarm mengadakan seleksi untuk para mitra yang diajak kerja sama.
Untuk segi investasi, skema yang digunakan adalah kolektif menggunakan slot investasi. Siapa pun bebas untuk berinvestasi dengan memesan sejumlah slot investasi yang diinginkan. Konsep ini, diceritakan Dharma, mendapat sambutan cukup positif. Di bulan Juni Vestifarm berhasil mengelola dana investasi Rp300 juta. Nilai yang sama juga berhasil di dapatkan di bulan Juli dan meningkat menjadi 600 juta di bulan Agustus. Dharma menarik kesimpulan, Vestifarm sudah mendapat tempat di hati masyarakat dan minat investor terlihat mulai bergeser ke sektor riil.
Bukan persaingan tetapi gotong royong
Tidak dapat dipungkiri layanan sejenis Vestifarm sudah banyak bermunculan. Baik dengan komoditas sejenis atau yang lain. Menanggapi hal ini, Dharma mengungkapkan bahwa ini adalah sebuah pertanda yang baik. Saat ini memang banyak masalah yang dihadapi para petani dan peternak di Indonesia, mulai dari modal, efisiensi produksi, pemasaran, risiko hama dan penyakit dan sebagainya. Di lingkup yang lebih besar, makro, produksi nasional masih belum memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dan masalah ini yang bisa diselesaikan bersama-sama, para startup investasi budi daya.
“Nah masalah-masalah ini memang harus kita hadapi bareng-bareng, gotong-royong. Dan jumlah petani pun di Indonesia banyak banget, memang butuh banyak pemain, sehingga masalahnya satu-persatu bisa kita selesaikan di bidang masing-masing,” papar Dharma.
Bercerita tentang startup-nya dan pengalamannya bertemu dengan apa peternak, Dharma kerap menemui kandang sapi milik masyarakat di pedesaan hanya terisi sebagian karena para peternak terkendala modal. Di sanalah Vestifarm hadir sehingga kandang bisa terisi dan pendapatan petani meningkat.
“Akhirnya merekalah yang kita bantu, sehingga karena jumlah sapi yang dirawat meningkat, otomatis pendapatannya pun meningkat, terlebih kita menggunakan sistem gaji ke petani, sehingga mereka jadi punya sumber pendapatan yang lebih stabil dan jumlahnya tidak sedikit. Salah satu petani kami bahkan gajinya lebih tinggi dibandingkan fresh graduates di perkotaan,” kisah Dharma.
Menatap ke depan Dharma ingin membawa Vestifarm fokus scaling up operasional di sisi budi daya berbagai macam komoditas. Pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan berbagai pihak untuk menambah slot investasi agar bisa lebih banyak lagi.
“Vestifarm di masa depan akan menjadi The Greatest Agriculture Investment Platform di Indonesia. Agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang punya pilihan investasi terbaik, sekaligus membantu meningkatkan kesejahteraan para petani,” tutup Dharma.