Tag Archives: digital financial planner

Pandemic and The Increasing Awareness of Financial Planning

Life pressures and current economic conditions have influenced people to start planning their financial decisions. Starting from using emergency funds to cutting expenses.

As a digital financial planning platform, Halofina decided it is the right time to educate the public, aiming to increase financial literacy in the country. DailySocial invited Halofina’s Founder & CEO, Adjie Wicaksana in the #SelasaStartup session the first week of August 2020.

Efforts to increase awareness

OJK recorded the percentage of Indonesian people’s financial literacy in 2019 experienced a significant increase of 38%. This number is certainly an achievement compared to the previous 3 years at only 29%. Even though it has increased, Adjie said this number is quite far behind other neighboring countries with a fairly good amount of financial literacy among the community, around 70% and above.

What is quite a challenge, is not only the large size of Indonesia’s population compared to other neighboring countries, but also a trust issues among the public, related to digital financial products.

“Therefore, the productive age is shown as an ideal target market for a digital financial planning platform. Halofina offers products and services, in this case financial planning,” Adjie said.

Even though it’s mainly focused on millennials, adjusting the phase that is ultimately faced by this productive age can increase the number of users who are most familiar with technology or better known as tech-savvy.

“We see that productive age is the largest segment that has been frequently exposed and accustomed to digital products and technological innovations. This has become the focus of Halofina,” Adjie said.

Reducing barrier entry

The main obstacle for most fintech services to offer their products lies in the barrier entry. From lack of trust to product safety and risk factors, which ultimately makes it difficult for fintech platforms in general to acquire users.

“Therefore, it is important for the platform to provide important and legitimate evidence from regulators. As our platform becomes the first listed in the Financial Services Authority’s (OJK Sandbox) Digital Financial Innovation, Digital Financial Planner category,” said Adjie.

Apart from regulatory and legality issues, the platform must also have relevant and on-demand products by the community. In this case, creating a ‘relatable’ product becomes important. In Halofina, financial planning products are what we’ve tried to offer.

“In early July we launched the consulting feature. The main feature is similar to the ones offered by the healthtech platforms, which is consulting with doctors online. However, in Halofina we provide certified financial planners for users to conduct consultations related to investment and financial planning,” said Adjie .

Pandemic and financial planning

In the time of a pandemic, there was a lot of negative news that circulating the daily routine, it was enough to influence most people’s views and decisions. Previously, most millennials don’t really care about their financial management and financial planning, today, Adjie said there has been a significant increase in the community to pay attention to their financial management.

Starting from using the right emergency fund to managing their financial flow. Adjie also mentioned that this opportunity was what Halofina tried to utilize as a relevant platform. Not only on social media accounts and platforms, Halofina tries to provide the right and required education, aiming to increase awareness of the importance of financial management and planning in everyday life.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Adjie Wicaksana

Pandemi dan Peningkatan Kesadaran Perencanaan Keuangan

Tekanan hidup serta kondisi ekonomi saat ini ternyata mempengaruhi kebanyakan orang mengambil keputusan finansial mereka. Mulai dari menggunakan dana darurat hingga memangkas pengeluaran.

Sebagai platform perencana keuangan digital, Halofina merasa ini saat yang tepat untuk memperluas edukasi kepada masyarakat, dengan tujuan untuk meningkatkan literasi keuangan di tanah air. Dalam sesi #SelasaStartup minggu pertama Agustus 2020, DailySocial menghadirkan Founder & CEO Halofina Adjie Wicaksana.

Upaya meningkatkan awareness

OJK mencatat tahun 2019 persentase literasi keuangan masyarakat Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan sekitar 38%. Jumlah ini tentunya merupakan prestasi tersendiri jika dibandingkan 3 tahun sebelumnya yang hanya 29% saja. Meskipun mengalami kenaikan, namun menurut Adjie, jumlah ini masih kalah jauh dengan negara tetangga lainnya yang telah memiliki jumlah literasi keuangan cukup baik di kalangan masyarakat sekitar 70% ke atas.

Apa yang menjadi tantangan tentunya bukan hanya jumlah populasi Indonesia yang cukup besar dibandingkan negara tetangga lainnya, namun juga rasa kepercayaan atau trust issue yang masih rendah dikalangan masyarakat, terkait dengan produk keuangan digital.

“Dari situ akhirnya terlihat usia produktif merupakan target pasar yang ideal untuk platform perencana keuangan digital, Halofina menawarkan produk dan layanan, dalam hal ini adalah perencanaan keuangan,” kata Adjie.

Meskipun hanya fokus kepada kalangan milenial, namun menyesuaikan fase yang pada akhirnya dihadapi oleh usia produktif tersebut, dapat menambah jumlah pengguna yang kebanyakan sudah terbiasa dengan teknologi atau lebih dikenal dengan tech savvy.

“Kami melihat usia produktif merupakan segmen paling besar yang sudah sering terekspos dan terbiasa dengan produk digital dan inovasi teknologi. Hal tersebut yang kemudian menjadi fokus dari Halofina,” kata Adjie.

Mengikis barrier entry

Persoalan utama yang masih menjadi kendala kebanyakan layanan fintech untuk menawarkan produknya adalah, barrier entry dari kebanyakan masyarakat untuk mulai mencoba. Mulai dari kurang percaya hingga faktor keamanan dan risiko produk, yang pada akhirnya menyulitkan platform fintech pada umumnya untuk mengakuisisi pengguna.

“Untuk itu penting bagi platform memberikan bukti yang penting dan sah dari regulator. Sebagai platform kami yang pertama telah tercatat di Inovasi Keuangan Digital Otoritas Jasa Keuangan (OJK Sandbox) kategori Digital Financial Planner,” kata Adjie.

Selain persoalan regulator dan legalitas, platform juga harus memiliki produk yang relevan dan dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam hal ini menciptakan produk yang ‘relatable‘ menjadi penting. Di Halofina sendiri produk perencana keuangan yang kemudian dicoba untuk ditawarkan kepada target pengguna.

“Awal bulan Juli lalu kami meluncurkan fitur consultation. Fungsinya serupa dengan yang ditawarkan oleh platform healthtech yaitu konsultasi dengan dokter secara online. Namun di Halofina kami menyediakan perencana keuangan yang telah telah tersertifikasi untuk pengguna melakukan konsultasi terkait dengan investasi dan perencanaan keuangan,” kata Adjie.

Pandemi dan perencanaan keuangan

Saat pandemi ketika banyak berita negatif yang mewarnai rutinitas sehari-hari, ternyata cukup mempengaruhi pandangan dan keputusan dari sebagian besar orang. Jika sebelumnya tidak banyak di antara kalangan milenial yang peduli dengan manajemen keuangan dan perencanaan finansial mereka, kini menurut Adjie terjadi peningkatan yang cukup besar dari kalangan masyarakat untuk memperhatikan manajemen keuangan mereka.

Mulai dari menggunakan dana darurat yang tepat hingga mengatur keuangan mereka. Menurut Adjie, peluang ini yang kemudian dicoba untuk dimanfaatkan oleh Halofina sebagai platform yang relevan. Bukan hanya di akun media sosial dan platform, Halofina mencoba untuk memberikan edukasi yang tepat dan dibutuhkan, dengan tujuan meningkatkan awareness pentingnya manajemen dan perencanaan keuangan dalam kehidupan sehari-hari.

Application Information Will Show Up Here
Mandiri Capital Indonesia memimpin pendanaan Pra Seri A untuk Halofina dan diikuti juga oleh Finch Capital

Kantongi Pendanaan Pra Seri A, Halofina Fokus Kembangkan Produk dan Akuisisi Talenta

Aplikasi asisten virtual untuk membantu pengguna merencanakan keuangan pribadinya Halofina mengumumkan pendanaan Pra Seri A yang dipimpin Mandiri Capital Indonesia (MCI). Investor yang turut bergabung dalam putaran pendanaan kali ini adalah Finch Capital. Tidak disebutkan lebih lanjut berapa besar nominal pendanaan yang digelontorkan, namun pihak MCI yang diwakili oleh CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro menyebutkan, sesuai dengan ticket size Pra Seri A, nilainya berkisar antara US$1 juta hingga US$5 juta.

Sebagai startup binaan MCI, diharapkan Halofina bisa memberikan kontribusi ke ekosistem Bank Mandiri dan anak perusahaan di dalamnya.

“Meskipun Halofina merupakan startup binaan kami, namun tidak menutup kemungkinan bagi Halofina untuk menjalin kemitraan dengan bank lainnya atau institusi keuangan terkait yang memiliki produk yang relevan dengan Halofina. Mungkin ke depannya bisa jadi MCI akan menempatkan komisaris atau masuk dalam jajaran manajemen di Halofina,” kata Eddi.

Pendanaan kali ini merupakan bridging menuju kepada pendanaan tahapan selanjutnya. Perusahaan menargetkan bisa memperoleh pendanaan Seri A di kuartal kedua atau awal kuartal ketiga 2020.

“Sejak awal Halofina berdiri, misi kami adalah ikut serta mendorong literasi dan inklusi keuangan di Indonesia, melalui solusi berbasis teknologi. Kami sangat bersyukur dengan dukungan dari MCI dan Finch Capital. Pendanaan ini bagi kami adalah sebuah kepercayaan dan harapan untuk dapat bekerja dan berkontribusi lebih banyak bagi masyarakat,” kata Co-Founder & Chairman Halofina Eko Pratomo.

Fokus akuisisi talenta dan hadirkan produk baru

Dana segar tersebut bakal digunakan menambah talenta baru untuk bergabung dalam tim Halofina. Sebagai platform konsultan finansial digital, Halofina mengklaim sudah diakses oleh lebih dari 15 ribu pengguna. Targetnya hingga akhir tahun 2020 mendatang, jumlah tersebut bisa bertambah hingga 500 ribu orang.

Disinggung tentang produk yang sedang dikembangkan, Co-Founder Halofina Adjie Wicaksana mengungkapkan, fokus Halofina saat ini adalah mengembangkan algoritma yang bisa memberikan rekomendasi risk profile dan asset allocation ke pengguna yang ingin membuat life plan.

“Untuk strategi monetisasi nantinya akan kita kenakan sharing fee dengan pihak terkait dan layanan berlangganan kepada pengguna. Namun untuk saat ini Halofina masih bisa diakses secara gratis,” kata Adjie.

Halofina saat ini bergabung dengan Inovasi Keuangan Digital Otoritas Jasa Keuangan (OJK Sandbox) di kategori Digital Financial Planner. Perusahaan  meluncurkan integrasi produk reksa dana sejak Maret 2019.

Application Information Will Show Up Here