Tag Archives: dimo

Dimo is Reportedly Acquired by Traveloka Group Last Year

Traveloka is reported to have acquired the payment system startup based on the QR code Dimo ​​Pay Indonesia (Dimo) early last year. A trusted source who avoid being published told DailySocial said the acquisition process was through a shell company (special purpose vehicle / SPV).

It is the same method when Traveloka acquired Pegipegi and two other OTA startups under the auspices of Recruit Holdings in early 2018. Unlike Gojek, Traveloka chose not to include its branding for each company acquired.

We absorbed the information from SEAcosystem.com – a collaborative worksheet that was initiated by a number of Southeast Asia’s venture capitalists to help related layoffs this year. All data included on the site is voluntary.

There are some of Dimo ​​employees affected by layoff linked their company name with the Traveloka Group. We also tried to contact Dimo, unfortunately, there is no feedback until the news release.

Dimo was founded in 2016 under the Sinar Mas Group, specifically SMDV. Currently, Dimo ​​is led by Grégory Soetrisnardi, while CTO Christoforus Yoga Haryanto comes from Traveloka.

In addition to Dimo, under the company’s legal entity there are two other operating products, Uangku and Cashbac. All products are engaged in fintech with different segments.

The acquisition by Traveloka answers the question of Uangku as an electronic money payment option in its application. However, we are yet to receive confirmation whether Cashbac has also been acquired by Traveloka.

Dimo runs payment services based on QR code system using Pay by QR jargon. They move agnostically aka QR codes contained in merchants can receive various sources of funds from affiliated electronic money applications.

The relationship between Traveloka and Sinarmas’ subsidiary also applied for PayLater services with Danamas. Danamas confirmed the affiliation between the two companies was limited to a business agreement. There is no stock investment by Traveloka.

In the Traveloka application, there is a QR code scan that is used at Traveloka Eats merchant partner locations, Traveloka booths at airports and shopping centers, and events held by Traveloka. There is also a privilege to enter tourist attractions without having to print physical tickets.

The pandemic has hit the tourism sector with the sharpest decline compared to other sectors. In addition to Dimo’s layoff scheme, Airy, which is often associated with Traveloka, has announced a business termination as of the end of May.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Traveloka dikabarkan mengakuisisi startup sistem pembayaran berbasis kode QR Dimo melalui perusahaan cangkang (special purpose vehicle / SPV)

Tahun Lalu Dimo Dikabarkan Telah Diakuisisi Traveloka Group

Traveloka dikabarkan telah mengakuisisi startup sistem pembayaran berbasis kode QR Dimo Pay Indonesia (Dimo) awal tahun lalu. Sumber terpercaya yang tak mau disebutkan namanya kepada DailySocial mengungkapkan, proses pembelian dilakukan melalui perusahaan cangkang (special purpose vehicle / SPV).

Traveloka menggunakan modus yang sama ketika mengakuisisi Pegipegi dan dua startup OTA lain di bawah naungan Recruit Holdings pada awal 2018. Berbeda dengan Gojek, Traveloka memilih tidak memasukkan branding-nya untuk setiap perusahaan hasil akuisisi.

Informasi awal ini kami dapat dari SEAcosystem.com – sebuah worksheet kolaboratif yang diinisiasi sejumlah modal ventura di Asia Tenggara untuk membantu talenta yang terdampak layoff tahun ini. Seluruh data yang dicantumkan di situs tersebut diisi secara sukarela.

Di sana sejumlah pegawai Dimo yang terdampak layoff mengkaitkan nama perusahaannya dengan Traveloka Group. Kami pun mencoba menghubungi pihak Dimo, namun hingga berita diturunkan tidak ada respons yang diberikan.

Dimo berdiri sejak 2016 di bawah naungan Sinar Mas Group, khususnya SMDV. Saat ini Dimo dipimpin Grégory Soetrisnardi, sementara CTO Christoforus Yoga Haryanto berasal dari Traveloka.

Selain Dimo, di bawah badan hukum perusahaan ini ada dua produk lain yang masih beroperasi, yakni Uangku dan Cashbac. Seluruh produk tersebut bergerak di bidang fintech dengan segmen yang berbeda.

Akuisisi oleh Traveloka menjawab pertanyaan mengapa Uangku menjadi opsi pembayaran uang elektronik yang terdapat di aplikasinya. Meskipun demikian kami belum memperoleh konfirmasi apakah Cashbac juga telah diambil alih pengelolaannya oleh Traveloka.

Dimo bergerak di layanan sistem pembayaran berbasis kode QR dengan jargonnya Pay by QR. Mereka bergerak secara agnostik alias kode QR yang terdapat di merchant dapat menerima berbagai sumber dana (source of funds) dari aplikasi uang elektronik yang sudah bekerja sama.

Hubungan Traveloka dan anak usaha Sinarmas juga dilakukan untuk layanan PayLater bersama Danamas. Pihak Danamas mengonfirmasi bahwa hubungan kedua perusahaan adalah sebatas kesepakatan bisnis. Tidak ada penanaman saham dilakukan oleh Traveloka.

Di dalam aplikasi Traveloka, terdapat pemindaian kode QR yang digunakan di lokasi partner merchant Traveloka Eats, stan Traveloka di bandara dan pusat perbelanjaan, dan acara-acara yang digelar Traveloka. Tersedia pula akses cepat untuk masuk ke tempat wisata tanpa perlu mencetak tiket fisik.

Dampak pandemi yang masih berlangsung memukul sektor pariwisata dengan penurunan tertajam dibandingkan sektor lainnya. Selain pemutusan hubungan kerja di Dimo, Airy yang sering diasosiasikan dengan Traveloka telah mengumumkan penutupan operasional per akhir Mei mendatang.

Aplikasi instant reward Cashbac memiliki 40 ribu pengguna aktif, 500 brand dengan total 1.000 outlet mayoritas tersebar di Jabodetabek

Tambah Opsi Pembayaran, Cashbac Segera Gandeng Pemain Uang Elektronik

Perkembangan teknologi yang dinamis mendorong terjadinya revolusi gaya hidup masyarakat urban yang ingin semua hal jadi lebih praktis, termasuk saat berbelanja offline. Hal ini tercermin dalam capaian Cashbac, aplikasi instant reward, meski belum memasuki usia pertamanya.

Fokus Cashbac saat ini adalah menggenjot kemitraan dengan berbagai pihak, di antaranya merchant dan institusi finansial, untuk menambah variasi opsi pembayaran dengan harapan mengerek jumlah pengguna yang lebih besar.

Co-Founder dan CEO Cashbac Mario Gaw mengklaim sejak pertama kali dihadirkan ke publik pada awal tahun ini, Cashbac telah memproses rata-rata dua ribu transaksi harian. Meski demikian, dia enggan menyebutkan pendapatan yang diperoleh Cashbac.

Cashbac bermitra dengan 500 brand dengan total 1.000 outlet. Sebagian besar masih terfokus di wilayah Jabodetabek dan bergerak di segmen F&B.

Aplikasi Cashbac disebut sudah diunduh sekitar 100 ribu kali, 60 ribu pengguna di antaranya sudah menghubungkan kartu debit atau kreditnya dengan aplikasi. Dari jumlah tersebut sekitar 40 ribu pengguna dikategorikan sebagai pengguna aktif. Mayoritas pengguna Cashbac berusia 25-35 tahun, first jobber, dan kaum urban.

“Kami mau tambah jumlah merchant, dalam pipeline banyak diantaranya grup besar, diharapkan totalnya bisa sampai 20 ribu outlet sampai akhir tahun ini. Lalu bisa bertambah lebih besar lagi pada akhir tahun depan, sekitar 50 ribu sampai 100 ribu outlet,” ujar Mario kepada DailySocial, Jumat (21/9).

Selain itu, pihaknya akan menyediakan tambahan opsi sumber pembayaran di luar kartu debit dan kredit. Nantinya bisa mendukung pembayaran dengan uang tunai dan uang elektronik. Ada dua pemain e-money skala besar yang tengah mengintegrasikan sistemnya dengan Cashbac. Diharapkan proses tersebut akan selesai sebelum akhir tahun 2018.

Sementara ini Cashbac baru bisa menerima opsi pembayaran dari kartu debit dan kredit, sudah ada tujuh bank yang sudah bekerja sama, termasuk Jenius dari BTPN dan Digibank dari DBS.

“Pengguna bisa memasukkan maksimal sampai 10 kartu untuk mendapatkan cashback lewat aplikasi Cashbac. Bisa pilih sendiri kartu mana yang ingin digunakan tergantung promo yang saat itu disediakan.”

Mario menekankan intensi Cashbac bukan terletak sebagai penyedia dompet elektronik, melainkan sebagai jembatan penghubung antara merchant dengan pengguna lewat promo cashback. Seluruh pemrosesan transaksi sepenuhnya dilakukan mitra payment gateway.

Pendanaan eksternal

Saat ini Cashbac didukung penuh Sinar Mas Group sebagai investornya. Dukungan berupa pendanaan tersebut, menurut Mario, akan cukup sampai akhir 2019. Oleh karena itu, perusahaan akan membuka penggalangan dana perdana yang prosesnya bakal dimulai pada awal tahun depan.

Keberadaan investor eksternal juga dibutuhkan Cashbac agar bisnis dapat tumbuh lebih masif dan makin dikenal seluruh orang Indonesia. Saat ini cakupan layanan Cashbac baru di Jabodetabek. Untuk ekspansi ke kota lain, sementara ini Cashbac baru mengikuti lokasi di mana merchant beroperasi.

“Sebab tantangan terbesar buat kami adalah memperkenalkan kami ke semua orang. Positioning kita berbeda dengan perusahaan lain, kami ingin bantu merchant offline yang memiliki tantangan lebih besar dalam meningkatkan sales mereka.”

Kolaborasi dengan Dimo

Mario yang juga adalah CEO Dimo menuturkan, integrasi bisnis antara Cashbac dan Dimo sebenarnya sudah dilakukan, yakni skema Pay by QR, karena fokus bisnis antara kedua perusahaan tersebut berbeda, badan hukum pun terpisah.

QR Code yang dicetak Dimo hanya dipakai untuk membantu sistem Cashbac mengidentifikasi merchant. Pemrosesan kartu kredit atau debit tetap dilakukan oleh mitra payment gateway dari Cashbac. Sistem ini diterapkan oleh McDonald’s.

“Dimo juga merekrut merchant tapi mereka jadi jembatan untuk solusi pembayaran buat bank dengan memakai Pay by QR. Kami sudah integrasi sistem antara keduanya secara komersial, namun hanya memakai QR code-nya saja. Cashbac tidak pakai processing pembayaran dari Dimo.”

Cashbac mengembangkan sendiri teknologi untuk permudah pengguna saat membayar transaksi dengan beacon berteknologi bluetooth. Pengguna cukup mendekatkan smartphone-nya ke beacon, bluetooth akan otomatis aktif dan pembayaran akan selesai dalam kurang dari 10 detik.

Teknologi tersebut juga dimanfaatkan untuk menyebarluaskan informasi soal promo dari merchant saat pengguna membuka aplikasi Cashbac. Fitur keamanan pun akan dipertebal namun tidak akan merepotkan pengguna. Untuk perangkat smartphone yang sudah dukung teknologi terkini, Cashbac sudah mendukung verifikasi lewat sidik jari.

“Teknologi lainnya juga sedang kami kembangkan, intinya agar proses transaksi di Cashbac semakin lebih seamless tanpa harus memasukkan kode tertentu,” pungkas Mario.

Mario Gaw, Cashbac's Co-Founder and CEO during product announcement / DailySocial

Cashbac is Introduced as The Lifestyle Platform for “Instant Reward”

Several years of experience in developing Uangku and Dimo has become a great lesson for PT Global Pay Indonesia to build a new platform called Cashbac. It gives an instant reward for many lifestyle transactions. For merchants, it offers a dashboard to help them understand and manage its consumers.

Cashbac was founded in early 2018 and officially launched today (4/18). It has been supported by SMDV and reached at least 200 offline merchants in Jabodetabek, in which 90% of those are engaged in food & beverage sector. The rest are in health and beauty.

During its initial launching, Cashbac partners with UOB as credit card providers by giving interesting offers.

Cashbac is now available as the lifestyle revolution for urban society. We believe in this era, people are getting smarter in consuming lifestyle that can give them multiple benefits. Cashbac answers it by giving unlimited rewards for users,” Mario Gaw, Cashbac’s CEO and Co-Founder, said.

Power user

Cashbac’s targets are the mid-high social economy class with high spending power. This segment seems to be abandoned because many digital services focused on acquiring as many users as possible.

The consumer’s segment is the credit card users (includes debit card that can be used for online transactions, such as Jenius, Digibank, and Permata Card). Assuming, there is only 10 million credit car users in Indonesia and 70% of those stay in Jabodetabek. This “small” group consists of those capable to spend big money.

The CEO confirmed that the additional payment option is not a priority for now. Since Cashbac’s business model is a performance-based fee, it’s obvious that they’re focused on this kind of transactions.

The way of using Cashbac is similar to any credit card transaction. The advantage is every transaction through the app will be receiving cashback (comes in vary) directly after the transaction’s done.

Transaction via an app is available by tapping on the Cashbac beacon machine or using Pay by QR, a development of Dimo’s technology.

Cashbac is using a third-party payment gateway for the transaction and claimed to not keeping the user’s data. It is secured with back-end system by payment gateway provider and the availability of 6 digit PIN. Cashback can wipe the user’s data (includes credit card) when there are multiple errors of password (assuming it’s performed by someone else, not its owner).

Merchant’s ammo

The strongest feature of Cashbac is its partnership with merchants. It provides merchants with analytic dashboard and beacon machine to help them observe user’s habit and demand. In the end, this data can be used to increase personalization.

Beacon can broadcast merchant’s products information via Bluetooth or notification in the operating system (the latter is only available for Android). The marketing technique is expected to be more effective and personalized with the opt-in and opt-out options.

This year’s target

The company targets to partner with 2000 merchants by the end of the year and expands in groceries, fashion, and travel sector.

“We are very optimistic about the increasing number of targets by this year and will continue to increase partnerships with other payment options so that Cashbac can be available for the urban society, not only in Jakarta but all throughout Indonesia. We believe the urban society will associate Cashbac as their Lifestyle Jaman Now in the future,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Co-Founder dan CEO Cashbac Mario Gaw saat peluncuran resmi layanan ini / DailySocial

Cashbac Dihadirkan Sebagai Platform Gaya Hidup yang Memberikan “Instant Reward”

Pengalaman membangun Uangku dan Dimo, yang masih terus dikelola sampai sekarang, menjadi pelajaran berharga PT Global Pay Indonesia untuk membangun platform baru bertajuk Cashbac. Di sisi konsumen, Cashbac memberikan instant reward untuk berbagai transaksi gaya hidup. Di sisi merchant, Cashbac menyodorkan dashboard yang dapat membantu mereka memahami dan mengelola konsumennya.

Berdiri sejak awal tahun 2018 dan baru diperkenalkan secara resmi hari ini, (18/4), Cashbac, yang di awal juga didukung SMDV, telah merangkul setidaknya 200 merchant offline di area Jabodetabek yang 90% di antaranya bergerak di sektor food & beverage. Sisanya adalah klinik kesehatan dan kecantikan.

Di awal peluncurannya, Cashbac bekerja sama dengan Bank UOB sebagai penyedia layanan kartu kredit dengan memberikan penawaran yang menarik.

Cashbac hadir menjadi sebuah revolusi gaya hidup bagi masyarakat urban. Kami percaya saat ini masyarakat semakin pintar dalam mengonsumsi gaya hidup yang juga mampu memberikan keuntungan berlipat bagi mereka. Cashbac menjawab hal tersebut dengan memberikan rewards tanpa batas bagi pengguna, ungkap Co-Founder dan CEO Cashbac Mario Gaw.

Power user

Cashbac menyasar pasar social economy A dan B yang memiliki spending power tinggi tetapi selama ini terkesan “terpinggirkan” karena kebanyakan layanan digital fokus untuk memperoleh pengguna sebanyak-banyaknya.

Segmen konsumennya adalah mereka yang telah memiliki kartu kredit (meskipun kartu debit yang bisa digunakan bertransaksi online, seperti Jenius, Digibank, dan Permata Card juga bisa digunakan). Diasumsikan di Indonesia hanya ada sekitar 10 juta pemilik unik kartu kredit dan 70% di antaranya berdomisili di Jabodetabek. Meskipun jumlahnya terkesan “kecil”, mereka adalah konsumen yang mampu bertransaksi dengan nominal besar.

Mario mengonfirmasi penambahan metode pembayaran belum akan menjadi prioritas saat ini. Mengingat model bisnis Cashbac yang bersifat performance based fee, wajar jika mereka memfokuskan usaha ke transaksi-transaksi seperti ini.

Di sisi konsumen, sebenarnya konsep penggunaan Cashbac tidak berbeda dengan bertransaksi menggunakan kartu kredit biasa. Bedanya, kita bertransaksi via aplikasi dan akan menerima cashback (yang jumlahnya bervariasi) secara langsung usai bertransaksi.

Transaksi melalui aplikasi bisa dilakukan dengan tap ke mesin beacon Cashbac atau menggunakan skema Pay by QR yang menjadi pengembangan teknologi Dimo.

Cashbac menggunakan payment gateway pihak ketiga untuk pemrosesan transaksi dan mengklaim tidak menyimpan data kartu kredit konsumen. Pengamanan data kartu kredit dilakukan secara back end bersama penyedia payment gateway dan di aplikasi menggunakan PIN enam digit. Cashbac bisa menghapus (wipe) data pengguna (termasuk informasi kartu kredit) seandainya terjadi kesalahan PIN sampai berkali-kali sehingga diasumsikan perangkat berada di tangan orang yang salah.

Amunisi bagi merchant

Sesungguhnya kekuatan terbesar Cashbac ada di sisi kemitraannya dengan merchant. Cashbac mempersenjatai merchant dengan dashboard analitik dan perangkat beacon yang bisa membantu merchant memahami perilaku dan kebutuhan konsumen, sehingga bisa meningkatkan personalisasi yang lebih baik.

Perangkat beacon Cashbac
Perangkat beacon Cashbac

Beacon yang disediakan bisa mem-broadcast informasi soal produk-produk yang disediakan merchant ke pengguna melalui bluetooth ataupun notifikasi di level sistem operasi (khusus yang terakhir hanya tersedia untuk smartphone Android). Diharapkan teknik pemasaran ini lebih efektif dan terpersonalisasi dengan opsi opt-in dan opt-out yang disediakan.

Target tahun ini

Pihak perusahaan menargetkan bisa bermitra dengan 2000 merchant sampai akhir tahun dan memperluas kemitraan dengan partner di sektor groceries, fashion, dan travel.

“Kami sangat optimis akan target peningkatan jumlah merchant di tahun ini dan akan menambah kerja sama dengan metode pembayaran lainnya sehingga Cashbac dapat dinikmati oleh semua kaum urban, tak hanya di Jakarta tetapi juga di Indonesia. Kami yakin kaum urban akan mengasosiasikan Lifestyle Jaman Now dengan Cashbac ke depannya,” pungkas Mario.

Application Information Will Show Up Here

BNI Introduces “Yap”, An Exclusive Payment App For Customer

Bank Negara Indonesia (BNI) launches an app-based digital payment innovation called Yap that especially made for BNI customer. This app is designed to address
challenges, while meeting society’s need by providing mobile and simple payment mechanism.

Bob Tyastika Ananta, BNI’s Director of Planning and Operations explained that this application developed in collaboration between BNI in-house with some fintech startups. However, He wouldn’t mention any further details.

“BNI’s investment to build Yap ecosystem is not large. Yet, the app will be
internally managed by BNI,” Ananta said to DailySocial (1/25).

For him, Yap’s market segment is very wide starts from micro/SMEs, retail, chain
store, to premium brand segment. The presence of Yap is expected to be a solution for both bank customers and the corporate customers.

Ananta explained, in its business model, Yap provides three kinds of funding source to be used by customers, starts from credit or debit cards, and electronic money UnikQu. For the payment, Yap is using scan QR code through customer’s smartphone screen.

He ensures customers who has already using UniQu, this app is still available.
Whether the customer download Yap and use UnikQu with the same phone number, the balance will appear the same with the one in UnikQu app.

Some merchants already joined with Yap, including Cold Stone, Coffee Philosophy, Family Mart, Dinomarket, Super Indo, Blibli, Yellow Truck and 100 thousand other merchants scattered around Indonesia.

For the desktop version, Yap provides online new account services for both credit
and debit cards.

Previously, BNI partnered up with Dimo in delivering UnikQu. This app is using Pay by QR technology of Dimo to process payment transactions online and offline with various Dimo partners.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

BNI Hadirkan Aplikasi Pembayaran “Yap” Khusus untuk Nasabah

Bank Negara Indonesia (BNI) meluncurkan inovasi pembayaran digital berbasis aplikasi Yap khusus diperuntukkan nasabah BNI. Aplikasi ini dirancang untuk menjawab tantangan, sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat dengan menyediakan mekanisme pembayaran yang simpel dan mobile.

Direktur Perencanaan dan Operasional BNI Bob Tyasika Ananta menerangkan aplikasi ini dikembangkan secara kolaborasi antara in-house BNI dengan beberapa startup fintech. Hanya saja, Bob enggan menyebutkan detilnya lebih lanjut.

“Investasi yang BNI siapkan untuk membangun ekosistem Yap tidak besar. Namun, aplikasi ini akan dikelola sendiri oleh BNI,” terang Bob kepada DailySocial, (25/1).

Menurutnya, segmen pasar yang digarap Yap sangat luas mulai dari segmen mikro/UMKM, ritel, chain store, hingga brand premium. Sehingga diharapkan kehadirannya ini dapat menjadi solusi untuk nasabah konsumer bank maupun korporat itu sendiri.

Bob menjelaskan, dalam model bisnisnya, Yap menyediakan tiga jenis sumber dana yang bisa dipakai nasabah, mulai dari kartu kredit dan debit BNI, dan uang elektronik UnikQu. Untuk pembayarannya, Yap memanfaatkan scan QR code melalui layar smartphone nasabah.

Ia memastikan untuk nasabah yang sudah menjadi pengguna e-money UnikQu, aplikasi ini masih tetap bisa digunakan. Apabila masyarakat mengunduh Yap dan menggunakan UnikQu dengan nomor hp yang sama, maka saldonya akan tetap muncul sama dengan saldo di aplikasi UnikQu.

Beberapa merchant yang sudah bergabung di Yap, di antaranya Cold Stone, Filosofi Kopi, Family Mart, Dinomarket, Super Indo, Blibli, Yellow Truck, dan 100 ribu merchant lainnya tersebar di seluruh Indonesia.

Untuk versi desktopnya, Yap menyediakan layanan pembukaan rekening untuk nasabah baru secara online baik untuk kartu kredit maupun debit.

Sebelumnya, BNI menggandeng Dimo dalam menghadirkan UnikQu. Aplikasi ini memanfaatkan teknologi Pay by QR dari Dimo untuk memproses transaksi pembayaran secara online dan offline di berbagai mitra yang sudah bermitra dengan Dimo.

Application Information Will Show Up Here

Mario Gaw Jadi CEO Dimo yang Baru

PT Dimo Pay Indonesia (Dimo) mengumumkan penunjukkan Mario Gaw sebagai CEO menggantikan Brata Rafly yang telah mengundurkan diri. Dalam pernyataan yang kami terima, Mario akan bertanggung jawab membawa Dimo ke level selanjutnya, meningkatkan landasan yang dimiliki Dimo, dan momentum yang telah dibangun kepemimpinan sebelumnya. Saat ini disebutkan Dimo memiliki lebih dari 4000 merchant dan 15 mitra penerbit pembayaran.

Mario bukanlah muka baru bagi Dimo. Mario bergabung dengan ekosistem startup fintech yang dibangun SMDV sejak Agustus 2015 dan aktif membantu pengembangan Uangku, platform e-money yang dibangun bersama Smartfren.

Dimo yang mengandalkan solusi Pay by QR sudah menjalinkan kerja sama dengan sejumlah penerbit pembayaran besar, seperti BRI, BNI, dan Indosat Ooredoo. Meskipun demikian, cara pembayaran baru ini memerlukan waktu agar lebih dikenal dan lebih umum digunakan konsumen untuk bertransaksi, baik secara online maupun offline.

Kita tunggu kiprah Mario menahkodai kapal Dimo mengarungi tren fintech di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Brata Rafly Undur Diri dari Dimo

Setelah menahkodai Dimo Pay Indonesia sejak Desember 2015, hari ini Brata Rafly melalui laman Facebook pribadinya mengumumkan pengunduran dirinya sebagai CEO. Belum diinformasikan ke mana selanjutnya ia akan berkarier.

Sepak terjang Brata di dunia korporasi memang cukup “bervariasi”. Selepas menjadi Country Manager untuk Microsoft Advertising tahun 2009, beberapa perusahaan telah dicicipi, mulai dari Yahoo, Intel, Mandala, Brandtone, hingga yang terakhir Dimo.

Selama menjabat sebagai CEO, ia membawa platform PayByQR menjadi brand mobile payment yang cukup disegani di tengah industri fintech yang bergeliat bersaing keras.

[Baca juga: Rencana Bisnis Dimo di 2017 dan Keamanan Sistem Transaksi Online]

Perluasan kerja sama juga tampak menjadi strategi perluasan penggunaan platform Dimo. Beberapa perusahaan yang berhasil digaet mulai dari perbankan, layanan e-wallet, perusahaan logistik hingga e-commerce. Salah satu hasilnya menjelang akhir tahun 2016 lalu Dimo membukukan sekitar 80 ribu pengguna aktif bulanan.

Simak perbincangan kami dalam DScussion bersama Brata Rafly beberapa waktu yang lalu membahas teknologi Pay by QR dan tren industri pembayaran mobile di Indonesia.

Rencana Bisnis Dimo di 2017 dan Keamanan Sistem Transaksi Online

PT Dimo Pay Indonesia (Dimo), perusahaan penyedia solusi pembayaran berbasis mobile, mengungkapkan rencana agresifnya sepanjang tahun ini dengan memperbanyak jumlah perusahaan issuer (source of fund) dan mengembangkan teknologi terbarunya agar semakin sejalan dengan perkembangan teknologi.

Rencananya dalam kuartal I 2017 ini, Dimo akan menambah tiga pihak issuer baru yakni Finnet, Bank DKI, dan Paytren. Tak hanya itu, meski belum diumumkan secara resmi, Dimo juga tengah melakukan diskusi intensif dengan Visa untuk penanaman teknologi Pay By QR milik Dimo dalam platform mVisa.

Visa meluncurkan aplikasi mobile mVisa pada 2015 di India. Pada prinsipnya, model bisnis mVisa sama seperti Dimo. Pembayaran dapat dilakukan lewat aplikasi e-wallet untuk berbelanja online/offline.

Saat ini Dimo sudah bekerja sama dengan 18 issuer di antaranya T-Money, Simobi, Uangku, Doku, Dompetku, UnikQu, dan BRI Mobile.

“Dengan Visa, sudah ada kesepakatan teknologi bahwa akan ada satu teknologi single QR yang tersedia di aplikasi mVisa. Saat ini kesepakatannya tinggal business case-nya saja, masih mencari pihak bank mana saja yang jadi issuer dan acquirer,” terang Director Research & Development Dimo Fitra Marga, Selasa (31/1).

Rencana bisnis lainnya, Dimo sedang menggodok produk baru yang nantinya akan dikhususkan menyasar pelaku usaha di social commerce. Menurut Fitra, ada permintaan yang besar untuk pelaku di segmen ini, mengingat selama ini untuk verifikasi pembayaran dilakukan secara manual.

Dimo juga akan meluncurkan berbagai teknologi terbaru agar semakin sesuai dengan perkembangan zaman. Yang terbaru, Dimo mengeluarkan produk Pay in App. Pengguna dapat membayar secara online tanpa harus keluar dari aplikasi mobile.

Ketika pengguna berbelanja online di layanan e-commerce, mereka dapat memilik tipe pembayaran Pay in App dari Dimo. Setelah diklik, secara otomatis pengguna akan dibawa ke aplikasi mobile yang sudah menjadi issuer dengan Dimo.

Pengguna cukup memindai kode QR dengan smartphone dan barang akan siap diantar. Salah satu pemain e-commerce yang sudah menyediakan layanan ini adalah Lazada.

Dimo juga akan menambah portofolio produk lainnya dengan meluncurkan e-wallet offline. Rencananya, Dimo akan segera menemui Bank Indonesia terkait izin lisensinya. E-wallet offline ini dapat mengakomodir pembayaran tertentu saja. Dana akan terpotong secara otomatis apabila barang yang dibeli sesuai dengan ketentuan.

“Nanti kami akan buat e-wallet yang pure offline dalam aplikasi mobile. Nanti kami mau diskusi ke BI [untuk lisensinya]. Modelnya, dana akan terpotong secara otomatis untuk pembayaran tertentu, di luar itu perlu online.”

Seiring dengan rencana agresif ini, Dimo juga akan terus melakukan edukasi ke berbagai pihak, dari issuer, konsumen, maupun merchant untuk melakukan transaksi secara cashless.

Dimo jamin keamanan transaksi online

Fitra melanjutkan, setiap transaksi pembayaran yang sudah memakai teknologi dari Dimo sudah dijamin sesuai dengan regulasi dari Bank Indonesia selaku otoritas sistem pembayaran.

Setiap transaksi pasti memerlukan PIN atau OTP (one-time password) yang bakal dikirimkan ke pengguna. Untuk mengidentifikasi pengguna, Dimo akan memeriksa lewat ID dari device mereka, lalu perlu proses otentifikasi dengan memasukkan PIN. Selain PIN, pihaknya juga menanamkan session, di mana untuk jangka waktu tertentu pengguna tidak harus memasukkan PIN/OTP.

“Intinya kami ingin menyeimbangkan antara kenyamanan user dengan memakai standar keamanan dari Bank Indonesia.”

Untuk meyakinkan keamanan sistem Dimo, perusahaan secara resmi sudah diaudit oleh BI per Desember 2016 lalu.

Application Information Will Show Up Here