Tag Archives: disable

TeDi merupakan aplikasi mobile Indonesia pertama yang memiliki fitur-fitur untuk membantu tiga tipe disabilitas

Program Bangkit dari Google Lahirkan Solusi Teman Disabilitas “TeDi”

Pada tahun 2021 lalu, Google Indonesia meluncurkan program “Bangkit” dengan tujuan untuk menambah lebih banyak talenta digital yang memiliki kemampuan pemrograman tingkat lanjut. Di tahun 2022, program ini berhasil meluluskan 2.517 siswa sebagai program andalan Kampus Merdeka untuk alur belajar cloud computing, mobile development, dan machine learning.

Terdapat dua jenis proyek tugas akhir yang harus dilalui sebagai syarat kelulusan, yaitu Product-Based Capstone Project. Para siswa harus berinovasi membuat solusi produk bagi permasalahan di ranah publik, seperti lingkungan, kesehatan, ketahanan ekonomi, sesuai dengan tema pilihan. Proyek baru yang diluncurkan tahun ini adalah Company-Based Capstone Project di mana para peserta akan diasah kemampuannya untuk menjawab tantangan riil dari industri.

Di Bangkit 2022 ini, telah terpilih 15 proyek terbaik yang berhasil mendapatkan fasilitas mentor industri dan dana inkubasi sebesar 140 juta Rupiah dari Google dan Direktorat Riset Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPTM) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktristek). Salah satu yang menarik adalah TeDi atau Teman Disabilitas.

Najma, Mahasiswi Universitas Padjadjaran dan pemimpin kelompok TeDi, menyampaikan “TeDi atau Teman Disabilitas berawal dari pertanyaan yang muncul di benak tim kami, apakah saat ini teknologi sudah dapat membantu orang-orang yang membutuhkan, atau hanya hiburan semata. Dari sini, kami
berpikir bahwa sebaiknya kemajuan teknologi saat ini digunakan untuk membantu orang-orang yang sangat membutuhkan, salah satunya adalah penyandang disabilitas karena masih banyak diskriminasi dan kesulitan yang mereka rasakan.”

TeDi merupakan aplikasi mobile Indonesia pertama yang memiliki fitur-fitur untuk membantu tiga tipe disabilitas sekaligus, yaitu tunanetra, tunarungu, dan tunawicara. TeDi menawarkan fitur BISINDO translator untuk menerjemahkan bahasa isyarat, Object Detection untuk mendeteksi objek di sekitar, Currency Detection untuk membaca mata uang, dan Text Detection untuk membaca sebuah teks.

Nantinya, TeDi akan mentransformasi purarupa mereka menjadi produk yang siap untuk diperkenalkan pada user atau masyarakat dalam bimbingan Lab Inkubasi dan Kewirausahaan di 15 Kampus Mitra Bangkit. Selain TeDi, tim lain yang akan mendapatkan kesempatan ini adalah EcoSense, Herbapedia, HerAi, Yourney, DressOnMe, LukaKu, Glucare, Dwicara, Fi$hku, Tanamin, Ambroise, BahanbaKu, Circle, Kulitku.

Program pemerintah untuk talenta digital

Ketersediaan talenta digital merupakan key enabler dalam pengembangan sektor digital yang terus bertumbuh seperti di industri teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK). Menurut kajian Alfa Beta tahun 2021, tenaga kerja yang memiliki talenta digital mampu memberikan kontribusi sebesar Rp 1.965 triliun terhadap PDB Indonesia pada 2030.

Dari sisi pengembangan kemampuan, pemerintah juga berupaya mengakomodasi kebutuhan akan talenta digital melalui sejumlah inisiatif seperti program Digital Literacy Academy, Startup Studio, 1000 Startup, dan Digital Literacy National Movement. Inisiatif ini diambil untuk memfasilitasi dan mengakselerasi peningkatan kemampuan talenta digital, dari tahap dasar, menengah, hingga lebih lanjut

Kementerian Kominfo sendiri di tahun 2022 ini telah menyiapkan program Digital Talent Scholarship dan Digital Leadership Academy sebagai inisiatif konkret untuk mempercepat pengembangan talenta digital nasional. Cara berpikir yang visioner sangat penting agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga menjadi pemain utama pada kontestasi di level regional maupun global.

Bukan hanya pemerintah, seluruh stakeholder di Indonesia berupaya mengembangkan berbagai inovasi sebagai bagian dari strategi transformasi digital, melakukan perubahan menyeluruh atas setiap proses, kompetensi, dan model bisnis dengan implementasi teknologi digital, sejalan dengan rekomendasi berbagai lembaga riset global yang menjadikan transformasi digital sebagai upaya organisasi dalam memenangkan persaingan global.

Gandeng Thisable Enterprise, Layanan E-Commerce elevenia Dukung Penyandang Disabilitas

Hari ini elevenia mengundang media untuk berkenalan lebih jauh dengan Thisable Enterprise, sebuah wadah yang menampung anak muda yang mengalami disabilitas tuna rungu, tuna wicara, tuna daksa dan tuna netra. Komunitas yang didirikan oleh Angkie Yudistia ini, telah aktif melakukan kegiatan positif sejak tahun 2011. Di tahun 2016 ini Thisable telah berhasil masuk sebagai salah satu seller atau penjual di elevenia.

“Sebenarnya selama ini kami dari Thisable telah mengirimkan invitation kepada tiga e-commerce terbesar di tanah air dan elevenia salah satunya, namun yang menerima penawaran kami barulah elevenia,” kata Founder dan CEO Thisable Angkie Yudistia kepada media.

Selama ini Thisable telah membantu anak-anak muda penyandang disabilitas untuk bisa mencari pekerjaan dengan memanfaatkan skill dan kreativitas untuk kemudian dijual secara online. Terdapat dua kategori yang bisa dipelajari oleh para penyandang disabilitas yang ingin bergabung dengan Thisable yaitu soft skill dan hard skill.

“Untuk soft skill kami mengajarkan bagaimana caranya mempelajari berjualan memanfaatkan media sosial, sementara untuk hard skill kami mengajak anggota kami untuk membuat berbagai produk yang disukai, mulai dari fashion hingga beauty care,” kata Angkie.

Selama tiga bulan terakhir Thisable telah menjual dua produk andalan mereka yaitu produk Ready to Wear dan Beauty Care. Semua diproduksi dan dipasarkan oleh anggota dari Thisable dan sudah tersedia di situs serta aplikasi elevenia.

“Dua produk andalan kami yaitu busana dan produk kecantikan merupakan produk yang saat ini kami jual di elevenia. Pilihan tersebut kami tetapkan setelah melalui proses mentoring dan konsultasi dengan pihak dari elevenia,” kata Angkie.

Program jangka panjang elevenia dan Thisable

Dipilihnya Thisable sebagai salah satu seller di elevenia diklaim sesuai dengan visi dan misi yang diusung oleh elevenia, yaitu platform layanan e-commerce untuk semua. Bukan hanya penjual dari kalangan umum saja namun penyandang disabilitas juga bisa berjualan memasarkan produknya di elevenia.

“Sejak awal kami tidak ingin memosisikan teman-teman dari Thisable sebagai penyandang disabilitas, karena proses kurasi kami lakukan berdasarkan produk yang dijual. Meskipun masih terbilang dini dan masih diperlukan perbaikan dan penyesuaian produk, namun kami melihat seller dari Thisable memiliki potensi yang cukup menjanjikan,” kata Senior Manager Brand & PR elevenia Rezki Yanuar.

Saat ini penjual dari Thisable masih mendapatkan mentoring, cara pemasaran yang tepat serta edukasi packaging yang ideal dan sesuai dengan standar dari elevenia melalui program seller zone dari elevenia. Untuk meningkatkan kualitas dan kondisi produk, tim elevenia juga senantiasa memandu dan mendampingi penjual dari Thisable.

“Di era ekonomi digital seperti sekarang ini para penyandang disabilitas pun semakin dimudahkan dalam memasarkan dan mengembangkan usaha mereka, karena mereka bisa melakukan bisnis kapan saja dan di mana saja,” kata Rezky.

Untuk ke depannya elevenia akan berusaha menghadirkan program-program menarik yang diharapkan bisa membantu Thisable untuk bisa menghasilkan produk yang berkualitas.

Gencar melakukan penggalang dana

Selama ini untuk pendanaan Thisable masih mengandalkan program CSR korporasi di Indonesia. Untuk menambah modal usaha, Thisable masih membutuhkan dana bantuan dari investor atau kalangan terkait yang diharapkan bisa membantu jalannya usaha.

“Saat ini Thisable telah mampu memproduksi produk beauty care dan fashion secara mandiri, namun untuk ke depannya kami tentunya masih membutuhkan modal tambahan untuk mengembangkan usaha anggota kami,” kata Angkie.

Ditambahkan oleh Angkie e-commerce secara tidak langsung telah membantu anggota dari Thisable untuk menjalankan bisnis dengan mudah dan cepat. Mengandalkan smartphone yang ada, para anggota saat ini semakin aktif menghadirkan produk yang berkualitas dibuat oleh anggota Thisable penyandang disabilitas.

“Kami bersyukur e-commerce sudah mampu memberikan pendapatan baru untuk anggota kami yang selama ini kesulitan untuk mendapatkan pendapatan. Diharapkan ke depannya dukungan pemerintah dan pihak terkait bisa mendorong lebih banyak lagi kreativitas dari para penyandang disabilitas di tanah air,” kata Angkie.