Tag Archives: display hologram

Sony SR Display Sajikan Gambar 3D Tanpa Wajibkan Pengguna Memakai Kacamata Khusus

Di ajang CES 2020 pada bulan Januari lalu, Sony sempat memberikan teaser mengenai teknologi Eye-sensing Light Field Display (EFLD) yang sedang mereka kembangkan saat itu. Premisnya kurang lebih mirip seperti display hologram, di mana perangkat dapat menampilkan grafik 3D, dan kita bisa melihatnya tanpa perlu mengenakan kacamata khusus.

Sembilan bulan berselang, teknologi tersebut rupanya sudah menjelma menjadi perangkat yang siap dijual ke publik. Namanya Sony Spatial Reality Display (SR Display), dan Sony percaya perangkat ini bisa membantu para ahli computer graphics (CG) maupun visual effects (VFX) untuk merealisasikan ide-idenya dengan lebih baik lagi.

Rahasia utama SR Display terletak pada sebuah sensor yang dapat mengikuti pergerakan mata pengguna secara sangat presisi dalam hitungan milidetik. Informasi ini kemudian diproses oleh algoritma untuk me-render gambar stereoscopic berdasarkan posisi mata pengguna relatif terhadap layar, dan semuanya berlangsung secara real-time.

Agar gambar stereoscopic itu bisa dilihat dengan mata telanjang, Sony tidak lupa menyematkan lensa micro optical yang pada dasarnya berfungsi untuk memisah gambar antara porsi kiri dan kanan. Posisi lensa ini berada persis di atas panel LCD 15,6 inci beresolusi 4K milik SR Display.

sony-sr-display-02

Sony melihat potensi SR Display ini di sejumlah bidang industri, otomotif salah satunya. Pada dasarnya pekerjaan apapun yang melibatkan proses desain suatu objek dalam wujud 3D bisa dipermudah oleh keberadaan SR Display, sebab pengguna dapat melakukan observasi dari berbagai sudut seakan-akan bendanya memang sedang berada di hadapannya.

Sony tidak lupa memastikan agar SR Display dapat disesuaikan dengan workflow masing-masing pengguna. Itulah mengapa mereka turut menyertakan software development kit yang kompatibel dengan engine Unity maupun Unreal Engine 4, yang bisa dibilang merupakan standar industri.

Sebagai alat bantu untuk lingkup profesional, tentu saja harga Sony SR Display jauh dari kata murah. Satu unitnya dibanderol $5.000, dan Sony berniat memasarkannya mulai bulan November mendatang.

Sumber: SlashGear dan Sony.

The Looking Glass Ialah Display Hologram Sejati Berbentuk Kotak Kaca

Berawal dari cerita-cerita fiksi ilmiah, banyak perusahaan mencoba mewujudkan teknologi hologram melalui beragam cara. Pada realitanya, memunculkan objek tiga dimensi di udara tanpa bantuan medium proyeksi atau kacamata khusus tidaklah mudah. Sistem yang paling mendekati hologram saat ini adalah teknologi augmented serta mixed reality.

Berdiri sejak 2013, impian tim Looking Glass Factory asal Brooklyn adalah menyajikan teknologi hologram sejati yang bisa dilihat tanpa memerlukan alat optik tambahan. Inkarnasi pertama ide tersebut muncul di tahun lalu lewatHoloPlayer One. Selain menampilkan konten hologram di hadapan mata telanjang, perangkat ini memungkinkan kita berinteraksi dengannya secara real-time.

Namun produsen sepertinya masih belum puas. Belum lama ini, Looking Glass Factory memperkenalkan lagi display hologram generasi terbaru. Mereka memberinya nama yang sederhana: The Looking Glass. Perangkat mengusung basis teknologi serupa HoloPlayer One, tetapi penampilannya jauh lebih rapi karena tubuhnya lebih padat – dan tak lagi terdiri dari beberapa bagian.

The Looking Glass 1

The Looking Glass memiliki wujud seperti boks kaca dengan pilihan ukuran 9- atau 16-inci. Perangkat diposisikan miring 45 derajat, didesain untuk ditaruh di permukaan datar seperti meja. Saat The Looking Glass menapilkan objek, konten tersebut seakan-akan melayang di udara. Dan ketika display digeser, ia akan menampilkan bagian berbeda dari objek itu layaknya benda tiga dimensi.

Metode light field kembali digunakan oleh Looking Glass Factory pada perangkat ini untuk memproyeksikan gambar dari sudut berbeda secara berbarengan demi menciptakan sensasi 3D. Produsen berharap kreasi mereka tersebut bisa membantu para seniman, desainer produk, developer game hingga arsitek buat mendapatkan perspektif baru dari proyek yang tengah mereka kerjakan.

The Looking Glass 2

Tentu saja Anda juga bisa berinteraksi dengan konten 3D di sana. The Looking Glass siap mendukung beragam peiferal kendali, dari mulai Nintendo Joy-Con untuk Switch hingga controller berbasis gerakan seperti Leap Motion. Perangkat ini bisa menampilkan objek dari software-software seperti Maya, Zbrush, Blender, Tinkercad, serta Solidworks.

Perlu diketahui bahwa untuk bekerja, The Looking Glass membutuhkan PC berspesifikasi cukup tinggi. Pastikan sistem Anda sudah dibekali prosesor Intel Core i5, RAM sebesar 4GB dan kartu grafis minimal Nvidia GTX 1060. The Looking Glass juga memerlukan port HDMI buat data dan USB type-C untuk tenaga.

The Looking Glass.

Saat artikel ini ditulis Looking Glass Factory sedang melangsungkan kampanye crowdfunding produk di Kickstarter, dan kabar gembiranya, mereka berhasil mengumpulkan modal berkali-kali lipat dari target awal. Rencananya, The Looking Glass 9-inci akan dijajakan seharga US$ 600, lalu varian 16-incinya dibanderol US$ 3.000.

Via Digital Trends.

RED Sedang Kerjakan Smartphone Perdananya yang Dibekali Display Hologram dan Desain Semi-modular

RED, produsen kamera sinema yang menjadi kepercayaan studio-studio Hollywood baru saja membuat pengumuman yang mengejutkan: mereka sedang sibuk mengerjakan smartphone perdananya. Dijuluki RED Hydrogen One, ia bukan sembarang smartphone, tapi yang memiliki display hologram.

Jadi, selain menyuguhkan konten 2D, 3D, AR sekaligus VR, layar 5,7 inci milik perangkat ini juga dapat menampilkan gambar hologram yang bisa dilihat tanpa memerlukan kacamata khusus. Rahasianya ada pada penerapan nanotechnology yang memungkinkan layar untuk bisa menampilkan satu demi satu jenis konten di atas secara seamless.

Pendiri RED, Jim Jannard, menegaskan bahwa teknologi display yang mereka pakai jauh berbeda dari yang selama ini pernah konsumen temui, contohnya pada perangkat macam Amazon 3D Fire dan LG Optimus. Mendeskripsikannya sangat sulit kecuali Anda sudah mencobanya langsung, demikian kelakar Jim yang juga merupakan founder Oakley ini.

Selain display hologram, perangkat nantinya juga bakal datang bersama algoritma khusus untuk mengonversikan konten audio stereo menjadi surround. RED begitu percaya diri bahwa hasilnya akan terdengar signifikan sampai-sampai mereka bilang kalau ini saja sebenarnya sudah cukup dijadikan alasan untuk meminangnya.

Detail selebihnya masih samar-samar. Tidak ada rincian spesifikasi terkecuali kehadiran port USB-C, slot microSD dan sistem operasi Android. Meski datang dari produsen kamera sinema, kamera Hydrogen One tidak akan bisa menghasilkan foto atau video kualitas sinema. Ini bukan saya yang bilang, tapi sang pendiri perusahaan sendiri.

Sebagai gantinya, Hydrogen One akan mengadopsi desain semi-modular, dengan sejumlah pin konektor di bagian belakang yang sepintas terdengar mirip seperti cara kerja seri Moto Z. Pengguna nantinya bisa memasangkan modul yang diklaim sanggup meningkatkan kualitas kameranya jauh di atas kamera lain terkecuali buatan RED sendiri.

Hydrogen One nantinya juga bakal mendapat tempat dalam ekosistem kamera RED, sebab ia dirancang untuk bisa digunakan sebagai display eksternal sekaligus kendali jarak jauh untuk seri kamera RED Scarlet, Epic dan Weapon – bagi yang cukup beruntung memilikinya.

Semua terobosan ini harus ditebus dengan harga yang mahal, sama kasusnya seperti hampir semua kamera besutan RED. Ada dua versi yang ditawarkan: Aluminium seharga $1.195 dan Titanium seharga $1.595. Perangkat dijadwalkan bakal masuk ke pasaran mulai kuartal pertama 2018, tapi jumlahnya bakal sangat terbatas karena memproduksi display-nya tidak mudah.

Sumber: SlashGear dan RED.

Holovect Ialah Display Hologram Desktop Pertama di Dunia

Masih ingatkah Anda saat Leia mengirim pesan hologram pada Obi-Wan di film Star Wars pertama? Teknologi display seperti ini sudah lama muncul dalam karya-karya sci-fi, bahkan sudah mulai dikembangkan sejak pertengahan abad ke-20. Di era modern, penjelmaan teknologinya tersaji lewat AR dan mixed reality, tapi kapan kita memperoleh display hologram sungguhan?

Inventor asal Texas, Jaime Ruiz-Avila, punya kejutan buat kita semua. Lewat Kickstarter, sang kreator jebolan Virginia Tech itu memperkenalkan Holovect – singkatan dari holographic vector display – yaitu device yang diklaim sebagai layar hologram desktop pertama di dunia karena betul-betul mampu menggambar objek tiga dimensi di udara dengan cahaya. Menariknya, basis dari Holovect sebetulnya bukanlah teknologi hologram sejati.

Dalam versi pengembangannya, Holovect memiliki wujud tidak biasa, dirancang untuk ditaruh di atas meja. Device memiliki dua bagian utama: unit penembak laser dan ‘unit modifikasi udara’. Bagi Ruiz-Avila, teknik ini bukanlah metode hologram sejati, karena istilah hologram sebetulnya mengacu pada upaya merekam cahaya demi menghasilkan gambar 3D. Holovect sendiri mengusung metode proyeksi.

Prinsip kerja Holovect sebetulnya terbilang sederhana. Ruiz-Avila dan timnya menemukan cara untuk menghasilkan udara dengan indeks refraksi berbeda, gunanya ialah buat memantulkan (atau menangkap) sinar laser. Dengan mengendalikan arah laser ke udara yang telah dimodifikasi, komputer mampu ‘menempatkan’ pixel ataupun voxel 3D. Versi mark II Holovect kabarnya sanggup menggambar 50 benda dalam satu detik di area seluas 12-sentimeter persegi.

Kemampuannya memang unik, tapi apa fungsi praktisnya? Ruiz-Avila menjelaskan bahwa Holovect bisa dimanfaatkan buat memvisualisasikan model sebelum dicetak printer 3D. Ada dua cara: pertama dengan meng-import  file STL dan mengubahnya ke format vect atau tinggal divisualisasi secara langsung. Keduanya dimaksudkan untuk memastikan desain lebih presisi serta meningkatkan efisiensi di bidang produksi karena menghemat waktu dan material.

Selain itu, Holovect juga dapat diterapkan dalam visualisasi data yang diperoleh dari pemindai 3D atau scan tomography. Tentu saja teknologi ini juga bisa dipakai buat iklan ataupun branding sebuah produk. Berbekal ekosistem dan software open source, developer berupaya membebaskan siapapun untuk berkreasi – memanfaatkan Holovect sebagai tool produktif, medium penyajian karya seni hingga platform permainan.

Jika Anda tertarik, Holovect Mk. II dapat dipesan di Kickstarter seharga US$ 800, rencananya akan mulai dikirim ke backer pada bulan Maret sampai Juni 2017.

Tak Butuh Augmented Reality, Kino-Mo Holo Ialah Display Hologram Berteknologi Unik

Hologram telah dikembangkan sejak puluhan tahun silam dan diterapkan ke berbagai bidang, namun di benak khalayak awam, terminologi ini mengacu pada teknik proyeksi tiga dimensi seperti dalam film-film fiksi ilmiah. Alternatif fungsional dan yang paling mendekati holographic ialah augmented reality, tapi konten baru bisa diakses jika kita mengenakan aksesori headset.

Publik masih menanti momen di mana sistem hologram tersaji secara umum. Dan peluang pelan-pelan terbuka, apalagi setelah berlangsungnya Consumer Electronics Show 2016. Di acara itu, developer London bernama Kino-Mo memamerkan Holo, teknologi display yang membuat gambar seolah-olah melayang di udara. Proses setup-nya tidak sulit, karena Kino-Mo menawarkan solusi ‘plug-and-play‘.

Tim inventor mendeskripsikan display Kino-Mo Holo sebagai generasi baru hologram. Ia merupakan jawaban atas kelemahan teknologi terdahulu – harganya mahal, pemasangannya rumit dan memakan waktu, serta membutuhkan ruang yang lebar. Di CES 2016, Kino-Mo menampilkan beberapa contoh gambar seperti jam tangan, Slimer dari film Ghostbuster, dan foto Emma Watson.

Tentu Kino-Mo Holo bisa digunakan untuk keperluan yang ‘lebih krusial’. Ambil contohnya implementasi buat iklan atau pengumuman di toko. Hologram sangat mudah menarik perhatian, mampu menampilkan gambar 3D; cocok buat menciptakan brand awareness. Pengembang turut membekalinya dengan modul GSM, sehingga Anda dapat meng-update output gambar dari jauh.

Sesederhana apa pemasangan Kino-Mo Holo? Pertama, gambar atau video bisa ditransfer dari komputer ke device melalui USB (atau wireless). Untuk membuat konten 3D, Anda dipersilakan memakai software-software olah grafis standard. Ia dapat segera aktif tanpa prosedur instalasi, Anda tinggal menyalakannya saja. Lalu apakah kapabilitasnya hanya sekedar gimmick? Tidak juga, perusahaan-perusahaan ternama seperti General Electric, Aston Martin, Samsung dan Intel telah memanfaatkan produk Kino-Mo buat solusi advertisement.

Kino-Mo Holo menggunakan bilah baling-baling ber-LED yang diputar sebagai display-nya untuk menciptakan ilusi, seolah-olah objek terbang di udara. Unit sensor dan microprocessor bertugas untuk menghitung sudut, kecepatan serta memposisikan tiap-tiap LED; kemudian mengirimkan sinyal ke lampu buat menghasilkan gambar 3D.

Begitu kompleksnya perangkat ini, developer memerlukan waktu satu setengah tahun cuma untuk menciptakan unit purwarupanya. Holo display tersebut sudah dijual, namun tim Kino-Mo tidak mengungkap harganya secara gamblang.

Via Daily Mail. Sumber: Kino-Mo.com.