Tag Archives: distribusi digital

Cara Belanja Game di Epic Games Store

Berkat strategi pembagian keuntungan 88 banding 12 persen, Epic Games Store berhasil menggaet sejumlah developer untuk melepas kreasinya di platform distribusi digital tersebut serta melakukan kesepakatan eksklusif. Umumnya, mereka yang bermigrasi ke layanan buatan tim di belakang Fortnite dan Gears of War itu ialah studio-studio independen, namun beberapa sudah memupuk reputasi lewat judul-judul istimewa.

Tak seperti Steam, untuk sementara pihak Epic Games terlibat langsung dalam proses kurasi demi memastikan produk-produk yang ditawarkan di platform mereka merupakan judul-judul berkualitas. Epic Games sempat menyampaikan bahwa toko digital mereka tidak dirancang buat berkompetisi dengan Steam, tapi menariknya, tim terlihat cekatan demi memastikan konsumen mudah bertransaksi – termasuk bagi gamer di Indonesia.

Setelah mengutak-utik sedikit, ternyata berbelanja permainan di Epic Games Store cukup mudah. Hanya saja, buat sekarang metode transaksinya masih terbatas. Kabar gembiranya, Epic Games turut menyediakan metode pembelian secara offline lewat gerai minimarket. Penasaran? Silakan ikuti langkah-langkah di bawah ini:

 

1. Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah mengunjungi Epic Games Store via browser.

Epic 1

2. Lihat ke pojok kanan atas, Anda akan menemukan tombol Sign In dan ‘Get Epic Games‘ berwarna biru.

3. Silakan klik tombol Sign In, dan Anda akan dibawa ke laman registrasi. Pendaftaran bisa dilakukan dengan menggunakan akun PlayStation Network, Xbox Live, Nintendo, Facebook dan Google+ (segera ditutup dalam waktu dekat). Saya sendiri memilih untuk membuat akun baru via opsi ‘Sign Up‘ di bawah.

Epic 2

4. Selanjutnya, pilih negara tempat Anda berdomisili, masukkan data-data yang diminta (nama, alamat email, password), dan jangan lupa checklist bagian ‘I have read and agree to the terms of service‘.

5. Buka email, dan Anda akan menemukan surel verifikasi. Silakan klik tautan yang ada di sana. Jika belum terkirim, masuk ke page account setelah sign in, dan kirim ulang email verifikasinya.

Epic 8

6. Kembali ke laman utama Epic Games Store, klik tombol ‘Get Epic Games‘ untuk mendapatkan installer Epic Games Launcher.

7. Setelah ini, pembelian bisa dilakukan lewat website Epic Games Store di browser atau melalui aplikasi Epic Games Launcher. Jika Anda memilih metode kedua, biarkan app melakukan update otomatis.

8. Cari permainan yang Anda inginkan, misalnya Hades (early access) buatan Supergiant Games. Klik tombol harga yang ada di bagian product home.

Epic 3

9. Sebuah window baru akan muncul, berisi opsi metode pembayaran. Saat ini, tesedia pilihan transaksi via PayPal, XL Axiata, DOKU Wallet, atau Alfamart.

Epic 4

10. Saya akan mencoba memilih pembelian via Alfamart. Anda bisa men-checklist catatan di kiri bawah jika tak mau menerima email promosi dari pihak developer/publisher. Dari sini, tinggal klik Place Order.

Satu kelemahan signifikan dari Epic Games Store dibanding Steam adalah harga yang belum dilokalisasi. Tinggi rendahnya harga game bergantung dari nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Disajikan dalam rupiah, harga game di Steam untuk user di Indonesia tetap stabil, tidak fluktuatif, bahkan jauh lebih murah dari ‘MSRP’.

Epic 5

Di Epic Games Store, Anda harus membayarkan uang Rp 308 ribu untuk permainan seharga US$ 20. Jika setuju, klik Continue.

11. Silakan pergi ke gerai Alfamart, Alfa Midi, Alfa Express, Lawson atau DAN+DAN terdekat; dan bilang pada kasir Anda ingin melakukan pembayaran lewat XSOLLA. Tersedia instruksi di page pembayaran jika kasir bingung.

Epic 6

12. Berikan kode pembayaran yang ada, misalnya ‘8888820300220754’. Kasir akan melakukan konfirmasi nama konsumen, merchant dan nominal. Setelah bertransaksi, simpan tanda terimanya.

Epic 7

13. Kode akan dikirim lewat email, dan Anda tinggal memasukkan kode redeem tersebut di laman akun Epic Games Store.

14. Voilà, Hades (atau game apapun yang dipilih) telah menjadi milik Anda.

Saya akui, pilihan permainan di Epic Games Store memang masih terbatas. Namun sejumlah game di sana tidak bisa Anda temukan di platform distribusi lain, misalnya Hades, Ashen, atau judul-judul yang akan datang seperti Rebel Galaxy Outlaw, Genesis Alpha One dan World War Z. Dan saya yakin dengan penawaran 12/88, akan ada banyak developer tertarik buat bergabung.

Selain berjanji buat menambah koleksi game di platform-nya, Epic Games juga berencana untuk mempersilakan pengguna menikmati game gratis secara konsisten. Berdasarkan jadwal yang telah diungkap, Subnautica dapat dimainkan cuma-cuma dari tanggal 14 sampai 27 Desember. Setelah itu giliran Super Meat Boy mulai 28 Desember hingga 10 Januari 2019.

 

‘Steam dari Tiongkok’ WeGame Rencananya Akan Meluncur Secara Global

Saat berdiskusi soal perusahaan game raksasa, nama-nama yang kita sebutkan mungkin tidak jauh dari Electronic Arts, Activision, Blizzard, atau Ubisoft. Tapi menakar dari modal yang mereka miliki, publisher-publisher ini ternyata belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Tencent. Per bulan Maret silam, mereka mengenakan mahkota ‘perusahaan gaming terbesar di dunia‘.

Melihat kesuksesan Valve di ranah distribusi digital, Tencent juga telah menyiapkan layanan serupa Steam. Platform bernama WeGame itu diungkap pertama kali pada bulan April 2017, menawarkan sebuah medium untuk mengedarkan permainan dan beragam konten ke pengguna, sembari menyediakan tempat bagi gamer buat beraktivitas – dari mulai berbelanja hingga melakukan live streaming.

Dan berdasarkan laporan dari South China Morning Post, Tencent Holdings punya agenda untuk memperluas jangkauan WeGame. Sebagai langkahnya menembus pasar global, Tencent tengah mempersiapkan perilisan perdana WeGame di wilayah non-Tiongkok: Hong Kong. Hal yang memotivasi Tencent untuk bersusah payah menandingi dominasi Steam ternyata adalah keinginan mereka menghadirkan game-game developer lokal di ranah internasional.

Faktor lain yang boleh jadi mendorong Tencent untuk meluncurkan WeGame secara global ialah pengumuman Valve Corporation di bulan lalu. Perusahaan Amerika itu telah menyingkap rencana untuk meluncurkan layanan Steam di Tiongkok dibantu oleh raksasa hiburan Perfect World. Namun meski Steam belum tersedia resmi di sana, platform gaming terpopuler di PC itu berhasil menghimpun banyak gamer Tiongkok.

Di bulan Desember kemarin, pemerintah Tiongkok sempat memblokir akses ke Steam Community. Laman store memang masih tetap bisa dibuka, tapi pemblokiran tersebut mengakibatkan user Tiongkok tidak bisa lagi berinteraksi dengan pemain di lokasi lain. Menariknya, berdasarkan data dari hasil survei Valve di bulan Mei 2018, lebih dari seperempat pengguna Steam memilih bahasa Simplified Chinese, mengindikasikan besarnya jumlah user asal Tiongkok.

WeGame sendiri merupakan versi upgrade dari Tencent Games Platform yang sebelumnya berhasil menghimpun lebih dari 200 juta pengguna aktif. Layanan ini juga sudah mulai memasarkan permainan-permainan populer seperti Minecraft, Stardew Valley, Rocket League, Portal Knights, serta Cities: Skylines. Dan rencananya, Monster Hunter: World PC dan Fortnite juga akan dirilis via WeGame.

Di mata gamer global, Steam memang lebih dikenal dibandding WeGame. Namun perlu Anda ketahui bahwa bulan Maret lalu, Ubisoft telah memulai kerja sama strategis dengan Tencent untuk memperluas jangkauan game-game-nya hingga ke Negeri Tirai Bambu.

EA Update Program On the House, Kali Ini Jade Empire Dibagi-Bagikan Gratis

Memang ada banyak alasan kuat mengapa orang menjaga jarak dari platform distribusi Origin serta praktek bisnis Electronic Arts. Metode online pass, DLC, dan penutupan server dini ialah beberapa yang paling tidak disukai. Mengetahui hal itu, tentu saja sang publisher berusaha mengembalikan kepercayaan gamer. Selain merevisi sejumlah kebijakan, EA turut menyajikan On the House.

Dimulai sejak Maret 2014, On the House merupakan program bagi-bagi game gratis – tanpa syarat dan efek samping, bukan demo ataupun versi trial. Begitu permainan sudah masuk dalam library, maka ia selamanya jadi milik Anda. prakarsa One the House diawali oleh Dead Space, lalu diikuti oleh kira-kira 15 judul lain. Dan EA baru saja meng-update daftarnya dengan action RPG kontemporer bertema mitos Oriental ciptaan BioWare, Jade Empire.

On the House Jade Empire 03

Dari deretan panjang kreasi BioWare, Jade Empire boleh dibilang sebagai judul yang paling kurang dikenal, apalagi dikomparasi dengan Mass Effect, Baldur’s Gate atau Star Wars: Knights of the Old Republic. Namun tidak berarti ia jelek. Pers memuji Jade Empire karena setting orisinil, narasi dan jalan cerita istimewa, dan diisi karakter-karakter mengagumkan. Banyak di antara mereka setuju, Jade Empire ialah salah satu game terbaik di console Xbox.

Permainan mengambil setting Wuxia (genre fiksi Tiongkok, umumnya fokus pada kisah para pendekar kuno), mengisahkan perjalanan seorang anak yatim piatu yang diasuh oleh Master Li, seorang ahli dan pendiri sekolah bela diri. Anda diberi kebebasan untuk menciptakan karakter utama dan menentukan keahliannya – termasuk gaya bertarung, senjata, dan kemampuan sihir.

On the House Jade Empire 01

Layaknya ciri khas permainan BioWare, Jade Empire tidak hanya menyuguhkan aksi pertarungan. Ia menawarkan sistem dialog dan quest komprehensif, mirip Knights of the Old Republic. Anda dapat berbincang-bincang dengan tokoh NPC; dan setiap pilihan akan memengaruhi cerita, serta berdampak pada karakter-karakter yang menemani Anda dan dunia game. Tergantung dari keputusan kita, pemain bisa mengikuti filosofi ‘Open Palm’ atau ‘Closed Fist’.

Untuk segera menikmati Jade Empire, Anda tinggal berkunjung ke laman On the House di website Origin. Alternatifnya, silakan buka app client EA Origin lalu dari Store, gerakkan kursor mouse ke Deals and Free Games. Menu akan terbuka, lalu pilih On the House. Di page selanjutnya, klik Download Now.

Seperti biasa, Electronic Arts tidak menginformasikan secara gamblang kapan program On the House Jade Empire akan berakhir. Anda tidak perlu mengunduhnya sekarang, tapi buat amannya, pastikan saja ia masuk ke My Games.

On the House Jade Empire 02

Gambar: Steam.

Tips Pintar Membeli Video Game

Banyak orang mengira para gamer, termasuk kelas profesional, didominasi kalangan remaja dan ‘dewasa muda’. Faktanya, rata-rata umur para antusias video game adalah 31 tahun. Dan tahukah Anda, belanja permainan ternyata paling sering dilakukan oleh gamer berusia 35 sampai 40 tahun. Artinya di usia produktiflah konsumen mengeluarkan dana paling banyak. Continue reading Tips Pintar Membeli Video Game

Dapatkah Good Old Games Saingi Steam Dengan GOG Galaxy?

Banyak netizen ‘bersumpah’, mereka tak akan membeli game jika tidak dirilis di Steam, biasanya diucapkan terkait sentimen terhadap EA Origin. Tapi sebenarnya persaingan adalah hal positif, menandai tidak praktek monopoli, memberikan opsi bagi konsumen. Menariknya, kali ini Steam mendapatkan kompetisi dari layanan distribusi digital yang sama sekali tidak disangka-sangka. Continue reading Dapatkah Good Old Games Saingi Steam Dengan GOG Galaxy?

Ada Diskon Besar-Besaran dan Bagi-Bagi Game Gratis di GOG.com

Jangan dikira hanya Steam saja yang gencar melakukan potongan harga game gila-gilaan. Dari sekarang hingga akhir tahun, Anda akan disuguhkan banyak sekali promo video game murah dari penyedia layanan distribusi digital. Namun GOG sama sekali tidak tanggung-tanggung, bukan cuma diskon, mereka juga bagi-bagi permainan gratis. Continue reading Ada Diskon Besar-Besaran dan Bagi-Bagi Game Gratis di GOG.com

Lima Fakta Menarik Industri Gaming

Awalnya hanya dianggap sebagai bagian ekstensi dunia hiburan di pertengahan 70-an, industri gaming dan komputer telah berkembang menjadi bagian penting kehidupan modern. Video game berhasil membuktikan bahwa ia merupakan media berpotensi tinggi, mengalahkan cabang-cabang industri hiburan lain. Continue reading Lima Fakta Menarik Industri Gaming

Games for Windows Live Segera Tiada, Lalu Bagaimana Nasib Game yang Menggunakannya?

Games for Windows Live adalah contoh negatif bagaimana sebuah perusahaan raksasa ingin mencoba membuat platform distribusi software digital sekaligus DRM a la Steam. Walaupun Steam sendiri masih cukup jauh dari sempurna, kesalahan-kesalahan yang Valve lakukan tampak jauh lebih remeh dibandingkan eksekusi yang Microsoft lakukan dalam mengembangkan layanan tersebut. Continue reading Games for Windows Live Segera Tiada, Lalu Bagaimana Nasib Game yang Menggunakannya?