Tag Archives: DIVA

Platform POS Pawoon memasuki tahun ketujuh memiliki lebih dari 25 ribu merchant dari UMKM dan enterprise tersebar di 250 kota di Indonesia

Tujuh Tahun Pawoon dan Strategi Kenalkan POS Sebagai Pintu Masuk UMKM “Go Digital”

Enam tahun lalu, CEO Pawoon Ahmad Gadi menyampaikan keputusannya untuk mendirikan Pawoon pada 2014 karena keyakinannya pada aplikasi Point of Sales (POS) adalah entry point bagi usaha kecil dalam menggunakan teknologi. Pernyataannya sepenuhnya betul, sebab data dari BPS pada tahun 2020 menyatakan bahwa UMKM memiliki kontribusi sebesar 60,3% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

UMKM menyerap 97% dari total tenaga kerja dan 99% dari total lapangan kerja. Akan tetapi, digitalisasi di sektor ini perlu digenjot lagi karena dari 64,2 juta unit UMKM, hanya 13% diantaranya yang memanfaatkan teknologi digital dalam mengelola usahanya.

Pandemi menjadi pembuktian tentang pentingnya migrasi ke digital. Menurut bank sentral, terjadi penurunan ekonomi bagi sebanyak 87,5% UMKM karena dipengaruhi oleh pandemi. Namun, hal ini juga menunjukkan bahwa 27,6% UMKM yang beroperasi secara online benar-benar mengalami peningkatan penjualan pada tahun 2020 dan seterusnya.

Semangat tersebut terus digalakkan oleh Pawoon memasuki usianya yang ketujuh. Dalam wawancara bersama DailySocial, Chief Strategic Officer Pawoon Ivan Ekancono mengatakan tingkat resistansi UMKM terhadap layanan POS justru kian hari semakin mengecil karena mereka sadar digital dapat membantu usaha daripada terus menerus membuat pencatatan secara manual, tapi seringkali bingung mau mulai dari mana.

“Dari pantauan tim kami di lapangan, kebanyakan mereka ini sudah aware tapi belum terlalu paham sekali. Begitu kita edukasi dan berikan live demo, mereka jadi lebih terarah dan langsung bisa menggunakan POS,” terangnya.

Lebih dari sekadar POS

Pawoon bukanlah pemain tunggal di segmen yang memiliki kontribusi terbesar buat negara, di luar sana ada banyak pemain seangkatannya dan para pemain baru yang mencoba di kue yang sama. Makanya, Pawoon pun telah berevolusi menjadi lebih dari sekadar POS agar dapat terus menemani seluruh tahapan bisnis yang kebutuhannya terus berkembang.

Ivan melanjutkan, fitur dasar Pawoon adalah membantu pemilik bisnis melakukan pencatatan transaksi dan pengelolaan data yang lebih baik. Kini menawarkan fitur yang lebih advance, seperti manajemen inventori, absensi karyawan, hingga promosi yang dapat diakses kapan saja.

Berikutnya, terintegrasi dengan mitra pihak ketiga untuk memberikan fitur tambahan. Diantaranya, bersama Forstok untuk menggabungkan toko online dan offline dari pemilik bisnis, sehingga seluruh transaksi dari berbagai platform dapat dikelola dalam satu dasbor Pawoon.

Lalu, GrabFood agar pemilik bisnis dapat menerima pesanan dari channel GrabFood dan terhubung juga dengan GrabExpress dan terintegrasi dengan para pemain e-money, seperti GoPay, OVO, DANA, dan LinkAja. “Kami juga telah bermitra dengan p2p lending dan perbankan untuk menyediakan kemudahan akses permodalan agar pemilik usaha dapat terus mengembangkan usahanya.”

Demi menyesuaikan dengan model bisnis O2O, Pawoon merilis PawoonLive! untuk mengakomodasi merchant FnB-nya. Ini adalah self-ordering platform yang berfungsi membantu pelanggan melakukan pemesanan makanan secara online, baik itu dine-in, takeaway, atau delivery karena telah terintegrasi dengan Go-Send dan GrabExpress. Proses pembayarannya sepenuhnya secara digital dan proses pemesanan melalui WhatsApp Order atau microsite yang disediakan PawoonLive!.

Demi memberikan nilai tambah kepada para merchant, berkat masuknya DIVA ke dalam jajaran pemegang saham di Pawoon, kini sejumlah layanan DIVA telah tersedia di Pawoon. Salah satunya adalah layanan pembelian pulsa dan pembayaran PPOB, sehingga saat konsumen dari suatu merchant berkunjung dapat membeli pulsa atau membayar tagihan secara instan.

“Masih banyak integrasi dengan DIVA yang akan kami lakukan ke depannya. Tentunya kami akan melihat terlebih dahulu skala prioritasnya karena harus menyesuaikan dengan kebutuhan merchant kami.”

Di luar grup DIVA, Pawoon bekerja sama dengan Telkomsel untuk perluasan adopsi POS melalui aplikasi 99% Usahaku. Dalam paket bundling ini, Telkomsel menyediakan tambahan paket data 2GB untuk merchant yang berlangganan Pawoon. Integrasi ini memudahkan Pawoon dalam menjangkau merchant baru, sebab diklaim Telkomsel juga memiliki basis UMKM sendiri.

Ivan menjelaskan, dengan seluruh fitur tersedia dan terus bertambah ke depannya, mengukuhkan posisi Pawoon untuk seluruh level bisnis usaha, sekalipun UMKM. Pawoon baru menyeriusi segmen UMKM pada 2019 setelah sebelumnya baru bermain di segmen usaha menengah ke atas. Pada saat itu, perkembangan UMKM meningkat pesat bahkan hingga saat ini.

Dalam komposisinya, Pawoon memiliki lebih dari 25 ribu merchant yang terdiri dari UMKM sebanyak 60% dan sisanya enterprise 40%. Kebanyakan merchant ini bergerak di bisnis FnB, ritel, dan jasa (salon, car wash, laundry, dan sebagainya). Seluruh merchant ini tersebar di 250 kota di seluruh Indonesia.

Perusahaan membuat sistem berlangganan untuk mengakses fitur-fiturnya, dimulai dari Rp299 ribu per bulan untuk paket basic dan Rp599 ribu untuk paket pro. Kendati demikian, Pawoon juga memiliki layanan gratis untuk bisnis kecil tapi dengan fitur yang terbatas.

Ivan melihat pricing tersebut sudah diukur dengan kempuan dari tingkat pengeluaran para merchant. Bahkan bersama Telkomsel, merchant juga mendapat tambahan paket data.

Untuk menjaga retensi, Pawoon banyak melakukan kegiatan aktivasi baik itu sharing ilmu dengan merchant besar untuk berbagi kisah suksesnya dan kegiatan lainnya yang bersifat upgrade kemampuan. “Karena pandemi, kami membuat kegiatan jadi online. Justru mampu menarik pengunjung hingga ribuan untuk sekali acara sharing.”

Rencana berikutnya

Tak hanya bisnis POS untuk UMKM, perusahaan juga memiliki bisnis B2B untuk membantu pengembangan adopsi POS yang lebih masif bersama korporasi lain yang tertarik untuk masuk ke segmen ini. Menurut Ivan, POS saat ini menjadi segmen yang banyak dilirik karena prospeknya yang cerah, mengingat masih banyak UMKM yang go digital dan menjadi pintu gerbang yang bagus untuk memperkenalkan layanan digital yang lebih variatif ke depannya.

Berikutnya, pada tahun ini perusahaan akan menjadikan para merchant-nya sebagai agen Laku Pandai dengan salah satu bank pelat merah. Ivan mengatakan, merchant dapat melayani layanan finansial kepada para konsumennya, seperti transfer ke antar bank hingga menjual produk keuangan, baik itu asuransi atau layanan tabungan.

“Jadi merchant kami yang warung kopi bisa melayani konsumen yang mau transfer ke bank, uangnya bisa langsung masuk ke rekening yang tuju, atau bisa juga top up e-toll.”

Meski tidak dijelaskan dengan detail, Ivan merinci saat ini struktur kepemilikan saham di Pawoon masih diisi DIVA dan Kejora Ventures. Kejora turut berinvestasi di DIVA pada Agustus 2019 melalui fund khusus bernama InterVest Star SEA Growth I yang dikelola bersama InterVest.

Menanggapi potensi IPO perusahaan, Ivan menyampaikan dorongan tersebut memang ada, tapi ia menginginkan Pawoon dapat melantai dengan “benar”, bukan sekadar ingin cari pendanaan saja.

“Kami ingin Pawoon suatu saat bisa listing jadi perusahaan terbuka dengan saham yang benar-benar dinikmati market. Investor beli karena senang dengan produk Pawoon dan yakin dengan perusahaannya, sehingga saham Pawoon bisa lebih atraktif,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Bahasa.ai Secures Follow-on Funding Led by East Ventures

Bahasa.ai, a startup developer of the NLP / NLU platform for the Indonesian language, announced continued funding with a nominal, led by its previous investor, East Ventures. This round was attended by new investors, such as DIVA, SMDV, and Plug and Play Indonesia.

Previously, Bahasa.ai received seed funding from East Ventures with undisclosed value in August 2018. Bahasa.ai’s Co-Founder & CEO, Hokiman Kurniawan cannot reveal any further details related to this round while in contact with DailySocial.

“This round is after the seed funding and we don’t put a series. The entrance [of new investors] has started from the beginning of the year,” he said, Wednesday (1/7).

DIVA, as a publicly listed company, in its official statement wrote the Bahasa.ai’s investment was launched in April 2020 through a subsidiary company. The investment aims to strengthen one of its products, DIVA Intelligent Instant Messaging to provide a 360-degree experience to consumers, especially those who are less tech-savvy.

The entrance of Bahasa.ai, indeed, broadens user’s target segment. DIVA alone focuses on the SME segment, while Bahasa.ai supports e-commerce players, banking, and the modern retail segment.

The company’s business transformation has changed, from B2B2C to B2C, allowing access to user engagement and facilitating access to relevant products and services with faster and more accurate responses.

“Bahasa.ai has a healthy business model and a strong track record in supporting large companies and leading e-commerce players in empowering their business in digital technology, especially in the area of ​​chatbot and AI technology,” the company wrote.

The Company hopes that by connecting the company with the DIVA Group, Bahasa.ai can enter the larger ecosystem, both commercially and financially. Several companies have used the company’s service, including Dana, Tokopedia, Sinarmas Bank, Bussan Auto Finance, and Panorama JTB.

Bahasa.ai applies a neutral network algorithm that is unique to Indonesian, allowing the chatbot platform to interact with consumers in a natural way. Like talking with a personal assistant or friend.

Typographical errors, informal phrases, and Indonesian slang can be detected and predicted by Bahasa.ai because Bahasa.ai memorizes and predicts repeated behavior or frequent transactions.

Bahasa.ai offers appropriate and relevant advice for its users. Also, another capability as an advantage, the “push notification” feature that offers relevant call-to-action, based on customer profiles and existing history.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Bahasa.ai, startup pengembang platform NLP/NLU untuk Bahasa Indonesia mendapat pendanaan lanjutan dipimpin East Ventures, diikuti oleh investor baru DIVA, SMDV, dan Plug and Play Indonesia

Bahasa.ai Kantongi Pendanaan Lanjutan Dipimpin East Ventures

Bahasa.ai, startup pengembang platform NLP/NLU untuk Bahasa Indonesia, mengumumkan pendanaan lanjutan dengan nominal dirahasiakan yang dipimpin investor terdahulunya, East Ventures. Putaran ini diikuti oleh jajaran investor baru, seperti DIVA, SMDV, dan Plug and Play Indonesia.

Sebelumnya, Bahasa.ai mengantongi pendanaan tahap awal dari East Ventures dengan nominal dirahasiakan pada Agustus 2018. Detail terkait putaran terbaru ini belum bisa dipaparkan lebih lanjut oleh Co-Founder & CEO Bahasa.ai Hokiman Kurniawan saat dihubungi oleh DailySocial.

Round ini setelah seed dan tidak kita beri seri. Masuknya [para investor] sudah dari awal tahun,” katanya, Rabu (1/7).

Mengingat DIVA adalah perusahaan terbuka, dalam keterangan resminya dipaparkan investasi ke Bahasa.ai dilakukan pada April 2020 melalui entitas anak perseroan. Tujuan dari investasi ini adalah memperkuat salah satu produknya, yakni DIVA Intelligent Instant Messaging memberikan pengalaman 360 derajat kepada konsumen, terutama segmen yang kurang melek teknologi.

Masuknya Bahasa.ai, tentunya memperluas target segmen pengguna. DIVA sendiri fokus pada segmen UKM, sementara Bahasa.ai mendukung pemain e-commerce, perbankan, dan segmen ritel modern.

Transformasi bisnis perseroan pun berubah, dari B2B2C menjadi B2C, memungkinkan akses ke user engagement dan memfasilitasi akses ke produk dan layanan yang relevan dengan respons yang lebih cepat dan akurat.

“Bahasa.ai memiliki bisnis model yang sehat dan rekam jejak yang kuat dalam mendukung perusahaan besar dan pemain e-commerce terkemuka dalam memberdayakan bisnisnya dalam teknologi digital, terutama pada area chatbot dan teknologi AI,” tulis perseroan.

Perseroan berharap dengan menghubungkan perusahaan dengan Grup DIVA, Bahasa.ai dapat memasuki ekosistem yang lebih besar, baik secara komersial dan finansial. Sejumlah perusahaan yang menjadi klien perseroan di antaranya adalah Dana, Tokopedia, Bank Sinarmas, Bussan Auto Finance, dan Panorama JTB.

Bahasa.ai mengaplikasikan algoritma jaringan netral yang unik bagi Bahasa Indonesia, memungkinkan platform chatbot untuk berinteraksi dengan konsumen dengan cara alami. Seperti halnya berbicara dengan asisten pribadi atau teman.

Kesalahan ketik, frasa informal, dan bahasa gaul Indonesia dapat dideteksi dan diprediksi oleh Bahasa.ai karena Bahasa.ai menghafal dan memprediksi perilaku berulang atau transaksi yang sering dilakukan.

Bahasa.ai menawarkan saran yang tepat dan relevan bagi penggunanya. Kapabilitas lainnya yang menjadi kelebihan adalah fitur “push notification” yang menawarkan calls-to-action yang relevan, berdasarkan profil konsumen dan riwayat yang ada.

Kejora InterVest Lead the Investment on DIVA

InterVest Star SEA Growth Fund I, the fund managed by Kejora Ventures and InterVest, led the investment on DIVA (PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk) shares. They didn’t mention an exact number on the investment.

This is followed by some investors, including Korea Development Bank, Korea Venture Investment Corporation, NH Investment & Securities, Industrial Bank of Korea, and Barito Pacific Group.

It may take a significant portion of shares in exchange for a position in DIVA’s boards of directors in the next annual meeting.

“Supported by strong partners and investors, DIVA is to make comprehensive offerings to our partners, particularly Indonesia’s SMEs. From all digital platforms. payment enabler, and our current banking services, we aim to reach financial industry, logistics, and artificial intelligence, IoT, fulfillment, and supply chain,” DIVA’s Director, Dian Kurniadi said.

“We are so glad to have this opportunity. We believe this collaboration can accelerate DIVA’s growth significantly through synergy with our ecosystem and connection worldwide,” Kejora Ventures Founding Partner, Sebastian Togelang said.

Previously, DIVA has officially acquired 30% shares of the point of sales developer, Pawoon. Both companies are planning platform integration to provide all-in-one services for SMEs.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Kerjora Intervest DIVA

Kejora InterVest Pimpin Investasi ke DIVA

InterVest Star SEA Growth Fund I, dana kelolaan Kejora Ventures dan InterVest, memimpin investasi dalam pembelian beberapa porsi saham DIVA (PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk). Tidak disebutkan secara pasti nominal transaksi yang digelontorkan.

Investasi ini turut didukung beberapa investor lain meliputi Korea Development Bank, Korea Venture Investment Corporation, NH Investment & Securities, Industrial Bank of Korea, dan Barito Pacific Group.

Kemungkinan persentase pengambilalihan saham cukup signifikan, pasalnya pemberi dana akan ditunjuk menjadi dewan DIVA pada rapat umum luar biasa yang akan digelar.

“Dengan mitra sekaligus pendukung yang kuat, DIVA dapat menciptakan penawaran komprehensif kepada mitra kami, terutama UKM di Indonesia. Mulai dari berbagai produk digital, payment enabler, dan layanan perbankan kami saat ini, kami berharap dapat berkembang ke ranah keuangan, logistik, kecerdasan buatan, IoT, fulfilment, dan supply chain,” sambut Direktur DIVA Dian Kurniadi.

“Kami sangat gembira dengan adanya kesempatan ini. Kami percaya melalui kolaborasi ini, kami dapat mendorong pertumbuhan DIVA secara signifikan melalui sinergi dengan ekosistem dan jaringan kami di seluruh dunia,” ujar Founding Partner Kejora Ventures Sebastian Togelang.

Kabar sebelumnya, DIVA telah resmi mengakuisisi 30% saham milik pengembang layanan point of sales Pawoon. Kedua perusahaan rencanakan integrasi platform untuk hadirkan layanan menyeluruh bagi kalangan UKM.

Diva Akuisisi Saham Pawoon

DIVA Resmi Akuisisi 30 Persen Saham Pawoon

Rencana akuisisi 30% saham startup point-of-sales Pawoon (PT Alphanovation Digital Teknindo) oleh DIVA akhirnya terealisasi hari ini (02/8), setelah dikabarkan sejak akhir tahun 2018 lalu. Pasca aksi perusahaan ini, kedua platform akan bersinergi mengembangkan teknologi dan inovasi produk untuk membantu kegiatan penjualan dan pemasaran di sektor UKM.

“…kami bermaksud untuk memanfaatkan keunggulan kompetitif dari Pawoon, yang memungkinkan perluasan pangsa pasar secara lebih cepat. Sebagai permulaan, DIVA dan Pawoon telah meluncurkan produk ‘Smart Outlet’, menyatukan platform outlet DIVA dan layanan POS milik Pawoon,” sambut Direktur DIVA Dian Kurniadi.

Sementara itu Founder Pawoon Ahmad Gadi mengungkapkan, dengan bergabung di eksosistem DIVA ia berharap untuk dapat mengakses pasar yang lebih luas sembari menyajikan penawaran fitur yang lebih lengkap, mulai dari integrasi dengan layanan pembayaran hingga logistik.

Gadi juga mengungkapkan saat ini Pawoon sudah digunakan oleh lebih dari 10 ribu UKM di lebih dari 200 kota di Indonesia. Ia juga menyampaikan ambisinya untuk menjadi “unicorn” Indonesia selanjutya.

Untuk layanan SaaS berbasis point-of-sales, Pawoon bersaing langsung dengan beberapa pemain seperti Moka, Sellfazz, NadiPOS, dan lain-lain.

PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA) merupakan anak usaha dari Kresna Graha Investama. DIVA bergerak di bidang digital business converter dan accelerator dengan model bisnis B2B2C. Melalui platform digitalnya, DIVA menyediakan dua produk untuk para UKM, yakni DIVA Smart Outlet (SO) dan DIVA Intelligent Instant Messaging (IIM).

Application Information Will Show Up Here
Layanan chatbot Arvita yang dikembangkan Tetra X Change dan DIVA bersifat freemium, ada biaya yang dikenakan setelah tujuh hari pemakaian

Tetra X Change dan DIVA Rilis Chatbot Arvita, Permudah “Trader” Analisis Saham

Aplikasi trading saham Tetra X Change menggandeng DIVA dalam menghadirkan chatbot Arvita (Automate Respond by Virtual Technical Analyst) untuk mempermudah trader mengambil keputusan perdagangan saham.

Arvita hadir melalui layanan instant messaging SIVA (Stock Info DIVA) yang kembangkan oleh DIVA. Chatbot kini bisa diakses via WhatsApp dengan nomor +62-821-1070-0060 tanpa harus mengunduh aplikasi Tetra X Change.

Menurut CEO dan Founder Tetra X Change Luqman El Hakiem, selama ini ada dua permasalahan umum yang sering ditemui investor saham di Indonesia. Pertama, sebagian besar dari mereka belum pernah mengikuti formal training mengenai ilmu dasar pasar modal dan tidak familiar dengan istilahnya.

Kedua, ada juga yang tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup baik untuk melakukan analisa saham secara mandiri. Alasannya kemungkinan besar karena tidak memiliki waktu yang banyak untuk menganalisa saham karena kesibukan dalam profesi dan pekerjaannya.

“Arvita menjadi alat bantu yang mem-by pass skill dan knowledge serta waktu yang diperlukan untuk analisa saham. Dengan algoritma yang telah dikembangkan bertahun-tahun dan memiliki winning rate 60%, Arvita menjadi solusi yang baik untuk mereka yang menginginkan informasi yang akurat dan terpercaya,” terang Luqman dalam keterangan resmi.

Setelah memasukkan nomor WhatsApp, pengguna akan mendapat tujuh jenis informasi bermanfaat yang bisa digunakan oleh investor, tiga informasi terkait dengan data saham harian, dan empat informasi berbasis analisa saham teknikal dan fundamental yang menggunakan algoritma dari Arvita.

Luqman menjelaskan, pengguna akan mendapat empat jenis informasi yang dapat ditinjau lebih dalam sesuai dengan tipe dan karakter transaksi sahamnya. Misalnya untuk investor dapat bertanya dengan menu “Kelayakan Investasi,” Arvita akan memberi respons berdasarkan pendekatan fundamental perusahaan dengan melihat pertumbuhan EPS dan tren saham berdasarkan chart bulanan.

Sementara untuk semi investor, dapat bertanya dengan menu “Potensi Saham.” Semua saham yang ada di BEI akan dianalisa berdasarkan tren, market interest, target, dan pembatasan risiko sesuai dengan chart mingguan. Adapun buat trader, bisa bertanya dengan menu “Teknikal Saham” untuk mengetahui trading jangka pendek berdasarkan tren, aktivitas market maker, target profit area, dan cut loss area.

“Boleh dibilang dengan informasi ini yang akan menjadi pedoman agar trader lebih disiplin untuk membatasai risiko dan memproteksi profitnya secara optimal.”

Untuk menikmati rekomendasi saham dari Arvita ini dapat dicoba secara gratis untuk tujuh hari pertama dan selanjutnya akan dikenakan biaya berlangganan. Biayanya mulai dari Rp200 ribu per bulan hingga Rp1,8 juta per tahun.

Dengan biaya ini, Luqman berharap Arvita bisa dianggap sebagai konsultan pribadi yang siap ditanyakan kapan saja dan di mana saja. Tak hanya untuk orang-orang yang ingin meraup pendapatan dari bursa, juga menyasar untuk mereka yang ingin mengembangkan aset, serta menanamkan investasi untuk masa depan.

Application Information Will Show Up Here
Pawoon Lepas Saham ke DIVA

Startup POS Pawoon Segera Lepas 30% Sahamnya kepada DIVA

Startup pengembang layanan POS (Point of Sales) Pawoon mengumumkan segera melepas 30% sahamnya kepada Distribusi Voucher Nusantara (DIVA), anak usaha dari Kresna Graha Investama, dengan nilai yang tidak disebutkan. Dana segar dari pencaplokan saham tersebut akan digunakan untuk akselerasi bisnis Pawoon di seluruh wilayah Indonesia.

Founder dan CEO Pawoon Ahmad Gadi mengatakan, suntikan dana ini akan diarahkan untuk pengembangan produk dan mempercepat akuisisi merchant.

“Kami melayani bisnis di semua ukuran, dari UKM dengan satu warung hingga franchise dengan ratusan gerai. Bisnis-bisnis tersebut [saat ini] cenderung mengandalkan pena, kertas, dan metode konvensional untuk mencatat penjualan,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Pawoon menyediakan segala kebutuhan merchant untuk memulai, menjalankan, dan mengembangkan bisnisnya dengan perangkat lunak, dilengkapi solusi pembayaran berbasis uang elektronik. Pawoon juga membuka akses terhadap pendanaan dan penyempurnaan supply chain bisnis.

“Pawoon memiliki tujuan utama membangun ekosistem yang lengkap bagi para pelaku bisnis, tidak hanya sekadar software yang lengkap. Inti dari seluruh aspek ini adalah data transaksional yang berjumlah besar, jika terorganisir akan memberikan nilai tambah untuk merchant.”

Produk Pawoon / Pawoon
Tampilan aplikasi Pawoon / Pawoon

Direktur DIVA Dian Kurniadi menambahkan, perseroan tertarik kepada Pawoon lantaran pertumbuhan eksponensialnya yang mencapai 28 kali lipat selama dua tahun terakhir. Bahkan pertumbuhan bulanannya dalam empat bulan terakhir diklaim mencapai 20%.

Ditambah solusi yang dikembangkan Pawoon memberikan potensi penumbuhan bisnis di luar tiga sektor yang saat ini digarap DIVA.

“Karena F&B dianggap salah satu yang paling menguntungkan dari 10 kelompok industri yang diprioritaskan pemerintah, kami ingin memasuki pasar tersebut, yang memiliki nilai perputaran transaksi tahunan hingga Rp27,5 triliun di Jakarta saja.”

Melalui investasi ini, DIVA akan membuka potensi UKM maupun perusahaan besar yang signifikan dalam industri F&B, mempercepat transformasi non-tunai dan memungkinkan sinergi bisnis unik yang sesuai dengan industrinya.

Sejak peluncuran Pawoon di tahun 2015, aplikasi POS Pawoon telah digunakan oleh lebih dari 10 ribu merchant yang tersebar di 200 kota di seluruh Indonesia.

DIVA Sewa Modem

DIVA Rilis Platform “Instant Messaging” untuk Sewa Modem

Distribusi Voucher Nusantara (DIVA), anak usaha dari entitas Kresna Graha Investama, merilis platform Instant Messaging (IM) untuk pemesanan layanan akses internet buat para traveller yang ingin bepergian ke luar negeri. Ada tiga produk yang tersedia, yakni rental modem MiFi, SIM card roaming, dan paket roaming.

Layanan teranyar ini diharapkan dapat memperkuat posisi DIVA untuk pilar pariwisata, melengkapi dua sektor lainnya yang juga ditekuni, yakni finansial dan telekomunikasi. Di samping itu, rilis layanan baru ini dipertimbangkan karena ada pertumbuhan signifikan perjalanan liburan ke luar negeri, terutama di segmen kalangan anak muda.

“Intelligent IM Tour MiFi diluncurkan dengan menggunakan platform DIVA Intelligent IM yang didukung oleh teknologi AI. Pelanggan dapat menikmati layanan premium dari kami secara gratis melalui platform ini,” ucap Direktur DIVA Dian Kurniadi, Kamis (15/11).

Dibandingkan dengan pemain sejenis, sambung Dian, perseroan lebih komprehensif dalam memberikan pelayanan yang menyeluruh dan dibantu oleh ekosistem yang telah dibangun DIVA dan Kresna Group. Perseroan berkomitmen untuk terus mengembangkan fitur agar dapat menjangkau lebih banyak pelanggan.

Metode pemesanan produk pun cukup mudah, hanya melalui WhatsApp dengan memasukkan nomor 0821-1070-0075 atau scan barcode DIVA Tour MiFi. Nanti ada chatbot yang siap membantu seluruh permintaan dengan petunjuk yang mudah, pembayaran akan diakomodasi lewat virtual account.

Untuk rental modem, pelanggan memiliki fleksibilitas waktu dan tempat untuk mengambil dan mengembalikan modem. DIVA menyediakan enam titik loker digital yang tersedia di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, begitu juga dengan pengambilan SIM card roaming. Untuk paket data roaming, sementara ini baru tersedia buat pelanggan Telkomsel.

Display loker digital untuk pengambilan modem di bandara / DailySocial
Display loker digital untuk pengambilan modem di bandara / DailySocial

Modem dapat digunakan di lebih dari 30 negara, meliputi Asia, Australia, Amerika, dan Afrika. Untuk 10 negara tertentu, seperti Singapura, Malaysia, dan Macau tarif yang ditetapkan sebesar Rp10 ribu untuk kapasitas data 1 GB untuk pemakaian satu hari.

Pengembalian modem dapat melalui loker digital atau dengan kurir. Buat mengamankan modem, DIVA menetapkan biaya deposit sebesar Rp500 ribu. Deposit akan dikembalikan ketika barang sudah sampai kembali dengan aman ke perseroan.

Dian menerangkan perseroan telah menyiapkan sekitar 1000 modem yang siap didistribusikan pada pelanggan. Ke depannya perseroan akan merambah pembelian paket untuk mencakup perjalanan umroh dan tambahan jangkauan negara.

Saat ini DIVA masih dalam tahap proses bookbuilding menuju perusahaan terbuka. Bila tidak ada aral melintang, DIVA akan IPO pada 29 November 2018.

DIVA, anak usaha dari Kresna Graha Investama, siap melantai di bursa dengan melepas 30% saham baru, berharap meraup Rp600 miliar hingga 803 miliar

DIVA Rencanakan IPO 29 November Mendatang

PT Distribusi Voucher Nusantara (DIVA), anak usaha Kresna Graha Investama, siap melantai di bursa akhir November 2018 dengan melepas 214.285.700 lembar saham baru atau setara dengan 30% dari modal disetor perusahaan.

Dalam hajatan ini, perseroan menawarkan harga saham berkisar antara Rp2.800 sampai Rp3.750 per lembar saham, sehingga diperkirakan perseroan akan mengantongi dana segar sekitar Rp600 miliar sampai Rp803 miliar.

Perseroan menunjuk Kresna Sekuritas, Trimegah Sekuritas, dan Sinarmas Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi saham.

Presiden Direktur DIVA Raymond Loho meyakini saham akan terserap dengan baik ke publik. Pasalnya, perseroan mengalokasikan lebih banyak investor institusi ketimbang ritel. Porsi untuk investor lokal sedikit lebih besar daripada asing, dengan perbandingan 60:40.

Dari sisi peluang bisnis, menurutnya, ada banyak ruang yang bisa disasar perseroan mulai dari kerja sama dengan pihak ketiga untuk pengembangan produk. UKM pun pada akhirnya memiliki variasi produk yang bisa mereka jual lebih menarik.

“DIVA tidak hanya akan memberdayakan UKM untuk go digital tetapi meningkatkan kontribusi mereka terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Kami percaya bahwa IPO hanya merupakan awal dari apa yang DIVA dapat lakukan agar UKM dapat bersaing secara digital,” ucap Raymond, Selasa (30/10).

Dia mengungkapkan, pihaknya akan menggunakan dana segar dari IPO untuk modal kerja (55%), belanja modal (40%), dan sisanya diarahkan ke investasi SDM (5%).

Saat ini komposisi pemegang saham DIVA dimiliki oleh 1 Inti Dot Com (30%), Nusantara Utama Jaya (20%), Kresna Karisma Persada (20%), Martin Suharlie (20%), dan M Cash Integrasi (10%).

Mengutip kinerja perseroan hingga Mei 2018, perusahaan berhasil mencetak laba bersih Rp3,3 miliar, melonjak 280,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

DIVA bergerak di bidang digital business converter dan accelerator dengan model bisnis B2B2C. Melalui platform digitalnya, DIVA menyediakan dua produk untuk para UKM, yakni DIVA Smart Outlet (SO) dan DIVA Intelligent Instant Messaging (IIM).

DIVA SO adalah perangkat multi-payment terpadu yang dapat memproses berbagai opsi pembayaran tunai dan non tunai sebagai POS dan menawarkan berbagai varian produk digital. DIVA dan Telkomsel telah bermitra untuk membangun T-Kiosk.

Sementara DIVA IIM adalah sistem platform terintegrasi, didukung teknologi chatbot dan AI, serta memanfaatkan berbagai aplikasi instant messaging populer, seperti WhatsApp, Telegram, dan LINE.

Dengan hampir 17.000 UKM yang terhubung dengan DIVA, perseroan menawarkan produk paket bundling, melalui kolaborasi dengan berbagai industri. Melalui platform DIVA, visi perseroan diterjemahkan lewat DBA (DIVA Business Architecture) untuk memberdayakan para agen telekomunikasi, perjalanan dan branchless banking, termasuk UKM, dan mengonversi mereka dari model distribusi produk dan channel tunggal menuju model distribusi multi-produk/multichannel.