Tag Archives: Divinity

Divinity: Fallen Heroes Ialah Sekuel Original Sin II Dengan Sentuhan ala XCOM

Bersama The Witcher 3 dan trilogi Dark Souls, banyak orang setuju bahwa Divinity: Original Sin II merupakan permainan role-playing modern terpenting. Game kreasi Larian Studios itu istimewa berkat kombinasi kompleksnya dunia dan cerita, karakter-karakter unik, serta bagaimana ia memberikan para pemain keleluasaan dalam memecahkan masalah dan menyelesaikan tugas.

Dua tahun hampir berlalu semenjak Divinity: Original Sin II melakukan debutnya di Windows. Dan secara mendadak, tim developer dari Belgia itu mengumumkan Divinity: Fallen Heroes di tengah minggu ini. Game baru tersebut sangat menarik karena berperan sebagai sekuel sekaligus spin-off dari Original Sin II. Lewat pengembangannya, Larian mecoba bereksperimen dengan formula baru, berangkat dari gameplay taktis di dua Original Sin terdahulu.

Fallen Heroes mungkin bisa dideskripsikan sebagai Final Fantasy Tactics-nya seri Divinity. Dan menggali lebih dalam, game punya sejumlah kesamaan dengan seri XCOM. Itu artinya, ia siap memuaskan dahaga penggemar permainan strategi kelas kakap – tetapi dilatarbelakangi jagat fantasi, bukan sci-fi. Di sana Anda dapat merekrut pasukan dari berbagai ras, lalu meng-upgrade dan membekali mereka dengan perlengkapan yang lebih baik.

Uniknya, kita akan menemui banyak hal familier di Divinity: Fallen Heroes. Pertama, karakter-karakter Divinity: Original Sin II seperti Malady, Fane, Ifan, Lohse, Sebille, Red Prince, dan Beast akan hadir lagi serta membantu Anda mengerjakan misi. Kedua, perahu perang Lady Vengeance kembali jadi markas dan pusat misi. Anda tidak bisa membangun atau menambah ruang seperti di XCOM, tapi dipersilakan buat mengunjungi area berbeda dan berdialog dengan penghuninya.

Satu lagi kesamaan antara Fallen Heroes dan XCOM adalah sistem kematian permanen. Itu artinya, keputusan keliru dapat menyebabkan karakter favorit yang telah Anda asuh sedimikian rupa tewas. Game juga tidak kalah menantang: musuh akan mencoba menyergap Anda dan mereka bisa menggunakan kemampuan serupa para hero di tim Anda. Untuk meminimalkan korban, pemain dituntut buat berpikir dan mengeksekusi langkah matang-matang.

Seperti dalam Original Sin, elemen memegang peranan penting dalam pertempuran. Genangan oli bisa menghambat gerakan musuh dan membakar mereka jika disulut api. Lawan yang basah kuyup dapat lebih mudah membeku. Lalu selain mematikan, elemen racun bisa pula meledak. Namun berbeda dari XCOM, beberapa level punya kondisi kemenangan yang bervariasi karena Fallen Heroes juga mengedepankan elemen narasi dan cerita.

Divinity: Fallen Heroes diproduksi secara kolaboratif oleh Larian dan Logic Artists. Game dijadwalkan untuk meluncur di sejumlah platform gaming di tahun ini juga, tetapi developer belum mengungkap detailnya secara lebih spesifik. Tebakan saya, Fallen Heroes kemungkinan akan tersedia di PC, Xbox One dan PS4 – dan saya pribadi berharap ada versi Nintendo Switch-nya.

Sumber: Situs Divinty: Fallen Heroes. Tambahan: PC Gamer.

RPG Terbaik PC di 2017, Divinity: Original Sin II Akan Hadir di PS4 dan Xbox One

Hal menakjubkan yang saya baru sadari belakangan ini ialah bagaimana Larian meramu Divinity: Original Sin II dengan begitu apik agar permainan bisa dinikmati lebih santai. Sambungkan controller Xbox One ke PC dan game akan menyuguhkan mode gamepad plus UI khusus sehingga pengendalian dapat diakses mudah dari periferal yang mempunyai input lebih sedikit dari keyboard dan mouse itu.

Versi terbaru Divinity: Original Sin II, yakni v3.0.190.74, boleh dibilang sudah sangat siap untuk dimainkan dari console. Dan benar saja, tepat di tanggal 5 April kemarin, Larian Studios mengumumkan rencana untuk menghadirkan RPG fenomenal itu di PlayStation 4 dan Xbox One. Via blog PlayStation dan Xbox Wire, Larian menjelaskan bahwa langkah ini merupakan jawaban atas permintaan para gamer console.

Meskipun didesain sebagai permainan role-playing dengan narasi memukau ala Baldur’s Gate yang dipadu tingginya level interaktivitas antara karakter dan lingkungan serta objek dalam game, keistimewaan Divinity: Original Sin II juga terletak pada dukungan multiplayer co-op. Di console, Original Sin II dapat dimainkan bersama teman dari atas sofa ataupun secara online.

Versi Xbox One dan PS4 permainan ini menyuguhkan segala konten edisi PC-nya. Larian Studios sejauh ini belum pernah melepas DLC, hanya ada update untuk menyempurnakan aspek-aspek di permainan. Devine Edition yang disediakan secara digital sendiri hanya dibundel bersama bonus peta, soundtrack, art pack dan buku digital – isinya sama sekali tidak memengaruhi gameplay.

Divinity Original Sin II 2

Developer kembali menekankan bagaimana Divinity: Original Sin II akan menantang kreativitas Anda. Segala quest dan penghalang di sana dapat diselesaikan melalui cara berbeda. Misalnya untuk mendapatkan isi peti harta di belakang jeruji besi: Anda bisa menghancurkan pintunya, mengakali kuncinya, atau menggunakan sihir teleportasi buat mengeluarkan peti tersebut dari ruangan.

Divinity Original Sin II 1

Sesi pertempurannya juga tidak kalah unik. Pertarungan disajikan secara turn-based, dan di sana, Anda dipersilakan bereksperimen serta memanfaatkan elemen yang ada untuk menundukkan lawan: minyak bisa memperlambat gerakan dan akan terbakar ketika terekspos api, lalu air dapat menghantarkan listrik atau membekukan musuh jika dipadu sihir es.

Divinity Original Sin II 3

Divinity: Original Sin II akan mendarat di PlayStation 4 dan Xbox One pada bulan Agustus 2018 nanti. Larian juga berjanji untuk memoles kontennya hingga kualitas Divinity: Original Sin II di console betul-betul memuaskan.

Sebagai salah satu RPG terbaik yang dilepas di dekade ini, saya sangat gembira Divinity: Original Sin II akhirnya dapat dimainkan oleh lebih banyak orang. Saya berharap suatu saat nanti, permainan juga akan dirilis di Nintendo Switch.

Divinity: Original Sin II Terjual 1 Juta Kopi, Buktikan Bahwa Gamer Masih Menyukai RPG ‘Old-School’

Di era platform gaming modern, ada indikasi yang menyiratkan bahwa khalayak kini lebih menyukai permainan dengan gameplay sederhana: hanya ada sedikit real-time strategy blockbuster meluncur di tahun ini, lalu terdapat kekhawatiran game-game single-player berformula kompleks seperti Deus Ex tak lagi jadi favorit. Tapi sentimen itu tidak bisa dikatakan sepenuhnya akurat.

Sejak pertama kali diumumkan, developer Larian Studios tak segan-segan menunjuk kalangan antusias RPG sebagai target utama permainan baru mereka yang diberi judul Divinity: Original Sin II. Namun tak disangka, hanya dalam empat hari setelah dirilis, Original Sin II dibeli oleh hampir 500 ribu orang. Game juga mendapatkan banyak pujian dari pemain, bahkan sebagian dari mereka berpendapat bahwa Original Sin II merupakan salah satu RPG terbaik sepanjang masa.

Dan di akhir tahun 2017 ini, Larian Studios punya satu lagi kabar gembira buat para gamer Divinity: Original Sin II. Lewat Twitter-nya, sang developer mengumumkan bahwa permainan ini telah terjual sebanyak satu juta kopi dalam waktu kurang lebih dua bulan selepas peluncurannya, dibarengi oleh meme ala Boromir serta ucapan terima kasih untuk seluruh pemain setianya.

“Kami tidak akan bisa menjual Divinity: Original Sin II sebanyak satu juta kopi tanpa bantuan para fans terbaik di dunia!” tutur tim developer, “Hanya dalam waktu dua bulan, kami sukses memperoleh pencapaian ini, dan itu semua karena berkat dukungan Anda!”

Berdasarkan data yang ditangkap oleh SteamSpy, saat artikel ini ditulis, Divinity: Original Sin II dimiliki oleh 947.178 user Steam. Itu berarti lebih dari 50 ribu gamer lain membelinya dari platform non-DRM GOG.com. Ada indikasi kuat angka penjualan game terdongkrak naik karena dampak dari program Steam Autumn Sale yang berlangsung belum lama ini.

Bahkan tanpa promo Steam Sale, harga Divinity: Original Sin II cenderung lebih murah dari permainan lain, meski konten dan kualitasnya boleh dibilang melampaui sejumlah judul-judul RPG blockbuster yang juga diriliis di 2017 – sebut saja Mass Effect: Andromeda. Buat gamer Indonesia, Original Sin II bisa dibeli seharga cuma Rp 336 ribu.

Jika kebetulan Anda punya modal lebih banyak, Larian juga menawarkan versi Devine Edition seharga Rp 452 ribu (berisi bonus art book dan peta digital, art pack, dan original soundtrack) serta Eternal Edition di harga Rp 546 ribu. Edisi terakhir ini menyuguhkan segala konten Divine Edition, plus game Divinity: Original Sin Enhanced Edition, Divinity II Developer’s Cut, Divine Divinity, dan Beyond Divinity.

Via PC Gamer.

Divinity: Original Sin II Menjadi Game Dengan Review Tertinggi Kedua di Tahun 2017

September 2017 merupakan momen penuh suka cita bagi para penggemar RPG. Satu permaianan yang sangat mereka nanti tak hanya memuaskan, tapi tersuguh melampaui ekspektasi. Kualitas dari game independen berjudul Divinity: Original Sin II itu begitu tinggi dan menjadi buah bibir di kalangan gamer.

Di akhir minggu setelah game dirilis, Divinity: Original SIn II dimainkan lebih dari 85 ribu gamer bersama-sama, dan secara mengejutkan masuk ke daftar lima permainan terbesar di Steam. Kemudian kurang lebih empat hari selepas peluncurannya, developer Larian Studios mengabarkan penjualan game ini via  Steam mendekati angka 500 ribu kopi, belum termasuk versi yang didistribusikan lewat platform lain.

Kini ulasan-ulasan mulai bermunculan, dan hampir semuanya mengungkapkan apresiasi serta skor yang tinggi. Penilaian ‘paling rendah’ disodorkan oleh Trusted Review, mereka ‘hanya’ memberikan skor 80. Di situs-situs agregat review seperti OpenCritic dan Metacritic, nilai rata-rata permainan terus melambung. Dan kemarin, game berhasil menyingkirkan Persona 5 sebagai RPG terbaik di tahun 2017.

Divinity Original Sin II reviews 1

Di dua situs tersebut, Divinity: Original Sin II mencetak skor (sementara) 95 dari 100, berdasarkan rata-rata dari sekitar 30 ulasan. Angka tersebut melampaui nilai yang diraih oleh Persona 5 (93 di Metacritic dan 94 di OpenCritic). Tadinya, Persona 5 merupakan permainan dengan review tertinggi kedua di 2017. Pencapaian luar biasa Original Sin II menempatkan mereka hanya satu poin di belakang The Legend of Zelda: Breath of the Wild, yang menduduki singgasana game berskor terbaik tahun ini.

Divinity Original Sin II reviews 2

Dari mayoritas ulasan tersebut, kata ‘kompleksitas’ berkali-kali muncul, ditujukan baik pada aspek narasi dan pertempuran. Sejumlah media juga tak ragu mengomparasi Divinity: Original Sin II dengan The Witcher 3: Wild Hunt. Sangat menarik, karena penyuguhan kedua game ini betul-betul bertolak belakang: Wild Hunt merepresentasikan RPG modern, dibekali teknologi grafis paling mutakhir dan mengusung elemen action yang kental; sedangkan Original Sin II menyajikan perspektif isometrik, dengan dua gameplay berbeda – real-time saat eksplorasi dan turn-based sewaktu bertempur.

Divinity Original Sin II reviews 3

Memang tetap ada peluang nilai rata-rata Original Sin II kembali turun, apalagi jika sejumlah media mengeluarkan skor di bawah 95. Namun pencapaian tersebut membuktikan bahwa satu karya digital dari studio indie mampu menyaingi, dan bahkan melampaui, kualitas game developer-developer yang memperoleh dukungan finansial dari perusahaan-perusahaan gaming raksasa dunia.

Saya sudah menghabiskan hampir 70 jam buat menikmati Divinity: Original Sin II, dan karena banyaknya hal yang bisa dilakukan, saya belum dapat melihat ujung petulangan ini. Saya sempat menulis impresi bermain Original Sin II, dan terkesima oleh kebebasan yang diberikannya.

Divinity: Original Sin II bisa Anda beli di Steam seharga Rp 336 ribu.

Empat Hari Setelah Dirilis, Divinity: Original Sin II Terjual Hampir Setengah Juta Kopi

Ada masa ketika game-game role-playing buatan BioWare dielu-elukan sebagai standar RPG modern: mengutamakan aspek sinematik dipadu voice acting kelas Hollywood. Tapi kesuksesan ‘judul-judul baru dengan rasa klasik’ seperti Pillars of Eternity dan Torment: Tides of Numenera membuktikan bahwa masih ada banyak gamer menyukai gameplay kompleks yang berorientasi pada narasi.

Menariknya, sekuel pertama dari Divinity: Original Sin kreasi Larian Studios bukan hanya mengikuti kisah sukses permainan-permainan sejenis. Ia juga memecahkan rekor peluncuran CRPG. Di akhir minggu lalu, Divinity: Original Sin II dimainkan oleh lebih dari 85 ribu pengguna Steam secara bersama-sama – dan angka ini belum termasuk gamer yang membelinya dari platform distribusi tanpa-DRM, GOG.

Kabar gembira tak berhenti sampai di sana. Berdasarkan pengakuan head of studio Swen Vincke pada Eurogamer, angka penjualan Divinity: Original Sin II terus melesat. Hanya empat hari setelah dirilis, permainan sudah dibeli oleh hampir 500 ribu orang. Uniknya lagi, ketertarikan gamer telah terlihat tinggi sejak Original Sin II masih tersedia dalam versi Early Access, karena mayoritas transaksi dilakukan ketika game belum rampung. Pasca hari pelepasan Divinity: Original Sin II, angka pembelian bertambah 180 ribu kopi.

“Luar biasa, hal ini di luar ekspektasi kami,” kata Vincke. Namun melonjaknya jumlah pemain Divinity: Original Sin II juga memberikan masalah baru buat Larian Studios: mereka harus memastikan server-servernya siap menangani serbuan gamer.

Peluncuran Divinity: Original Sin II sebetulnya juga diwarnai perisiwa tak terduga. Tepat di hari perilisannya, proses unggah permainan ke Steam harus ditunda karena seperempat bagian kota Ghent di Belgia mengalami pemadaman listrik. Bahkan sewaktu developer mencoba mengunggah dari lokasi lain, Steam uploader mengalami eror dan tidak mau memulai prosesnya. Staf Larian sempat skeptis permainan bisa betul-betul dirilis di tanggal 14 September.

Kesuksesan penjualan Divinity: Original Sin II di PC tentu saja memperbesar peluang kehadiran RPG unik ini di platform lain. Larian Studios memang sudah punya agenda untuk menggarap versi console (di PC, game didesain agar siap mendukung controller DualShock 4 dan Xbox One), namun mereka belum mengungkap kapan tepatnya versi tersebut akan tersedia.

“Saat ini kami sedang memfokuskan perhatian dalam meramu patch pertama untuk Original Sin II di PC, rencananya akan digulirkan minggu ini,” ttur Vincke pada Eurogamer. “Banyaknya pemain berarti bertambah pula masalah-masalah terkait kompatibilitas, dan kami ingin menanganinya secepat mungkin. Sesudah itu, tim akan mengambil liburan panjang sebelum memulai pekerjaan baru.”

Divinity: Original Sin II Sajikan Kebebasan Bermain yang Sulit Ditandingi RPG Lain

Melihat bagaimana judul-judul seperti Persona 5, Nier: Automata dan Nioh mendapatkan pujian dari gamer dan media, untuk sementara kita bisa menyimpulkan bahwa 2017 adalah tahun bersinarnya game-game role-playing Jepang. Tapi satu judul buatan studio Belgia belum lama ini meluncur dan berpeluang meruntuhkan dominasi developer Negeri Matahari Terbit.

Saat dirilis, Swen Vincke dan tim Larian Studios sama sekali tidak menyangka Divinity: Original Sin II dimainkan oleh begitu banyak gamer, berhasil mengalahkan rekor Pillars of Eternity beserta Original Sin pertama. Di Steam, jumlah pemain yang menikmatinya secara bersamaan minggu lalu mencapai 85.945 orang, belum termasuk di platform distribusi lain seperti GOG.

Original Sin II 7

Hal tersebut mengindikasikan ada sesuatu yang istimewa dalam Divinity: Original Sin II, dan dari sesi bermain selama 30 jam lebih, saya menyadari bahwa kebebasan merupakan alasannya, membuat Original Sin II berbeda dari RPG lain. Fakta ini sangat menarik karena Original Sin II bukanlah game berstruktur open-world.

Original Sin II 2

Dalam mayoritas RPG, pilihan Anda di awal akan memengaruhi jalannya permainan, dan hal ini sangatlah wajar. Di JRPG, kustomisasi umumnya lebih sedikit lagi (kecuali mungkin di seri Dark Souls). Namun Original Sin II tidak mengunci pemain di satu peran tertentu. Karakter support (kelas Enchater misalnya) dipersilakan mentransformasi dirinya jadi Battlemage atau Inquisitor.

Original Sin II 3

Kebebasan turut diterapkan pada sistem companion-nya. Biasanya kita menyesuaikan kelas karakter utama dengan tokoh-tokoh NPC di dalam grup – misalnya saat sudah ada rogue, wizard atau archer, pemain jadi enggan memilih kelas yang sama. Di Original Sin II, Anda-lah yang menentukan kelas para NPC. Anda bahkan bisa bermain sebagai salah satu karakter tersebut, lengkap dengan latar belakang dan pilihan dialog uniknya sendiri.

Original Sin II 5

Selanjutnya, kita juga dibebaskan bermain, menyelesaikan teka-teki dan quest sesuka hati. Original Sin II menyediakan banyak sekali peluang dalam menangani masalah. Untuk mengambil peti harta dibelakang pintu yang terkunci misalnya, Anda bisa menggunakan lock pick, menghancurkan pintu tersebut, atau men-teleportasi teman Anda buat menjarahnya. Lalu untuk keluar dari camp tahanan, kita dapat melakukan pemberontakan terbuka, menyusup lewat gorong-gorong pembuangan, atau bekerja sama dengan penjaga.

Saya sempat mencoba merusak sistem quest dengan menghabisi semua karakter non-playable di area awal, namun game tetap berjalan normal, walaupun hal tersebut membuat saya kehilangan banyak peluang penting.

Original Sin II 6

Dan tentu saja, kemampuan-kemampuan karakter Anda akan memengaruhi gameplay. Pemain bisa mempelajari skill Pet Pal agar dapat berbicara dengan hewan, atau jika bermain sebagai Elf, Anda bisa memakan potongan tubuh mayat untuk ‘mengintip’ masa lalunya. Lalu andaikan karakter Anda seorang Undead, maka aturan berlaku terbalik: healing spell sangat berbahaya dan racun malah dapat mengobati Anda.

Original Sin II 4

Masih ada banyak aspek-aspek superior di Divinity: Original Sin II: jalan cerita, penulisan naskah, humor, kustomisasi, gameplay turn-based-nya, mode multiplayer co-op, hingga voice acting yang diperhatikan developer hingga ke karakter-karakter pelengkap (tikus yang Anda ajak bicara misalnya). Saya ingin mengulas semuanya, namun sesi bermain 30 jam masih terbilang sangat dangkal dibanding melimpahnya konten yang Larian benamkan dalam Original Sin II.

Original Sin II 8

Divinity: Original Sin II buat sekarang cuma tersedia secara eksklusif di Windows PC via Steam, dijajakan seharga Rp 336 ribu saja.