Tag Archives: djarum

Behind the Participation of Local Conglomerates in Grab’s Pre-IPO

Grab has officially announced to go public on the United States stock exchange using SPAC in collaboration with Altimeter Growth Corp ($AGC). Although it is not fixed on the finalization process, the market currently shows a positive response.

It is proven by the participation of several conglomerates in Indonesia to for the pre-IPO. There are three Indonesian representatives interested in participating through PIPE (Private Investment in Public Equity), Djarum Group, Sariaatmadja Family (EMTEK Group), and Sinar Mas Group. In total there are 14 investors involved in PIPE.

Grab is targeting $ 39.6 billion (around Rp.580 trillion) valuation and raising $500 million fresh fund from $AGC and $4 billion through PIPE. A total $750 million poured as Altimeter’s commitment.

The arrival of the three local conglomerates deserves attention, as they are also affiliated with various digital businesses in the ecosystem. We tried to make the outline through the following mind map :

The figure above shows an interesting (indirect) relationship. Each of them can be said to be affiliated with digital business leaders in Indonesia today – even though they are also competing in the same market share.

Apart from its own service, Grab in Indonesia is affiliated with Ovo (supported by the Lippo Group) – the local unicorn Tokopedia also owned shares in the payment platform. Regarding payments, Grab also involved in LinkAja’s funding, which Gojek is also part of. It implies that both superapps provide a payment option from the service formerly known as TCash.

Recently, Grab (via H Holdings) also reportedly entered into Emtek through PMTHMETD, along with Naver. It stirs up the rumors of the merger between Ovo and Dana – especially since the disclosure of Emtek that is no longer Dana’s main shareholder. Since 2019, Grab has been one of the parties that encouraged the merger of the two payment platforms.

In the loop of three Indonesian conglomerates that have joined PIPE, Grab has several strategic attachments in supporting startups operating in Indonesia. On the other hand, with its competitors [including the Gojek-Tokopedia merger plan] some of the investors are crossing path.

The entrance of Djarum, Emtek and Sinar Mas in the Grab IPO comes with two perspectives. First, there is activity in corporations to take a deeper share in working on the digital economy in Southeast Asia. Second, it is not impossible if even greater consolidation between players will occur at a later date – previously Grab-Gojek had been rumored to merge before the IPO.

Market enthusiasm for the Grab IPO can also set a good precedent for similar exit initiatives for other unicorns and take the digital ecosystem – particularly in Indonesia – to the next level. The success of their exit [unicorn] can be interpreted as business maturity and open the door of opportunities for the next unicorn-to-be.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian
Gambar Header: Depositphotos.com

Grab PIPE Konglomerat Indonesia

Memaknai Bergabungnya Beberapa Konglomerat Lokal di Pra-IPO Grab

Grab telah resmi mengumumkan rencananya untuk go public di bursa saham Amerika Serikat menggunakan SPAC bekerja sama dengan Altimeter Growth Corp ($AGC). Kendati belum ada kepastian kapan proses persiapan akan selesai, sejauh ini pasar menyambut cukup baik inisiatif ini.

Salah satunya dibuktikan dengan minat beberapa konglomerat di Indonesia untuk berpartisipasi dalam penawaran pra-IPO. Ada tiga pihak dari Indonesia yang tertarik berpartisipasi melalui PIPE (Private Investment in Public Equity), yakni Grup Djarum, Keluarga Sariaatmadja (Grup EMTEK), dan Grup Sinar Mas. Secara total ada 14 investor yang terlibat dalam PIPE.

Grab menargetkan valuasi $39,6 miliar (sekitar Rp580 triliun) dan perolehan dana segar $500 juta dari $AGC dan melalui PIPE senilai $4 miliar. Senilai $750 juta di antaranya merupakan komitmen Altimeter.

Masuknya tiga konglomerat lokal tersebut layak menjadi perhatian, pasalnya mereka juga telah terafiliasi pada berbagai bisnis digital di ekosistem. Kami mencoba memetakannya melalui mind map berikut ini:

Peta di atas menunjukkan hubungan (tidak langsung) yang menarik. Masing-masing bisa dikatakan terafiliasi dengan pemimpin bisnis digital yang ada di Indonesia saat ini – kendati juga bersaing di pangsa pasar yang sama.

Selain mengoperasikan layanannya sendiri, Grab di Indonesia terafiliasi dengan Ovo (didukung konglomerat Grup Lippo) – unicorn lokal Tokopedia juga memiliki saham di platform pembayaran tersebut. Terkait pembayaran, Grab juga terlibat dalam pendanaan LinkAja, yang mana Gojek juga melakukan hal yang sama. Implikasinya di kedua superapp tersebut kini ada opsi pembayaran dari layanan yang dulunya bernama TCash tersebut.

Baru-baru ini Grab (via H Holdings) juga dikabarkan masuk ke dalam kepemilikan saham Emtek melalui PMTHMETD, bersama dengan Naver. Membuat rumor rencana merger antara Ovo dan Dana makin kencang – terlebih berdasarkan keterbukaan saat ini Emtek bukan lagi jadi pengendali induk Dana. Sejak 2019 lalu Grab memang menjadi salah satu pihak yang mendorong penggabungan bisnis kedua platform pembayaran tersebut.

Bersama tiga konglomerat Indonesia yang masuk ke PIPE, Grab memiliki beberapa keterikatan strategis dalam mendukung startup yang beroperasi di Indonesia. Di lain sisi, dengan para kompetitornya [termasuk rencana gabungan Gojek-Tokopedia] sebenarnya masih ada irisan sama di barisan investor.

Masuknya Djarum, Emtek, dan Sinar Mas di IPO Grab sejauh ini dapat dipandang dari dua sisi. Pertama, adanya geliat pada korporasi untuk ikut andil lebih dalam lagi menggarap ekonomi digital di Asia Tenggara. Kemudian yang kedua, bukan tidak mungkin jika konsolidasi antarpemain yang lebih besar lagi akan terjadi di kemudian hari – sebelumnya memang sudah beredar kabar Grab-Gojek akan merger sebelum IPO.

Antusias pasar terhadap IPO Grab juga dapat menjadi preseden baik untuk inisiatif exit serupa bagi unicorn lainnya dan membawa ekosistem digital – khususnya di Indonesia – beranjak ke tingkatan selanjutnya. Keberhasilan exit mereka [unicorn] dapat diartikan sebagai kematangan bisnis dan terbukanya peluang untuk regenerasi calon unicorn selanjutnya.


Gambar Header: Depositphotos.com

Blibli Rayakan Ulang Tahun Yang Ke-2, Membangun Tatanan Ekosistem E-commerce di Indonesia

Salah satu situs e-commerce tersohor dari Indonesia Blibli, tepat pada tanggal (25/7) kemarin genap merayakan ulang tahunnya yang ke-2 tahun. Untuk merayakannya, Blibli mengadakan acara “2nd Anniversary Celebration & Partners Appreciation Night” yang digelar di Grand Ballroom Hotel Kempinski Grand Indonesia, Jakarta. Dalam usia 2 tahun Blibli dipandang sebagai situs e-commerce yang giat mengembangkan ekosistem e-commerce di Indonesia belakangan ini. Seperti apa perkembangannya? Continue reading Blibli Rayakan Ulang Tahun Yang Ke-2, Membangun Tatanan Ekosistem E-commerce di Indonesia