Platform biotech yang menghadirkan tes DNA dengan harga terjangkau “Asa Ren” telah merampungkan pendanaan awal sebesar $8,15 juta atau sekitar 123,5 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin oleh Top Harvest dan Marcy Venture Partners, serta Kejora Capital (Kejora-SBI Orbit Fund dan Orbit Capital Malaysia).
Investor lainnya yang turut terlibat dalam pendanaan kali ini di antaranya Northstar Ventures, Naya Capital, Marcy Venture Partners, PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk, dan beberapa angel investor yang tidak disebutkan identitasnya.
Perusahaan akan menggunakan dana segar ini untuk melakukan inovasi dalam industri kesehatan Indonesia melalui data genomik guna mempercepat perkembangan teknologi penemuan obat dan perawatan kesehatan yang disesuaikan dengan profil genetik setiap individu.
Saat ini, Asa Ren telah menyediakan aksesibilitas tes DNA langsung pada konsumen dengan menawarkan lebih dari 360 laporan — termasuk risiko kesehatan (predisposed risk), informasi keturunan (ancestry), dan laporan lainnya untuk orang dewasa hingga anak-anak. Asa Ren mengklaim sebagai salah satu perusahaan data DNA pertama di Indonesia.
“Mendapatkan kepercayaan mitra terkemuka dan investor global adalah suatu kehormatan bagi Asa Ren. Hal ini juga merupakan batu loncatan yang besar dalam capaian perkembangan industri genomik dan kesehatan di Indonesia. Perusahaan kami akan terus berfokus membangun industri ini bersama dengan mitra,” kata Founder & CEO Asa Ren Aloysius Liang.
Asa Ren juga akan menggunakan dana segar untuk memperluas upayanya dalam memperdalam kemampuan digital, mengembangkan bioinformatika klinis, paspor kesehatan elektronik, dan database clinico-genomic yang berfokus pada penyakit tidak menular.
Perusahaan juga memiliki rencana untuk menambahkan layanan diagnosa medis dan melengkapi profil data kesehatan para pelanggan. Hingga saat ini Asa Ren telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan lebih dari 47 mitra rumah sakit dan klinik, serta menargetkan pengembangan ke lebih dari 60 mitra pada tahun 2023 ini.
“Kerja sama yang mereka lakukan, kapabilitas laboratorium yang mereka miliki, dan target yang mereka tuju menjadi poin unggul yang kami lihat dari perusahaan ini,” kata Founder Top Harvest Capital Adam Ghobarah.
Saat ini ada beberapa startup lain di bidang biotech yang juga telah mendapatkan dukungan dari pemodal ventura. Salah satu yang cukup serupa adalah Nalagenetics, mereka baru bukukan pendanaan seri A pada pertengahan tahun 2022 lalu. Layanan utama mereka adalah mengembangkan perangkat produk dan layanan pengujian genetik.
Nalagenetics telah mengembangkan modul klinis untuk farmakogenomik, nutrigenomik, dan prediksi risiko kanker payudara. Kemudian berencana untuk mengembangkan modul baru seputar skor risiko poligenik untuk mengatasi kondisi kompleks dan pembunuh terbesar di Asia Tenggara, yang mencakup penyakit kardiometabolik, kanker, dan kondisi neurodegeneratif.
Perluas layanan tes DNA di Indonesia
Data yang dirilis Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengungkap, lebih dari 70% kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan deteksi dini melalui profil DNA masing-masing individu. Penyakit itu termasuk diabetes, jantung, stroke, dan kanker. Namun, hanya 17% dari total pengeluaran anggaran kesehatan yang dialokasikan untuk melakukan pencegahan penyakit.
Secara khusus saat ini tes DNA masih tergolong layanan bertarif mahal. Melalui tes ini, bisa diketahui informasi lebih detail terkait gen, garis keturunan, kepribadian, bakat hingga risiko penyakit orang.
Asa Ren mengembangkan peralatan, tenaga ahli, serta laboratorium yang semuanya berada di Jakarta sehingga sampel untuk tes DNA tidak harus dikirim ke luar negeri. Harapannya bisa memudahkan pengguna dan tentunya menjadikan harga tes DNA menjadi lebih terjangkau.
“Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di Asia Tenggara dengan lebih dari 1.300 kelompok etnis. Hal ini membuka peluang untuk inovasi dalam bidang kesehatan melalui penelitian genetik. Kami percaya kehadiran Asa Ren akan mempercepat inovasi ini,” kata Founder dan Managing Partner Kejora Capital Andy Zain.