Tag Archives: Doku

Startup SaaS POS EasyEat memperkuat kehadirannya di Indonesia dengan menggandeng DOKU untuk menyediakan sistem pembayaran

Platform Manajemen Restoran EasyEat Perkuat Kehadiran di Indonesia

Startup penyedia layanan point-of-sales bisnis kuliner EasyEat memperkuat kehadirannya di Indonesia dengan menggandeng DOKU untuk menyediakan sistem pembayaran. Kerja sama tersebut memungkinkan konsumen dine-in dari merchant kuliner EasyEat untuk membayar transaksi dari beragam solusi pembayaran digital populer, salah satunya QRIS.

EasyEat menyediakan solusi pemesanan via-QR dan POS yang terintegrasi dengan berbagai fitur penunjang, seperti inventaris, laporan analitik, promo pemasaran, dan lainnya. Solusi tersebut dikhususkan untuk bisnis kuliner (restoran dine-in) yang menjadi target utama dari startup asal Singapura ini.

Bersama DOKU, kini pelanggan tidak hanya dapat memilih menu dan memesan makanan via smartphone mereka, tapi juga bisa langsung bayar pesanan menggunakan metode pembayaran yang diinginkan, semua dalam platform yang sama,” terang Founder & CEO EasyEat Wassem Mohd dalam diskusi bersama sejumlah media di Jakarta, kemarin (30/8).

Menanggapi kerja sama kedua perusahaan, VP of Business Development DOKU Troy Hambali menyampaikan, DOKU sebagai mitra teknologi yang mengadakan fitur pembayaran online dalam platform EasyEat, sehingga konsumen dapat langsung menyelesaikan pembayaran dalam satu platform, mulai dari scan QRIS, e-wallet, m-banking, debit card, dan credit card.

“Dengan solusi all-in-one POS EasyEat yang terintegrasi dengan platform pembayaran DOKU, pengunjung dapat memilih metode pembayaran yang nyaman bagi mereka. Dengan demikian, proses pesan dan bayar jadi lebih cepat dan operasional kafe/restoran secara keseluruhan menjadi lebih efisien,” ucap Troy.

Ia juga menegaskan bahwa kerja sama ini hanya berlaku untuk bisnis EasyEat di Indonesia saja. Di Malaysia, EasyEat bekerja sama dengan penyedia gerbang pembayaran lokal.

Simulasi pembayaran QR dengan DOKU
Simulasi pembayaran QR dengan DOKU / DOKU

Solusi EasyEat

Mohd melanjutkan, teknologi digital sangat dibutuhkan bagi pebisnis restoran. Urusan memilih menu dan memesan makanan dapat menjadi tantangan bagi pramusaji maupun pelanggan ketika dine-in di kafe/restoran. Kegiatan ini berpotensi memakan waktu cukup lama, menambah tumpukan antrean dan berakibat kurang nyaman jika tidak dikelola dengan baik.

Platform EasyEat memudahkan konsumen dalam melihat dan memesan menu dengan memindai kode QR melalui smartphone tanpa harus mengunduh aplikasi. Mereka dapat melihat dan memesan makanan tanpa harus menunggu pramusaji datang. Kemudian melakukan proses pembayaran dengan opsi beragam secara online tanpa perlu ke kasir.

Berdasarkan data yang dikutip, tren dine-in mulai diminati pasca-pandemi. Ditemukan bahwa sebanyak 79% konsumen tidak ragu lagi untuk kembali makan di restoran. Tren tersebut menjadi peluang perusahaan untuk melebarkan jaringan merchant di Indonesia.

Diklaim ada lebih dari 500 kafe/restoran yang bergabung sebagai merchant, di antaranya Lawless Burger, Feel Matcha, Papa Ron’s Pizza, Kopi Oey, Lokaholik, dan lainnya. Persebaran lokasinya tak hanya di Jabodetabek, tapi juga kota besar lainnya, seperti Bandung, Palembang, Surabaya, Bali, dan Medan.

Sebelum masuk ke Indonesia pada 2022, EasyEat juga sudah hadir lebih dulu di Malaysia. Di sana perusahaan sudah melayani lebih dari 1.000 kafe/restoran terhitung sejak mulai beroperasi di 2020. Solusinya yang ditawarkan lebih inklusif daripada di Indonesia.

Model bisnis yang diterapkan EasyEat tergolong fleksibel mengikuti arus bisnis di tiap restoran karena perusahaan hanya mengutip komisi dari setiap transaksi yang berhasil. Tidak ada biaya berlangganan yang harus dibayarkan tiap bulannya. Kebijakan tersebut dinilai dapat membantu restoran dapat meningkatkan pendapatan bisnisnya, sekaligus lebih efisien.

Disebutkan rata-rata peningkatan pendapatan yang diraih para merchant pasca bergabung dengan EasyEat mencapai 10%-20%. “Kami juga membantu merchant menjaga marginnya. Dari mesin EasyEat, kami merekomendasikan menu favorit dan harga tertinggi, dengan demikian profit mereka akan meningkat antara 20%-50%,” pungkas Mohd.

Di Indonesia, EasyEat bersaing dengan para pemain POS yang sebagian besar menyasar bisnis ritel, F&B, seperti MOKA, iSeller, Olsera, Runchise, ESB, dan lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Babak Baru DOKU, Gencarkan Solusi Keuangan untuk UMKM

Penyedia payment gateway DOKU resmi memperkenalkan solusi keuangan Juragan DOKU untuk mengakselerasi bisnis pelaku UMKM. Juragan DOKU juga menjadi penanda fokus baru perusahaan untuk mengejar pertumbuhan lanjutan pada tahun ini.

Dalam acara peluncurannya, CEO DOKU Chris Yeo mengatakan bahwa selama 16 tahun perusahaan fokus melayani segmen korporasi. Ia menyebut, segmen UMKM adalah bagian dari transformasi bisnis DOKU dari payment gateway menjadi perusahaan teknologi pembayaran.

Di sepanjang 2022, DOKU mengklaim telah memproses 145 juta transaksi dengan volume transaksi tumbuh 80% dibandingkan tahun sebelumnya. DOKU telah bermitra dengan 150.000 merchant payment gateway dari 18 kategori bisnis dan lebih dari 5 juta pengguna e-wallet.

“DOKU selalu memposisikan diri [sebagai] beyond payment. Kami senang kalian semua telah mendukung DOKU dan menjadi bagian dari babak baru DOKU selanjutnya,” tutur Chris di Jakarta, Senin (3/7).

Juragan DOKU merupakan solusi berbasis aplikasi yang menawarkan cara terima pembayaran bagi pelaku usaha di media sosial atau social seller. Aplikasinya telah tersedia untuk perangkat Android dan iOS. Pihaknya menyebut  sudah ada 10.000 UMKM bergabung dengan Juragan DOKU.

Juragan DOKU memungkinkan pelaku UMKM untuk mengelola transaksi keuangan baik melalui pembayaran online maupun offline secara langsung dengan sejumlah fitur, antara lain payment link, E-Katalog, QRIS, hingga instant checkout. Pihaknya juga memberikan program pendampingan kepada mitra UMKM.

Kehadiran Juragan DOKU ditargetkan dapat memperluas basis pelanggan social seller dengan ragam ketersediaan metode pembayaran, tidak hanya mendorong jumlah transaksi sukses saja.

Dalam wawancara dengan DailySocial.id baru-baru ini, Chris mengungkap bahwa social seller menjadi target pertumbuhan perusahaan selanjutnya. Menurutnya, kebutuhan terhadap layanan keuangan untuk UMKM masih sangat besar, terutama mereka yang berjualan di lebih dari satu platform media sosial.

Selain ruang pertumbuhan besar, perluasan pasar juga menjadi bagian dari upaya DOKU untuk memperkuat posisinya sebagai pemimpin payment gateway di Indonesia maupun kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM tahun lalu, baru 26,5% dari total 65 juta UMKM di Indonesia yang telah terhubung ke ekosistem digital. Pemerintah tengah menggenjot digitalisasi UMKM sejalan dengan meningkatnya penetrasi belanja online.

Tren social commerce juga cukup diminati oleh masyarakat Indonesia. Pasalnya, sebanyak 55% pengguna internet di Indonesia menghabiskan rata-rata pengeluaran hingga $100 untuk belanja di platform social commerce berdasarkan laporan Cube Asia di 2022.

Filipina dan Vietnam Jadi Target Ekspansi DOKU Selanjutnya

Penyedia payment gateway DOKU bersiap untuk menambah cakupan pasar baru di Asia Tenggara di 2023. Setelah debut di Malaysia via akuisisi senangPay tahun lalu, perusahaan tengah menjajaki pasar baru di Filipina dan Vietnam.

Dalam wawancara dengan DailySocial.id, CEO DOKU Chris Yeo mengungkap ambisinya untuk memperluas solusi pembayarannya ke seluruh Asia Tenggara. Ekspansi ini menjadi strategi DOKU untuk memperkuat klaim posisinya sebagai pemimpin payment gateway di kawasan ini.

“Visi kami adalah menjadi pemimpin solusi pembayaran yang tumbuh di Indonesia, lalu memperluas cakupan pasarnya ke seluruh Asia Tenggara. Makanya, kami aktif menjajaki peluang merger and acquisition (M&A). Prioritas kami adalah negara yang memiliki karakteristik pasar serupa dengan Indonesia,” tutur Chris.

Sekadar informasi, tahun lalu DOKU mencaplok senangPay, penyedia payment gateway asal Malaysia. Pihaknya melihat potensi strategis lewat akuisisi ini yang mana perilaku pembayaran di Malaysia tak jauh berbeda dengan Indonesia. Selain itu, ada banyak pekerja migran dan pelajar asal Indonesia di Malaysia yang dapat menjadi target pasar potensial.

Di Filipina dan Vietnam, inklusi keuangannya juga tengah berkembang. Menurut laporan World Bank di 2021, tingkat inklusi keuangan di Filipina mencapai 51,37%. Negara tetangga, Malaysia, Singapura, dan Thailand, mengantongi indeks inklusi keuangan tertinggi, masing-masing sebesar 88,37%, 97,55%, dan 95,58%.

Di sepanjang 2022, DOKU menyebut telah memproses total keseluruhan 145 juta transaksi pembayaran, atau tumbuh 80% (YoY). Pertumbuhan ini didongkrak dari metode pembayaran Virtual Account (VA), yang diklaim meningkat tiga kali lipat (YoY). Mitra merchant DOKU tercatat lebih dari 150 ribu.

Per sekarang (year-to-date), DOKU telah mengantongi volume transaksi sebesar Rp330 triliun dan 360 juta transaksi dengan lebih dari 4 juta pengguna, DOKU membidik pertumbuhan transaksi pembayaran yang sama untuk tahun ini. Tanpa menyebut angkanya, menurut Chris, TPV dan GTV DOKU sudah mencapai target di kuartal I 2023.

Social seller

Selain kesamaan karateristik inklusi keuangan, lanjut Chris, kawasan Asia Tenggara juga lekat dengan segmen UMKM. Segmen ini memanfaatkan platform digital dan media sosial untuk menjangkau konsumen sehingga memunculkan kebutuhan terhadap solusi pembayaran digital.

Chris juga bilang, UMKM menjadi target pertumbuhan perusahaan dalam jangka pendek. Kategori UMKM yang dibidik adalah social seller, terutama mereka yang kesulitan mengelola transaksi pembayaran dari penjualan di berbagai media sosial. Saat ini, DOKU baru fokus melayani segmen korporasi, perusahaan skala besar, hingga perusahaan teknologi.

Lewat Juragan DOKU, social seller bisa menerima pembayaran online dan offline dengan registrasi lebih cepat dalam lima menit. “Kami ingin enable para social seller untuk menjual produk dan menerima pembayaran secara mudah dan cepat. Solusi yang ditawarkan bisa lewat Instant Checkout di Instagram Story, Payment Link, atau e-Katalog. Kalau pembelian offline, bisa memakai fitur QRIS.”

Mengacu laporan Cube Asia tentang “Social Commerce in Southeast Asia 2022“, sebanyak 55% pengguna internet di Indonesia menghabiskan rata-rata pengeluaran sebesar $100 untuk belanja di platform social commerce.

Indonesia juga tercatat sebagai pasar live shopping dan community group buy terbesar di Asia Tenggara dengan estimasi nilai GMV masing-masing hampir $5 miliar dan $2 miliar di 2022. Tingginya penggunaan media sosial di Tanah Air ikut memicu perilaku belanja online.

Ia menekankan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggunakan pembayaran tunai dalam bertransaksi sehingga ruang pertumbuhannya masih sangat besar.

“Bagi kami, edukasi pasar masih menjadi tantangan utama. Sudah banyak orang tahu dengan metode pembayaran QRIS. Namun, memperkenalkan konsep pembayaran baru engan link dan memperluas peluang penjualan dengan menambah channel pembayaran juga membutuhkan waktu. Itulah mengapa kami berkolaborasi dengan banyak pihak untuk memperluas jangkauan kami.” Tutupnya.

DOKU merupakan pengembang payment gateway pertama di Indonesia yang berdiri sejak tahun 2007. Hingga saat ini, DOKU memiliki enam lisensi layanan pembayaran. Beberapa produk yang ditawarkan berupa payment, fund transfer/payout, hingga e-money/ wallet untuk white label. 

Seiring berkembangnya penetrasi internet dan penggunaan layanan digital, kebutuhan terhadap pembayaran online ikut meningkat di Indonesia. Solusi di bidang payment gateway mulai banyak dilirik. Selain DOKU, ada Xendit, Midtrans, hingga Espay yang meramaikan pasar ini.

Application Information Will Show Up Here
CEO DOKU Chris Yeo / DailySocial.id

Ambisi Chris Yeo Bawa DOKU dan Bisnis “Payment Gateway” ke Pertumbuhan Selanjutnya

Pada akhir Juli kemarin, platform payment gateway DOKU mengumumkan penunjukkan Chris Yeo sebagai CEO baru perusahaan. Pengalamannya yang ekspansif di industri keuangan diharapkan dapat menjadi amunisi yang baik dalam membawa DOKU ke pertumbuhan selanjutnya.

Yeo sebelumnya menjabat sebagai Managing Director dan Head of GrabPay dan
GrabRewards di Grab Financial Group, dan pernah menjadi bagian di PayPal. Ia menggantikan CEO sebelumnya, Thong Sennelius, yang tetap anggota Direksi DOKU.

Dalam wawancara bersama DailySocial.id, Yeo menyampaikan optimismenya bagi perkembangan bisnis DOKU sebagai pionir payment gateway lokal sejak 2007 dengan segudang pengalaman jatuh bangunnya.

Saat ia bekerja untuk PayPal selama 10 tahun untuk kawasan Asia Pasifik, dirinya banyak memantau para champion dari lokal di Asia dan perkembangannya dari masa ke masa. DOKU termasuk di dalam radar.

“DOKU diisi oleh orang-orang yang punya pengalaman mendalam, yang sangat penting dalam membangun bisnis berkelanjutan di industri pembayaran. Terlebih mengutip dari laporan e-Conomy 2021, Indonesia berada jalur terdepan dengan potensi pertumbuhan tiga kali lebih tinggi dari Vietnam. DOKU berada di posisi yang tepat untuk mengambil posisi di tengah pertumbuhan pesatnya ekonomi digital,” ucapnya.

Pengalaman manajemen di lingkup regional dan internasional, serta didukung kondisi ekonomi makro yang positif, memantapkan langkah DOKU memulai ekspansi regional. Malaysia adalah negara pertama yang dijajal, lewat akuisisi SenangPay, pemain sejenis dari Negeri Jiran.

Yeo menuturkan, langkah ekspansi DOKU dimaksudkan untuk masuk ke area yang belum menjadi keunggulan perusahaan. Saat ini DOKU diklaim merupakan pemimpin segmen payment gateway dengan lebih dari 150 ribu merchant, mayoritas dari korporasi besar menjangkau 18 industri, termasuk marketplace, fintech, dan layanan publik.

Produk DOKU, selain payment gateway, telah menjelma menjadi platform pembayaran terlengkap, dari online, offline, serta layanan bernilai tambah (value-added services).

Dia mencontohkan salah satu inovasi yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pembayaran yang kompleks. Tidak seperti kebanyakan pemain pembayaran yang menawarkan waktu penyelesaian (settlement) “T+1” dalam model agregator, DOKU mengklaim dirinya sebagai satu-satunya platform pembayaran di Indonesia yang menawarkan fitur “T+0 untuk waktu penyelesaian di hari yang sama” yang disesuaikan dengan kebutuhan merchant reksadana. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan OJK untuk pembelian reksadana secara online.

Ada pula inovasi pembayaran berulang di bidang insurtech. Untuk menjaga pembayaran premi tetap terbayar nasabah, dibutuhkan pembayaran berulang (recurring). Dengan demikian, perusahaan tetap menjaga bisnisnya dan nasabah tetap terlindung dengan asuransi.

Mengapa Malaysia?

Yeo percaya diri dengan klaim DOKU sebagai pemimpin industri payment gateway di Indonesia. Disebutkan perusahaan telah menyediakan 40 metode pembayaran yang mencakup transaksi online dan offline. Ruang pertumbuhan masih tetap ada, terutama di area UKM yang belum maksimal digarap dan bagi konsumen existing tentunya banyak inovasi lanjutan yang bisa dikembangkan.

Bagi DOKU, cara berpikir untuk berinovasi di bisnis payment gateway adalah memindahkan uang secara efisien. Dari titik A ke titik B, dari orang satu ke orang kedua, dan seterusnya. Solusi yang ada saat ini, mungkin sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, tapi bagi sebagian besar bisnis masih banyak friksi.

“Itulah bagaimana bisnis pembayaran berjalan dan inilah inovasi pembayaran berasal. Jadi jika Anda memikirkannya hari ini Anda tahu beberapa, beberapa metode, beberapa kasus penggunaan tampaknya baik-baik saja, tetapi banyak metode pembayaran itu bagi orang lain masih banyak friski. Dan dengan friksi ini, ada peluang dan kami pikir masih banyak peluang untuk menyelesaikan masalah di Indonesia.”

Yeo melanjutkan, “Selama kami terus permudah pembayaran untuk bisnis semakin efisien, inovasi terus berlanjut. Dengan posisi kami di market leader, jadi sangat memungkinkan bagi kami untuk mulai berpikir perbesar pertumbuhan di area lainnya yang belum kami kuasai. Bagi kami masuk ke segmen UMKM adalah terpenting untuk pertumbuhan selanjutnya. Akuisisi SenangPay adalah salah satu contohnya.”

SenangPay, sambungnya, adalah salah satu pemain terdepan payment gateway yang kuat dengan merchant UMKM-nya. Diklaim jumlahnya mencapai lebih dari 15 ribu merchant. Hal ini jadi nilai tambah yang akan berguna dalam mengembangkan rangkaian produk yang lebih beragam di mana mereka (DOKU dan SenangPay) beroperasi. Terlebih lagi, Malaysia dan Indonesia punya latar belakang sosial dan budaya yang mirip.

SenangPay dikelola SimplePay Gateway Sdn Bhd yang didirikan pada 2015. Perusahaan tersebut telah terdaftar di Bank Negara Malaysia sebagai penyedia Layanan Merchant Acquiring. Perusahaan juga bekerja sama dengan Mastercard International sebagai Fasilitator Pembayaran (FP) untuk wilayah Asia Pasifik.

Solusi yang disediakan perusahaan untuk membantu pebisnis Malaysia mencakup metode pembayaran kartu kredit/debit, internet banking (FPX), dan bekerja sama dengan semua pemain besar e-wallet di Malaysia. Diklaim, SenangPay adalah satu dari lima penyedia layanan payment gateway terbaik di Malaysia yang telah melayani lebih dari 15 ribu merchant, dengan tim berjumlah lebih dari 45 orang.

“Kami akan transfer pengetahuan, bagaimana melayani pedagang kecil di Indonesia ke mereka, begitupun sebaliknya, sehingga SenangPay bisa memperluas [bisnis] ke segmen usaha yang lebih besar di Malaysia.”

SenangPay berencana memperkuat dan memperluas layanan di luar payment gateway online, yakni mengadopsi layanan baru, seperti e-wallet, remittance, dan transaksi offline seperti Tap On Glass, M2M (mobile to mobile). Dengan penawaran baru ini, SenangPay memungkinkan para merchant melakukan transisi dari model toko fisik ke versi digital, sejalan dengan inisiatif “Malaysia Digital” yang dibentuk Pemerintah sana.

Hal ini menjadi kesempatan bagi DOKU membawa teknologinya ke Malaysia, akibat timpangnya inovasi fintech di sana dibandingkan Indonesia yang jauh lebih dinamis.

“Jadi saya pikir untuk setiap pemain [fintech] perlu tahu apa fokus yang mereka kuasai. Dan untuk DOKU, kami selalu memikirkan beberapa hal. Hal pertama menyediakan produk menyeluruh untuk pembayaran online dan offline.”

Ia pun memercayai kolaborasi dengan pemain lainnya akan membantu meningkatkan inklusi produk keuangan di Indonesia. Di dunia keuangan, tidak berlaku konsep winner takes all.

“Justru sebenarnya kebalikannya karena pasar pembayaran sangat besar di pasar [Indonesia] yang begitu besar ini.”

Bahkan, lanjutnya, di negara maju pun bisnis pembayaran dikuasai beberapa pemain karena ada banyak segmen yang bisa jadi fokus. “Jadi, kemitraan antara pelaku pembayaran sangat penting.”

Yeo sejauh ini tidak bersedia menuturkan rencana ekspansi perusahaan berikutnya setelah Malaysia.

Perdalam UKM

Seiring dengan adanya transfer ilmu dengan SenangPay, DOKU akan mendalami fokusnya di bidang UMKM. Yeo menjelaskan, dalam menyasar segmen tersebut, DOKU benar-benar memulainya dari fundamental kebutuhan UMKM sebagai fokus awal.

“Jika Anda berpikir tentang self-served sign up atau self-onboarding, yang sangat penting bagi UMKM, sejujurnya, ini adalah area yang belum pernah kami fokuskan sebelumnya. [Selama ini] Kami fokus perusahaan skala besar, yang mana mereka tidak akan datang ke situs web kami untuk mendaftar sendiri karena mereka punya tim TI yang mendaftar untuk mereka kan.”

Dia melanjutkan, “Jadi yang dibutuhkan UMKM adalah proses onboarding yang cepat dan sederhana. [..] Ada peluang untuk memperbaiki alur onboarding yang ada saat ini. Tapi berbicara tentang UMKM, kami sebenarnya hari ini sudah memiliki beberapa produk untuk membuat tautan pembayaran yang dapat mereka kirim melalui saluran apa pun dengan mudah.”

UMKM juga biasanya membutuhkan e-katalog sederhana untuk permudah promosi barang-barang mereka dan tentu saja menerima pembayaran. “Kami berpikir bagaimana DOKU dapat lebih meningkatkan beberapa produk yang ada di pasar dengan memberikan nilai tambah bagi merchant.”

“Dan pada akhirnya, kami ingin menyediakan produk yang benar-benar menambah nilai bagi UMKM. Dari apa yang kami dengar, mereka pada dasarnya mencari tiga hal, yakni kenyamanan, sederhana, dan hemat biaya. Dan itu, itu masih menjadi filosofi kami,” tutupnya.

Doku Senangpay

Doku Debut Ekspansi Regional Pertamanya Lewat Akuisisi senangPay

Bertujuan untuk menghadirkan sinergi antara pasar Malaysia dan Indonesia, DOKU penyedia solusi pembayaran berbasis teknologi, melakukan akuisisi kepada platform payment gateway asal Malaysia bernama senangPay.

Kepada DailySocial.id, COO DOKU Nabilah Alsagoff menegaskan, Malaysia menjadi negara pertama di Asia Tenggara untuk ekspansi. Selain adanya kesamaan pasar dan kultur, Malaysia juga menjadi pasar yang ideal bagi DOKU untuk melebarkan bisnis mereka di luar Indonesia.

“Kami melihat pasar Malaysia dalam hal kebiasaan pembayaran dan lainnya tidak berbeda dengan Indonesia namun tidak serumit pasar di Indonesia. Mereka lebih terbiasa dengan pembayaran dompet digital dan kartu kredit. Sementara di Indonesia hingga saat ini pembayaran melalui bank transfer masih lebih banyak digunakan,” kata Nabilah.

Ditambahkan olehnya, banyaknya pekerja migran dan pelajar  di Malaysia dari Indonesia turut menjadi alasan mengapa akuisisi ini dilakukan. Aksi korporasi ini dilakukan DOKU setelah menerima pendanaan dari Apis Growth Fund II tahun 2021 lalu.

Melalui akuisisi DOKU, senangPay berencana untuk memperkuat dan memperluas layanan di luar payment gateway online, mengadopsi layanan baru seperti e-wallet, remittance, dan pembayaran offline seperti Tap On Glass, M2M (mobile to mobile), dan lainnya.

Dengan penawaran baru ini, senangPay memungkinkan para merchant untuk melakukan transisi dari model toko fisik ke versi digital, sejalan dengan inisiatif “Malaysia Digital” yang dibentuk pemerintah setempat.

“Ketika kami mendirikan senangPay, kami berniat untuk membuat payment gateway alternatif untuk usaha kecil menengah terutama bagi pemilik bisnis yang tidak memiliki keterampilan teknis dan tidak terbiasa dengan digital tools.,” jelas CEO senangPay Mansor Abd Rahman.

Didirikan tahun 2015 lalu senangPay membantu para pebisnis Malaysia agar dapat menerima pembayaran dari pelanggan dengan mudah melalui berbagai metode, termasuk di antaranya melalui metode pembayaran kartu kredit, kartu debit, dan internet banking.

Menjalin kolaborasi dengan regulator

Salah satu kunci sukses DOKU menjalankan bisnis selama 14 tahun terakhir adalah pemahaman yang sangat mendalam tentang aturan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh regulator.

Sebagai perusahaan teknologi yang menyasar kepada solusi pembayaran secara digital, yang perlu diketahui adalah, sangat ketat aturan yang diberlakukan oleh pemerintah dan regulator untuk semua platform yang ada. Hal tersebut yang kemudian menjadikan mereka pemain yang mampu bertahan dan bersaing dengan pemain lainnya.

Berdiri sejak tahun 2007, DOKU menyediakan rangkaian produk pembayaran terluas, baik dari segi online maupun offline; dan memiliki pilihan pembayaran elektronik yang paling beragam, melayani lebih dari 150.000 merchant dari lintas industri. DOKU juga telah memiliki lima lisensi dari Bank Indonesia, yang memungkinkan mereka untuk memberikan layanan beragam, seperti payment gateway, transfer dana domestik, remitansi, PPOB, uang elektronik, dompet elektronik, serta QRIS.

Application Information Will Show Up Here
DOKU SenangPay

DOKU Dikabarkan Berinvestasi ke Startup Fintech Asal Malaysia “SenangPay”

DOKU dikabarkan berinvestasi ke startup fintech penyedia solusi payment gateway asal Malaysia, “SenangPay”. Menurut sumber data yang telah diinputkan ke regulator, DOKU menyuntikkan dana tahap awal sebesar $1 juta (lebih dari 14 miliar Rupiah).

Saat kami konfirmasi lebih lanjut ke pihak DOKU, perwakilan perusahaan menyatakan belum ada konfirmasi yang bisa diberikan dari manajemen perihal aksi korporasi tersebut.

SenangPay sendiri adalah produk payment gateway yang dimiliki oleh Simplepay Gateway Sdn. Bhd. sejak 2015. SenangPay bekerja sebagai perantara yang akan meminta pembayaran dari penyedia bank kartu/rekening pelanggan konsumen dan kemudian mengkreditkannya ke rekening bank konsumen.

Model bisnis yang dijalankan SenangPay ini beririsan langsung dengan bisnis yang tengah dijalankan DOKU. Sebelumnya, dalam suatu kesempatan di awal tahun lalu, manajamen DOKU menyampaikan kontribusi yang diberikan bisnis payment gateway mendominasi sebesar 70% dibandingkan pilar bisnis lainnya, yakni DOKU Wallet dan remitansi dan disbursement.

Bila informasi ini akurat, maka langkah tersebut merupakan kesempatan DOKU untuk masuk ke pasar regional, di mulai dari Malaysia. Kapabilitas DOKU yang cenderung sudah berpengalaman di segmen ini sejak 2007, tentunya menjadi suntikan yang efektif bagi SenangPay dalam berinovasi di tengah upaya mempercepat adopsi sistem pembayaran online di Negeri Jiran tersebut.

Langkah serupa sebelumnya juga sudah dilakukan Xendit yang mengucurkan investasi strategis untuk startup sejenis asal Filipina, Dragonpay. Aksi ini diumumkan dalam rangka mendukung upaya Xendit pasca memasuki pasar Filipina sejak 2010 sebagai basis operasi kedua mereka setelah Indonesia.

Strategi investasi ekuitas ini bukanlah aksi pertama yang dilakukan DOKU. Dalam catatan DailySocial.id, DOKU sebelumnya pernah menyuntikkan dana untuk Bareksa.

Dalam laporan e-Conomy SEA 2021 yang disusun Google, Temasek, dan Baik, memperkirakan, nilai ekonomi digital di Asia Tenggara mencapai $174 miliar atau sekitar Rp2.480 triliun pada 2021. Sebanyak $70 miliar atau Rp997 triliun di antaranya disumbang oleh Indonesia.

Nilai ekonomi digital di Indonesia tumbuh 49% dibandingkan tahun lalu sebesar $70 miliar. Akan tetapi, menurut laporan ini, bila melihat berdasarkan pertumbuhan, Filipina adalah negara dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 93%. Kemudian, disusul Thailand 51%, Indonesia 49%, dan Malaysia 47%.

Oleh karenanya, ekspansi regional adalah langkah yang realistis bagi tiap perusahaan karena masing-masing negara punya ruang tumbuh yang besar. Kesempatan tersebut tidak hanya dikuasai oleh Indonesia saja, kendati secara volume tetap dipegang Indonesia karena populasinya yang besar.

Application Information Will Show Up Here
DOKU mengumumkan kehadiran fitur eRetail, platform untuk permudah merchant memiliki aplikasi sendiri tanpa harus bangun dari awal kerja sama dengan Kaddra

DOKU Perkenalkan Fitur eRetail, Mudahkan Merchant Punya Aplikasi Sendiri

DOKU mengumumkan kehadiran fitur eRetail, platform untuk permudah merchant memiliki aplikasi sendiri tanpa harus bangun dari awal. Dalam peluncuran ini, DOKU dibantu oleh mitra strategis Kaddra, perusahaan teknologi berbasis di Singapura sebagai mesinnya.

DOKU memilih Kaddra sebagai mitra lantaran perusahaan tersebut mengklaim telah memenangkan berbagai penghargaan dalam menyediakan solusi loyalitas pelanggan, mobile commerce, dan remarketing bagi merek-merek ritel dan konsumen.

Aplikasi tersebut dirancang dengan fasilitas belanja online, selayaknya aplikasi e-commerce pada umumnya dengan antarmuka yang sederhana. Juga, melakukan pembelian dan mendapatkan hadiah dari program loyalitas yang disediakan. DOKU menjadi mesin untuk transaksi pembayaran yang seamless, sementara Kaddra menjadi mesin penyedia program loyalitas.

Penawaran ini hadir untuk menyasar para merchant, baik itu UKM ataupun korporasi, yang ingin memberikan nilai tambah buat para konsumennya dalam bentuk aplikasi tersendiri. Kelebihan yang ditawarkan adalah fitur eRetail, memungkinkan para merchant tidak perlu investasi dari nol untuk memiliki aplikasi sendiri. Mereka hanya perlu membayar biaya berlangganan per bulan dengan biaya mulai dari $59 (sekitar Rp845 ribu) untuk paket Starter.

Terkait kemitraan dengan Kaddra, dalam keterangan resmi, Co-founder & COO DOKU Nabilah Alsagoff menjelaskan pihaknya menyambut baik sinergi bersama Kaddra yang menggabungkan teknologi pembayaran dengan inovasi mobile commerce untuk menghadirkan pengalaman berbelanja yang baik bagi para merchant DOKU dan pelanggan mereka.

“Fitur eRetail mendukung segala kebutuhan bisnis masa kini, yang memungkinkan para merchant untuk memperluas kehadiran mereka yang berbasis web ke dalam aplikasi seluler untuk manajemen toko lebih gesit,” ucapnya, Kamis (10/2).

Industri mobile-commerce di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan hingga 70% pada paruh pertama 2021. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai pasar aplikasi e-commerce terbesar ketiga di dunia. Fitur eRetail akan membantu mendorong bisnis lokal Indonesia ke lini depan di tengah tren mobile commerce, dengan menawarkan layanan terintegrasi bagi para merchant untuk memperoleh dan mempertahankan pelanggan.

“Indonesia berada tepat di tengah episentrum e-commerce yang berkembang pesat di Asia Tenggara, dan kami merasa tidak ada mitra yang lebih baik daripada DOKU, yang mengutamakan sistem pembayaran dalam setiap bisnis lokal. Dalam kolaborasi erat dengan DOKU, kami sangat senang membantu para merchant lokal untuk membentuk masa depan mobile commerce dalam beberapa bulan mendatang,” tambah Co-founder & CEO Kaddra Quentin Chiarugi.

Inovasi pembayaran DOKU lainnya

Di luar eRetail, DOKU termasuk gencar dalam menggarap berbagai kerja sama untuk mengutilisasi bisnis utamanya yang bergerak di bisnis gerbang pembayaran dan e-wallet. Menjelang akhir tahun lalu, perusahaan mengumumkan kerja sama dengan BSS Parking, operator parkir yang berkantor pusat di Makassar dan memiliki cabang operasional di Bali, untuk menghadirkan QRIS Dynamic yang sudah terintegrasi dengan sistem miliki BSS.

SVP Business Expansion and Regional Sales DOKU Irfan Burhan menjelaskan, bisnis parkir kendaraan di Indonesia identik dengan pembayaran tunai dan cenderung tidak tercatat. Melalui kolaborasi dengan BSS Parking, DOKU ingin membantu proses digitalisasi transaksi di industri perparkiran, sehingga pembayarannya dapat dilakukan lebih cepat, tercatat, dan aman.

Selain lebih praktis, metode pembayaran cashless ini juga mendukung upaya pemerintah untuk memutus rantai Covid-19 dengan menerapkan berbagai jenis pembatasan melalui protokol kesehatan yang diberlakukan. Untuk saat ini sistem BSS Parking telah diimplementasikan di 6 titik parkir di Bali, dengan cakupan area seperti pusat perbelanjaan, rumah sakit, pertokoan, tempat wisata dan fasilitas pelayanan umum.

Masyarakat yang ingin memarkir kendaraan cukup melakukan scan QRIS melalui ponsel mereka, saldo dalam aplikasi e-wallet maupun mobile banking mereka terdebit dan seketika gerbang parkir akan terbuka.

Direktur BSS Parking Felix Panjaitan menuturkan, “Dengan adanya digitalisasi transaksi parkir ini, kami mengharapkan semua transaksi parkir baik parkir di area parkir kawasan, gedung, maupun area parkir bahu jalan sudah dapat dilakukan secara digital non-tunai (cashless). Sehingga selain lebih praktis metode ini juga dapat meminimalisir terjadinya kebocoran pungutan parkir. Dengan demikian pendapatan pengelola ataupun Pemerintah Daerah setempat pun dapat lebih dimaksimalkan.”

Tingkatkan proposisi nilai

Sebagai fintech yang memberikan layanan payment gateway, DOKU memang dituntut untuk terus menelurkan inovasi yang memudahkan ekosistem merchant mereka. Tidak dimungkiri, kompetisi pasar untuk produk tersebut saat ini cukup ketat di Indonesia.

Midtrans adalah salah satu kompetitor utama DOKU. Saat ini Midtrans telah menjadi bagian dari GoTo Group, bahkan secara khusus memiliki integrasi dengan ekosistem merchant Gojek. Pesaing lainnya adalah Xendit yang tahun lalu baru kokohkan diri sebagai unicorn. Selain produk fintech, kini mereka mulai masuk ke ranah produk SaaS untuk bantu digitalisasi UMKM.

DOKU Secures 458 Billion Rupiah Funding from Apis Growth Fund II

DOKU announces $32 million (over 458 billion Rupiah) funding round from Apis Growth Fund II, a private equity fund managed by Apis Partners LLP, a UK-based asset manager that supports growing financial services and fintech businesses. DOKU is Apis Partners’ first portfolio in Indonesia.

DOKU is a subsidiary of PT Elang Andalan Nusantara (EAN), a joint venture owned by Emtek and Alibaba. Based on Emtek’s financial report, PT Kreatif Media Karya (KMK) holds a 55% stake in EAN’s second-tier subsidiary. Furthermore, it is sold to a third party.

The transaction resulted in KMK to lose control in EAN and subsequently stopped consolidating EAN’s financial statements to the Group’s consolidated financial statements.

DOKU will use the fresh funds to accelerate the development of some new offerings for businesses and consumers, as well as to expand the company’s geographical reach in providing access to digital payments for the Indonesian people.

“[..] We believe by supporting such company as DOKU, we will benefit from its proven experience. This collaboration with Apis Partners is a new chapter for DOKU and we are very excited to continue this partnership,” DOKU’s Co-Founder and COO, Nabilah Alsagoff said during a virtual press conference, Thursday (5/8).

In an official statement, Apis Partners Managing Partner and Co-Founder Matteo Stefanel said, “We are delighted to partner with DOKU in Apis Partners’ first investment in Indonesia, which reflects our trust in this country as an investment field. We are delighted to be working with a team that has built a market-leading organization [..],” he said.

In global realm, Apis Partners has several payment gateway startup portfolios, such as EPS (India), DPO (Africa), GHL (Malaysia), Adumo (South Africa), and Codapay (Singapore).

DOKU’s growth

DOKU was founded in 2007 as the sole digital payment player in Indonesia with the most complete payment license from fund transfer, e-wallet, and e-money to customers. The company also has a remittance license, collaborated with partners in neighboring countries to facilitate transfers between countries.

Last year alone, DOKU processed 47 million transactions with a total processed value of $2.9 billion. One of the reasons of the increase transactions was the game vouchers purchase as many people had to stay at home. Furthermore, it also comes from online transportation payments, the result of DOKU’s collaboration with Maxim.

“Game purchasing recorded an increasing number, one of which was due to stay at home policy. Moreover, we are intensifying partnerships with game publishers, such as Unipin, also Google Play, soon to live with TikTok, and Facebook for advertising purchase,” DOKU’s CMO, Himelda Renuat said.

One fascinating data is the surge in newly registered QRIS merchants with 1583% YOY and an increase of more than 30% for the retail, game, and digital content merchant categories.

DOKU’s core business is payment gateway, which contributes as much as 70% to the total service. Apart from that, DOKU’s other businesses are Collaborative Commerce (DOKU Wallet) and Transfer Service (remittance and disbursement).

Last April, the company announced a rebrand for its payment gateway business to “Jokul” with objective to create more familiar approach to users from all business circles, corporations, startups, MSMEs, to individual sellers. Jokul is a slang word in the 90s that means “to sell”. It is said that more than 5 thousand businesses have registered as organic merchants.

The large market of payment gateway

According to research by Mordor Intelligence, the global payment gateway service market has reached $17.2 billion in 2020. It is projected to grow at $42.9 billion by 2026.

In Indonesia, there are several players who provide related services, helping digital businesses to accommodate payments. Among those are Midtrans, Faspay, Xendit, and others.

The potential is there and wide, considering that consumers in Indonesia have varied options for their online payment system. According to a survey by iPrice and Jakpat last year, bank transfer still dominates, followed by e-wallet and other payments.

The role of payment gateway service is to provide simplification for developers. Instead of having to do manual integration for each payment system, they can use a ready-made service by plugging the payment gateway API into the application backend.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here