Tag Archives: dolly susanto

Strategi Operator Tri

Strategi Operator Tri Bidik Pelanggan Baru, Tambah BTS dan Galakkan Program Loyalitas

Hutchison Tri Indonesia (Tri) mengungkapkan segera bangun 8 ribu BTS baru. Hal tersebut dilakukan demi merealisasikan ambisi mereka untuk dapatkan tambahan 10 juta pelanggan sampai akhir tahun 2019.

Hanya saja Chief Commercial Officer Tri Dolly Susanto enggan menyebut lokasi mana saja yang akan dibidik. Disebutkan saat ini Tri sudah mengoperasikan 55.100 unit BTS yang tersebar dari Aceh hingga Gorontalo, dengan jaringan fiber optik sepanjang 16 ribu km.

Selaras dengan strategi tersebut, kali ini perusahaan meluncurkan kembali program loyalitas Bonstri yang menggaet anak muda sebagai target pelanggan. Dolly menyebut Tri memiliki sekitar 37 juta pelanggan, sekitar 80% di antaranya datang dari anak muda. Dan dari total golongan muda tersebut, 90% di antaranya adalah generasi Z.

“Kami mau gelar hampir 8 ribu sites 4G. Sekarang pelanggan kami kebanyakan sudah berada di jaringan 4G,” kata Dolly, Selasa (11/12).

Program Bonstri adalah cara Tri untuk mendorong loyalitas pengguna dengan berbagai keuntungan hanya dengan menukar poin untuk berbagai penawaran. Mulai dari voucher belanja di situs e-commerce, wisata, kuliner, akomodasi, hiburan, hingga paket internet/data Tri.

Secara total ada 2 ribuan produk dari 222 merchant yang telah bergabung untuk memanjakan para pelanggan Tri. Bonstri hanya bisa diakses lewat aplikasi Bima+.

Dolly turut mengatakan, sekitar 12,2 juta pelanggan Tri telah mengakses Bima+ sejak pertama kali diluncurkan pada 1,5 tahun lalu.

“Makin hari pengguna Bima+ terus bertambah. 95% di antaranya selalu bolak balik ke aplikasi setiap harinya. Makanya kami hadirkan kembali Bonstri dengan banyak pembaruan fitur agar pengguna bisa mendapatkan apa saja yang mereka mau.”

Lewat inovasi ini, Dolly ingin kembali mengukuhkan posisi Tri sebagai digital lifestyle provider terdepan di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here
Tri management board in the launching of Keep On / DailySocial

Tri Indonesia Discontinues E-Money Development

Following the submission of an application for e-money license to Bank Indonesia, Tri Indonesia decides to stop pursuing its development. The decision is corroborated by Dolly Susanto, Tri Indonesia’s Chief Commercial Officer, in the grand launching of “Keep On” internet plan in Jakarta.

“Previously, we’ve prepared to launch e-money service, but since the issuance of Bank Indonesia’s new regulation three weeks ago which requires 51% license owned by the local company, the plan should be discontinued.”

Tri is majority owned (65%) by Hutchison Whampoa and the rest belongs to PT Tiga Telekomunikasi as the local investor.

The e-money platform that was going to be developed by Tri is part of business expansion to enhance &Co marketplace and Bima+ platform. Using e-money based scheme, Tri expects to develop that payment option.

“Although the plan is discontinued, it’s still possible for Tri to collaborate with relevant partners and, of course, already owned a license,” he said.

Carrier billing

Tri also announces partnerships with a popular music and video streaming app in Indonesia. They are JOOX, Spotify, Viu, HOOQ, Mobile Legends, Deezer, and Google Play. As additional options for users, Tri also provides carrier billing.

“Indeed, we previously announce partnerships with Keep On (internet plan) of Tri. All those options are [still] all available for Tri users,” he added.

According to the data compilation, 70% of Tri’s internet consumption are for video streaming, and 30% are for music streaming.

“We also record the increase of mobile games using Tri’s network. Aside from using Bima+, users can also buy games directly from Google Play,” Susanto mentioned.

Tri claims currently has 33 million users, 80% of those are millennials.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Jajaran manajemen Tri saat peluncuran paket Keep On / DailySocial

Operator Seluler Tri Hentikan Pengembangan E-money

Setelah sebelumnya sempat mengajukan izin lisensi uang elektronik (e-money) ke Bank Indonesia, operator seluler Tri Indonesia (Tri) menghentikan upaya mereka untuk pengembangan layanan tersebut. Keputusan ini ditegaskan oleh Chief Commercial Officer Tri Indonesia Dolly Susanto saat acara peluncuran paket data “Keep On” hari ini di Jakarta.

“Sebelumnya memang kami sudah menyiapkan diri untuk meluncurkan layanan e-money, namun setelah terbitnya peraturan baru dari BI sekitar tiga minggu lalu yang menyebutkan bahwa 51% lisensi harus dimiliki oleh perusahaan lokal, rencana tersebut harus kami hentikan.”

Tri sendiri saat ini dimiliki oleh Hutchison Whampoa dengan komposisi saham 65%, sedangkan sisanya dimiliki oleh Tiga Telekomunikasi sebagai investor lokal.

Awalnya e-money yang rencananya bakal dikembangkan oleh Tri merupakan bagian dari perluasan bisnis menyasar marketplace &Co dan Bima+. Dengan skema pembayaran berbasis e-money, Tri berharap bisa mengembangkan pilihan pembayaran tersebut.

“Meskipun rencana tersebut dihentikan, tidak menutup kemungkinan Tri nantinya akan menjalin kolaborasi dengan mitra yang relevan dan tentunya telah memiliki izin tersebut,” kata Dolly.

Menambah jumlah kemitraan

Dalam kesempatan tersebut Tri juga meresmikan kemitraan dengan aplikasi streaming video dan musik populer di Indonesia. Aplikasi yang kini bekerja sama di antaranya JOOX, Spotify, Viu, HOOQ, Mobile Legends, Deezer dan Google Play. Untuk memberikan pilihan lebih kepada pengguna, Tri juga menyediakan pembelian potong pulsa (carrier billing) penggunaan aplikasi tersebut.

“Memang sebelumnya kami sudah mengumumkan kerja sama dengan aplikasi yang ada saat ini, namun dengan paket data Keep On dari Tri, semua pilihan tersebut sudah disematkan langsung khusus kepada pengguna Tri,” kata Dolly.

Saat ini Tri mengklaim mengalami peningkatan penggunaan kuota internet. Dari data yang dirangkum, sebanyak 70% penggunaan internet lebih kepada video streaming, sementara 30% adalah music streaming.

“Kami juga mencatat peningkatan penggunaan mobile games memanfaatkan kuota internet Tri. Selain memanfaatkan Bima+, pengguna juga bisa membeli permainan langsung dari Google Play,” kata Dolly.

Saat in Tri mengklaim telah memiliki sekitar 33 juta pengguna. Sebanyak 80% di antaranya adalah kalangan millenial. Dengan pilihan baru tersebut diharapkan pengguna yang ada bisa lebih banyak memanfaatkan layanan pembayaran potong pulsa dari Tri.

Application Information Will Show Up Here

Tri Luncurkan Aplikasi bima+ sebagai “Creative Hub” Pelaku Industri Kreatif

Industri kreatif Indonesia sekarang mulai banyak mendapat sorotan dari berbagai pihak. Salah satunya dari Tri Indonesia. Dalam rangka mendukung pemberdayaan generasi muda, perusahaan pengusung operator seluler tersebut menghadirkan sebuah aplikasi digital bima+ sebagai panggung digital dan creative hub untuk berkarya.

“Kami percaya Indonesia memiliki  sumber daya yang luar biasa, yaitu kreativitas anak bangsa yang tidak akan habis nilainya. Mereka kreatif, berbakat dan mempunyai keinginan kuat untuk menunjukkan karya mereka hingga ke tingkat global,” ujar Presiden Direktur Tri Indonesia Randeep Singh Sekhon.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Triawan Munaf yang turut hadir dalam acara peluncurannya aplikasi mengungkapkan apresiasinya terhadap Tri yang telah menyediakan wadah baru untuk mempromosikan produk kreatif anak bangsa.

“Apresiasi kami untuk Tri yang telah menyediakan wadah baru untuk mempromosikan produk kreatif anak bangsa. Wadah promosi sangat diperlukan bagi para pelaku industri kreatif. Kami juga mengajak banyak korporasi untuk mendukung pertumbuhan industri kreatif Indonesia, salah satu nya seperti yang dilakukan Tri saat ini,” ujar Triawan .

Tri melalui peluncuran aplikasi creative hub ini mengajak semua masyarakat Indonesia yang memiliki talenta dan kreasi di industri kreatif mulai dari musik, film, game, fesyen, desain, dan ragam produk kreatif lainnya untuk bergabung di bima+ untuk terhubung dengan 56,8 juta pelanggan Tri dan pengguna operator seluler lainnya di seluruh Indonesia.

“Pelanggan Tri mayoritas millennial dan konsumen data, baik 3G maupun 4G.  Mereka menggemari berbagai konten streaming termasuk juga belanja online.  Kami berharap bima+ bisa menghubungkan seluruh anak muda di Indonesia dengan semua karya anak bangsa,” ujar Chief Commercial Officer Tri Indonesia Dolly Susanto.

Dolly juga menambahkan melalui aplikasi bima+ masyarakat bisa menemukan keseruan dalam menikmati streaming beragam jenis film, musik dan game yang telah terkurasi, juga beragam konten lainnya lengkap dengan layanan chat room yang telah disediakan.

“Hadirnya bima+ diharapkan dapat menjadi satu wadah buat seluruh anak bangsa untuk  semakin terhubung dalam satu creative hub di satu virtual mall.  Sehingga jutaan ambisi anak bangsa, dapat terus terwujud. Ini adalah komitmen kami untuk mewujudkannya,” tutup Dolly.

Application Information Will Show Up Here

Tri Indonesia Jaring Startup Potensial Melalui “Kejar #Ambisiku”

Membuat sebuah inkubator tampaknya menjadi tren bagi operator telekomunikasi Indonesia. Setelah Telkomsel, Indosat, dan XL kini giliran Tri Indonesia yang meluncurkan program inkubator untuk menjaring ide, bisnis kreatif, atau startup untuk dikembangkan dan dibantu untuk memasuk pasar mereka. Inkubator ini nantinya akan memberikan bantuan bagi startup berupa kesempatan mentoring dan promosi ke pelanggan-pelanggan setia Tri Indonesia.

Program dari Tri Indonesia ini dinamai Kejar #Ambisiku, sebuah program yang menjadi rangkaian program Tri Indonesia lainnya yang menyasar anak-anak muda yang ingin kreatif, berinovasi, dan butuh aktualisasi diri. Kejar #Ambisiku sebenarnya serupa dengan banyak inkubator lainnya, para startup terlebih dulu harus mengikuti proses seleksi dengan melakukan presentasi di hadapan para juri.

Peserta dengan ide terpilih akan mengikuti bootcamp untuk mematangkan ide dan proposal mereka untuk selanjutnya dipresentasikan kembali di hadapan para direksi Tri Indonesia. Ide atau peserta terpilih nantinya akan mendapatkan bantuan-bantuan dari pihak Tri Indonesia, seperti dana, pemasaran, dan lain sebagainya.

Disampaikan Head of Brand and Communication Tri Indonesia Fahroni Arifin, program ini yang sejatinya sudah berjalan mulai bulan Maret kemarin. Saat ini telah melalui proses seleksi dan inkubasi. Selanjutnya akan ada 5-10 peserta terpilih untuk masuk ke tahap mentoring sampai dengan pemberian dana. Peserta terpilih akan dinilai dari banyak aspek, seperti perencanaan, pengembangan, implementasi bisnis yang bisa berkelanjutan hingga penerimaan produk di pasar.

“Pada tahap finalisasi, tim Tri melakukan mentoring untuk melihat sejauh mana bisnisnya dapat dimonetisasi. Direksi Tri akan menentukan siapa saja yang berhak mendapatkan pendanaan dan dukungan promosi ke jaringan perusahaan di skala lokal dan global,” ujar Fahroni seperti dikutip dari Liputan6.

Fahroni lebih jauh juga menjelaskan bahwa pendanaan yang didapat masing-masing peserta terpilih akan disesuaikan dengan besaran bisnis masing-masing usaha. Nominal bergantung seberapa kuat usahanya dan bentuk bantuan yang dibutuhkan karena Tri Indonesia menilai tidak semuanya terkendala pada pendanaan.

“Apa yang kami lakukan ini barulah sebagian kecil dari rangkaian dukungan Tri untuk ambisi generasi muda Indonesia yang akan kami gelar hingga akhir tahun ini. Artinya, komitmen kami tidak akan berhenti sampai di sini. Kami percaya generasi muda Indonesia dapat menjadi kekuatan hebat dengan talenta dan kreativitas yang mereka miliki untuk mengubah dan menjadikan Indonesia lebih baik,” ujar Chief Commercial Officer Tri Dolly Susanto seperti dikutip dari laman resmi Tri Indonesia.

Bermitra dengan Fortumo, Operator Tri Mulai Berikan Metode Pembayaran Potong Pulsa

Hutchison 3 Indonesia yang mengelola operator GSM 3 (Tri) baru-baru ini mengumumkan kemitraan dengan perusahaan penyedia layanan pembayaran mobile Fortumo. Dengan kerja sama ini memungkinkan pelanggan Tri untuk melakukan pembayaran digital dengan metode potong pulsa. Salah satu layanan yang didukung adalah HOOQ, layanan video on demand yang baru memulai kiprahnya di pasar Indonesia.

Kendati tergolong terlambat dari operator seluler lain dalam hal menyediakan metode pembayaran potong pulsa, langkah yang diambil ini tergolong tepat waktu. Beberapa layanan digital banyak yang masuk Indonesia dalam kurun waktu satu semester ke belakang, seperti Spotify, HOOQ, Viu, Joox dan layanan lainnya. Masyarakat tentu akan dimudahkan jika ada metode pembayaran yang memudahkan.

“Sebagai penyedia layanan broadband di Indonesia, kami memahami bahwa dunia digital termasuk pembayaran online dan transaksi online lainnya, adalah bagian dari gaya hidup pelanggan kami. Fortumo adalah penyedia layanan pembayaran online yang sudah sangat dikenal luas di Asia. Menggabungkan merchant-merchant lokal dan global melalui satu layanan terintegrasi merupakan proposisi menarik bagi kami.  Semoga kerja sama ini dapat memberikan lebih banyak nilai tambah kepada pelanggan kami dan menunjang gaya hidup digital mereka,” ujar Chief of Sales and Marketing Officer Hutchison 3 Indonesia Dolly Susanto.

Sementara itu Vice President of Business Development & Carrier Relations Fortumo Siddarth Sahi menyampaikan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi digital terbesar dengan pertumbuhan paling cepat di Asia. Namun sayangnya mayoritas masih tidak bisa melakukan pembayaran secara online dikarenakan infrastruktur bank masih terbatas. Di sinilah menurutnya operator di Indonesia memiliki kesempatan untuk meraih pasar digital dengan menghadirkan metode pembayaran potong pulsa.

“Kami sangat senang bisa bekerja sama dengan Hutchison 3 Indonesia dan menghubungkan pelanggan mereka ke perusahaan digital terkemuka di dunia,“ kata Siddarth dalam rilisnya.

Selain HOOQ, disebutkan ada hampir 500 layanan digital lain dalam jaringan kemitraan Fortumo yang juga telah bermitra dengan Tri. Artinya kemungkinan para pengguna Tri akan dimanjakan dengan metode pembayaran potong pulsa di beberapa layanan digital lain.

“Selain memiliki jaringan handal mobile broadband yang telah menjangkau 86% penduduk Indonesia, kami juga membuka kemitraan dengan penyedia layanan pembayaran mobile lainnya untuk dapat memberikan manfaat banyak bagi pelanggan kami yaitu kemudahan menikmati beragam layanan digital sesuai kebutuhan pelanggan kami,” tutup Dolly.

HOOQ Resmikan Kemitraan dengan Tri, Indosat Ooredoo, dan Smartfren

Layanan video on-demand HOOQ hari ini mengumumkan kemitraan dengan Tri, Indosat Ooredoo dan Smartfren. Sebelumnya pengguna HOOQ, saat peluncurannya di Indonesia 14 April lalu, sudah bisa langsung menggunakan pulsa di jaringan Telkomsel dan XL Axiata untuk membayar biaya berlangganan bulanannya.

Nantinya perjanjian berlangganan antara HOOQ dengan Tri Indonesia dan Indosat Ooredoo akan langsung tersedia untuk semua pelanggan seluler prabayar per akhir April, sedangkan dengan Smartfren di bulan Juni. Pelanggan dapat mengakses HOOQ untuk menonton film-film Indonesia, Asia dan Hollywood dengan biaya berlangganan Rp 49.500 per bulan tanpa memerlukan kartu kredit.

“Kemampuan berinteraksi merupakan pusat dari ekosistem digital. Kemitraan antara HOOQ dengan Hutchison 3 Indonesia, Indosat Ooredoo dan Smartfren akan memungkinkan jutaan penggemar film dan serial TV di Indonesia mengakses layanan video on-demand terbesar di Asia hanya melalui HOOQ,” kata Chief Executive Officer HOOQ, Peter Bithos.

Dari sisi mitra, Chief Sales Marketing Officer Tri Dolly Susanto mengungkapkan, “Kami sangat antusias bermitra dengan HOOQ yang memberikan pelanggan kami akses mobile untuk film-film Indonesia dan Asia. Kami optimistis bahwa layanan video on-demand ini akan memperoleh respons positif dari pelanggan kami mengingat teknologi 4G kini sudah tersedia di jaringan kami, dan 80% dari pelanggan kami adalah pengguna data pada smartphone dan perangkat mobile lainnya.”

Hal serupa juga ditegaskan oleh Alexander Rusli, Presiden Direktur & CEO Indosat Ooredoo. Ia mengatakan, “Kami sangat bangga dapat bermitra dengan HOOQ untuk memberikan pengalaman digital video-on-demand. Kemitraan ini akan memungkinkan pelanggan Indosat Ooredoo untuk menikmati film favorit mereka dengan lebih mudah, lebih cepat dan sebagian besar hal itu karena didukung oleh sistem penagihan operator yang akan memudahkan pembayaran berlangganan melalui paket prabayar dan pascabayar.”

Untuk Smartfren, perjanjian baru akan dimulai akhir Juni 2016 mendatang. Senior Vice President Digital Service Smartfren Revie Sylviana menegaskan, “Smartfren selalu berkomitmen memberikan layanan terbaik di Jaringan 4G/LTE sehingga dapat memberikan pengalaman terbaik kepada pelanggan. Dengan menggabungkan cakupan Jaringan 4G/LTE kami di Indonesia dan layanan video on-demand dari HOOQ, pelanggan akan menikmati streaming film tanpa tersendat.”

Ingin mencoba layanan Hooq? Baca artikel cara bikin akun HOOQ di sister site kami, Trikinet.

Aplikasi Boomer Marketing Bertujuan Berdayakan UKM Indonesia

Photo 2 Boomer Marketing Launch

Boomer Marketing merupakan aplikasi all-in-one. Demikian ungkap perusahaan pemasaran digital Boomer dalam kesempatannya meluncurkan solusi inovatif ini demi mendukung usaha kecil dan menengah (UKM) hari ini (20/10). Pihaknya menggandeng operator telekomunikasi Tri untuk membuat konten, mengelola website dan sosial dalam satu aplikasi tersebut.

Continue reading Aplikasi Boomer Marketing Bertujuan Berdayakan UKM Indonesia