Tag Archives: Dota Pro Circuit

Data Penonton DPC 2021 di Eropa, Tiongkok, CIS, Asia Tenggara, dan Amerika

Pada awal 2021, Valve merombak format Dota Pro Circuit. Salah satu perubahan yang Valve lakukan adalah mengurangi jumlah kompetisi Major yang diadakan. Sekarang, dalam satu tahun, hanya ada dua turnamen Major yang digelar. Tim yang maju ke turnamen Major ditentukan berdasarkan performa mereka di Regional Leagues, yang diadakan sebagai pengganti kompetisi Minor.

Dalam satu kompetisi Major, akan ada 18 tim yang bertanding. Berikut pembagian slot dari masing-masing kawasan:

Eropa – 4 slot
Tiongkok – 4 slot
Asia Tenggara – 3 slot
Commonwealth of Independent States (CIS) – 3 slot
Amerika Utara – 2 slot
Amerika Selatan – 2 slot

DPC 2021 diakhiri dengan digelarnya WePlay AniMajor pada Juni 2021. Menurut Esports Charts, walau format baru DPC ini menuai kritik dari para atlet esports, ia berhasil meningkatkan viewership dari DPC 2021. Berikut data lengkap mengenai viewership dari DPC 2021.

Viewership di Asia Tenggara dan Tiongkok

Untuk kawasan Asia Tenggara dan Tiongkok, DPC Season 2 lebih sukses daripada Season 1. Hal ini terlihat dari pertumbuhan viewership pada Season 2. Namun, besar pertumbuhan viewership dari DPC 2021 pada Season 2 tidak terlalu signifikan.

DPC 2021 Season 1 untuk kawasan Asia Tenggara berhasil mendapatkan total hours watched sebanyak empat juta jam. Pada Season 2, angka ini naik menjadi 4,6 juta jam. Dari segi jumlah average viewers, pada Season 1, jumlah penonton rata-rata DPC di Asia Tenggara mencapai 42 ribu penonton. Dan pada Season 2, jumlah penonton rata-rata naik sedikit menjadi 48,9 ribu orang. Kabar baik bagi Indonesia, BOOM Esports masuk dalam daftar lima tim esports terpopuler di DPC Season 1 dan Season 2 untuk Asia Tenggara.

Lima tim terpopuler dari DPC 2021 Season 2. | Sumber: Esports Charts

Di Tiongkok, DPC 2021 Season 1 berhasil mendapatkan 2,4 juta jam hours watched dan 75,6 ribu peak viewers. Pada Season 2, total hours watched dari DPC Tiongkok naik menjadi 2,7 juta jam dan jumlah peak viewers naik menjadi 78,4 ribu orang. Secara umum, viewership DPC Asia Tenggara lebih tinggi daripada DPC Tiongkok. Meskipun begitu, ada satu pengecualian.

Statistik viewership DPC 2021 Tiongkok dan SEA. | Sumber: Esports Charts

Viewership DPC Tiongkok berhasil mengalahkan viewership dari DPC Asia Tenggara satu kali, yaitu pada Season 2 minggu ke-5. Ketika itu, jumlah hours watched dari DPC Tiongkok melampaui jumlah hours watched dari DPC Asia Tenggara. DPC Tiongkok berhasil mendapatkan total hours watched sebanyak 613 ribu jam, sementara DPC Asia Tenggara hanya 472 ribu jam. Kemungkinan, hal itu terjadi karena pada minggu ini, tim-tim Tiongkok tengah bertanding dengan satu sama lain.

Viewership di Eropa dan CIS

Jika dibandingkan dengan empat region lainnya, kawasan Eropa dan Commonwealth of Independent States (CIS) memiliki penonton paling banyak. Buktinya, jumlah hours watched dari DPC 2021 di Eropa untuk Season 1 dan 2 mencapai 23,5 juta jam. Sementara di CIS, total hours watched dari dua musim DPC 2021 mencapai 11,1 juta jam.

Secara keseluruhan, Season 2 dari DPC 2021 untuk kawasan Eropa dan CIS juga lebih baik daripada Season 1. Pada Season 1 minggu pertama, jumlah peak viewers di kawasan Eropa hanya mencapai 175 ribu orang dan di CIS hanya 100 ribu orang. Pada Season 2 minggu pertama, angka ini naik menjadi 233 ribu orang untuk kawasan Eropa dan menjadi 130 ribu orang untuk kawasan CIS.

Menariknya, seiring dengan berjalannya DPC 2021 Season 2, jumlah penonton justru semakin bertambah. Untuk kawasan Eropa, Season 2 minggu ke-6, jumlah peak viewers mencapai 320 ribu orang, naik 37% dari jumlah peak viewers pada minggu pertama. Sementara di CIS, jumlah peak viewers pada minggu ke-5 naik 24%, menjadi 162 ribu orang. Namun, pada minggu ke-6, jumlah peak viewers untuk DPC 2021 CIS kembali turun, menjadi 128 ribu orang.

Statistik viewership DPC 2021 Eropa dan CIS. | Sumber: Esports Charts

Dari segi hours watched, DPC Season 2 juga lebih sukses daripadam usim pertama. Di Eropa, total hours watched dari DPC 2021 Season 1 hanya mencapai 9,8 juta. Sementara pada Season 2, angka itu naik menjadi 13,7 juta jam. Hal yang sama juga terjadi di CIS. Jumlah hours watched dari DPC 2021 Season 2 untuk kawasan CIS mencapai 5,6 juta jam, sedikit lebih banyak daripada total hours watched pada Season 1, yang hanya mencapai 5,5 juta jam.

Tren hours watched untuk DPC 2021 di Eropa dan CIS berkebalikan dengan tren peak viewers. Jika jumlah penonton rata-rata justru naik seiring dengan berjalannya pertandingan, tren hours watched justru menurun. Pada Season 1 minggu pertama, jumlah hours watched dari DPC 2021 Eropa mencapai 2 juta jam. Namun, pada akhir musim, jumlah hours watched justru turun menjadi 1,4 juta jam. Hal ini juga terjadi di CIS. Pada akhir musim pertama, total hours watched dari DPC 2021 CIS hanya 654 ribu jam, turun dari 705 ribu jam pada awal musim.

Viewership di Amerika Utara dan Amerika Selatan

Pada DPC 2021, kawasan Amerika terbagi menjadi Amerika Utara dan Amerika Selatan. Menurut Esports Charts, secara umum, viewership untuk DPC 2021 Season 2 di Amerika Selatan lebih baik daripada Season 1. Namun, di Amerika Utara, viewership pada Season 2 justru mengalami penurunan. Pada Season 2, jumlah hours watched dari DPC Amerika Utara hanya mencapai 1,8 juta jam, turun dari 2,1 juta jam pada Season 1.

Statistik viewership DPC 2021 untuk Amerika Utara dan Selatan. | Sumber: Esports Charts

Sementara itu, pada DPC 2021 Season 1, viewership untuk kawasan Amerika Selatan jauh lebih rendah dari Amerika Utara. Namun, pada musim kedua, viewership dari Amerika Selatan mulai menyamai Amerika Utara. Pada Season 2, total hours watched dari DPC 2021 Amerika Selatan mencapai 2 juta jam. Sementara jika digabungkan dengan Season 1, total hours watched dari DPC 2021 untuk kawasan Amerika Selatan mencapai 3,85 juta jam.

Tim Esports Terpopuler di DPC 2021

Selain mengumpulkan data tentang viewership dari DPC 2021, Esports Charts juga mengumpulkan informasi tentang tim-tim Dota 2 yang paling banyak ditonton. Dua metrik yang digunakan oleh Esports Charts adalah hours watched dan average viewers. Berdasarkan dua tolok ukur itu, tim paling populer di DPC 2021 adalah Nigma. Tim tersebut berhasil mendapatkan total hours watched sebanyak 18 juta jam. Sementara jumlah penonton rata-rata dari tim yang dipimpin oleh Kuro Salehi Takhasomi alias KuroKy mencapai 182 ribu orang. Pada puncaknya, ada 497 ribu orang yang menonton Nigma.

Lima tim terpopuler di DPC 2021 berdasarkan hours watched. | Sumber: Esports Charts

Posisi tim terpopuler kedua diduduki oleh Evil Geniuses. Tim asal Amerika Utara ini adalah satu-satunya tim yang bisa menyaingi popularitas Nigma. Sepanjang DPC 2021, EG berhasil mendapatkan 16,9 juta jam hours watched dan 176 ribu average viewers. Jumlah peak viewers dari EG bahkan lebih besar dari Nigma, mencapai 645 ribu orang. Dari segi hours watched, tim terpopuler ketiga adalah PSG.LGD (13,9 juta jam hours watched), diikuti oleh Team Secret (12,2 juta jam hours watched), dan Vici Gaming (12,1 juta jam hours watched).

Lima tim terpopuler di DPC 2021 berdasarkan average viewers. | Sumber: Esports Charts

Jika kita menggunakan average viewers sebagai tolok ukur, Nigma masih menjadi tim paling populer, dengan jumlah penonton rata-rata mencapai 182,2 ribu orang. Posisi kedua juga masih ditempati oleh Evil Geniuses, yang memiliki jumlah penonton rata-rata sebanyak 176,3 ribu orang. Sementara posisi ketiga, keempat dan kelima agak berubah. Team Secret ada di posisi ketiga, dengan average viewers sebanyak 172,2 ribu orang, sementara OG, yang memiliki average viewers sebanyak 160,5 ribu, ada di posisi ke-4, dan Virtus.pro ada di posisi ke-5 dengan jumlah penonton rata-rata sebanyak 144,6 ribu orang.

Disclosure: Hybrid adalah media partner dari Esports Charts

8 Berita Bisnis Esports untuk Kawasan Asia Tenggara dan India Pada Februari 2021

Asia Tenggara dan India merupakan pasar mobile esports yang punya potensi besar. Jadi, tidak heran jika sepanjang bulan Februari 2021, ada berbagai sponsor yang tertarik untuk menjalin kerja sama dengan organisasi esports dan penyelenggara turnamen esports di dua kawasan tersebut. Berikut 8 perjanjian bisnis yang ditandatangani sepanjang Februari 2021.

 

1. OPPO Sponsori Turnamen Mobile Legends dan Wild Rift di Filipina

OPPO bekerja sama dengan Mineski di Filipina. Kerja sama ini memungkinkan perusahaan smartphone itu untuk menjadi sponsor dari Mobile Legends: Bang Bang Professoinal League di negara tersebut. Selain itu, mereka juga mendukung League of Legends: Wild Rift SEA Icon Series, khususnya untuk turnamen di Filipina. Tujuan OPPO menjadi sponsor dari dua turnamen esports itu adalah untuk memperkuat posisi mereka di dunia gaming dan esports. Memang, pasar gaming dan esports di Filipina cukup besar. Marketing Director OPPO Fliipina, Raymond Xia mengungkap, 74% netizen Filipina bermain mobile game.

“Kolaborasi kami dengan OPPO merupakan bagian penting dari rencana kami untuk mendukung gamer Filipina,” kata Country Manager Mineski Filipina, Mark Navarro, seperti dikutip dari Esports Insider. “Dukungan OPPO di liga-liga esports yang kami adakan memungkinkan para gamer dari berbagai latar belakang kehidupan akan bisa bertanding di kompetisi esports tingkat profesional.”

 

2. Recaro Gaming Dukung PSG.Talon

Talon Esports, organisasi esports asal Hong Kong, mengumumkan kerja samanya dengan divisi gaming dari Recaro. Melalui kolaborasi ini, Recaro akan menyediakan kursi gaming Recaro Exo pada tim dan staf dari PSG.Talon, tim League of Legends Talon yang berlaga di kawasan Asia Pasifik. Selain itu, PSG.Talon juga bekerja sama dengan PSG Esports. PSG.Talon berhasil memenangkan 2020 Pacific Championship Series Spring Split dan 2020 Mid-Season Showdown. Tak hanya itu, mereka juga mewakili kawasan Asia Pasifik di League of Legends World Championship 2020.

Talon bekerja sama dengan Recaro Gaming.
Talon bekerja sama dengan Recaro Gaming.

“Kami senang bisa bekerja sama dengan PSG.Talon karena mereka punya visi yang sama kami, yaitu memberikan performa terbaik,” kata Lars Schilling, Managing Director of Recaro Gaming, lapor Esports Insider. “Melalui kerja sama ini, kami kembali menekankan perhatian kami akan industri esports.”

 

3. Yamaha Generation 125 Jadi Sponsor EVOS Esports

Pada bulan lalu, EVOS Esports menyambut Yamaha Generation 125 sebagai sponsor terbaru mereka. Kerja sama ini bertujuan untuk mendukung perkembangan skena esports di Indonesia. Takeyama Hiroshi, Deputy Director of Marketing, PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing mengungkap bahwa tingginya antusiasme generasi muda akan industri esports menjadi salah satu alasan mengapa Yamaha tertarik untuk bekerja sama dengan EVOS Esports. Dia juga mengungkapkan harapannya, yaitu kolaborasi antara Yamaha dengan EVOS akan meningkatkan antusiasme dan optimisme gamer di Indonesia, menurut laporan Esports Insider.

 

4. EVOS Tunjuk Mantan Pemain sebagai Business Development Lead

Masih pada Februari 2021, EVOS Esports juga menunjuk mantan pemainnya, Stefan “EVOS.Soul” Chong sebagai Business Development Lead di Singapura. Di jabatan barunya, Chong akan bertanggung jawab untuk menjalin komunikasi dengan para pemegang kepentingan, mulai dari sponsor, badan pemerintah, sampai publisher dari Mobile Legends, Moonton Games.

Stephan "EVOS.Soul" Chong.
Stephan “EVOS.Soul” Chong.

Sebagai pemain profesional, Chong bertanding bersama tim EVOS SG, yang ikut turun di M2 World Championship pada Januari 2021. Selain itu, dia juga pernah mewakili tim nasional esports Singapura di SEA Games 2019. Di luar esports, dia memegang gelar Mechanical Design and Manufacturing Engineering dari Singapore Institute of Technology.

 

5. PGL Selenggarakan Turnamen Dota 2 Major di Singapura

Penyelenggara turnamen esports, PGL mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan Singapore Dota 2 Major. Kompetisi itu akan menjadi turnamen major pertama dari musim Dota Pro Circuit (DPC) 2021. Memang, DPC sempat terhenti pada 2020 karena pandemi virus corona. Singapore Dota 2 Major akan digelar secara offline pada 27 Maret 2021 sampai 4 April 2021. Di turnamen itu, akan ada 18 tim Dota 2 terbaik dunia yang berlaga untuk memperebutkan total hadiah sebesar US$500 ribu.

“Setelah mengadakan Manila Major dan Kuala Lumpur Major, sekarang kami akan kembali mengadakan kompetisi esports besar di Asia Tenggara,” kata Silviu Stroie, CEO PGL, menurut laporan Esports Insider. “Kami akan fokus di kawasan Asia Tenggara dan kami sudah menjalin kerja sama dengan badan esports utama di Singapura, yaitu Singapore Games Association (SGGA).”

 

6. FIGHT Esports Jalin Kerja Sama dengan TikTok

FIGHT Esports — yang merupakan singkatan dari Forest Interactive Gaming Habitat Team — mengumumkan kerja samanya dengan TikTok Asia Tenggara pada Februari 2021. Kerja sama antara keduanya akan berlansung selama satu tahun. Salah satu bagian dari kerja sama ini adalah penyelenggaraan #TikTOkGGPH Creator Cup, kompetisi VALORANT yang ditujukan untuk para kreator konten. Turnamen itu diselenggarakan pada 27-28 Februari 2021.

FIGHT TikTok
FIGHT Esports bekerja sama dengna TikTok di Asia Tenggara.

Gaming bukan sekedar media hiburan. Bermain game bersama juga bisa menjadi cara untuk membangun komunitas yang positif. Karena itu, kami juga ingin punya peran dalam mengembangkan komunitas gaming,” kata John Castro, Gaming Operation Manager for Philippines, TikTok, John Castro, seperti yang dikutip dari Esports Insider.

 

7. Talon Perpanjang Kontrak Kerja Sama dengan Carnival

Selain kerja sama dengan Recaro, pada Februari 2021, Talon Esports juga mengungkap bahwa mereka akan memperpanjang kontrak kerja sama mereka dengan butik streetwear asal Thailand, Carnival. Dengan begitu, Carnival dan Talon akan bekerja sama untuk meluncurkan merchandise baru di masa depan. Berbeda dengan Recaro yang fokus pada tim League of Legends milik Talon, Carnival lebih tertarik pada tim Arena of Valor dari organisasi esports tersebut.

Sekarang, Talon Esports memegang gelar juara ROV Pro League. Selain itu, mereka diklaim sebagai tim Arena of Valor dengan jumlah penonton terbanyak ke-5 di dunia. CEO Talon Esports, Sean Zhang mengakui pentingnya kerja sama antara organisasi esports dan merek fashion. Memang, di Indonesia pun, ada beberapa kolaborasi antara merek apparel dengan organisasi esports, seperti EVOS Esports dengan Thanksinsomnia.

 

8. ASUS Buat ROG Academy di India

Pada awal Februari 2021, ASUS Republic of Gamers (ROG) meluncurkan program akademi esports untuk gamers di India, khususnya gamer Counter-Strike: Global Offensive. Semua orang bisa mendaftarkan diri di ROG Academy, asalkan mereka sudah berumur setidaknya 16 tahun. Orang-orang yang telah mendaftarkan diri lalu akan melalui berbagai proses seleksi, termasuk tes, wawancara, dan kompetisi. Tujuannya adalah menemukan kandidat terbaik untuk dilatih di ROG Academy. Peserta yang lolos kemudian akan bisa berlatih menggunakan produk ASUS ROG di bawah bimbingan para pelatih profesional di akademi, termasuk Agneya “Marzil” Koushik dan Prashant “Aequitas” Prabhakar.

Profil Army Geniuses: Secuil Perjalanan Para Pemain Muda Menuju DPC 2021

Dota 2 Indonesia mengalami perkembangan yang sangat dinamis di tahun 2018 berkat kehadiran Indonesia Esports Premier League sampai satu persatu mulai bubar dan akhirnya ditinggalkan. Salah duanya adalah EVOS Esports dan Rex Regum Qeon, tim raksasa dan senior di Indonesia yang di tahun 2019 sama-sama berhenti mengoperasikan divisi Dota 2 mereka.

Tidak banyak tim baru Indonesia yang bermunculan di 2020 dan bisa menyaingi prestasi BOOM Esports yang tampil konsisten dan berprestasi baik di Indonesia maupun di turnamen regional. Namun ada satu tim Dota 2 Indonesia yang layak diperhitungkan akhir-akhir ini yaitu Army Geniuses. Berbeda dengan tim esports Indonesia yang mayoritas beroperasi di Jakarta, Army Geniuses berasal dari Batam, Kepulauan Riau yang dihuni oleh 5 pemain Indonesia.

Meski berkali-kali lolos di berbagai turnamen internasional, nama mereka mulai terlihat ketika menjadi salah satu tim yang lolos ke Lower Division DOTA Pro Circuit SEA 2021.

Sebelumnya mereka harus takluk di babak tiebreaker usai menghadapi ZeroTwo (tim gabungan dari Muhammad “InYourdreaM” Rizky dan Randy “Dreamocel” Sapoetra). Untungnya, mereka berhasil lolos karena Assault harus dicoret dari daftar tim yang lolos usai terbukti melakukan account sharing saat bertanding.

87363760_115088416743560_5727384205415940096_o

Farand “KoaLa” Kowara, pelatih dari Army Geniuses berbagi cerita mengenai cerita mengenai awal terbentuknya tim, proses berjalannya tim, hingga pendapatnya akan keberhasilan tim lolos ke lower division DPC SEA 2021.

 

Awal Mula Army Geniuses

Army Geniuses (AG) terbentuk sejak akhir Januari 2020 dengan diisi hampir seluruh pemain dari PG Orca, tim akademi dari Pondok Gaming yakni Haikal “StarGazer” Hadzik, Tri “MamangDaya” Daya Pamungkas, Syaid “woMy” M Reski, dan Yukatheo “you_K” Glenn. Satu-satunya pemain dari luar PG Orca adalah Hidayat “lawlesshy” Narwawan yang sebelumnya bermain untuk Louvre dan PG Barracx.

Sebelumnya, PG Orca sendiri meraih hasil yang cukup memuaskan di kancah lokal dengan berhasil menembus 8 besar di ESL Indonesia Championship Season 1 dan mencapai 6 besar di musim selanjutnya. Tidak hanya itu, mereka juga sukses meraih prestasi di turnamen internasional seperti juara 2 di UniPin SEACA 2019 dan juara 3 di Sin Esports DOTA 2 League Season 1.

armygeniuse121s
Army Geniuses di turnamen ParaBellum DOTA 2 Tournament 2020 (Sumber: Army Geniuses Fanpage)

Debut turnamen Dota 2 yang diikuti AG berada di luar Indonesia yakni ParaBellum Dota 2 Tournament 2020 yang diadakan di Bangkok, Thailand. Pencapaian membanggakan berhasil didapatkan dengan meraih juara ketiga  usai takluk melawan Neon Esports dengan skor 1-2.

KoaLa sendiri bergabung menjadi pelatih sejak terbentuk. “Walau mereka masih terbilang muda, mereka sudah membuktikan prestasi mereka saat berada di PG Orca dan gua melihat mereka bisa berkembang gitu.” Ungkap KoaLa. Roster AG sendiri memang masih belia dengan pemain termuda adalah woMy yang masih berusia 18 tahun. Sedangkan yang tertua adalah you_K yang berusia 21 tahun.

 

Proses dan Pencapaian AG di 2020

Sumber: Army Geniuses Fanpage
Sumber: Army Geniuses Fanpage

Seusai turnamen ParaBellum, AG menjadi salah satu tim yang bertarung di ESL SEA Championship 2020. MamangDaya dan kawan-kawan saat itu berhasil lolos melalui jalur kualifikasi terbuka. Sayangnya, mereka harus tersingkir dini di turnamen dengan meraih peringkat terakhir. Setelah turnamen tersebut, nama mereka tidak lagi terlihat sampai akhirnya berhasil menjadi wakil Indonesia di Razer SEA Invitational 2020.

Tampil dominan dan berhasil meraih peringkat pertama di babak grup, sayangnya, mereka harus puas berada di peringkat ketiga setelah takluk dari Neon Esports dan 496 Gaming di babak Playoff.

AG juga turut mengikuti berbagai kualifikasi online namun gagal melaju ke babak utama sampai akhirnya berhasil lolos di DOTA Summit 13 Online: SEA usai menaklukan only play today di kualifikasi terbuka. Sayangnya di babak grup, AG gagal melaju ke babak selanjutnya setelah terbenam di posisi terakhir dengan meraih 3 kali hasil imbang dari 9 pertandingan yang dijalani.

Di bulan Desember, AG mengikuti 2 turnamen online yakni Moon Studio Carnival Cup dan Huya Winter Invitational namun di 2 turnamen tersebut, mereka tidak berhasil mendapatkan posisi 8 besar.

 

Lolosnya AG di Lower Divisions DPC

Meski berhasil lolos ke Lower Divisions dengan cara yang tidak biasa, KoaLa mengakui mereka tidak banyak melakukan latihan sebelum kualifikasi terbuka.

“Jujur aja kaget sih, kita bisa melangkah sampai sejauh ini karena kita kan habis liburan yang membuat kami tidak banyak latihan untuk mencoba META baru. Walaupun kami setidaknya bisa mendapat 1 game namun kami kurang bisa menutup game dengan rapih. Hal tersebut jadi PR yang harus kita selesaikan.

Kalau soal Assault kena diskualifikasi sebenarnya kita senang-senang aja sih masuk DPC lewat jalur tersebut namun dalam hati pasti ingin masuk DPC lewat jalur normal (kualifikasi). Namun bukan berarti kami tidak layak mendapatkan slot tersebut karena menurut gua kita lumayan perform baik di kualifikasi terbuka maupun di kualifikasi tertutup.” Ungkapnya.

AG sendiri berhasil lolos ke kualifikasi terbuka saat kualifikasi pertama dengan sukses mengalahkan Motivate Trust, tim yang sebelumnya meraih gelar juara di BTS Pro Series Season 3: SEA dan DOTA Summit 13: Online SEA.

Berbicara mengenai lawan yang patut diwaspadai, KoaLa memilih untuk mewaspadai semua lawan mereka di lower divisions. “Apalagi di META baru ini banyak yang pakai cheese/strat yang berbeda dari patch sebelumnya. Lengah dikit pasti kalah draft. Jadi otomatis semuanya harus diwaspadai. Namun jika disuruh memilih, Omega Esports lawan terkuat di Lower Divisions mengingat mereka memiliki strat yang variatif.” kata mantan pelatih Rex Regum Qeon ini.

Sampai artikel ini ditulis, debut Army Geniuses di DPC Season 1 Lower Divisions berjalan manis dengan meraih kemenangan 2-0 tanpa balas dari Galaxy Racer dan sukses membalas kekalahan mereka saat menjamu Zero Two, 2-1. Pencapaian ini membuat AG saat ini berada di posisi pertama di klasemen sementara lower divisions. MamangDaya dan kawan-kawan akan kembali bertarung pada tanggal 3 Februari menghadapi Cignal Ultra.

Akhirnya, Valve Berikan Respon Terkait Dota Pro Circuit dan The International 10

Beberapa waktu yang lalu, Valve selaku developer dan publisher Dota 2 akhirnya membuka suara di tengah carut-marut skena kompetitifnya di lingkup global. Melalui sebuah rilis resmi yang dilansir di laman blog mereka, Valve memberikan sedikit titik terang mengenai Dota Pro Circuit dan beberapa hal lainnya.

Gelombang protes menghantam Valve dikarenakan minimnya respon dan perhatian kepada kompetisi profesional Dota 2 dalam situasi pandemi sejak awal tahun 2020. Kekosongan musim kompetisi menjadikan turnamen di tahun 2020 dijalankan oleh esports organizer untuk sekadar membuka ruang kompetisi bagi tim-tim Dota 2 profesional di beberapa region. Kabar terakhir yang terdengar dari Valve hanyalah pencapaian prizepool dan penundaan gelaran The International 10.

Lobi kantor Valve.
Lobi kantor Valve.

Setidaknya Valve mengakui lambat dan minimnya informasi terkait kepastian DPC tahun 2020. Valve memberikan konfirmasi akan ketiadaan turnamen DPC sampai akhir tahun ini. Pihak ketiga diberikan keleluasaan untuk menjalanakan turnamen dan liga sampai akhir tahun 2020. Selama 8 bulan berselang di tahun 2020, Valve menghadapi kesulitan dalam mengambil keputusan seiring dengan perkembangan situasi pandemi yang belum menunjukkan perbaikan.

Dalam keterangannya Valve juga menyatakan, dalam waktu dekat sudah ada beberapa turnamen yang terkonfirmasi akan digelar oleh pihak ketiga. Rencananaya akan ada 4 turnamen yang berlangsung di region Eropa dan 3 turnamen yang akan digelar di region Tiongkok.

Secara eksplisit tidak disebutkan akan adanya turnamen di region Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Asia tenggara. Region yang disebutkan sebelumnya seolah-olah menjadi anak tiri di tengah jalannya kompetisi Dota 2 selama ini. Salah satu berita memilukan yang terdengar dari region Asia Tenggara adalah pembubaran tim Dota 2 Reality Rift dan Geek Fam. Tidak menutup kemungkinan dalam waktu dekat akan ada tim Dota 2 lainnya yang berguguran karena ketiadaan kompetisi.

Lebih jauh mengenai pernyataan Valve, Clinton “Fear” Loomis sebagai atlet esports memberikan tanggapannya. Dalam tweetnya Fear menyatakan tidak puas dengan inisiatif yang minim dari Valve, setidaknya menyangkut kekosongan turnamen sampai akhir tahun ini.

Respon keras yang datang dari atlet dan organisasi esports terasa lumrah dikarenakan tidak berjalannya musim kompetisi yang sudah barang tentu memberi dampak yang beragam, termasuk dampak finansial.

Di waktu yang sama Valve juga angkat bicara mengenai Dota TV streaming rights. Dalam pembaruan yang akan diterapkan di tanggal 15 September 2020 mendatang, Valve akan mewajibkan esports organizer untuk menjalin kerja sama dengan community streamer.

Langkah ini ditempuh agar menjadi jalan tengah di antara esports organizer dan community streamer, karena Valve tidak dapat memungkiri, keduanya memiliki peran bagi kelangsungan Dota 2. Sebagai penutup Valve menjanjikan akan memulai DPC di awal tahun 2021 dan berharap bisa melangsungkan The International di Stockholm.

Dampak Virus Corona ke Dota Pro Circuit, Apakah OGA Dota Pit Minor Tetap Dilaksanakan?

One Game Agency telah mengumumkan lokasi dan nama turnamen Minor terakhir di musim DPC 2019/2020. OGA Dota Pit Minor 2020 akan diselenggarakan di kota Split, Kroasia. Berselang satu bulan dari StarLadder Minor, OGA Dota Pit Minor 2020 akan berjalan pada tanggal 23-26 April 2020.

Masih sama dengan turnamen Minor sebelumnya, OGA Dota Pit Minor 2020 memberikan total hadiah US$300.000 dan 660 poin DPC. Tidak ketinggalan, tim yang bermain juga memperebutkan slot ke EPICENTER Major 2020. Babak kualifikasi EPICENTER Major akan dimulai pada tanggal 2 April 2020. Lalu tim yang tidak berhasil terkualifikasi ke EPICENTER Major akan mendapat kesempatan untuk masuk ke kualifikasi OGA Dota Pit Minor 2020.

One Game Agency memang sudah berpengalaman untuk menjalankan turnamen Minor Dota 2. Tahun lalu, mereka juga mengadakan OGA Dota Pit Minor 2019 yang diadakan di kota yang sama. BOOM Esports mengikuti Minor ini tahun lalu.

Virus Corona memberikan dampak ke Dota Pro Circuit

Sampai saat ini, OGA Dota Pit Minor 2020 masih berencana untuk dijalankan. Pasalnya, beberapa turnamen esports sudah membatalkan acaranya. Baru saja ESL Mengumumkan pembatalan acara ESL One Los Angeles Major 2020. Dikarenakan banyaknya negara yang memberlakukan travel restrictions, hal ini mempersulit para peserta untuk berangkat ke Los Angeles. Salah satunya adalah Team Aster yang dua pemainnya Kee “ChYuan” Chyuan Ng dan Pan “Fade” Yi tidak mendapatkan VISA ke Amerika Serikat.

Eropa yang menjadi tempat diselenggarakannya OGA Dota Pit Minor 2020 sepertinya belum menetapkan banyak travel restrictions. Tetapi melihat IEM Katowice yang berjalan pada 1 Maret kemarin, pemerintah Polandia telah menghapus izin penyelenggaraan acara mereka untuk mencegah penyebaran virus Corona. Dengan demikian, OGA Dota Pit Minor juga memiliki kemungkinan untuk dibatalkan. Dampak virus Corona telah sampai ke Dota Pro Circuit musim ini. Pembatalan turnamen Minor dan Major akan berdampak pada penyelenggaraan The International 2020 nanti.

Struktur Dota Pro Circuit Baru, Apakah Liga Regional Dapat Membuat Dota 2 Kembali Berjaya di Indonesia?

Bukan wacana lagi, Valve sudah mengumumkan perubahan untuk Dota Pro Circuit musim 2020/2021 mendatang.  Dengan demikian, ranah kompetitif Dota 2 di sepanjang tahun akan lebih padat. Sistem yang lebih terstruktur dengan adanya liga regional 2 tingkat. Musim DPC yang baru nanti akan menguntungkan bagi banyak pihak dari pemain, tim, event organizer bahkan broadcast talent sekalipun.

Liga Regional

1

Ada enam liga regional yaitu Asia Tenggara, Amerika Utara, Amerika Selatan, CIS, Tiongkok, dan Eropa. Setiap liga regional akan dibagi menjadi upper division dan lower division. Masing-masing divisi berisikan 8 tim. Setiap akhir musim, dua tim terbawah dari upper division akan bertukar tempat dengan dua tim teratas di lower division. Lalu dua tim terbawah dari lower division akan tereliminasi dan digantikan oleh dua tim yang lolos dari open qualifier. 

2

Liga regional ini akan berjalan selama 3 minggu dengan format best-of-three round robin. Valve juga memudahkan tim yang bertanding dan penggemar yang ingin menonton pertindingan dengan memberikan jadwal pasti setiap minggunya. Semua pertandingan di upper division akan disiarkan dengan kualitas produksi studio. Berarti, setiap region akan ada satu atau bahkan lebih broadcasting partner dari Valve yang akan menyiarkan pertandingan liga regional. Dengan demikian, semakin banyak lapangan pekerjaan bagi para caster talent di setiap region. Sedangkan pertandingan di lower division bisa Anda tonton melalui Dota TV yang ada di dalam game. 

3

Hadiah pun terbagi lebih merata dengan jumlah yang tidak sedikitTotal hadiah masing-masing liga regional untuk setiap musim (total tiga musim di DPC 2020/2021) adalah US$280 ribu. Tetapi, poin DPC hanya dihadiahkan kepada 5 besar dari upper division setiap liga regional.

Turnamen Major

4

Turnamen Major berisikan 18 tim dari semua region untuk memperebutkan total hadiah US$500 ribu dan poin DPC. Untuk pembagian jumlah slot yang diberikan Valve bagi setiap region, Eropa dan Tiongkok mendapatkan 4 slot, Amerika Utara dan Asia Tenggara mendapatkan 3 slot, CIS dan Amerika Selatan mendapatkan 2 slot. 

5

Babak wild card menggunakan format round robin best-of-2 yang diisi oleh 6 tim dari liga regional. Hanya dua teratas yang akan lolos ke babak group stage. Di tahap selanjutnya, babak group stage berisikan delapan tim dari liga regional dan babak wild card. Menggunakan format yang sama dengan wild card yaitu round robin best-of-2. Dua tim teratas di babak group stage akan duduk di playoff upper bracket. Sedangkan peringkat tiga sampai enam di group stage akan lolos ke playoff lower bracket. Dua tim terbawah akan gugur,

Di akhir musim ketiga, 12 tim dengan poin DPC terbanyak akan mengamankan tempatnya di The International. Dengan begitu, sisa enam tempat di The International akan ditentukan dengan kualifikasi regional.

Liga regional pertama di musim DPC 2020/2021 akan dimulai pada tanggal 5 Oktober 2020. Pertanyaan saya adalah, apakah organisasi esports di Indonesia akan berpikir kembali untuk membuat tim Dota 2?

Apakah Perubahan DPC akan Membuat Dota 2 Kembali ke Puncak Kejayaannya di Indonesia

Valve berencana untuk mengubah sistem Dota Pro Circuit di musim 2020/2021. Kabarnya, perwakilan tim-tim besar Dota 2 telah diundang oleh Valve ke Seattle untuk membicarakan hal tersebut. Valve memang terus mencari sistem DPC yang lebih baik dengan mendengar suara dari komunitas juga. Beberapa perubahan dari DPC sempat terjadi di beberapa tahun ke belakang. Mungkin kali ini akhirnya Valve mulai peduli dengan perkembangan ranah kompetitif tier 2. Pasalnya, DPC di tahun-tahun kemarin lebih berorientasi kepada tim tier 1.

Kita tidak akan bisa melihat turnamen Minor lagi di DPC musim depan. Valve juga akan mengurangi jumlah turnamen Major dari lima menjadi tiga saja. Valve akan mengganti turnamen Minor ini dengan dua tier liga regional. Pembagian regionalnya sendiri akan tetap sama yaitu Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, CIS, Tiongkok, dan Asia Tenggara. Liga regional ini akan berjalan dalam waktu yang panjang dan terbagi menjadi dua tier. Para tim harus mengikuti open qualifier untuk masuk ke tier dua. Lalu mereka akan menjalani sistem promotion and relegation untuk mencapai tier 1. Sedangkan tim yang berperingkat rendah di tier 2 akan keluar dari liga regional dan harus memulai dari open qualifier lagi.

Liga tersebut akan dijalankan secara online. Tetapi Valve menyebut tidak tertutup kemungkinan untuk menjadikan liga regional ini sebagai LAN event. Prestasi sebuah tim di liga regional juga akan menentukan poin DPC yang akan mereka dapatkan.

Kesempatan yang lebih besar untuk tim tier 2 bersinar

Sumber: Kincir
Sumber: Kincir

Liga regional ini akan memaksa semua tim untuk memulai dari open qualifier. Lalu gelaran liga ini akan berjalan lama, maka akan ada banyak kesempatan untuk banyak tim memperebutkan tempat di The International. Dibandingkan sebelumnya, regional qualifier hanya kesempatan yang datang sekali. Apabila satu tim gagal di regional qualifier, selesai sudah perjalanannya menuju turnamen Major atau Minor. Kali ini, tim harus konsisten untuk bermain di liga regional. Kalau tidak, mereka akan mengalami relegasi dan digantikan oleh tim lain.

Ranah kompetitif yang tidak datang sekali ini yang bisa memelihara tim-tim untuk tetap bermain. Kalau kita melihat di Indonesia sendiri, salah satu alasan banyak organisasi esports yang membubarkan tim Dota 2 nya adalah karena minimnya turnamen yang bisa mereka ikuti.

Sebelumnya, sudah ada yang menjalankan sistem promotion and relegation seperti ini di Dota 2 yaitu joinDOTA League. Di setiap regional, para tim bertanding untuk mencapai tier 1 joinDOTA League. Tetapi liga tersebut memiliki hadiah yang kecil dan para tim hanya menjadikannya sebagai sarana latihan saja. Seharusnya liga regional yang diterapkan oleh Valve akan memelihara ranah kompetitif Dota 2 menjadi lebih sustain lagi. Karena dengan ini, semua tim memiliki kesempatan dan tidak satu kali.

Statistik META Dota 2 Tingkat Profesional Selama Tahun 2019

Dimulai pada patch 7.20 sampai patch 7.23, tahun kemarin Dota 2 mengalami perubahan cara bermain yang cukup signifikan di setiap update-nya. Selain bisa mengubah permainan, patch tertentu juga bisa mengubah performa tim. Tidak semua tim bisa beradaptasi terhadap sebuah patch yang diberikan oleh IceFrog. Sama juga seperti hero yang silih berganti untuk dipakai karena berganti patch maka berganti hero yang akan dipakai pula. Walaupun begitu, ada beberapa hero yang konsisten tetap dipakai sepanjang tahun 2019.

Most picked hero

Rubick. 1117 times picked.

Sumber: Dota 2 Gamepedia
Sumber: Dota 2 Gamepedia

Rubick merupakan hero yang relatif sedikit mendapatkan nerf, maka ia tetap konsisten untuk dipakai sepanjang tahun ini. Rubick adalah hero yang sangat versatile. Kegunaannya meliputi crowd control sehingga ia memiliki potensi gank yang bagus. Rubick juga dapat membuat lawannya menjadi sedikit berhati-hati untuk mengambil hero yang akan dipakai. Pasalnya Rubick dapat melakukan spell steal lawannya, hal tersebut dapat menguntungkan timnya dan berkemungkinan untuk membalikkan keadaan. Rubick biasanya diambil ketika seorang drafter tidak bisa melihat hero apa yang akan diambil oleh lawan.

Tiny. 986 times picked.

Sumber: Dota 2 Gamepedia
Sumber: Dota 2 Gamepedia

Di tahun ini, Tiny memiliki jam terbang yang sangat banyak. Ia sering digunakan sebagai support karena kemampuannya untuk melakukan crowd control dan memberikan burst damage di awal game. Lalu sebagai offlane, ia dapat memberikan burst damage pula di late game dengan Tree Volley-nya. Semenjak patch 7.23, Tiny sempat dimainkan di posisi carry karena skill Tree Grab-nya jadi tidak terbatas. Dengan demikian, ia berpotensi untuk memberikan physical damage yang terus menerus. Tiny juga merupakan hero yang fleksibel, ia bisa dimainkan di banyak posisi. Oleh karena itu Tiny menjadi langganan pick di tahun ini.

Ember. 905 times picked.

Sumber: Dota 2 Gamepedia
Sumber: Dota 2 Gamepedia

Pada saat update aghanim scepter, Ember Spirit mengalami kenaikan popularitas yang sangat signifikan. Pasalnya, efek Aghanim yang ia miliki merupakan salah satu efek Aghanim yang paling imba menurut banyak pemain profesional. Jarak Fire Remnant yang lebih jauh dan lebih banyak charge Fire Remnant-nya membuat dia seperti berada banyak tempat. Ember Spirit sangat sering diambil saat first pick phase, tetapi dia harus peduli akan siapa yang akan dia lawan.

Most banned hero

Outworld Devourer. 1625 times banned.

Sumber: Dota 2 Gamepedia
Sumber: Dota 2 Gamepedia

Di atas sempat saya bahas seringnya Ember Spirit diambil, Outworld Devourer ini adalah counter yang sangat efektif bagi Ember Spirit ketika Laning Phase. Tidak mungkin Ember Spirit bisa bertahan dari damage Arcane Orb dan Astral Imprisonment. Outworld Devourer sangat kuat di laning phase terutama melawan hero-hero melee seperti Ember Spirit atau Kunkka.

Tetapi Outworld Devourer merupakan hero yang greedy. Ia membutuhkan banyak gold untuk benar-benar efektif ketika peperangan. Maka apabila ia mendapatkan keunggulan di laning phase, hal tersebut akan sangat mempermudah dirinya untuk snowball di pertengahan game. Terbilang sedikit hero-hero yang dapat melawan Outworld Devourer di early game karena kekuatan harrassment-nya yang luar biasa.

Kunkka. 1291 times banned.

Sumber: Dota 2 Gamepedia
Sumber: Dota 2 Gamepedia

Kunkka merupakan hero yang kuat menghadapi kebanyakan hero di midlane. Kemampuan harrass dari Tidebringer-nya dan sulit untuk dibunuh menjadikan hero ini menjadi langganan ban. Hero seperti Ember Spirit akan kesulitan untuk melawan Kunkka di midlane. Dengan membuat dua buah Bracer, Kunkka dapat bertahan dari magic damage di awal game dengan mudah. Kunkka juga memiliki potensi gank yang sangat baik dengan combo Torrent dan X-mark-nya. Ketika peperangan ia dapat memberikan efek buff Rum dari Ghost Ship kepada teman-temannya. Banyak sekali kegunaan Kunkka dari awal sampai akhir permainan.

Morphling. 1219 times banned. 

Sumber: Dota 2 Gamepedia
Sumber: Dota 2 Gamepedia

Popularitas Morphling adalah karena perubahan efek Aghanim Scepter yang dimiliki oleh Earthshaker, bukan lagi di Echo Slam tetapi diubah ke Enchant Totem-nya. Earthshaker memiliki Enchant Totem dengan lompatan, mobilitas ini sangat mematikan. Namun Enchant Totem bukanlah skill ultimate. Karena itu, Morphling harus mengejar Aghanim Scepter di awal game. Hal ini memang tidak mudah dilakukan tetapi diperlukan untuk snowball di pertengahan game.

Ketika ia mendapatkan Aghanim Scepter, ia dapat melakukan Enchant Totem ke musuhnya. Morphling mendapatkan bonus damage yang sangat besar dan crowd control dari Aftershock milik Earthshaker yang ia tiru. Siapapun tidak akan bisa mengadu damage dengan Morphling yang sudah memiliki Aghanim Scepter.

Least picked hero

Techies. 24 times picked.

Sumber: Dota 2 Gamepedia
Sumber: Dota 2 Gamepedia

Sepertinya saya tidak perlu menjelaskan banyak mengenai kenapa hero yang satu ini jarang dipakai. Techies hampir tidak memiliki sinergi dengan susunan hero manapun. Hampir semua kemampuan yang ia miliki mengharuskan musuh untuk berjalan ke tempat yang dia inginkan. Mungkin satu-satunya keunggulan yang ia miliki adalah kemampuan Techies untuk menjaga high ground tetap aman dari musuh.

Saya sebutkan sebelumnya, semua kemampuan yang ia miliki mengharuskan musuh untuk berjalan ke tempat yang dia inginkan. Ada dua tempat yang bisa Techies jaga, yaitu Roshan pit dan highground. Jadi, hanya di sinilah kekuatannya benar-benar terpakai. Mungkin dari Anda ada yang ingin membantah saya, tetapi benar seperti itu adanya. Baiklah, ia memiliki kemampuan membunuh di awal game yang sangat baik dengan damage dan efek silence dari Blast Off-nya, tetapi ia masih sangat mudah untuk dibunuh di awal game.

Riki. 27 times picked.

Sumber: Dota 2 Gamepedia
Sumber: Dota 2 Gamepedia

Riki merupakan hero yang mematikan, setidaknya di ranked games. Tidak untuk ranah kompetitif, Riki mudah untuk dihentikan dengan membeli vision tambahan seperti Sentry Wards atau Dust of Appearance. Tetapi Riki bukan tidak pernah populer. Ia sempat dipakai sebagai role support 4 di ranah kompetitif karena kemampuannya memberikan informasi map untuk timnya. Tetapi sebagai hero core, ia hampir tidak pernah kelihatan.

Apalagi setelah perubahan di skill yang ia miliki. Pasalnya, skill Trick of the trade yang ia miliki diubah dari skill ultimate menjadi normal skill. Sehingga Trick of the trade tersebut memiliki damage yang dikurangi dan tidak sebaik dulu. Memiliki kemampuan farming yang jelek dan sangat mudah untuk dibunuh di awal game merupakan alasan lain kenapa Riki jarang sekali dipakai.

Clinkz. 44 times picked.

Sumber: Dota 2 Gamepedia
Sumber: Dota 2 Gamepedia

Clinkz hampir sama seperti Riki, ia sangat mudah untuk dihentikan di awal game dan memiliki kemampuan farming yang sama jeleknya dengan Riki. Tetapi perbedaannya Clinkz memiliki potensi yang besar di late game. Dengan talent Searing Arrow Splitshot yang ia miliki di level 25, ia mudah menghancurkan barrack milik lawan dan sangat mematikan di pertarungan 5 lawan 5. Tetapi kesulitannya untuk bertahan di awal game, menjadi kendala bagi Clinkz untuk berkembang mendapatkan gold dan level di game-nya.

Game tercepat di ranah kompetitif

Nemiga Gaming vs Keen Gaming. WESG 2018/2019 Group B.

Sumber: Dotabuff
Sumber: Dotabuff

Match tersebut hanya berjalan 9 menit saja. Nemiga Gaming tidak mengira ada Vengeful Spirit yang akan mengisi midlane. Ditambah adanya Nature’s Prophet dengan kemampuan menghancurkan tower musuh, combo tersebut menjadi sangat berbahaya bagi susunan hero milik Nemiga Gaming yang tidak memiliki kemampuan untuk membersihkan lane. Lifestealer milik Keen Gaming juga seperti tidak ada yang bisa melawan.

Pasalnya, Lifestealer memiliki Rage yang membantu dia untuk melawan magic damage di early game. Walaupun death timer yang masih sebentar, Nemiga Gaming harus mengakui menyerah atas Keen Gaming. Anda bisa menyaksikan pertandingannya di sini.

Game terlama di ranah kompetitif

Team Secret vs The Final Tribe. The Epicenter Major 2019.

secret 1

Sumber: Dotabuff
Sumber: Dotabuff

Team Secret yang memutuskan untuk memakai combo Medusa dan Drow Ranger memang harus memaksa game ini berjalan lama. Medusa harus mendapatkan item yang diinginkan agar dominan di akhir game. Tetapi tim The Final Tribe memiliki hero dengan skill ultimate yang dapat membalikkan keadaan war seketika.

Black Hole dari Enigma dan Winter’s Curse milik Winter Wyvern sangat menyulitkan Medusa. Walaupun Medusa sulit dibunuh dengan adanya Mana Shield yang ia miliki, Medusa tidak memiliki mobilitas sama sekali dan ia diharuskan untuk berada di peperangan. Sangat mudah bagi Winter Wyvern untuk melancarkan Winter’s Curse-nya. Team Secret harus memikirkan matang-matang rencana inisiasi peperangan yang akan mereka jalani, bagaimana caranya Medusa dapat bebas memberikan damage ke musuh-musuhnya.

Kemenangan turnamen Dota Pro Circuit terbanyak

Team Secret: Chongqing Major, Dreamleague Season 11, dan MDL Disneyland paris major.

Sumber: IVPL
Sumber: IVPL

Team Secret memang sangat konsisten di tahun lalu, tiga kelar turnamen DPC berhasil mereka ambil dan memantapkan posisinya di puncak ranking perolehan poin DPC. Tahun kemarin, Team Secret adalah yang pertama memastikan slot-nya di The International 2019. Pasalnya, hanya 12 tim teratas di ranking poin DPC yang berhak masuk ke The International 2019 melalui jalur undangan. Walaupun banyak gelar juara Major dan Minor yang mereka miliki, juara The International masih terlalu sulit untuk mereka raih tahun ini. Sepertinya memang tidak ada yang bisa mempersiapkan strategi bermain selama satu musim DPC penuh.

Luxury item yang paling sering dibeli

Black King bar. 11.381 kali dibeli.

Sumber: Dota 2 Gamepedia
Sumber: Dota 2 Gamepedia

Memang sudah seharusnya Black King Bar merupakan item luxury yang paling banyak dibeli di ranah kompetitif. Kegunaannya yang menangkal damage dan efek magical dari musuh tentu sangat berguna untuk bertahan hidup di peperangan. Biasanya Black King Bar dibeli setelah menyelesaikan item sepatu. Memang sangat awal, karena magic damage memiliki efek yang lebih efektif di awal game. Maka Black King Bar biasanya dibuat lebih dekat ke awal game dibanding ke akhir game.

Aghanim Scepter. 4035 kali dibeli. 

Sumber: Dota 2 Gamepedia
Sumber: Dota 2 Gamepedia

Setelah patch Aghanim Scepter di tahun 2019 yang memberikan efek ke semua hero membuat popularitas item ini melesat cepat. Pasalnya, efek-efek baru Aghanim Scepter yang diberikan kepada hero-hero ini ada beberapa yang memang imbaSeperti efek Aghanim Ember Spirit, Clinkz ataupun Broodmother.

 

ESL One Los Angeles 2020

ESL One Los Angeles 2020 Jadi Salah Satu Kompetisi Dota 2 Major Musim Ini

Kompetisi Dota 2 Major selama ini telah singgah di sejumlah negara berbeda, dari Jerman hingga Tiongkok, dari Malaysia hingga Swedia. Namun kompetisi ini sudah lama tidak diadakan di Amerika Serikat. Terakhir kali, Dota 2 Major hadir di kota Boston pada tahun 2016 lalu. Tapi setelahnya Amerika hanya menjadi tuan rumah untuk beberapa turnamen Dota 2 Minor, seperti Captains Draft 4.0 (2018) dan DOTA Summit 8 (2017).

Baru-baru ini ESL dengan bangga mengumumkan bahwa sekali lagi, Amerika Serikat akan jadi tuan rumah untuk Dota 2 Major. Kompetisi tersebut akan digelar dalam acara ESL One Los Angeles 2020, pada bulan Maret 2020 nanti. 16 tim Dota 2 terbaik dari seluruh dunia akan tampil di sini untuk memperebutkan 15.000 DPC Point serta uang hadiah senilai US$1.000.000 (sekitar Rp14 miliar).

“Los Angeles dikenal karena hiburan kelas dunia dan itulah yang ingin kami hadirkan lewat L.A. Major. Kami akhirnya membawa kompetisi flagship ESL Dota 2 ke US West Coast untuk pertama kalinya dan kami bangga bisa menghadirkan aksi Dota 2 kelas dunia ke komunitas lokal,” ujar Ulrich Schulze, SVP of Product di ESL, dilansir dari Esports Insider.

“Dengan ESL One Los Angeles, kami akan menancapkan pasak di tanah untuk merangkul komunitas Dota 2 di Amerika Serikat dan memperkenalkan turnamen paling ikonik kami ke lokasi baru: Shrine Auditorium yang memberikan nuansa begitu unik,” tambahnya lagi. ESL One Los Angeles 2020 ini memang merupakan pertama kalinya turnamen Dota 2 Major hadir di kota Los Angeles.

Shrine Auditorium
Shrine Auditorium memiliki kapasitas 6.300 penonton | Sumber: ESL

ESL One Los Angeles 2020 alias L.A. Major akan menjadi turnamen Dota 2 Major ketiga di Dota Pro Circuit (DPC) musim 2019-2020. Turnamen Major pertama digelar di kota Chengdu, Tiongkok dengan nama MDL Chengdu Major. Sementara turnamen kedua adalah DreamLeague Season 13 di kota Leipzig, Jerman.

Di samping turnamen Dota 2 yang merupakan menu utama, ESL One Los Angeles 2020 juga menghadirkan sejumlah aktivitas menarik untuk para pengunjung. Mulai dari ESL Shop tempat di mana gamer bisa membeli merchandise resmi dari Valve dan ESL, kompetisi cosplay, tato airbrush untuk menunjukkan dukungan pada tim favorit, hingga sesi tanda tangan untuk seluruh 16 tim yang tampil di L.A. Major.

Babak kualifikasi turnamen ini akan dimulai pada tanggal 9 Februari 2020. Tim manakah yang akan menunjukkan dominasinya di Dota Pro Circuit musim ini?

Sumber: ESL, Esports Insider

Team Secret

Ditinggal MidOne, Ini Roster Baru Team Secret Menuju The International 2020

Selepas kejuaraan akbar The International 2019 (TI9), Valve langsung meluncurkan sirkuit kompetisi Dota 2 musim berikutnya, yaitu Dota Pro Circuit 2019 – 2020. Sirkuit ini dimulai pada musim gugur 2019, dan sejauh ini sudah ada empat turnamen yang diumumkan, terdiri dari 2 turnamen Minor dan 2 turnamen Major. Turnamen itu terdiri dari:

  • DOTA Summit 11 (Minor), 7 – 10 November 2019
  • MDL Chengdu Major (Major), 16 – 24 November 2019
  • WePlay! Bukovel Minor 2020 (Minor), 9 – 12 Januari 2019
  • DreamLeague Season 13 (Major), 18 – 16 Januari 2019

Bisa dilihat bahwa jadwal pertandingannya cukup padat, apalagi mengingat The International 2019 sendiri baru saja selesai di akhir bulan Agustus lalu. Tim-tim profesional Dota 2 hampir tidak punya waktu istirahat dan harus langsung menyiapkan diri menghadapi kualifikasi turnamen-turnamen di atas.

Bagi beberapa tim, jadwal yang terlalu padat ini dirasa bisa berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental para pemainnya, sehingga mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum masuk kembali ke Dota Pro Circuit dengan kondisi yang lebih segar. Sistem Dota Pro Circuit memang tidak mewajibkan tim untuk mengikuti semua kompetisi. Asal mereka bisa mengumpulkan cukup DPC Point dalam satu musim, mereka sudah bisa tampil di The International dan berkesempatan jadi juara dunia.

Apa yang dilakukan Team Secret selama beristirahat dan absen dari MDL Chengdu Major? Dalam blog resminya, mereka menjelaskan bahwa pergantian musim kompetisi ini digunakan Team Secret untuk melakukan perombakan roster. Sekadar mengingatkan, roster Team Secret saat menghadapi TI9 kemarin terdiri dari:

  • Nisha
  • MidOne
  • zai
  • YapzOr
  • Puppey
  • SunBhie (Coach)

Pemain pertama yang meninggalkan Team Secret adalah MidOne. Anda mungkin tahu bahwa MidOne alias Yeik Nai Zheng ini merupakan pemain asal Malaysia, padahal Team Secret merupakan tim berbasis di Eropa. Artinya MidOne harus pergi meninggalkan kampung halamannya untuk waktu yang lama. Selain tinggal di Eropa untuk boot camp, ia juga harus berkeliling dunia untuk mengikuti berbagai turnamen.

Sejak bergabung di tahun 2017, MidOne telah mengantarkan Team Secret menjadi juara Major tiga kali, dan meraih Top 4 di The International 2019. Ini belum ditambah turnamen-turnamen besar lainnya, seperti ESL One Hamburg 2018 dan DreamLeague Season 9. Setelah pergi dari Team Secret, MidOne akan beristirahat dari dunia esports untuk beberapa saat.

Team Secret - Puppey
Puppey akan jadi pilar strategi Team Secret bersama Heen | Sumber: Team Secret

Pelatih Team Secret yaitu SunBhie (alias Lee Jeong-jae) juga akan pergi meninggalkan mereka. Sama seperti MidOne, SunBhie juga sudah bersama tim ini sejak tahun 2017, dan telah melewati sejumlah suka duka bersama. Keahlian SunBhie merancang strategi, melakukan drafting, serta menjadi penasihat telah berperan besar dalam mendukung prestasi Team Secret selama beberapa tahun terakhir. Team Secret tidak menjelaskan apa rencana SunBhie setelah kepergiannya.

Lalu siapakah yang menjadi pengganti mereka berdua? Ternyata, MidOne akan digantikan oleh pemain yang tak kalah disegani, yaitu MATUMBAMAN alias Lasse Aukusti Urpalainen. Pria Finlandia ini sebelumnya adalah pemain Mid/Carry di Team Liquid, dan sudah tak asing lagi di dunia esports Dota 2. Ia sudah pernah menyandang gelar juara dunia saat memenangkan The International 2017, juga kerap kali memenangkan turnamen Major.

MATUMBAMAN
MATUMBAMAN, penyandang gelar juara dunia | Sumber: Yle

Bertindak sebagai pelatih baru Team Secret, adalah Heen alias Lee Seung Gon. Dulunya merupakan salah satu pemain di tim MVP Phoenix, Heen menjadi pelatih Team Liquid sejak 2016 sebelum akhirnya pindah ke TNC Predator di pertengahan 2019 lalu. Roster Dota 2 Team Liquid sendiri sudah bubar sejak bulan September kemarin, sehingga wajar bila mantan pemainnya kini tersebar di tim-tim lain.

Masuknya MATUMBAMAN dan Heen ke dalam skuad Team Secret adalah tambahan kekuatan besar yang pastinya menarik bagi para penggemar tim ini. Namun itu juga bisa berarti Team Secret akan mengalami perubahan playstyle, serta harus beradaptasi lagi dengan cara bermain ataupun strategi dari pelatih barunya. Team Secret akan mulai berkompetisi lagi di kualifikasi DreamLeague Season 13 alias Leipzig Major. Kita lihat saja, apakah mereka bisa lebih sukses lagi dari musim sebelumnya.

Sumber: Team Secret