Tag Archives: DOTA Pro Circuit 2021

Data Penonton DPC 2021 di Eropa, Tiongkok, CIS, Asia Tenggara, dan Amerika

Pada awal 2021, Valve merombak format Dota Pro Circuit. Salah satu perubahan yang Valve lakukan adalah mengurangi jumlah kompetisi Major yang diadakan. Sekarang, dalam satu tahun, hanya ada dua turnamen Major yang digelar. Tim yang maju ke turnamen Major ditentukan berdasarkan performa mereka di Regional Leagues, yang diadakan sebagai pengganti kompetisi Minor.

Dalam satu kompetisi Major, akan ada 18 tim yang bertanding. Berikut pembagian slot dari masing-masing kawasan:

Eropa – 4 slot
Tiongkok – 4 slot
Asia Tenggara – 3 slot
Commonwealth of Independent States (CIS) – 3 slot
Amerika Utara – 2 slot
Amerika Selatan – 2 slot

DPC 2021 diakhiri dengan digelarnya WePlay AniMajor pada Juni 2021. Menurut Esports Charts, walau format baru DPC ini menuai kritik dari para atlet esports, ia berhasil meningkatkan viewership dari DPC 2021. Berikut data lengkap mengenai viewership dari DPC 2021.

Viewership di Asia Tenggara dan Tiongkok

Untuk kawasan Asia Tenggara dan Tiongkok, DPC Season 2 lebih sukses daripada Season 1. Hal ini terlihat dari pertumbuhan viewership pada Season 2. Namun, besar pertumbuhan viewership dari DPC 2021 pada Season 2 tidak terlalu signifikan.

DPC 2021 Season 1 untuk kawasan Asia Tenggara berhasil mendapatkan total hours watched sebanyak empat juta jam. Pada Season 2, angka ini naik menjadi 4,6 juta jam. Dari segi jumlah average viewers, pada Season 1, jumlah penonton rata-rata DPC di Asia Tenggara mencapai 42 ribu penonton. Dan pada Season 2, jumlah penonton rata-rata naik sedikit menjadi 48,9 ribu orang. Kabar baik bagi Indonesia, BOOM Esports masuk dalam daftar lima tim esports terpopuler di DPC Season 1 dan Season 2 untuk Asia Tenggara.

Lima tim terpopuler dari DPC 2021 Season 2. | Sumber: Esports Charts

Di Tiongkok, DPC 2021 Season 1 berhasil mendapatkan 2,4 juta jam hours watched dan 75,6 ribu peak viewers. Pada Season 2, total hours watched dari DPC Tiongkok naik menjadi 2,7 juta jam dan jumlah peak viewers naik menjadi 78,4 ribu orang. Secara umum, viewership DPC Asia Tenggara lebih tinggi daripada DPC Tiongkok. Meskipun begitu, ada satu pengecualian.

Statistik viewership DPC 2021 Tiongkok dan SEA. | Sumber: Esports Charts

Viewership DPC Tiongkok berhasil mengalahkan viewership dari DPC Asia Tenggara satu kali, yaitu pada Season 2 minggu ke-5. Ketika itu, jumlah hours watched dari DPC Tiongkok melampaui jumlah hours watched dari DPC Asia Tenggara. DPC Tiongkok berhasil mendapatkan total hours watched sebanyak 613 ribu jam, sementara DPC Asia Tenggara hanya 472 ribu jam. Kemungkinan, hal itu terjadi karena pada minggu ini, tim-tim Tiongkok tengah bertanding dengan satu sama lain.

Viewership di Eropa dan CIS

Jika dibandingkan dengan empat region lainnya, kawasan Eropa dan Commonwealth of Independent States (CIS) memiliki penonton paling banyak. Buktinya, jumlah hours watched dari DPC 2021 di Eropa untuk Season 1 dan 2 mencapai 23,5 juta jam. Sementara di CIS, total hours watched dari dua musim DPC 2021 mencapai 11,1 juta jam.

Secara keseluruhan, Season 2 dari DPC 2021 untuk kawasan Eropa dan CIS juga lebih baik daripada Season 1. Pada Season 1 minggu pertama, jumlah peak viewers di kawasan Eropa hanya mencapai 175 ribu orang dan di CIS hanya 100 ribu orang. Pada Season 2 minggu pertama, angka ini naik menjadi 233 ribu orang untuk kawasan Eropa dan menjadi 130 ribu orang untuk kawasan CIS.

Menariknya, seiring dengan berjalannya DPC 2021 Season 2, jumlah penonton justru semakin bertambah. Untuk kawasan Eropa, Season 2 minggu ke-6, jumlah peak viewers mencapai 320 ribu orang, naik 37% dari jumlah peak viewers pada minggu pertama. Sementara di CIS, jumlah peak viewers pada minggu ke-5 naik 24%, menjadi 162 ribu orang. Namun, pada minggu ke-6, jumlah peak viewers untuk DPC 2021 CIS kembali turun, menjadi 128 ribu orang.

Statistik viewership DPC 2021 Eropa dan CIS. | Sumber: Esports Charts

Dari segi hours watched, DPC Season 2 juga lebih sukses daripadam usim pertama. Di Eropa, total hours watched dari DPC 2021 Season 1 hanya mencapai 9,8 juta. Sementara pada Season 2, angka itu naik menjadi 13,7 juta jam. Hal yang sama juga terjadi di CIS. Jumlah hours watched dari DPC 2021 Season 2 untuk kawasan CIS mencapai 5,6 juta jam, sedikit lebih banyak daripada total hours watched pada Season 1, yang hanya mencapai 5,5 juta jam.

Tren hours watched untuk DPC 2021 di Eropa dan CIS berkebalikan dengan tren peak viewers. Jika jumlah penonton rata-rata justru naik seiring dengan berjalannya pertandingan, tren hours watched justru menurun. Pada Season 1 minggu pertama, jumlah hours watched dari DPC 2021 Eropa mencapai 2 juta jam. Namun, pada akhir musim, jumlah hours watched justru turun menjadi 1,4 juta jam. Hal ini juga terjadi di CIS. Pada akhir musim pertama, total hours watched dari DPC 2021 CIS hanya 654 ribu jam, turun dari 705 ribu jam pada awal musim.

Viewership di Amerika Utara dan Amerika Selatan

Pada DPC 2021, kawasan Amerika terbagi menjadi Amerika Utara dan Amerika Selatan. Menurut Esports Charts, secara umum, viewership untuk DPC 2021 Season 2 di Amerika Selatan lebih baik daripada Season 1. Namun, di Amerika Utara, viewership pada Season 2 justru mengalami penurunan. Pada Season 2, jumlah hours watched dari DPC Amerika Utara hanya mencapai 1,8 juta jam, turun dari 2,1 juta jam pada Season 1.

Statistik viewership DPC 2021 untuk Amerika Utara dan Selatan. | Sumber: Esports Charts

Sementara itu, pada DPC 2021 Season 1, viewership untuk kawasan Amerika Selatan jauh lebih rendah dari Amerika Utara. Namun, pada musim kedua, viewership dari Amerika Selatan mulai menyamai Amerika Utara. Pada Season 2, total hours watched dari DPC 2021 Amerika Selatan mencapai 2 juta jam. Sementara jika digabungkan dengan Season 1, total hours watched dari DPC 2021 untuk kawasan Amerika Selatan mencapai 3,85 juta jam.

Tim Esports Terpopuler di DPC 2021

Selain mengumpulkan data tentang viewership dari DPC 2021, Esports Charts juga mengumpulkan informasi tentang tim-tim Dota 2 yang paling banyak ditonton. Dua metrik yang digunakan oleh Esports Charts adalah hours watched dan average viewers. Berdasarkan dua tolok ukur itu, tim paling populer di DPC 2021 adalah Nigma. Tim tersebut berhasil mendapatkan total hours watched sebanyak 18 juta jam. Sementara jumlah penonton rata-rata dari tim yang dipimpin oleh Kuro Salehi Takhasomi alias KuroKy mencapai 182 ribu orang. Pada puncaknya, ada 497 ribu orang yang menonton Nigma.

Lima tim terpopuler di DPC 2021 berdasarkan hours watched. | Sumber: Esports Charts

Posisi tim terpopuler kedua diduduki oleh Evil Geniuses. Tim asal Amerika Utara ini adalah satu-satunya tim yang bisa menyaingi popularitas Nigma. Sepanjang DPC 2021, EG berhasil mendapatkan 16,9 juta jam hours watched dan 176 ribu average viewers. Jumlah peak viewers dari EG bahkan lebih besar dari Nigma, mencapai 645 ribu orang. Dari segi hours watched, tim terpopuler ketiga adalah PSG.LGD (13,9 juta jam hours watched), diikuti oleh Team Secret (12,2 juta jam hours watched), dan Vici Gaming (12,1 juta jam hours watched).

Lima tim terpopuler di DPC 2021 berdasarkan average viewers. | Sumber: Esports Charts

Jika kita menggunakan average viewers sebagai tolok ukur, Nigma masih menjadi tim paling populer, dengan jumlah penonton rata-rata mencapai 182,2 ribu orang. Posisi kedua juga masih ditempati oleh Evil Geniuses, yang memiliki jumlah penonton rata-rata sebanyak 176,3 ribu orang. Sementara posisi ketiga, keempat dan kelima agak berubah. Team Secret ada di posisi ketiga, dengan average viewers sebanyak 172,2 ribu orang, sementara OG, yang memiliki average viewers sebanyak 160,5 ribu, ada di posisi ke-4, dan Virtus.pro ada di posisi ke-5 dengan jumlah penonton rata-rata sebanyak 144,6 ribu orang.

Disclosure: Hybrid adalah media partner dari Esports Charts

Perjalanan dan Prediksi Tim Indonesia di DOTA Pro Circuit SEA 2021

DOTA Pro Circuit 2021 sudah berjalan beberapa pekan. Berjalan serentak di seluruh dunia termasuk di kawasan Asia Tenggara, tim maupun pemain Indonesia yang saat ini berkarir di tim luar negeri sedang berjuang untuk meraih hasil yang ditargetkan; baik lolos ke Major bagi yang berada di Upper Divisions ataupun berhasil naik kasta ke upper divisions untuk tim di Lower Divisions.

Terdapat beberapa tim Indonesia yang sedang berjuang di DOTA Pro Circuit SEA. Dari upper divisions ada BOOM Esports dan T1. Sedangkan dari lower divisions terdapat Army Geniuses, HOYO, dan Zero Two yang sedang berjuang untuk meraih tiket untuk lolos ke upper divisions.

Kami berbincang bersama caster DOTA 2 Indonesia yang turut memandu perjuangan wakil Indonesia saat ini. Mereka adalah Adit “AVILLE” Rosenda, mantan pemain EVOS DOTA 2 yang kini aktif sebagai shoutcaster melalui channel pribadinya dan Benedictus “Veenomon” Alvino Christian yang merupakan shoutcaster dari WXC Indonesia

 

HOYO

600px-Jhocam_StarLadder_Minor

Secara roster, HOYO dihuni oleh para pemain veteran DOTA 2 seperti Mizu, mantan pemain FNATIC dan Forev yang dikenal bermain di MVP Phoenix. Selain itu, roster ini diisi oleh Fearless dan Setzero yang terakhir berada di Motivate Trust dan Jhocam, eks pemain T1 yang juga satu-satunya pemain Indonesia yang berada di roster ini.

Pada minggu pertama, HOYO berhasil meraih kemenangan saat menghadapi Yangon Galacticos namun di minggu selanjutnya, mereka harus takluk saat melawan Cignal Ultra dan OMEGA Esports. Setelah minggu ketiga, HOYO harus berpisah dengan Forev dari tim yang membuat mereka menjadikan 23Savage sebagai standin di tim — meski kemudian 23Savage juga bermain untuk BOOM Esports.

HOYO kembali melakukan pergantian dengan mendatangkan Tigger, mantan pemain MG Trust saat menghadapi Army Geniuses. Saat ini, HOYO memiliki poin yang sama dengan Army Geniuses, Zero Two, dan Galaxy Racer dengan mengoleksi 2 kali kemenangan dan 3 kali kalah.

vino1
Veenomon (kanan) Sumber: Veenomon Facebook

Veenomon : “Secara komposisi tim, semua pemain sudah berpengalaman dengan role-nya masing-masing namun mundurnya Forev dari tim sangat berpengaruh ke dalam tim. Kehadiran 23Savage yang menggantikan posisi Forev, memaksa Meracle menjadi offlaner yang sebelumnya menjadi carry. Permainan mereka sangat berbeda jauh ketika takluk dari Galaxy Racer kemarin. Secara matematis, HOYO sangat sulit untuk lolos ke babak selanjutnya namun masih memiliki harapan untuk bertahan di lower divisions.

AVILLE : “Seluruh pemain di HOYO sudah mempunyai pengalaman namun karena tim ini merupakan tim stack, permasalahan mereka adalah kelima pemain harus memiliki pemikiran yang sama sebagai tim dan untuk bisa mencapai itu harus banyak bermain bersama. Hilangnya Forev membuat HOYO bakal kesulitan banget untuk pertandingan ke depan. Walau mereka tidak mungkin untuk lolos, menurut saya mereka masih memungkinkan meraih posisi 4 atau 5.”

 

Army Geniuses

armygeniuses
Sumber: Army Geniuses Fanpage

Dihuni oleh para pemain DOTA 2 Indonesia yang masih berusia belia, AG berhasil lolos ke lower divisions usai Assault dari kualifikasi karena terbukti melakukan account sharing. Bermain sangat baik di minggu pertama dengan mendapatkan kemenangan dari Galaxy Racer dan Zero Two, sayangnya AG mengalami 3 kekalahan beruntun yang membuat mereka memiliki poin yang sama dengan Zero Two, Galaxy Racer, dan HOYO.

Veenomon: “AG memiliki gameplay tersendiri dan mereka percaya diri dengan draft mereka seperti kehadiran Tidehunter dan Underlord midlaner yang dimainkan oleh MamangDaya. Permainan mereka mengingatkan kita dengan OG saat ini. Masing-masing pemain bisa saling membantu satu sama lain sehingga tidak ada pemain yang mencolok di tim. Kekalahan yang mereka alami terutama di minggu ketiga cukup menyulitkan mereka untuk bisa lolos ke upper divisions walau masih memiliki peluang untuk setidaknya bertahan di lower divisions.

Aville Sumber: Aville YouTube
Aville Sumber: Aville YouTube

AVILLE: “Dengan lolosnya AG ke kualifikasi setelah Assault dicoret dari turnamen, performa mereka terbilang sangat mengagetkan. Mereka bermain konsisten, solid, dan chemistry mereka yang sudah menyatu. Ditambah lagi mereka juga selalu mempunyai pick hero yang tidak biasa yang bisa membuat lawan harus berhati-hati ketika.

Kekalahan mereka ketika menghadapi Lilgun di minggu ini membuat peluang mereka naik ke upper divisions semakin sulit. Selain harus meraih kemenangan di pertandingan tersisa, mereka juga harus berharap tim di atas mereka saat ini yakni Cignal Ultra, Omega Esports, dan Lilgun juga terpeleset sehingga bisa saja ada babak tiebreaker.”

 

Zero Two

Sumber: ONE Esports
Sumber: ONE Esports

Sama seperti HOYO, Zero Two juga dihuni oleh pemain-pemain ternama dan diprediksi menjadi salah satu tim unggulan yang lolos ke upper divisions dengan kehadiran duo pemain Indonesia yakni inYourdreaM dan Dreamocel yang pernah satu tim di BOOM Esports. Di minggu pertama, Zero Two langsung dihajar dengan tiga kekalahan beruntun ketika berhadapan dengan Cignal Ultra, Army Geniuses, dan Omega Esports.

Perlahan mereka berhasil bangkit usai meraih kemenangan dari Lilgun dan Yangon Galacticos yang membuat mereka saat ini memiliki poin yang sama dengan Army Geniuses, Galaxy Racer, dan HOYO.

Veenomon: “Zero Two memang sejak awal harus kesulitan di awal dengan IYD yang terpaksa menjadi support karena mereka tidak bisa mendapatkan pemain di role tersebut. Sama seperti kasus dari HOYO, perubahan role di Zero Two membuang potensi IYD yang biasa bermain sebagai midlaner. Dengan rekor mereka saat ini, mereka harus berjuang keras untuk bisa setidaknya bertahan di lower divisions mengingat lawan yang dihadapi yaitu HOYO dan Galaxy Racer tidak boleh dipandang remeh.”

AVILLE: “Secara individu, skill individu para pemain Zero Two sebenarnya jago namun mereka belum bisa berpadu untuk menyamakan pemikirannya. Draft pick hero mereka cenderung hero-hero signature ataupun comfort pick sehingga strategi mereka gampang terbaca. Untuk InYourdreaM support 4, menurut saya permainan timing dan keputusannya masih bagus terutama saat ia memainkan Rubick, Shadow Shaman, atau Earth Spirit. Namun karena memang bukan role aslinya kelihatan ia terkadang melakukan kesalahan.

Berbicara mengenai peluang ke upper divisions, peluang mereka dipastikan sudah tertutup dengan 3 kekalahan mereka. Untuk bertahan di lower divisions, mereka masih ada harapan namun dengan meraih kemenangan yang tersisa namun mereka bakal bersaing ketat dengan HOYO dan Army Geniuses yang juga memiliki peluang yang sama untuk bertahan di lower divisions.

 

BOOM Esports

mikoto1
Sumber: ONE Esports

Menjelang upper divisions DOTA Pro Circuit, BOOM Esports memilih mendatangkan Drew, mantan pemain Reality Rift yang menggantikan posisi dari Dreamocel. Sayangnya kehadiran Drew sejauh ini kurang mendapat hasil memuaskan di upper divisions. Saat ini mereka berada di peringkat 5 dengan meraih 2 kemenangan dari 496 Gaming dan FNATIC dan 3 kali kalah saat menjamu Neon Esports, T1, dan TNC Predator.

Veenomon: “BOOM membutuhkan waktu lagi untuk mendapatkan gameplay mereka ditambah lagi Drew lebih ke arah hard carry yang sangat membutuhkan farming yang membuat mereka harus mengubah playstyle mereka saat masih bersama dengan Dreamocel. Selain wajib mendapat kemenangan di 2 pertandingan terakhir, mereka harus bergantung dengan hasil di tim lain seperti TNC dan T1 untuk pertandingan perebutan peringkat ketiga (slot terakhir untuk bisa lolos ke turnamen major).”

AVILLE: “Menurut gua BOOM masih sedang beradaptasi terutama bersama Drew, jadi mungkin butuh waktu beberapa saat lagi untuk bisa balik ke performa terbaiknya. Secara skill mekanik, BOOM memiliki pemain yang sangat lihai terutama dari Mikoto dan Fbz. Untuk peluang BOOM lolos ke major bergantung dengan tim yang diatas mereka, kalau mereka kepleset baru BOOM bisa masuk major atau kemungkinan besar bakal terjadi tiebreaker yang melibatkan banyak tim di upper divisions SEA asalkan BOOM bisa meraih kemenangan di 2 match terakhir mereka.

 

T1

Sumber: ESL DOTA 2
Sumber: ESL DOTA 2

T1 melakukan perombakan besar-besaran di upper divisions DOTA Pro Circuit. Jika sebelumnya ada duet inYourdreaM dan Jhocam yang sama-sama dari Indonesia, T1 kembali memakai duet pemain Indonesia di roster terbaru mereka yakni Xepher dan Whitemon. Sejauh ini, T1 menunjukkan hasil yang cukup memuaskan dan saat ini berada di peringkat 4 dengan mengoleksi 3 kemenangan dan 2 kali kalah.

Veenomon: “Sebenarnya gua memprediksi jalan T1 bakal mulus dengan roster mereka yang hampir sama saat di Geek Fam kecuali Jackky yang tampil bersinar saat masih di MG Trust. Sayangnya, jalan mereka lolos ke major harus tersendat dengan kekalahan dari Fnatic dan TNC Predator.

Dibandingkan BOOM, peluang mereka untuk lolos ke major masih lebih besar namun mereka bakal menghadapi lawan yang berat yaitu Neon Esports yang menjadi tim kejutan berada di peringkat pertama dengan status tak terkalahkan sepanjang jalannya turnamen.”

AVILLE : “Secara chemistry mereka sudah satu pemikiran karena 4 di antara 5 pemain merupakan pemain dari Geek Fam. Kehadiran Jackky semakin memperkuat roster T1 dan pernah berada satu tim bersama Whitemon saat masih di EVOS. Terlepas dari kekalahan mereka saat melawan TNC dan FNATIC mereka sudah menunjukkan permainan yang bagus.

Ditambah lagi Xepher dan Whitemon aktif melakukan gerakan inisiasi yang menjadi keunggulan bagi T1. Di atas kertas, T1 seharusnya bisa meraih kemenangan dari Execration dan Vice. Sementara Neon bakal menjadi match yang seru namun mereka masih memiliki kesempatan besar untuk meraih kemenangan yang membuat mereka bisa lolos ke turnamen major.