Tag Archives: drew reality rift

Semua yang Perlu Anda Tahu Soal Leipzig Major Dota 2

Leipzig Major Dota 2 sebagai turnamen Major kedua dari rangkaian acara di musim DPC 2019/2020 sebentar lagi akan dimulai. Penggemar Dota 2 sudah diberikan pemanasan di Bukovel Minor kemarin dan turnamen tersebut berhasil memberikan tontonan yang menghibur beserta gambaran meta apa yang akan dipakai pada Leipzig Major nanti.

Berlokasi di Jerman, Leipzig Major akan diadakan selama delapan hari dari tanggal 18 sampai 26 Januari 2020. Berikut akan kami berikan informasi yang Anda butuhkan mengenai Leipzig Major.

Leipzig Major memiliki total hadiah sebesar US$1.000.000 dan 15.000 poin DPC. Dengan poin DPC sebesar 4850 yang diambil oleh juara 1, Memenangkan Major adalah jalan terbaik untuk mendapatkan slot The International.

Tim yang berpartisipasi

Dengan total enam belas tim yang bertanding, Lima belas tim yang berpartisipasi berasal dari kualifikasi di masing-masing region. Sementara satu tim diambil dari pemenang WePlay! Bukovel Minor yaitu tim Nigma.

Tim dari region Eropa adalah Team Liquid, Team Secret dan Alliance. Memiliki 3 wakil juga dari regionnya, tim dari Tiongkok adalah Invictus Gaming, Vici Gaming, dan Team Aster. Perwakilan dari Asia Tenggara untuk Major kali ini adalah Fnatic, TNC Predator, dan Reality Rift. Region CIS hanya mendapatkan dua slot untuk Major kali ini yaitu Virtus.pro dan Natus Vincere. Amerika Utara juga hanya memiliki dua perwakilan yaitu Chaos Esports dan Evil Geniuses. Amerika Selatan masih memiliki perwakilan yang sama seperti beberapa turnamen ke belakang yaitu paiN Gaming dan beastcoast.

Sumber: Liquipedia
Sumber: Liquipedia

Indonesia juga memiliki pemain yang bermain di Leipzig Major, yaitu Andrew “Drew” Halim yang bermain sebagai posisi carry di Reality Rift. Semua penggemar di Indonesia tentu sangat menantikan performa Drew di Leipzig Major nanti.

Babak Groupstage dan Playoffs

Sumber: Liquipedia
Sumber: Liquipedia

16 tim ini dibagi menjadi 4 grup. Peringkat dua teratas dari pada masing-masing grup akan memulai playoffs nya di upper bracket. Dua terbawah dari grup harus rela memulai perjalanan playoffs mereka dari lower bracket. Tentu tidak mudah bagi tim yang memulai dari lower bracket, karena mereka akan memulai playoffs dengan format best of one. Mereka hanya memiliki satu nyawa saja di turnamen nanti.

Menurut saya, Grup A adalah grup yang paling seru untuk ditonton. Pasalnya, di grup A terdapat dua tim kuat asal Asia Tenggara yaitu Fnatic dan TNC Predator. Mereka akan berhadapan dengan pemenang Bukovel Minor yaitu tim Nigma dan juga perwakilan dari Tiongkok yang berisikan pemain bintang yaitu Team Aster. Grup A memaksa dua wakil Asia Tenggara bertemu dan bertarung untuk memperebutkan slot upper bracket yang menurut saya kecil kemungkinannya dua slot itu diambil oleh dua wakil dari Asia Tenggara. Melihat tim Nigma dan Team Aster akan memberikan perlawanan yang luar biasa.

Untuk grup B, seharusnya Team Secret masih bisa mengungguli lawan-lawannya yaitu Vici Gaming, Chaos Esports, dan beastcoast. Tetapi Vici Gaming seharusnya menjadi lawan terberat bagi Team Secret. Melihat sebulan lalu, Vici Gaming baru saja menjuarai ONE Esports Dota 2 World Pro Invitational. Hal ini membuktikan bahwa Team Secret tidak akan mendapatkan perjalanan yang mulus di group stage. 

Grup C yang seharusnya ditunggu oleh penggemar Dota 2 di Indonesia. Pasalnya, ada Drew dari Reality Rift yang akan bermain melawan Invictus Gaming, Virtus.pro, dan Alliance. Tiga tim yang dihadapi oleh Reality Rift sangatlah berat. Banyak yang meremehkan Alliance setelah pergantian roster tetapi mereka membuktikan di beberapa turnamen ke belakang mereka masih bisa memberikan perlawanan sengit dan berhasil menghentikan tim Nigma di kualifikasi Leipzig Major.

Grup D berisikan 3 organisasi esports yang pernah meraih juara The International dan satu organisasi asal Amerika Selatan yang selalu langganan melaju ke The International; yaitu Natus Vincere, Evil Geniuses, Team Liquid, dan paiN Gaming.

Playoffs menggunakan bagan double elimination dan semua pertandingan memiliki format best of three kecuali grand final (best of 5) dan pertandingan pertama lower bracket (best of 1). 

Jadwal dan livestream channel

Pertandingan pertama di group stage akan dimulai pada tanggal 18 Januari 2020 pukul 19.30WIB. Adanya perbedaan waktu antara Jakarta dan Leipzig membuat turnamen tersebut berjalan malam hingga dini hari bagi penggemar Dota 2 di Indonesia. Saat grup stage berlangsung, Ada 4 pertandingan yang akan disiarkan secara langsung di empat channel Dreamleague di Twitch sehingga Anda dapat memilih ingin menonton pertandingan yang mana.

Bagaimana Ekosistem Dota 2 Indonesia di Tahun 2020?

Tahun 2019 merupakan tahun yang tidak menyenangkan tapi tidak menyedihkan juga bagi komunitas Dota 2 di Indonesia. Beberapa tim esports memutuskan untuk melepas tim Dota 2 nya di tahun 2019 ini, seperti EVOS Esports dan Rex Regum Qeon. Dua tim Dota 2 legendaris yang selama ini menjadi daya tarik para penikmat Dota 2 di Indonesia. Kita tidak bisa lagi melihat el-clasico Dota 2 Indonesia yang sudah ada sejak tahun 2015. Tetapi kita juga mendapatkan kabar menggembirakan dari Kenny “Xepher” Deo yang berhasil ke turnamen Minor dan Andrew “Drew” Halim yang berhasil melaju ke turnamen Major dengan tim barunya yaitu Reality Rift.

Sebelum kita masuk ke prediksi saya di 2020, mari sejenak kita melihat apa yang terjadi di event-event tahun 2019.

Turnamen Dota 2 di Indonesia yang berskala besar di tahun 2019 kemarin bisa dibilang masih ramai. ESL yang datang ke Indonesia bekerjasama dengan Indofood berhasil menghidupkan ranah kompetitif Dota 2 di Indonesia untuk sementara waktu. ESL membawa National Championship selama dua musim dan Clash of Nations untuk para penggemar Dota 2 di Indonesia. ESL National Championship juga menjadi turnamen Dota 2 pertama di Indonesia yang diselenggarakan di tempat bergengsi yaitu Tennis Indoor Senayan Jakarta.

ESL Clash of Nations juga berhasil menghidupkan suasana nasionalisme Dota 2 Indonesia, dengan adanya BOOM Esports sebagai perwakilan Indonesia. BOOM Esports yang bertarung keras melawan perwakilan negara-negara di Asia Tenggara seperti Adroit berhasil memberikan tontonan yang luar biasa menarik. Pertandingan mereka berhasil memadukan serunya menonton turnamen esports dan rasa nasionalisme.

Sumber: UP Station
Sumber: UP Station

Masih belum redup adalah kata yang tepat untuk menggambarkan semangat komunitas Dota 2 di Indonesia. Walaupun sudah kalah pamor dengan titel esports yang lain seperti Mobile Legends atau PUBGM, komunitas Dota 2 di Indonesia masih lapar akan acara-acara internasional yang tidak kunjung datang ke Indonesia.

Melihat ke tahun 2018, antusiasme komunitas Dota 2 Indonesia di acara GESC sangatlah luar biasa. Tiket terjual habis, bahkan saya saja harus rela membeli dari para calo yang ada di sana. Venue acara pun penuh terisi oleh para penggemar Dota 2 yang bersemangat untuk melihat Danil “Dendi” Ishutin secara langsung atau berusaha untuk berfoto bersama Syed “Sumail” Hassan di sela-sela jumpa fans. Selain fans Dota 2 dari Indonesia, tidak sedikit juga fans Dota 2 mancanegara yang juga datang untuk menonton gelaran GESC Jakarta. Acara bertaraf internasional seperti ini juga memiliki potensi untuk menyumbang wisatawan mancanegara untuk datang ke Indonesia.

Kian banyaknya para pemain Dota 2 Indonesia ke luar negeri

Sumber: Kincir
Sumber: Kincir

Menghilangnya nama-nama besar di Dota 2 Indonesia menjadi salah satu penyebab berkurangnya turnamen bertaraf nasional. Sangat sulit bagi penggelar acara untuk menarik penonton yang banyak apabila mereka tidak tertarik untuk menonton tim yang bermain di turnamen tersebut.

Pasalnya, para pemain Dota 2 Indonesia mulai bermain di tim luar negeri sebagai sebuah jalan keluar dari kebuntuan yang mereka alami. Pemain-pemain ini sudah harus meninggalkan ranah kompetitif nasional karena melanjutkan ke scene internasional adalah pilihan yang lebih masuk akal. Kita sudah melihat Xepher (Geek Fam), Drew (Reality Rift), bahkan Ramzi “Ramz” Bayhaki (MSCerberus) yang bermain untuk tim-tim luar.

Seharusnya, di tahun 2020 kita akan melihat lebih banyak lagi pemain Dota 2 Indonesia yang pergi ke luar negeri. Bergabung dengan tim luar negeri dan meniti karir di ranah kompetitif internasional adalah jalan terbaik. Muasalnya, hal ini semakin memperbesar kemungkinan untuk bertemu pemain yang lebih berkualitas di luar sana karena kapasitas player pool yang jauh lebih besar. Para pemain Indonesia yang bergabung dengan tim luar negeri tadi bisa mengasah dirinya lebih baik lagi di kancah internasional.

Saya sempat bertanya ke beberapa pemain Dota 2 Indonesia juga. Bermain di luar negeri tidak semudah yang dikira. Keterbatasan bahasa menjadi penghalang utama bagi mereka. Menurut salah satu sumber, penduduk Indonesia memang punya kemampuan berbahasa inggris yang lebih rendah dibanding negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia. Pemain-pemain tersebut juga memang harus memiliki kemampuan berbahasa inggris untuk berkomunikasi dengan rekan timnya. Menurut saya, hal tersebut memang harus dilalui untuk membawa karir mereka sendiri ke tahap yang lebih baik lagi.

Turnamen Dota 2 di Indonesia pada tahun 2020

Sumber: Gamebrott
Sumber: Gamebrott

Sudah ada satu turnamen internasional yang akan diselenggarakan di Indonesia, yaitu ONE Esports Dota 2 World Pro Invitational Jakarta (April 2020). Menurut sumber yang ada, venue dari acara tersebut juga sudah ditentukan yakni di Indonesia Convention Exhibition BSD Tangerang. Venue yang sama dengan gelaran GESC tahun 2018 kemarin. Menurut sumber yang menolak disebutkan namanya akan ada juga turnamen Dota 2 berskala internasional lain yang akan diadakan di Indonesia. Pihaknya masih merahasiakan tanggal dan nama acaranya. Maka, kemungkinan ada dua acara turnamen Dota 2 berskala internasional yang akan diadakan di tahun 2020 mendatang. Tentu saja ini merupakan kabar gembira bagi saya dan juga komunitas Dota 2 di Indonesia.

Untuk turnamen lain, di tahun 2019 kita melihat beberapa turnamen besar seperti SEACA, Predator League, dan Blibli Esports Championship. Predator League 2020 sudah diumumkan sejak bulan Oktober 2019 lalu, maka ia sudah dipastikan kehadirannya. Sementara SEACA dan Blibli Esports Championship baru saja berakhir dan belum ada pengumuman untuk agenda di tahun depan. Namun SEACA merupakan acara internasional tahunan yang selalu diselenggarakan oleh UniPin dari 2018 dan, besar kemungkinannya, akan ada lagi di 2020.

Sayangnya, di 2020 ini, tidak akan ada turnamen DPC di Indonesia. Pasalnya, Valve sudah mengumumkan daftar lengkap gelaran DPC musim 2019/2020. Meski begitu, menurut saya, di tahun 2020 ini bisa menjadi tahun yang lebih menarik bagi para penggemar Dota 2 di Indonesia. Bagaimana menurut Anda?

Dota 2 Indonesia Tahun 2019

Kaleidoskop Dota 2 Indonesia Tahun 2019

Tahun 2019 ini cukup memberikan kesan roller coaster bagi komunitas Dota 2 di Indonesia, banyak kejadian mengejutkan dari roster shuffle sampai hasil turnamen yang diikuti oleh tim Indonesia. Berikut adalah rangkuman kejadian-kejadian scene Dota 2 Indonesia di tahun 2019.

Muhammad “InYourdreaM” Rizky transfer

Sumber: IndoEsports
Sumber: IndoEsports

InYourdreaM terbilang sering berpindah-pindah tim di tahun 2019 ini. Pada awal tahun 2019 ia berada di tim Tigers, bahkan sempat memenangkan turnamen Minor saat di sana tahun 2018. Pada akhir bulan Januari, InYourdreaM memutuskan untuk kembali ke tanah air dan memperkuat tim The Prime yang saat itu sedang mengikuti ESL National Championship. Hanya bertahan dua bulan saja, The Prime harus melepaskan InYourdreaM yang berpindah ke EVOS Esports. Sebelum adanya berita perpindahan ke EVOS Esports, banyak rumor yang beredar di komunitas Dota 2 di Indonesia mengenai kemana pindahnya InYourdreaM. Ada bahkan yang membuat rumor bahwa InYourdreaM akan mengisi roster OG Dota 2.

InYourdreaM memperkuat EVOS Esports di ESL National Championship musim kedua dan The International 2019 SEA Qualifier. Tidak lama setelah gagal untuk lolos ke The International 2019, InYourdreaM kembali lagi ke tim yang melambungkan namanya di Dota 2 yaitu BOOM Esports pada bulan Juli. Tetapi banyak orang mempertanyakan role apa yang akan dimainkan oleh InYourdreaM di BOOM Esports. Pasalnya, posisi yang kosong di BOOM Esports adalah role support 4. Akhirnya terlihat bahwa yang bermain role support 4 adalah Randy Muhammad “Dreamocel” Sapoetra. Walaupun InYourdreaM sempat memutuskan untuk vakum, saat ini ia masih bermain di roster Dota 2 BOOM Esports.

Tri “Jhocam” Kuncoro keluar BOOM Esports

Sumber: Liquipedia
Sumber: Liquipedia

Menjadi salah satu pemain support 4 terbaik di Indonesia, membuat berita keluarnya Jhocam dari BOOM Esports cukup mengejutkan. Pasalnya, terbilang sedikit pemain support 4 yang pantas untuk menggantikan Jhocam. Hal ini membuat komunitas Dota 2 Indonesia berspekulasi banyak mengenai pengganti Jhocam di BOOM Esports. Lebih dari dua setengah tahun Jhocam memperkuat BOOM Esports, dan akhirnya keluar. Cukup lama berselang, akhirnya terdengar kabar bahwa Jhocam akan memperkuat tim nasional Dota 2 Indonesia untuk SEA Games 2019 yang saat itu diwakili oleh tim PG.Barracx.

Tren disband tim Dota 2

Sumber: Revival TV
Sumber: Revival TV

Rex Regum Qeon mengumumkan bubarnya tim Dota 2 mereka pada bulan april. Melepas 4 pemainnya dan hanya menyisakan Rusman “Rusman” Hadi di timnya. Yusuf “Yabyoo” Kurniawan sempat membuat tim dengan teman-teman lamanya di Anthrophy ketika bermain di ESL National Championship, sampai akhirnya pindah ke tim asal Singapura yaitu Resurgence. Sementara Adi “Acil” Syofian Asyauri dipindah ke divisi Mobile Legends RRQ sebagai pelatih menggantikan Farand “Koala” Kowara. Lalu Rivaldi “R7” Fatah juga dipindah ke divisi Mobile Legends RRQ sebagai pemain.  Berita bubarnya RRQ Dota 2 sangat memukul komunitas Dota 2 di Indonesia. Melihat ke belakang, sejarah Dota 2 Indonesia banyak diisi oleh RRQ. Pasalnya, RRQ merupakan tim Dota 2 Indonesia pertama yang mewakili Indonesia di The International SEA Qualifier.

Berselang cukup lama dari bubarnya RRQ Dota 2, EVOS Esports mengumumkan bubarnya tim Dota 2 mereka pada bulan September 2019. Dengan ini, kita sudah tidak mungkin lagi melihat el-clasico Dota 2 Indonesia. Pasalnya, RRQ dan EVOS Esports Dota 2 sudah menjadi rival sejak lama. Sebelum EVOS Esports, tim Dota 2 EVOS Esports bernama Zero Latitude.

Andrew “Drew” Halim akan bermain di Major

Sumber: GameDaim
Sumber: GameDaim

Tidak ada angin, tidak ada buyback. Tiba-tiba Drew dikabarkan bermain memperkuat Reality Rift di kualifikasi Asia Tenggara untuk Leipzig Major. Melihat performanya di turnamen tersebut, Drew terbilang cukup bersinar bermain di Reality Rift saat di group stage dan playoffs. Pemain ini berhasil membawa timnya melaju ke Leipzig Major bersama dengan wakil Asia Tenggara yang lain yaitu Fnatic dan TNC Predator. Drew sekarang telah menjadi idola baru Dota 2 Indonesia dan ia juga terbilang masih muda. Karier di Dota 2-nya masih sangat panjang dan mudah-mudahan semakin sukses ke depannya.

Kenny “Xepher” Deo menuju turnamen Minor lagi

Sumber: Liquipedia
Sumber: Liquipedia

Xepher bermain di tim Geek Fam bersama nama-nama besar di Dota 2 Asia Tenggara seperti Carlo “Kuku” Palad, Marc Polo “Raven” Luis Fausto, Kim “DuBu” Doo-Young berhasil melaju ke babak utama Dota Summit 11 sebagai perwakilan Asia Tenggara dan berhasil duduk di posisi ke 5 pada turnamen tersebut. Karir Dota 2 Xepher di luar negeri memang sudah sejak lama. Menurut saya, memang sudah sepantasnya pemain Dota 2 Indonesia mulai bergabung dan berkarir di tim luar negeri yang berisikan pemain-pemain berbeda negara. Walaupun timnya tidak berasal dari Indonesia, setidaknya pemain Indonesia yang bermain di luar negeri akan menjadi kebanggaan bagi komunitas Dota 2 di Indonesia sendiri.

2019 telah selesai. Bagaimana menurut kalian tahun 2020 untuk Dota 2 di Indonesia?

Valve Umumkan Tanggal The International 2020 Stockholm

Tanggal pasti acara The International 2020 yang akan diadakan di Stockholm telah diumumkan. Sama seperti The International tahun-tahun sebelumnya, The International 2020 akan dilangsungkan pada pertengahan bulan Agustus. Tepatnya di tanggal 18 sampai 23 Agustus 2020. Dengan diumumkannya tanggal pasti The International, lengkap sudah susunan tanggal gelaran Dota Pro Circuit sepanjang musim 2019/2020.

Sumber: Facebook Wykrhm Reddy
Sumber: Facebook Wykrhm Reddy

Susunan Turnamen Dota 2 Pro Circuit 2019/2020

  • November 7-10,2019. Dota Summit 11. 660 DPC Points
  • November 16-24, 2019. MDL Chengdu Major. 15.000 DPC Points
  • Januari 9-12, 2020. WePlay! Bukavel Minor 2020. 660 DPC Points
  • Januari 18-26, 2020. DreamLeague Leipzig Major. 15.000 DPC Points
  • Maret 3-7, 2020. Minor Event. 660 DPC Points
  • Maret 15-22,2020. ESL One Los Angeles 2020. 15.000 DPC Points
  • April 22-26, 2020. Minor Event. 660 DPC Points
  • May 2-10, 2020. Major Event. 15.000 DPC Points
  • Juni 19-13, 2020. Minor Event. 660 DPC Points
  • Juni 20-28, 2020. ONE Esports Singapore Major. 15.000 DPC Points

The International adalah penghujung rangkaian acara Dota Pro Circuit. Setiap tahun, para tim professional beradu di turnamen Major dan Minor untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya poin DPC. Pasalnya, hanya 12 tim yang memiliki poin DPC terbanyak yang berhak mengamankan slot ke The international.

Sumber: Kincir.com
Sumber: Kincir.com

Jalur lain yang dapat ditempuh oleh tim professional untuk mengikuti The International adalah melalui kualifikasi regional. Valve membagi kualifikasinya ke enam region, Amerika Utara, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Eropa, Tiongkok, dan CISMasing-masing region hanya mendapatkan 1 tempat untuk melaju ke The International. Kualifikasi regional ini tidak kalah seru dibandingkan event Major dan Minor. Bagi penggemar Dota 2 di Indonesia, kualifikasi regional ini memang ditunggu-tunggu. Pasalnya, akan ada banyak tim Dota 2 asal Indonesia yang akan bertanding di kualifikasi regional Asia Tenggara.

Tim Dota 2 Indonesia di Kualifikasi The International

Sudah banyak tim Dota 2 asal Indonesia yang berjuang di kualifikasi regional Asia Tenggara untuk masuk ke The International. Hanya segelintir tim Indonesia yang berhasil mencapai babak main event kualifikasi tersebut. Sejak tahun 2014, hanya ada total 3 tim asal Indonesia yang berhasil melaju ke main event Southeast Asia Qualifier. Rex Regum Qeon pada tahun 2014 berhasil melaju ke babak main event. Waktu itu Rex Regum Qeon masih berisikan Albert “DonXwaN” Dick Ludong, Farand “KoaLa” Kowara, Jeffry “Gehenna” Martin Suhendra, Azam “NFR” Aljabar Nafari, Muhammad “bubu” Damar. Tetapi Rex Regum Qeon harus puas di peringkat ke-8 dari grup dan gagal melaju ke The International 2014.

Pada tahun 2018, BOOM Esports mewakili Indonesia di main event kualifikasi Asia Tenggara untuk The International 2018. BOOM Esports saat itu diperkuat oleh Saieful “Fbz” Ilham, Randy Muhammad “Dreamocel” Sapoetra, Dolly “SaintDeLucaz” Van Pello, Tri “Jhocam” Kuncoro, dan Alfi “Khezcute” Nelphyana. Di tahun Tersebut, ada pemain Indonesia yang lain. Muhammad “inYourdreaM” Rizky dan Kenny “Xepher” Deo bermain bersama TNC Tigers yang berisikan pemain yang berasal dari banyak negara.

Sumber: Twitter @dotasltv
Sumber: Hybrid.co.id

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tahun 2019 ada dua tim Dota 2 asal Indonesia yang bermain di main event Southeast Asia qualifier untuk The International 2019. Ada BOOM Esports yang sedikit berganti roster, yaitu berisikan Dreamocel, Rafli Fathur “Mikoto” Rahman, Fbz, Jhocam dan Khezcute. EVOS Esports juga melaju ke babak ini dengan pemain inYourdreaM, Usep “Facehugger” Satiawan, Adit “Aville” Rosenda, Indra Vlaicu Utama dan Matthew Whitemon Filemon.

Memang sampai saat ini, masih belum ada tim atau perwakilan pemain dari Indonesia yang berhasil melaju ke The International. Tetapi kita memiliki beberapa pemain asal Indonesia yang sedang bersinar di kancah internasional. Dan memiliki kesempatan untuk melaju ke The International tahun 2020.

Kenny “Xepher” Deo pemain asal Indonesia yang sekarang membela tim Geek Fam asal Malaysia terbilang cukup sukses berkarir di luar sana. Geek Fam Dota 2 berhasil melaju ke turnamen Minor Dota Summit 11 dan mencapai posisi ke-5 di turnamen tersebut.

Andrew "Drew" Halim | Sumber: Facebook Reality Rift Dota 2
Andrew “Drew” Halim | Sumber: Facebook Reality Rift Dota 2

Andrew “Drew” Halim yang sempat membela EVOS Esports berhasil masuk ke turnamen Major DreamLeague Leipzig Major bersama tim yang ia bela yaitu Reality Rift melalui jalur kualifikasi Asia Tenggara. Drew sempat membuat geger komunitas Dota 2 di Indonesia karena permainannya ketika bermain di tim Reality Rift. Pasalnya, Drew belum memiliki track record pertandingan profesional yang panjang. Namun demikian, hal ini merupakan angin segar untuk komunitas Dota 2 Indonesia melihat pemain baru untuk mereka bela nanti.

Menurut saya, masih sangat banyak kesempatan bagi tim atau pemain asal Indonesia untuk melaju ke The International 2020. Selain masih panjangnya musim Dota Pro Circuit 2019/2020, masih panjang juga waktu yang bisa dipakai oleh mereka guna mengasah kemampuan untuk bersiap menghadapi turnamen-turnamen yang akan datang.