Tag Archives: drone modular

Pitta Ialah Drone Selfie 4K yang Bisa Berubah Jadi Action Cam

Meski berbeda kegunaan serta cara pengoperasian, drone dan action cam punya satu karak-teristik serupa. Umumnya, mereka didesain agar tahan banting serta sanggup menahan elemen alam yang berpeluang merusak komponen elektroniknya. Tim Eyedea punya ide menarik dalam mengembangkan produk barunya: mereka menggabungkan dua konsep distingtif itu jadi satu perangkat unik.

Lewat Kickstarter, Eyedea memperkenalkan Pitta, sebuah drone selfie yang juga bisa berubah menjadi kamera action serta kamera pengawas. Selain mampu terbang, kita dapat memanfaatkannya sebagai device wearable ataupun mountable. Untuk mendukung mode pemakaian berbeda itu, Pitta mengusung tubuh berukuran mungil serta konstruksi semi modular.

Pitta 3

Pitta mempunyai penampilan seperti bola. Diameternya sebesar 170-milimeter dan bobot hanya 200-gram – kurang lebih seberat smartphone. Di mode ini, ia dapat bekerja layaknya kamera action biasa serta ditaruh di docking charge agar selalu aktif dan bisa dimanfaatkan jadi kamera pengawas rumah. Pitta juga mempunyai tiga lubang mount universal, sehingga mudah untuk dipasangkan ke tripod, sepeda, atau aksesori lain.

Pitta 1

Untuk mengubahnya jadi drone, Anda hanya perlu melepas bagian atasnya (bisa dipasang via gerakan ‘twist-to-lock‘), dan menyambungkan modul rotor-nya. Pitta terbang menggunakan empat baling-baling, dan sesudah memasang rotor, Anda dapat mengendalikan drone melalui aplikasi mobile atau memerintahkannya mengikuti operator. Eyedea membekalinya bersama banyak fitur: auto-follow, mengambil foto panorama, hingga kemampuan mengorbit.

Pitta 4

Proses pengendalian Pitta dijanjikan sangat mudah, bahkan jika Anda belum pernah menerbangkan drone sekalipun. Contohnya saja ketika ingin menggunakan auto-follow, Anda hanya tinggal mengunci target dengan menggambar (drag-and-draw) di app. Setelah itu, Pitta akan mengikuti sasaran dan merekam secara otomatis.

Pitta 3

Sebagai drone, Pitta mengetahui kondisi medan di sekitarnya, bisa Anda suruh melayang di satu area, mendarat secara otomatis, hingga pulang ke lokasi awal berkat dukungan GPS. Pitta mampu merekam video di resolusi 4K atau slow motion dengan 60fps, mengambil foto burst serta time lapse, dan Anda juga dapat melakukan live stream. Berbekal baterai internalnya, Pitta bisa terbang selama 15 menit. Jika daya baterai mulai menipis, app segera memberikan peringatan.

Pitta 2

Pitta sudah bisa Anda pesan sekarang di situs crowdfunding Kickstarter. Versi basic-nya (kamera, modul drone, cradle, adaptor, gift box dan manual) dijajakan seharga mulai dari US$ 270, sedangkan bundel lengkap (plus pelindung baling-baling) dibaderol mulai dari US$ 300.

Airblock Adalah Drone Modular Sekaligus Media Pembelajaran Coding

Ada banyak sekali fungsi drone selain untuk fotografi dan videografi udara, namun saya yakin belum banyak yang berpikiran bahwa robot terbang ini juga bisa dijadikan media pembelajaran coding. Konsep inilah yang Makeblock coba perkenalkan lewat produk terbarunya.

Dijuluki Airblock, ia merupakan sebuah drone bersifat modular. Semua komponen elektroniknya, termasuk baling-balingnya, dibungkus oleh rangka heksagonal berbahan styrofoam, yang kemudian bisa disambung-sambungkan dengan mudah berkat bantuan konektor magnetik.

Karena modular, Anda sejatinya bisa menyusunnya dalam bentuk apa saja. Makeblock bahkan juga menyertakan sebuah modul besar sehingga perangkat bisa Anda sulap menjadi sebuah hovercraft untuk dikendalikan di atas air.

Melepas-pasang modul Airblock sangat mudah berkat konektor magnetik / Makeblock
Melepas-pasang modul Airblock sangat mudah berkat konektor magnetik / Makeblock

Namun modularitas baru sebagian dari cerita Airblock. Pengembangnya juga menyematkan elemen edukasi, dimana Anda dapat memprogram sejumlah manuver tanpa harus menguasai ilmu coding secara mendalam. Semuanya dilakukan lewat proses drag-and-drop pada aplikasi pendampingnya.

Kalau ini terdengar tidak asing, itu karena Anda pernah membaca artikel mengenai Makeblock Neuron, yang juga datang dari startup yang sama. Makeblock yang berbasis di Tiongkok ini sudah sangat berpengalaman dalam bidang robotik, dan mereka rupanya juga punya komunitas pengguna yang cukup besar.

Airblock bahkan bisa disulap menjadi hovercraft dan dikendalikan di atas air / Makeblock
Airblock bahkan bisa disulap menjadi hovercraft dan dikendalikan di atas air / Makeblock

Makeblock menjelaskan bahwa modularitas Airblock memungkinkannya untuk dimainkan oleh orang dewasa sekaligus anak-anak. Bahan styrofoam yang digunakan juga memastikan drone tidak akan rusak begitu saja ketika tidak sengaja mencium tanah.

Airblock sendiri sebenarnya sudah menyapa publik via Kickstarter sejak Oktober tahun lalu, akan tetapi pengirimannya ke konsumen baru berlangsung belum lama ini. Harga retail-nya dipatok $180.

Berdesain Modular, Drone Fathom One Lebih Pandai Menyelam Ketimbang Mengudara

Drone yang kita kenal selama ini selalu diasosiasikan dengan aerial videography maupun photography. Namun sebentar lagi bakal ada drone yang ingin tampil beda dari yang lain. Namanya Fathom One, dan ia lebih pandai menyelam di bawah air ketimbang mengudara.

Pada kenyataannya, drone ini sama sekali tidak bisa terbang. Kita sudah punya banyak pilihan untuk mengambil gambar dari udara, tapi bagaimana dengan di bawah air? Ketimbang harus menyiapkan perlengkapan menyelam, serahkan saja tugasnya kepada Fathom One.

Fathom One unik bukan semata karena ia bisa menyelam hingga kedalaman 150 meter, tetapi juga karena desainnya yang modular. Hal ini jelas membuka potensinya untuk berbagai keperluan dengan bantuan aksesori, dan di saat yang sama ia juga mudah dibawa-bawa karena bisa dibongkar-pasang.

Fathom One bisa dibongkar-pasang dan ditambahi aksesori pendukung untuk menambah fungsionalitasnya / Fathom Drone
Fathom One bisa dibongkar-pasang dan ditambahi aksesori pendukung untuk menambah fungsionalitasnya / Fathom Drone

Paket standarnya mencakup sebuah mesin pendorong dengan kecepatan sekitar 5,4 km/jam, kamera full-HD, dan sepasang lampu LED yang sangat terang untuk menjelajah sudut-sudut laut yang gelap. Pengguna juga bisa memasangkan lampu LED ekstra di bagian perut drone atau GoPro dengan bantuan mount khusus.

Untuk mengendalikan Fathom One, pengguna hanya memerlukan smartphone atau tablet. Fathom One datang bersama sebuah pemancar sinyal Wi-Fi yang bisa mengapung di atas air. Pemancar ini tersambung ke bodi drone via kabel sepanjang 30 meter, memastikan agar drone tidak tertinggal di dasar laut begitu saja ketika baterai berdaya tahan 45 menit-nya habis.

Pihak pengembang Fathom One rencananya bakal membuka kampanye crowdfunding di Kickstarter mulai tanggal 30 Agustus mendatang. Harga retail-nya diperkirakan berkisar $600 untuk paket standarnya.

Sumber: New Atlas dan Fathom.