Tag Archives: DST Global

Moladin to Secure Series B Funding Worth of 1.4 Trillion Rupiah

The car marketplace Moladin is reported to have secured a series B funding of $95 million or equivalent to 1.4 trillion Rupiah. Based on the regulator’s data, this round was led by DST Global, with the involvement of Sequoia Capital India, Northstar Group, East Ventures and a number of other investors.

We tried to confirm with Moladin, however, the rep still refuse to comment regarding funding.

The latest funding is estimated to bring Moladin’s valuation to over $700 million — one step closer to a unicorn. Previously, the company had announced series A funding in early 2022 worth $42 million. Sequoia Capital India and Northstar Group are leading this funding.

The startup was founded by Jovin Hoon and Mario Tanamas, it is accelerating its business even faster after pivoting in 2021, from a motorcycle purchasing platform to a used cars marketplace.

In an interview with DailySocial.id last January, Moladin’s CEO, Jovin Hoon said the used car market in Indonesia is still very fragmented and unorganized. There are many players in the ecosystem such as agents, micro dealers, and large dealers with no structured platform and work system. Moladin is here to bridge the gap.

Post-pivot, Jovin said that Moladin has experienced explosive business growth for the past 6 months. This provide founders with confidence to focus their resources on the used car business, with short-term plans to expand the business to other verticals such as financing and other automotive additional services.

Market competition

Car marketplace services is commonly have a C2B2C business model. It provides services of buying used cars from consumers, then auctioning them off to dealer partners and/or reselling them to consumers through the digital platform. They also carry out detailed inspections, allowing consumers to get the most ideal price due to the vehicle’s current.

There are also several players in Indonesia, including Carro, Carsome, and OLX Autos. The first two has reached the unicorn milestone last year, prompting them to make a massive expansion by presenting Experience Centers in various cities in Indonesia to reach more consumers.

Jovin and the Moladin management team are well aware of its position in the market. A series of business models and strategies are prepared. One thing that sets Moladin apart from other car marketplaces is its focus on empowering its network of agents.

“Our agents is our value proposition. They are key and an integral part of our business. By empowering agents through providing the right tools and ecosystem, we can offer customers a highly personalized car transaction experience,” Jovin said.

In addition, technology adoption will also be Moladin’s main focus, in order to digitize business processes as a whole. Some of the things in the roadmap include: (1) speed of transaction and disbursement on the same day; (2) competitive price; (3) good inventory selection; and (4) accessibility, with a strong presence even outside the big cities. Currently, Moladin is available in more than 115 cities throughout Indonesia.

The above model is claimed to be well received by the market. Jovin said that the company has experienced rapid growth from its used car business with transaction volume growing >20x over the last few months. Their digital services are also claimed to have increased the productivity of agents and dealers by >2.5x.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan seri B Moladin

Moladin Dikabarkan Mendapat Pendanaan Seri B Senilai 1,4 Triliun Rupiah

Platform car marketplace Moladin dikabarkan telah membukukan pendanaan seri B senilai $95 juta atau setara 1,4 triliun Rupiah. Berdasarkan data yang telah disetor ke regulator, putaran ini dipimpin DST Global, dengan keterlibatan Sequoia Capital India, Northstar Group, East Ventures, dan sejumlah investor lainnya.

Kami telah mencoba menghubungi pihak Moladin untuk meminta keterangan, namun untuk mereka masih menolak untuk berkomentar terkait pendanaan.

Ditaksirkan pendanaan baru tersebut membawa valuasi Moladin di angka lebih dari $700 juta — selangkah lagi menuju unicorn. Sebelumnya mereka baru mengumumkan pendanaan seri A pada awal tahun 2022 senilai $42 juta. Sequoia Capital India dan Northstar Group memimpin pendanaan tersebut.

Startup yang didirikan Jovin Hoon dan Mario Tanamas tersebut makin kencang mengakselerasi bisnisnya setelah sebelumnya melakukan pivot pada tahun 2021, dari portal pembelian sepeda motor menjadi platform marketplace untuk jual-beli mobil bekas.

Dalam wawancaranya bersama DailySocial.id pada Januari lalu, CEO Moladin Jovin Hoon mengatakan, pasar mobil bekas di Indonesia masih sangat terfragmentasi dan belum terorganisir. Masih banyak pemain di ekosistem seperti agen, diler mikro, dan juga diler besar yang belum memiliki platform dan sistem kerja yang terstruktur. Moladin hadir untuk menjembatani kesenjangan tersebut.

Pasca-pivot, Jovin mengatakan selama 6 bulan terakhir Moladin mendapati pertumbuhan bisnis yang eksplosif. Ini turut memberikan keyakinan tersendiri kepada para founder untuk memfokuskan sumber daya yang dimiliki pada bisnis mobil bekas, dengan rencana jangka pendek untuk memperluas bisnis ke vertikal lain seperti pembiayaan dan layanan tambahan otomotif lainnya.

Kompetisi pasar

Layanan car marketplace umumnya memiliki model bisnis C2B2C. Memberikan pelayanan berupa pembelian mobil bekas dari konsumen, kemudian melelangnya ke mitra diler dan/atau menjualnya kembali kepada konsumen melalui platform digital yang dimiliki. Mereka turut melakukan inspeksi mendetail, memungkinkan konsumen mendapatkan penawaran harga yang paling ideal menyesuaikan kondisi kendaraan yang dimiliki.

Pemainnya pun ada beberapa di Indonesia, tiga di antaranya Carro, Carsome, dan OLX Autos. Dua yang disebutkan pertama telah mencapai tonggak unicorn pada tahun lalu, mendorong mereka untuk melakukan ekspansi besar-besaran menghadirkan Experience Center di berbagai kota di Indonesia untuk menjangkau lebih banyak konsumen.

Jovin dan tim manajemen Moladin sadar betul tentang posisinya di pasar. Sejumlah model bisnis dan strategi di siapkan. Satu yang paling membedakan Moladin dengan car marketplace lainnya adalah fokusnya dalam memberdayakan jaringan agen yang dimiliki.

“Agen kamilah yang membedakan kami. Mereka adalah kunci dan bagian integral dari bisnis kami. Dengan memberdayakan agen melalui penyediaan perangkat dan ekosistem yang tepat, kami dapat menawarkan pengalaman transaksi mobil yang sangat personal kepada pelanggan,” jelas Jovin .

Selain itu, adopsi teknologi juga akan menjadi fokus utama Moladin, guna mendigitalkan proses bisnis secara menyeluruh. Beberapa hal yang ingin ditawarkan di antaranya: (1) kecepatan transaksi dan pencairan di hari yang sama; (2) harga yang kompetitif; (3) pilihan inventaris yang baik; dan (4) aksesibilitas, dengan kehadiran yang kuat bahkan di luar kota-kota besar. Saat ini Moladin telah hadir di lebih dari 115 kota di seluruh Indonesia.

Model di atas diklaim dapat diterima dengan baik oleh pasar. Jovin berujar bahwa perusahaan telah mengalami pertumbuhan pesat dari bisnis mobil bekas dengan volume transaksi tumbuh >20x lipat selama beberapa bulan terakhir. Layanan digital mereka juga diklaim telah meningkatkan produktivitas agen dan diler hingga >2,5x lipat.

Application Information Will Show Up Here

Wealthtech Platform Ajaib Is Indonesia’s Newest Unicorn

Wealthtech platform Ajaib confirmed its new status as Indonesia’s next unicorn, after closing a $153 million (over 2.1 trillion Rupiah) series B round led by DST Global. This value is slightly higher than the one rumored at the late September. This funding adds up to the total amount of $243 million.

Further informed in the series B round, previous investors, including Alpha JWC Ventures, Ribbit Capital, Horizons Ventures, Insignia Ventures, and SoftBank Ventures Asia were participated.

DST Global and Ribbit Capital are investors of Robinhood, a US-based similar platform. Ajaib was often compared to Robinhood, it proves Indonesia’s advanced technology and capital market capabilities are able to compete with global markets.

Ajaib Group’s Co-founder & CEO, Anderson Sumarli said Ajaib will use this fresh fund to massively recruit top talent and conduct educational campaigns to inspire more budding investors.

“Our mission is to welcome a new generation of investors to modern financial services. Indonesia still at 1% of share investor penetration and we still have a long way to go to support government programs to increase financial inclusion and literacy in Indonesia,” Anderson said in an official statement, Monday (4/10).

The company currently has 1 million retail investors in shares, since it was first founded two and a half years ago. This is quite rapid achievement as Indonesia only has 2.7 million stock investors. “The growth in the number of retail stock investors has never been this fast in the Indonesian history, therefore, it is certainly the first step to build the strength of young Indonesian investors to change the nation’s future.”

Alpha JWC Ventures’ General Partner, Chandra Tjan said, “Ajaib’s success is a clear testament to the growth and strength of technology and the Indonesian capital market. “As Indonesians, we are very proud to be able to participate in building the country’s digital ecosystem, and to have a real impact on people’s daily lives,” said Chandra.

DST Global Managing Partner Thomas Stafford added, “Ajaib has built world-class products using modern technology to serve the younger generation of Indonesia in entering the capital market. We are very proud to be walking with Ajaib in their mission to democratize access to investment for all.”

On the same occasion, last month Ajaib also announced the appointment of Andi Gani Nena Wea, one of the President Commissioners of BUMN, as the President Commissioner of Ajaib.

As is known, according to the results of a survey by the Financial Services Authority (OJK) in 2020, the level of financial literacy in the capital market is  relatively low at 4.9% and the inclusion rate is only 1.6%. The company has been committed to providing financial education, especially in the investment sector through the Stock Generation Program that has been carried out with the IDX in various regions with low financial literacy.

To date, the program has reached 26 cities, from the capital to Papua. In addition, Ajaib also conducts online education every day as a form of Ajaib’s commitment to increasing financial inclusion and literacy, especially for the capital market.

Indonesia’s list of unicorns

Ajaib has confirmed to be the 7th unicorn from Indonesia. Even so, according to DailySocial.id’s records, there are currently 12 startups that have been confirmed as unicorns. They are:

Perusahaan Est. Valuasi
Gojek-Tokopedia $18 miliar
Traveloka ~$3 miliar
Bukalapak $6 miliar
OVO ~$2,9 miliar
JD.id (confirmed) undisclosed
Blibli (confirmed) undisclosed
Tiket.com (confirmed) ~$1 miliar
J&T ~$7,8 miliar
Kredivo* $2,5 miliar
Xendit ~$1 miliar
Ajaib ~$1 miliar
*assuming the merger process has been completed, to go public soon via SPAC

Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian
Application Information Will Show Up Here
Ajaib mengonfirmasi statusnyaa sebagai unicorn berikutnya dari Indonesia, pasca menutup putaran Seri B sebesar $153 juta (lebih dari 2,1 triliun Rupiah) yang dipimpin oleh DST Global

Ajaib Resmi Sandang Status “Unicorn”

Platform wealthtech Ajaib mengonfirmasi status barunya sebagai unicorn berikutnya dari Indonesia, setelah menutup putaran seri B sebesar $153 juta (lebih dari 2,1 triliun Rupiah) yang dipimpin oleh DST Global. Nilai ini sedikit lebih besar dari yang dirumorkan pada akhir September. Pendanaan ini membawa jumlah total yang dikumpulkan Ajaib menjadi $243 juta.

Diterangkan lebih jauh, dalam putaran seri B ini diikuti oleh investor terdahulu, yakni Alpha JWC Ventures, Ribbit Capital, Horizons Ventures, Insignia Ventures, dan SoftBank Ventures Asia.

DST Global dan Ribbit Capital adalah investor dari Robinhood, platform sejenis dari Amerika Serikat. Sering disandikannya Ajaib dengan Robinhood membuktikan bahwa kemajuan kapabilitas teknologi dan pasar modal di Indonesia mampu bersaing dengan pasar global.

Co-founder & CEO Ajaib Group Anderson Sumarli mengatakan Ajaib akan menggunakan dana segar ini untuk merekrut besar-besaran talenta terbaik dan melakukan kampanye edukasi untuk menginspirasi lebih banyak investor pemula.

“Misi kami adalah untuk menyambut investor generasi baru ke layanan keuangan modern. Indonesia masih memiliki penetrasi investor saham sebesar 1% dan perjalanan kami masih panjang untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia,” ujar Anderson dalam keterangan resmi, Senin (4/10).

Perusahaan saat ini telah memiliki 1 juta investor ritel saham, sejak pertama kali berdiri dua setengah tahun lalu. Pencapaian ini sangat pesat lantaran di Indonesia baru memiliki 2,7 juta investor saham. “Pertumbuhan jumlah investor ritel saham di Indonesia belum pernah secepat ini dalam sejarah Indonesia, sehingga hal itu tentu merupakan langkah awal untuk membangun kekuatan investor generasi muda Indonesia yang dapat mengubah masa depan bangsa.”

General Partner di Alpha JWC Ventures Chandra Tjan menuturkan, keberhasilan Ajaib merupakan bukti nyata pertumbuhan dan kekuatan teknologi dan pasar modal Indonesia. “Sebagai orang Indonesia, kami sangat bangga dapat ikut serta dalam membangun ekosistem digital Tanah Air, serta membawa dampak nyata bagi kehidupan sehari-hari masyarakat,” ujar Chandra.

Managing Partner DST Global Thomas Stafford menambahkan, “Ajaib telah membangun produk kelas dunia dengan menggunakan teknologi modern untuk melayani generasi muda Indonesia dalam memasuki pasar modal. Kami sangat bangga dapat berjalan bersama Ajaib dalam misi mereka untuk mendemokratisasikan akses investasi untuk semua.”

Dalam kesempatan yang sama, pada bulan lalu Ajaib turut mengumumkan pengangkatan Andi Gani Nena Wea, salah satu Komisaris Utama BUMN, sebagai Komisaris Utama Ajaib.

Seperti diketahui, menurut hasil survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2020, tingkat literasi keuangan di pasar modal masih relatif rendah yaitu 4,9% dan tingkat inklusi hanya 1,6%. Perusahaan selama ini berkomitmen untuk memberikan edukasi keuangan terutama dalam bidang investasi melalui Program Generasi Saham yang telah dilakukan bersama BEI di berbagai daerah dengan literasi keuangan rendah.

Hingga saat ini, program tersebut sudah menjangkau 26 kota, dari ibukota hingga Papua. Selain itu, Ajaib juga melakukan edukasi secara daring setiap harinya sebagai bentuk komitmen Ajaib dalam meningkatkan inklusi dan literasi keuangan, terutama untuk pasar modal.

Daftar perusahaan unicorn dari Indonesia

Pihak Ajaib menyatakan dirinya sebagai unicorn ke-7 dari Indonesia. Meski begitu, dalam catatan DailySocial.id, sejauh ini ada 12 startup yang terkonfirmasi sebagai unicorn. Mereka adalah:

Perusahaan Est. Valuasi
Gojek-Tokopedia $18 miliar
Traveloka ~$3 miliar
Bukalapak $6 miliar
OVO ~$2,9 miliar
JD.id (dikonfirmasi perusahaan) undisclosed
Blibli (dikonfirmasi perusahaan) undisclosed
Tiket.com (dikonfirmasi perusahaan) ~$1 miliar
J&T ~$7,8 miliar
Kredivo* $2,5 miliar
Xendit ~$1 miliar
Ajaib ~$1 miliar

*dengan asumsi telah menyelesaikan proses merger untuk selanjutnya go-public via SPAC

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan Ajaib Unicorn

Ajaib Dikabarkan Tengah Galang Pendanaan 2,1 Triliun Rupiah, Berpotensi Jadi Unicorn Berikutnya

Platform wealthtech Ajaib dikabarkan akan segera menyandang status unicorn berikutnya dari Indonesia. Perusahaan kini sedang merampungkan pendanaan berikutnya, ditargetkan nilainya mencapai $150 juta (lebih dari 2,1 triliun Rupiah). Menurut pemberitaan DealStreetAsia, DST Global telah memimpin pendanaan ini.

DailySocial.id sudah menghubungi salah satu investor dan manajemen Ajaib untuk dimintai konfirmasinya. Jawabannya kompak bahwa mereka menolak berkomentar atas rumor tersebut.

Bila mengacu dari kabar burung tersebut, dengan menghitung total pendanaan yang diterima Ajaib sebelumnya sebesar $92 juta, maka total pendanaan yang telah dikantongi perusahaan menjadi $242 juta.

Ada yang menghitung, secara kasarnya valuasi $1 miliar itu bisa dicapai dengan 4,1x-4,2x dari total pendanaan. Angka tersebut sedikit jauh lebih tinggi dari total perolehan Xendit sebesar $238 juta untuk mengantarkan mereka ke status unicorn.

Pada tahun ini saja, Ajaib sudah dua kali mengumumkan pendanaan untuk putaran seri A. Pertama pada Januari 2021 yang dipimpin Horizons Ventures dan Alpha JWC sebesar $25 juta. Selang dua bulan kemudian di Maret 2021, kembali mengumumkan pendanan tambahan sebesar $65 juta yang dipimpin Ribbit Capital.

Antusiasme investor baru yang tinggi selama pandemi, turut mendongkrak kinerja Ajaib secara signifikan. Semenjak masuk ke kelas aset saham sejak Juni 2020 – melalui akuisisi PT Primasia Unggul Sekuritas, memboyong Ajaib sebagai broker saham terbesar ke-4 di Indonesia berdasarkan frekuensi perdagangan di Maret 2021 dengan total lebih dari 10 juta transaksi. Disebutkan Ajaib telah memiliki pengguna lebih dari 1 juta orang.

Selain didukung iklim investasi saham yang bergairah, perusahaan juga memiliki strategi growth hacking yang kencang. Terbukti lewat aktif menggandeng berbagai selebritas dari lokal maupun luar negeri sebagai brand ambassador untuk menarik perhatian.

Kompetitor terdekat Ajaib, Stockbit, juga didukung dengan pendanaan yang kencang. Pada Mei 2021 kemarin, mereka mengumumkan tambahan pendanaan senilai $65 juta yang dipimpin Sequoia Capital India, setelah sebelumnya memimpin putaran sebelumnya sebesar $30 juta pada awal tahun ini.

Daftar unicorn dari Indonesia

Melihat dari kencangnya investasi yang dikucurkan untuk berbagai startup Indonesia, kemungkinan besar kita masih akan terus menyambut generasi unicorn berikutnya. Pasalnya, startup bervaluasi centaur jumlahnya sudah puluhan.

Dalam catatan DailySocial, ada Akulaku, Ruangguru, SiCepat, dan Kopi Kenangan yang sudah mencapai centaur tahap akhir. Artinya, apabila ada satu putaran pendanaan yang mereka umumkan, otomatis akan masuk sebagai unicorn berikutnya.

Dari data DailySocial, Indonesia memiliki 10 startup yang terkonfirmasi sebagai unicorn. Mereka adalah:

Perusahaan Est. Valuasi
Gojek-Tokopedia $18 miliar
Traveloka ~$3 miliar
Bukalapak ~$3 miliar
OVO ~$2,9 miliar
JD.id (dikonfirmasi perusahaan) undisclosed
Blibli (dikonfirmasi perusahaan) undisclosed
Tiket.com (dikonfirmasi perusahaan) ~$1 miliar
Kredivo* $2,5 miliar
Xendit ~$1 miliar

*dengan asumsi telah menyelesaikan proses merger untuk selanjutnya go-public via SPAC

Application Information Will Show Up Here