Tag Archives: e money

Presiden Unit Bisnis Financial Technology GoTo Hans Patuwo dan CEO GoTo Group Patrick Walujo / GoPay

Aplikasi GoPay Resmi Hadir, Sasar Pasar Baru di Luar Ekosistem GoTo

GoTo Financial, unit bisnis fintech GoTo, resmi meluncurkan aplikasi GoPay secara nasional. Secara bertahap, aplikasi ini akan diperkuat dengan beragam fitur finansial untuk mempermudah masyarakat mendapatkan akses, termasuk menjangkau mereka yang selama ini belum menggunakan layanan Gojek dan Tokopedia.

Perusahaan sendiri mempersiapkan aplikasi GoPay ini sejak akhir tahun lalu dan melakukan product market fit untuk memvalidasi kebutuhan pasar. GoPay sebagai platform uang elektronik selama ini terikat dengan aplikasi Gojek dan merupakan salah satu yang terpopuler menurut survei pasar yang termuat di Fintech Report 2021 yang diterbitkan DSInnovate.

Aplikasi ini dapat diunduh melalui Google Play dan App Store. Untuk platform Android, aplikasi ini berkapasitas 25 MB dan didesain ringkas dengan harapan mudah dipahami dan memberikan user experience baik bagi pengguna.

Dalam peresmiannya pada hari ini (26/7), CEO GoTo Group Patrick Walujo menyampaikan aplikasi GoPay tidak akan menggantikan layanan GoPay yang sudah ada saat ini. Masih di versi awal, ia memastikan ke depannya akan ada banyak inovasi keuangan digital di aplikasi ini.

“Kami juga banyak berinvestasi dalam security feature yang mumpuni untuk melindungi aplikasi GoPay. GoTo punya komitmen untuk terus berinovasi dan memberikan yang terbaik, kehadiran aplikasi ini adalah salah satu dari perwujudannya,” terang Patrick.

Presiden Unit Bisnis Financial Technology GoTo Hans Patuwo menambahkan, perusahaan menyasar pengguna baru yang saat ini belum menggunakan Gojek maupun Tokopedia. Disebutkan jumlah pengguna GoTo mencapai 63 juta berdasarkan data per Desember 2022.

Menurut data Bank Indonesia, terdapat 97 juta orang dewasa di Indonesia yang masuk ke dalam kategori unbanked atau tidak memiliki akun di bank.

“Kami mempersiapkan setiap aspek agar aplikasi GoPay benar-benar bisa menjangkau semua. Melalui aplikasi GoPay, kami ingin menghilangkan keterbatasan masyarakat dalam mendapatkan layanan keuangan,” ujar Hans.

Fitur GoPay yang tersedia saat ini termasuk:

  • Gratis transfer instan ke mana saja hingga 100 kali per bulan, termasuk transfer dari akun GoPay ke akun GoPay lainnya, dari akun GoPay ke rekening bank, dan dari rekening bank ke rekening bank lainnya.
  • Pengguna dapat membeli pulsa dan paket data dengan harga spesial di aplikasi GoPay dan menikmati biaya administrasi yang minim untuk pembayaran tagihan BPJS, PLN, dan lainnya.
  • Aplikasi GoPay juga memiliki fitur laporan pengeluaran yang dapat secara otomatis memberikan gambaran kepada pengguna terkait pengeluaran mereka. Hal ini membantu mereka dapat merencanakan keuangan dengan lebih baik lagi. Harapannya, kehadiran fitur ini dapat meningkatkan literasi keuangan masyarakat dalam jangka panjang.
  • Fitur keamanan lima lapis untuk akun pengguna, di antaranya verifikasi nomor handphone, pemasangan PIN, biometrik, verifikasi email, dan upgrade ke GoPay Plus.

Hans memastikan ke depannya fitur finansial lainnya dapat segera hadir. Walau tidak didetailkan lebih lanjut, ia memastikan filosofi perusahaan dalam setiap pengembangan produk selalu berorientasi pada kebutuhan pelanggan. Ia juga berharap ke depannya kontribusi bisnis dari GoPay dapat semakin signifikan untuk grup.

“Ini masih versi pertama. Kami selalu berbasis apa kebutuhan pelanggan. Filosofi kami adalah memecahkan masalah-masalah yang dihadapi pelanggan dari situ mencarikan solusi terbaiknya.”

Pemakaian GoPay sejauh ini masih didominasi transaksi ekosistem GoTo, mulai dari GoFood, GoCar, dan GoRide. Walau demikian, pertumbuhan dari transaksi di luar ekosistem, misalnya untuk pembayaran langganan Netflix dan sebagainya, menunjukkan tren yang positif.

Hasil riset

Dalam riset termutakhir yang dirilis InsightAsia bertajuk “Consistency That Leads: 2023 E-Wallet Industry Outlook” menunjukkan dompet digital kini menjadi metode pembayaran yang paling banyak dipilih masyarakat digital Indonesia, dibandingkan tunai dan transfer antar rekening bank.

Sebanyak 74% responden aktif menggunakan dompet digital untuk berbagai transaksi keuangan. Sisanya, memilih uang tunai (49%), transfer bank (24%), QRIS (21%), paylater (18%), kartu debit (17%), dan VA transfer (16%). Riset ini melibatkan 1.300 responden yang tersebar di tujuh kota, meliputi Jabodetabek, Bandung, Medan, Makassar, Semarang, Palembang, dan Pekanbaru, berlangsung dari tanggal 19-30 September 2022.

Dalam riset tersebut juga menunjukkan GoPay sebagai platform yang secara konsisten paling banyak digunakan oleh konsumen dalam lima tahun terakhir. Riset memperlihatkan, sebagian besar pengguna dompet digital pernah menggunakan Gopay (71%) dan terus setia menggunakannya sampai saat ini (58%).

Selain GoPay, platform e-money populer lainnya adalah OVO, DANA, dan ShopeePay.

Application Information Will Show Up Here
Bank Indonesia memberlakukan biaya layanan atau merchant discount rate (MDR) penggunaan QRIS bagi usaha mikro sebesar 0,3% per 1 Juli 2023

Biaya Layanan QRIS Tak Lagi Gratis, 26 Juta Merchant Sudah Adopsi

Per 1 Juli 2023, Bank Indonesia kembali memberlakukan biaya layanan merchant discount rate (MDR) untuk layanan QRIS bagi usaha mikro sebesar 0,3%. Sebelumnya, selama pandemi, biayanya ini digratiskan untuk memberikan insentif bagi para pelaku industri. Pemberlakuan ini diambil setelah tiga tahun QRIS diperkenalkan ke publik dan digulirkan ke berbagai skala merchant, dari besar hingga mikro.

Menurut data BI per Mei 2023, jumlah merchant yang menggunakan QRIS mencapai 26,1 juta. Dari total tersebut, sebanyak 91,26% merupakan UMKM. Kemudian, jumlah pengguna QRIS mencapai 35,8 juta dengan nilai transaksi Rp18,08 triliun. Adapun 77% transaksi QRIS bernominal di bawah Rp100 ribu.

Walau jumlah merchant-nya dominan, keputusan pengenaan tarif ke usaha mikro pada saat ini dianggap tepat karena memasuki pemulihan pandemi, sehingga tidak kontradiktif dengan kemungkinan pedagang memilih untuk balik ke uang tunai, misalnya.

“Secara waktu enggak ada masalah. Ekonomi sudah pulih dan pengguna QRIS semakin banyak. Tinggal penyelenggara QRIS meningkatkan layanannya saja, dari sisi quality. Bagaimana pelayanan QRIS ini bisa lebih maksimal, seperti proses settlement yang lebih cepat, ataupun sistem yang lebih aman bagi penjual serta tidak merugikan sisi konsumennya,” ujar Ekonom Indef Nailul Huda saat dihubungi DailySocial.id.

Nailul melanjutkan, jika melihat besarannya MDR usaha mikro tergolong cukup kecil dibandingkan dengan biaya layanan dari opsi pembayaran lainnya, seperti kartu kredit. Belum lagi transaksi bisnis mikro ini juga relatif kecil, sehingga potongannya juga semakin kecil.

Ambil contoh, bila bertransaksi sebesar Rp10 ribu di warung, maka pedagang hanya membayarkan 0,3% dari transaksi tersebut ke penyedia jasa pembayaran atau senilai Rp30.

“Jadi tambahan biayanya relatif cukup bisa diterima,” tambahnya.

Ia pun memberi catatan, tidak menutup kemungkinan pedagang membuat penyesuaian harga sehingga biaya MDR dibebankan ke konsumen. Pun bagi pedagang yang baru mau menyediakan QRIS bisa dipastikan mulai mempertimbangkan juga.

“Tapi sejauh ini, saya rasa MDR QRIS termasuk paling murah dan ringkas dibandingkan dengan biaya MDR payment lainnya.”

Bank Indonesia sudah mengimbau apabila para pedagang yang menemukan pengenaan tarif lebih dari 0,3% oleh penyedia jasa pembayaran (PJP) dapat melaporkan langsung ke call center BI 131. PJP dan pedagang juga tidak boleh membebankan biaya ini kepada pelanggan. Hal ini tertuang dalam PBI Nomor 23 tahun 2021 pasal 52 ayat 1.

Tanggapan Bank Indonesia

Saat dihubungi DailySocial.id, Kepala Grup Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Ritel Bank Indonesia Fitria Irmi Triswati menyampaikan MDR pada prinsipnya adalah biaya yang dikenakan kepada pedagang oleh PJP untuk dapat menerima dan memroses pembayaran yang menggunakan QRIS.

“Kebijakan MDR ini ditetapkan oleh BI tentunya mempertimbangkan kepentingan nasional, masyarakat, industri dan pemenuhan aspek transparansi,” katanya.

Sebenarnya sebelum pandemi, lanjutnya, MDR QRIS pada saat diluncurkan pertama kali ditetapkan sebesar 0,7% berlaku untuk seluruh segmen pelaku usaha. Akan tetapi saat pandemi, MDR QRIS untuk usaha mikro (UMI) ditetapkan sebesar 0% untuk mendukung aktivitas ekonomi UMI agar tidak terlalu terimbas pelemahan ekonomi yang saat itu tiarap di dunia manapun.

“Begitu saat ini pemulihan ekonomi sudah semakin gencar, apalagi dengan pernyataan sudah masuk endemi, kebijakan ini perlu disesuaikan.”

Angka 0,3% juga dianggap lebih murah dibandingkan MDR QRIS bagi segmen pelaku usaha lainnya atau tarif sebelum pandemi. MDR QRIS secara umum juga relatif lebih efisien dibandingkan metode pembayaran lainnya (misal kartu kredit) dan tarif MDR transaksi QR di negara lain.

Fitria melanjutkan, penyesuaian yang diambil saat ini dilandasi atas semangat untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pengguna dan merchant, antara lain melalui disbursement dana ke merchant yang lebih cepat, peningkatan aspek keamanan, sosialisasi dan edukasi, peningkatan pelayanan kepada merchant serta perluasan adopsi QRIS yang pada akhirnya dapat meningkatkan akses pasar bagi merchant UMI dan meningkatkan pendapatan merchant UMI.

“Selain itu, kebijakan MDR QRIS UMI bertujuan untuk memastikan keberlanjutan penyelenggaraan QRIS oleh pihak terkait dalam pemrosesan transaksi QRIS, termasuk pengembangan inovasi QRIS ke depan dengan tetap memperhatikan kepentingan pengguna dan merchant.”

Bank sentral juga memastikan tidak mengambil keuntungan dari MDR. Nilai ini sepenuhnya diberikan kepada industri, yang meliputi lembaga issuer, lembaga acquirer, lembaga switching, Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), dan Penyelesaian Transaksi Elektronik Nasional (PTEN).

“Itu ekosistemnya dan mereka yang berkepentingan. BI posisinya lembaga yang merumuskan kebijakan,” ujar Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Dicky Kartikoyono dikutip dari CNBC Indonesia.

Sebagai catatan, BI menetapkan rincian besaran tarif MDR QRIS berdasarkan kategori:

– Usaha mikro 0,3%
– Di luar usaha mikro 0,7%
– Pendidikan 0,6%
– SPBU, badan layanan umum atau BLU dan public service obligation alias PSO 0,4%

Sebagai perbandingan, biaya MDR sendiri bervariasi tergantung metode pembayaran yang dipilih konsumen. Angkanya juga akan berbeda-beda sesuai dengan penerbit sistem pembayarannya, serta apakah transaksinya lintas bank atau dengan bank yang sama.

Mengutip situs Cashlez, berikut daftar tarifnya:

Metode pembayaran Tarif MDR
Debit/contactless Visa dan Master Card 2%
Kartu kredit dan kartu internasional 2% (off us); 1,8% (on us)
Kartu debit GPN 1% (off us); 0,15% (on us)
Kredivo 2,3% (diluar PPn & PPh)
VA BCA Rp3.500

Upaya Virgo Hadirkan Proposisi Nilai di Tengah Persaingan Sengit Platform Pembayaran Digital

Industri pembayaran digital di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Salah satu layanan yang paling signifikan digunakan adalah, e-money (berbasis server), menyediakan alternatif bagi transaksi berbasis uang tunai tradisional, memungkinkan pengguna untuk melakukan pembayaran dengan mudah dan aman melalui saluran digital.

Beberapa platform e-money telah muncul sebagai pemain utama di pasar Indonesia antara lain GoPay, OVO, ShopeePay, LinkAja, dan Dana — kendati masih ada puluhan platform lain yang juga beroperasi dan telah mendapatkan lisensi dari Bank Indonesia. Platform-platform ini menawarkan berbagai layanan selain transaksi sederhana, termasuk pembayaran tagihan, pengisian pulsa, transfer antar pengguna, belanja online, dan bahkan opsi investasi.

Salah satu platform e-money yang ingin menghadirkan layanan terintegrasi adalah Virgo. Bermitra dengan Alfa Group, Virgo ingin menawarkan kemudahan pembayaran melalui aplikasi untuk semua pengguna.

Kepada DailySocial.id, CCO Virgo Viko Gara mengungkapkan rencana perusahaan tahun ini.

Fitur unggulan “Top Up Kembalian”

Virgo yang dikembangkan oleh PT Capital Net Indonesia, telah hadir sejak tahun 2021 lalu. Sejak kehadirannya, Virgo mengklaim telah menjembatani para pengguna uang tunai untuk beralih ke nontunai dengan fitur “Top Up Kembalian”.

Ide untuk meluncurkan fitur tersebut diawali fakta bahwa saat ini 90% transaksi ritel masih dilakukan secara tunai, bahkan setelah melewati masa pandemi. Padahal penetrasi smartphone di Indonesia sudah mencapai 89% dan transaksi digital sudah bertumbuh lebih dari 2x lipat selama pandemi, berdasarkan data dari Kementerian Kominfo tahun 2021.

“Berangkat dari sana, Virgo terinspirasi untuk menjadi jembatan para pelanggan pengguna uang tunai untuk beralih ke nontunai lewat fitur Top Up Kembalian yang bermitra dengan Alfa Group (Alfamart, Alfamidi, Dan+Dan, dan Lawson) dalam mewujudkan komitmennya menjadi bagian dari pelopor gerakan baru menuju cashless society di Indonesia,” kata Viko.

Virgo memungkinkan pelanggan Alfamart, Alfamidi, Dan+Dan, dan Lawson untuk melakukan pembayaran dengan uang tunai dan menerima kembalian dalam bentuk uang elektronik, dengan meminta kasir untuk memasukkan kembalian hasil belanjanya ke aplikasi Virgo. Uang kembalian tunai (maksimal Rp99.999) dapat diterima dalam bentuk saldo Virgo melalui Top Up Kembalian.

Bagi pengguna aplikasi Alfagift, dapat menghubungkan akun Virgo mereka ke akun Alfagift sebagai metode pembayaran. Dengan demikian, uang kembalian yang sudah terkumpul di dalam akun Virgo dapat digunakan kembali untuk berbelanja di aplikasi Alfagift.

Menyasar kota lapis 2

Disinggung apa yang membedakan Virgo dengan platform lainnya, Viko menegaskan, selain memiliki fitur unggulan tadi mereka juga memiliki keunikan dengan fokus menyasar kota-kota lapis kedua di Indonesia. Saat ini, transaksi Top Up Kembalian terbanyak di Indonesia berada di daerah seperti Rembang, Sidoarjo, Jember, Klaten, dan Bekasi.

Meskipun kota-kota besar di Indonesia telah mengalami kemajuan signifikan dalam adopsi pembayaran digital, potensi solusi e-money di kota-kota lapis 2 dan tingkat 3 masih belum dimanfaatkan sepenuhnya. Kota-kota ini, dengan populasi yang terus bertambah dan ekonomi yang sedang berkembang, menyajikan peluang unik bagi platform e-money untuk mendorong inklusi keuangan, memacu pertumbuhan ekonomi, dan memberdayakan masyarakat lokal.

“Virgo juga dapat digunakan untuk melakukan pembayaran di berbagai gerai yang menerima pembayaran dengan metode QRIS. Saat ini Virgo telah mendapat izin dari Bank Indonesia serta terdaftar dalam anggota Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI),” kata Viko.

Target Virgo tahun 2023

Hingga akhir tahun 2023, target dari Virgo adalah bisa merangkul sekitar 1,5 juta pengguna aktif. Virgo juga ingin menjadi solusi bagi para pelaku industri layanan finansial lainnya untuk dapat menyasar kalangan unbanked/underbanked. Ke depannya Virgo juga ingin menjalin kolaborasi dengan pihak terkait, untuk terus berinovasi dalam memberikan layanan keuangan yang lebih luas seperti perbankan, investasi, asuransi, peminjaman modal dan lainnya.

“Dengan begitu Virgo dapat terus membantu para pengguna untuk sepenuhnya mengatur keuangan mereka secara digital dan turut ambil bagian dalam membangun inklusi keuangan di Indonesia,” kata Viko.

Salah satu keuntungan utama dari adopsi pembayaran nontunai adalah potensi untuk memberikan layanan keuangan kepada masyarakat yang tidak memiliki akses ke perbankan atau memiliki akses terbatas.

Dengan memanfaatkan teknologi seluler, dompet digital, dan solusi pembayaran inovatif, pembayaran nontunai dapat menjembatani kesenjangan antara sistem perbankan tradisional dan individu yang memiliki akses terbatas ke layanan keuangan. Inklusi ini dapat memberdayakan individu dan usaha kecil, memungkinkan mereka untuk berpartisipasi lebih aktif dalam ekonomi formal.

Application Information Will Show Up Here

E-money Adalah: Pengertian, Jenis, Kelebihan dan Kekurangannya

E-money merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi di bidang keuangan. Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan e-money atau uang elektronik semakin meningkat. Jika dulu kamu harus membawa banyak uang tunai untuk transaksi pembayaran, kini sudah berubah. Apa itu e-money? Lihat pembahasan selengkapnya di bawah ini.

Apa Itu E-money?

E-money adalah alat pembayaran dalam bentuk elektronik. Dimana nilai moneter disimpan dalam media elektronik tertentu. Contohnya adalah peta. Untuk dapat menggunakan uang elektronik, pengguna terlebih dahulu harus menyetor sejumlah uang tertentu kepada penerbit. Media elektronik yang digunakan untuk menyimpan uang elektronik biasanya berupa chip atau server. Untuk alasan keamanan, uang elektronik sangat aman karena sulit dibajak atau diretas.

Setelah itu, uang disimpan di media elektronik sebelum digunakan untuk transaksi pembayaran. Ketika uang elektronik digunakan untuk transaksi pembayaran, saldo yang tersimpan di dalamnya berkurang sesuai dengan nilai transaksi. Saat pulsa habis, pengguna bisa mengisi ulang atau top up. Jadi jika kamu ingin membayar sesuatu, kamu dapat menggunakan kartu sebagai pengganti uang tunai.

Jenis E-money yang Ada di Indonesia

Menurut situs resmi BI, berikut daftar e-money yang telah mendapat izin dan dapat digunakan untuk bertransaksi:

• Bank DKI – JakCard

• BCA (Bank Central Asia) – Flazz

• Bank Mandiri – Mandiri e-Money

• Bank Mega – Mega Cash

• BNI (Bank Negara Indonesia) – TapCash

• Bank Nationalnobu – Nobu e-Money

• BRI (Bank Rakyat Indonesia) – Brizzi

• Telkomsel (Telekomunikasi Selular) – Tap-izy

• PT Kereta Commuter Indonesia (KRL) – KMT

• PT Mass Rapid Transit (MRT) – MTT

Kelebihan dan Kekurangan E-money

Kelebihan

Ringkas

Keuntungan pertama dari uang elektronik tentu saja keringkasannya.

Dengan kartu e-money, kamu bisa membawa uang hingga satu juta rupiah tanpa menguras kantong. Selain karena uang elektronik juga tidak memerlukan kode PIN (Personal Identification Number) atau tanda tangan. Saat membayar, yang harus kamu lakukan hanyalah menghubungkannya ke mesin pembaca saja.

Memudahkan Transaksi

Kamu pasti pernah berdiri di pintu tol berjam-jam saat berada di luar kota? Karena semua orang membayar tunai, banyak yang sengaja menghabiskan banyak uang untuk melakukan penagihan, menunggu kembalian, dan lainnya. Kalaupun terkadang masih ada antrean panjang, setidaknya sekarang jauh lebih baik daripada uang tunai.

Uang elektronik menjadi solusi yang tepat untuk tempat-tempat yang membutuhkan transaksi cepat, seperti gerbang tol.

Kekurangan

Hanya Digunakan pada Mesin Spesifik

Kerugian utama e-money adalah kamu hanya dapat menggunakannya dengan mesin tertentu. Kartu ini tidak bisa digunakan untuk belanja online, ATM yang biasanya terletak di kasir, atau bahkan ATM.

Tidak Bisa Diisi Terlalu Banyak

Meski penggunaannya langka, kekurangan lain dari e-money adalah tidak bisa diisi ulang. Ini karena uang elektronik tidak memerlukan kode PIN atau jenis verifikasi apa pun. Jika kartu tiba-tiba hilang, uang di kartu juga hilang.

Pengisian Ulang Cukup Repot

Jika ingin isi ulang uang elektronik, masing-masing bank memiliki caranya masing-masing. Namun, mayoritas dapat diselesaikan melalui bank dengan memasukkan debit langsung dan kemudian menempatkan uang elektronik di tempat yang disediakan.

Itulah penjelasan lengkap mengenai e-money beserta kelebihan dan kekurangannya.

Singkatnya, e-money adalah metode pembayaran yang sangat nyaman, meski juga memiliki beberapa kekurangan.

Kami berharap setelah membaca artikel ini kamu dapat menggunakan e-money dengan bijak, ya.

Bisnis Dana di 2022

Miliki 135 Juta Pengguna, DANA Perkuat Kemitraan dan Kembangkan Layanan Cross-Border

Dalam kesempatan temu media (25/1), DANA mengatakan bisnisnya terus mengalami pertumbuhan. Pada 2021 lalu jumlah pengguna mereka ada sekitar 93 juta, di tahun 2022 tercatat naik menjadi sekitar 135 juta. Bukan hanya di pulau Jawa, namun kota-kota di luar pulau Jawa juga sudah mulai menunjukkan pertumbuhan pengguna dalam jumlah yang besar.

CEO DANA Indonesia Vince Iswara mengungkapkan, tahun ini dan 2024 mendatang, perusahaan menargetkan jumlah pengguna lebih banyak lagi atau sekitar 3x lipat, dilihat dari makin bertambahnya layanan dan produk yang akan dihadirkan oleh DANA.

“Pencapaian ini merupakan momentum bagi DANA sebagai solusi keuangan modern untuk terus menyebarkan nilai, inovasi, serta produk dan layanan. Melalui inisiatif program, teknologi, serta kolaborasi dengan regulator, DANA berkomitmen untuk terus memberikan perlindungan, kenyamanan, dan pengalaman terbaik bagi kebutuhan keuangan dan gaya hidup sehari-hari para pengguna,” kata Vince.

Setelah mendapatkan dana segar dari Sinar Mas dan Lazada Group dengan nominal dirahasiakan, hingga saat ini DANA masih akan fokus untuk mengembangkan infrastruktur teknologi sekaligus menambah jumlah talenta digital mereka khususnya engineer. Saat ini DANA telah memiliki sekitar 900 pegawai lebih, dan 60% di antaranya adalah tim engineer.

Disinggung apakah ke depannya akan ada integrasi antara DANA dengan Sinar Mas dan Lazada Group, Vince menegaskan sejak awal kedua investor tersebut percaya dengan teknologi dan layanan yang dimiliki DANA, namun saat ini belum memiliki rencana untuk melakukan integrasi dengan mereka.

Perkuat kerja sama dengan Xendit

Managing Director, Xendit Mikiko Steven / DANA

Salah satu mitra strategis DANA adalah startup payment gateway Xendit. Dalam implementasi kemitraannya, DANA sebagai dompet digital yang menerapkan ekosistem terbuka dalam sistem operasinya juga berkolaborasi dengan Xendit, perusahaan teknologi finansial yang menyediakan infrastruktur pembayaran untuk Indonesia.

DANA menjadi salah satu jenis pembayaran transaksi dalam ekosistem Xendit Group. Transaksi uang elektronik sendiri di Xendit meningkat, khususnya DANA tumbuh 6x lipat dalam setahun dengan volume lebih dari Rp4 triliun.

Telah menjalin kemitraan sejak tahun 2019 lalu, sebanyak 64% porsi volume transaksi produk uang elektronik DANA di Xendit meningkat, dibandingkan dengan produk DANA lainnya di tahun 2022. Sementara itu jumlah merchant aktif yang bertranskasi menggunakan produk uang elektronik DANA di bulan Desember 2022 berjumlah sekitar 1400.

“Alasan utama kami melakukan kemitraan strategis dengan DANA adalah dari sisi teknologi dibandingkan dengan mitra Xendit lainnya DANA lebih unggul dari sisi kemudahan membaca, integrasi dan kemudahan transaksi para merchant,” kata Managing Director Xendit Mikiko Steven.

Ditambahkan olehnya untuk pembayaran menggunakan QRIS dari sisi teknis DANA paling lengkap, demikian juga dari sisi fitur dan tentunya teknologi. Tercatat saat ini Xendit telah menjadi Most Valuable Partner untuk payment gateway di DANA dan telah memproses sekitar 500 miliar rupiah melalui channel DANA.

Menurut Vince, kerja sama strategis antara DANA dan Xendit, masing-masing saling memberikan keuntungan bagi kedua pihak. Dengan 135 juta pengguna DANA, tentunya bisa dimanfaatkan oleh Xendit untuk memperluas layanan dan produk mereka.

Saat ini Xendit sendiri telah memproses lebih dari 200 juta transaksi pembayaran digital di Indonesia dengan nilai total volume transaksi lebih dari $20 miliar (sekitar Rp300 triliun). Angka ini naik 30% secara year-on-year dibandingkan tahun sebelumnya.

Adapun, untuk jumlah merchant aktif yang dilayani Xendit Group mencapai 3.500 pelaku usaha, terdiri dari 70% merchant UMKM dan 30% perusahaan. Dari segi fitur, ada sejumlah peningkatan yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kepuasan merchant.

Kembangkan pembayaran cross-border

Menyusul diresmikannya implementasi transaksi pembayaran lintas negara oleh Bank Indonesia (BI) dan Bank of Thailand, dengan melibatkan 76 penyedia jasa sistem pembayaran dari kedua negara, pada bulan September lalu DANA sudah bisa digunakan di Thailand.

Melalui inisiatif ini, masyarakat di wilayah Indonesia dan Thailand dapat menggunakan aplikasi pembayaran yang terdapat pada gawai dengan memindai Thai QR Codes dan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dalam melakukan transaksi pembayaran di merchant.

Ke depannya DANA juga memiliki rencana untuk menambah implementasi transaksi pembayaran lintas negara di negara Asia Tenggara lainnya. Meskipun masih dalam tahap awal dan adopsi, namun untuk fase selanjutnya, DANA juga ingin menambah layanan dan fitur pembayaran cross border ini untuk pengguna di kedua negara.

“Tahun 2023 ini DANA memiliki rencana untuk memberikan layanan keuangan lebih luas lagi, dilihat dari penetrasi digital yang sudah lumayan. Kami ingin pengguna DANA mendapatkan benefit lebih banyak. Tahun ini yang diprediksi akan terjadi resesi, diharapkan DANA bisa membantu pengelolaan keuangan pengguna dalam kehidupan sehari-hari,” kata Vince.

Application Information Will Show Up Here
GoPay, layanan uang elektronik milik GoJek, bakal segera tersedia dalam aplikasi sendiri alias spin-off dari aplikasi utama Gojek

Gojek Segera “Spin-Off” Layanan Gopay dari Aplikasi Utama [UPDATED]

Gopay, layanan uang elektronik milik Gojek, bakal segera tersedia dalam aplikasi sendiri alias spin-off dari aplikasi utama Gojek. Pada fase awal, Gopay versi beta sudah tersedia, namun hanya dibuka untuk pengguna terpilih.

Saat dihubungi DailySocial.id, Head of Corporate Communications GoTo Financial Alina Darmadi menyampaikan sesuai dengan visi GoTo Financial yang ingin menjadikan GoPay sebagai layanan terpusat dalam pengaturan keuangan, perusahaan dalam tahap uji coba aplikasi GoPay untuk pengguna terpilih.

“Harapan kami tentunya uji coba ini akan membawa hasil yang baik agar nantinya masyarakat luas dapat segera menggunakan aplikasi ini. Selama tahap uji coba, pelanggan dapat terus mengakses layanan GoPay melalui aplikasi Gojek untuk kemudahan dan kenyamanan bertransaksi,” kata Alina.

Secara terpisah dalam laman blognya, dijelaskan bahwa Gopay Beta ada karena Gopay segera merilis aplikasinya sendiri. “Supaya aplikasinya bisa sesuai dengan kebutuhan di kehidupan nyata, kami merilis Gopay Beta buat dapetin masukan dari pengguna,” tulisnya (02/12).

Lebih lanjut, Gopay akan mengirimkan surat undangan kepada para pengguna terpilih untuk mengunduh aplikasi di Play Store atau App Store. Aplikasi tidak akan bisa diakses kecuali masuk dengan e-mail yang sama seperti alamat menerima undangan dari GoPay. Perusahaan akan menerima semua masukan sebelum akhirnya dirilis resmi untuk publik.

Dalam pantauan DailySocial.id, aplikasi Gopay memiliki fitur-fitur yang disempurnakan dari sebelumnya. Fitur seperti transfer uang ke rekening bank, belanja via QRIS, juga tersedia. Di luar itu, terdapat fitur Tagihan untuk membayar berbagai tagihan dan melihat histori transaksi.

Lalu fitur Finance yang diarahkan untuk mengatur metode sumber dana untuk berbagai transaksi, dilengkapi dengan rekapitulasi semua pengeluaran yang terbagi menjadi beberapa kategori pengeluaran. Sebelumnya kemampuan tersebut disediakan oleh Gopay melalui e-mail yang setiap bulannya dikirim ke konsumen.

Berikutnya, ada fitur Promo yang berisi voucher-voucher yang dapat dibeli konsumen, hasil kerja sama dengan berbagai merchant Gopay dan ditukar saat berbelanja. Sementara, di kolom yang sama di aplikasi Gojek, berisi paket berlangganan yang sudah di-bundling dengan berbagai benefit dari layanan Grup GoTo dan merchant untuk pengguna pilih.

Hasil riset

Dalam riset termutakhir yang dirilis oleh InsightAsia bertajuk “Consistency That Leads: 2023 E-Wallet Industry Outlook” menunjukkan dompet digital kini menjadi metode pembayaran yang paling banyak dipilih masyarakat digital Indonesia, dibandingkan tunai dan transfer bank.

Sebanyak 74% responden aktif menggunakan dompet digital untuk berbagai transaksi keuangan. Sisanya, memilih uang tunai (49%), transfer bank (24%), QRIS (21%), paylater (18%), kartu debit (17%), VA transfer (16%). Riset ini melibatkan 1.300 responden tersebar di tujuh kota, meliputi Jabodetabek, Bandung, Medan, Makassar, Semarang, Palembang, dan Pekanbaru, berlangsung dari tanggal 19-30 September 2022.

Dalam riset tersebut juga menunjukkan Gopay sebagai platform yang secara konsisten paling banyak digunakan oleh konsumen, sejak lebih dari lima tahun belakangan hingga kini. Riset memperlihatkan, sebagian besar pengguna dompet digital pernah menggunakan Gopay (71%) dan terus setia menggunakannya sampai saat ini (58%).

Urutan kedua ditempati OVO dengan 70% responden pernah menggunakan dan 53% menggunakannya dalam tiga bulan terakhir. Kemudian, DANA menyusul dengan 61% responden pernah menggunakan, namun tidak termasuk dalam tiga besar kategori penggunaan dalam tiga bulan terakhir. Lalu ada ShopeePay yang digunakan oleh 51% responden dalam tiga bulan terakhir, namun tidak masuk dalam tiga besar kategori pernah digunakan.

Research Director InsightAsia Olivia Samosir mengatakan, terdapat lima faktor pendorong utama yang memungkinkan pemain dompet digital berhasil memimpin pasar. Yakni, aman digunakan dan memastikan saldo konsumen terlindungi, mudah sekaligus nyaman digunakan dalam bertransaksi, bebas limit penggunaan bulanan dan dapat digunakan untuk pembayaran kebutuhan sehari-hari secara maksimal.

“Kemampuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan inilah yang membuat sebuah brand dapat meraih kepercayaan tertinggi dari konsumen,” ungkapnya, seperti dikutip dari Investor.id.

*) Kami menambahkan pernyataan dari GoTo Financial

Pasca investasi diumumkan beberapa waktu lalu, DANA akan memperkuat sistem pembayaran di Sinar Mas, mulai dari keuangan, telekomunikasi, hingga properti

Pasca Investasi, DANA Segera Lengkapi Ekosistem Pembayaran Digital di Sinar Mas

Pasca investasi diumumkan beberapa waktu lalu, DANA akan memperkuat sistem pembayaran di Sinar Mas, mulai dari keuangan, telekomunikasi, hingga properti. Harapannya lewat kolaborasi ini kedua perusahaan dapat mengakselerasi literasi digital dan inklusi keuangan di Indonesia dengan mengandalkan kapabilitas yang dimiliki oleh masing-masing industri.

“Semangat kolaborasi yang diinisiasi DANA dan Sinar Mas pada sektor telekomunikasi, layanan keuangan digital, serta properti, merupakan langkah awal kami untuk pengembangan ekonomi digital lintas industri,” kata Co-founder & CEO DANA Indonesia Vince Iswara.

Dia mengatakan, DANA akan meningkatkan layanan keuangan berbasis gaya hidup dan masuk ke dalam ekosistem bisnis miliki Sinar Mas, seperti menggandeng Smartfren di bidang telekomunikasi, lalu Sinar Mas Multiartha di bidang keuangan, dan Sinar Mas Land di bidang properti.

Meski sudah masuk ke dalam grup, Vince memastikan komitmennya untuk menjadi platform ekosistem terbuka yang diyakini dibutuhkan untuk literasi dan inklusi keuangan yang lebih masif di Indonesia.

CCO Smartfren Andrijanto Muljono menyampaikan, Smartfren sebagai enabler ekosistem digital meyakini kolaborasi bersama DANA dan stakeholders lainnya dapat turut mendorong percepatan digitalisasi ekonomi di Indonesia. “Harapan kami, dengan terwujudnya ekonomi digital ini maka akan semakin banyak peluang baru yang terbuka di masyarakat, baik untuk UMKM dan anak-anak muda kreatif yang kini sangat lihai memanfaatkan teknologi digital,” kata Andri.

Saat ini Smartfren sudah hadir dalam aplikasi DANA sebagai opsi untuk membeli kartu perdana dengan harga spesial. Pun di aplikasi My Smartfren, DANA masuk sebagai opsi pembayaran untuk semua transaksi, termasuk e-commerce yang sudah embedded di dalamnya. Bagi Smartfren, visibilitas DANA dengan basis 120 juta pengguna ini dapat dimanfaatkan untuk membuat keputusan bisnis baru.

“Dihitung-hitung secara revenue Smartfren sekitar 27% dari e-commerce, tradisional lama-lama sedikit. Dengan DANA ada tiga hal yang mau kita capai: onboarding, produk kita bisa titip jual di platform DANA karena visibilitasnya yang jauh lebih tinggi, dan pengalaman seamless.”

Hal yang sama juga berlaku ekosistem keuangan yang berada di bawah Sinar Mas Multi Artha (SMMA). CIO Sinarmas Asset Management Genta Wira Anjalu menambahkan, selama ini SMMA sudah memiliki ekosistem finansial yang lengkap tapi untuk ‘old economy’. Sekarang DANA masuk sebagai new economy dan melengkapi ekosistem SMMA.

“Contohnya, Sim Invest bisa bekerja sama dengan DANA untuk payment enabler dan ada keunggulan DANA punya big data dan pengalaman menggali consumer needs, jadi nanti kita bisa menciptakan financial planning yang sesuai kebutuhan,” kata dia.

Sementara itu, CTO Sinar Mas Land Mulyawan Gani mengatakan, di bidang properti DANA akan tersedia di aplikasi komunitas warga BSD bernama One Smile dan penambahan fitur lainnya agar memberikan nilai tambah. Kolaborasi lainnya juga akan dilakukan dengan DANA untuk proyek-proyek inovasi lainnya dalam ekosistem Sinar Mas Land.

“Kami akan mengintegrasikan pembayaran digital di township yang kami kembangkan, sehingga pelayanan warga lebih efisien dan nyaman. Selain itu, kolaborasi ini akan langsung kami implementasikan ke proyek-proyek inovasi yang sedang kami kembangkan di dalam ekosistem Sinar Mas Land,” katanya.

Saat ini DANA mengklaim telah memiliki 120 juta pengguna dan memroses rata-rata lebih dari 10 juta transaksi harian. Beberapa pengembangan fitur terbaru juga telah DANA siapkan hingga akhir tahun 2022 di antaranya memperluas pilihan pembayaran seperti asuransi, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), eSamsat, hingga mitra pembayaran online dan offline.

DANA juga ikut serta mendukung kebijakan regulator melalui penerapan BI-Fast, QRIS TTS (Topup, Tarik, Setor), dan SNAP Open Banking. Dalam waktu dekat, DANA akan meluncurkan Family Account yang ditujukan khusus untuk generasi Z.

Application Information Will Show Up Here
Razer Fintech dan E2Pay menawarkan teknologi payment gateway dan platform e-money

Razer Fintech Akuisisi E2Pay untuk Perluas Layanan di Indonesia

Lebih dikenal sebagai perusahaan pengembang hardware, khususnya untuk gaming, Razer merilis entitas terpisah Razer Fintech untuk melayani segmen finansial.

Razer Fintech mengklaim saat ini sudah menjadi salah satu jaringan pembayaran digital O2O terkemuka di Asia Tenggara. Perusahaan disebutkan telah memproses lebih dari miliaran dolar untuk total nilai pembayaran.

“Kami memiliki teknologi yang bisa menghadirkan fraud detection, risk management, dan lainnya. Memudahkan merchant untuk melakukan integrasi hanya dalam satu platform, sehingga tidak perlu lagi untuk mencari mitra [fintech] lebih dari satu,” kata CEO Razer Fintech Lee Li Meng.

Kepada DailySocial, Li Meng mengungkapkan, untuk memperluas bisnis mereka di pasar Indonesia, Razer Fintech melakukan akuisisi terhadap PT E2Pay Global Utama (E2Pay), salah satu fasilitator pembayaran digital B2B2C dan pemilik lisensi e-money.

Platform yang telah mendapatkan izin Bank Indonesia sejak tahun 2018 ini dikenal sebagai pengembang solusi payment gateway. Membidik segmentasi B2B, E2Pay menyajikan solusi yang dapat diintegrasikan untuk sistem pembayaran berbagai sumber, mulai dari internet/mobile banking, kartu kredit, e-money, hingga virtual account.

“Akuisisi E2Pay memungkinkan mempercepat masuknya kami ke Indonesia, salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat ekonomi digital di Asia Tenggara. Juga dapat melayani kebutuhan pembayaran digital dengan lebih baik dari merchant regional dan global kami,” kata Li Meng.

Melalui akuisisi ini, Razer Fintech dan E2Pay berupaya memberikan kontribusi bagi GMV Indonesia yang diharapkan mencapai $124 Miliar pada tahun 2025.

“Kami berharap sinergi antara E2Pay dan Razer Fintech akan memungkinkan kedua organisasi memanfaatkan para merchant kami untuk tumbuh, memperluas, dan meningkatkan jangkauan platform kami di seluruh Asia Tenggara,” kata Chairman E2Pay Rudy Danandjaja.

Selain solusi payment gateway E2Pay yang sudah digunakan banyak platform markeplace, mereka juga memiliki solusi M-Bayar sebagai platform e-money. Salah satu mitra terpopuler M-Bayar adalah platform transfer antar bank Flip.

Setelah Indonesia, Razer Fintech memiliki rencana mengakuisisi mitra baru di Bangladesh untuk memperkuat posisi perusahaan di kawasan regional.

Investasi Bank Sinarmas ke DANA

Bank Sinarmas Batal Berinvestasi ke DANA

PT Bank Sinarmas Tbk (IDX: BSIM) batal berinvestasi ke platform dompet digital DANA. Disampaikan dalam keterbukaan informasi di BEI pada 10 Juni lalu, Bank Sinarmas menyatakan tidak lagi menjadi salah satu calon investor di DANA.

Menindaklanjuti laporan terkait rencana investasi pada 2 Maret 2022, Direktur Utama Bank Sinarmas Frenky Tirtowijoyo mengatakan, terdapat perubahan rencana kepemilikan saham pada PT Espay Debit Indonesia Koe (DANA) melalui PT Elang Andalan Nusantara (EAN). Atas kesepakatan bersama para calon investor, Bank Sinarmas mundur menjadi salah satu calon investor.

“Tidak ada dampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha emiten atau perusahaan publik,” demikian disampaikan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia.

Seperti diketahui, Grup Sinarmas melalui Bank Sinarmas dilaporkan akan berinvestasi ke DANA senilai $25 juta atau sekitar Rp368 miliar pada Maret lalu. Sebelumnya, perusahaan konglomerasi ini melalui anak usaha lainnya, yakni PT Dian Swastika Sentosa Tbk telah menandatangani kesepakatan investasi senilai $200 juta atau lebih dari Rp2,8 triliun ke PT Elang Andalan Nusantara yang diteken pada Februari 2022.

Rencana investasi ini disebut sebagai bagian dari kolaborasi pengembangan bisnis digital kedua perusahaan, dan dapat memberikan dampak positif terhadap pengembangan ekosistem digital yang dimiliki perusahaan.

Perusahaan patungan

Terakhir kepemilikan saham DANA dikuasai oleh Elang Andalan Nusantara. Sebagai informasi, PT Elang Andalan Nusantara merupakan perusahaan patungan (joint venture) yang didirikan oleh EMTEK PT Kreatif Media Karya (KMK) dan Alibaba melalui API Investment Ltd dengan porsi kepemilikan masing-masing 55% dan 45%.

Sejak April 2021, EMTEK tak lagi menjadi pemegang saham pengendali di Elang Andalan Nusantara sebagai induk pengendali DANA. EMTEK melepas 6% saham Elang Andalan Nusantara ke pihak ketiga yang dirahasiakan namanya sebesar Rp76 miliar. Kini EMTEK hanya menggenggam 49% saham Elang Andalan Nusantara.

Adopsi dompet digital

Jika dipetakan, pasar dompet digital Indonesia dikuasai setidaknya oleh lima pemain besar. Mengacu laporan NeuroSensum pada periode November 2020-Januari 2021, ShopeePay tercatat sebagai pemimpin pasar dompet digital dengan pangsa 68%, diikuti OVO (62%), DANA (54%), GoPay (53%), dan LinkAja (23%).

Salah satu alasan utama ShopeePay merangkak dengan cepat adalah kemudahannya untuk bertransaksi mengingat sudah terintegrasi di Shopee, bukan sebagai aplikasi terpisah. ShopeePay sendiri baru beroperasi setahun saat itu dibandingkan pemain inkumben lain yang sudah lebih lama

Dalam catatan kami, pemain dompet digital di Indonesia memiliki afiliasi masing-masing dengan ekosistem kuat. Misalnya, GoPay dalam ekosistem Gojek, Tokopedia, dan Bank Jago. ShopeePay dengan Shopee dan Seabank. OVO dengan Grab dan masih menjadi salah satu opsi pembayaran yang banyak digunakan di Tokopedia.

Sementara, DANA terafiliasi dengan Bukalapak. Berdasarkan data terakhir, DANA kini punya 5.000 mitra merchant online, dengan 100 juta pengguna. DANA menyebut telah mengantongi lebih dari 350 juta total transaksi dengan 31 juta transaksi dari QRIS, serta menggerakkan lebih dari 400 ribu UMKM di Indonesia.

Menurut proyeksi dari laporan AFTECH 2021, pembayaran digital telah mencapai tingkat kematangan paling tinggi dibandingkan layanan fintech lainnya. Hal ini turut dipicu oleh melonjaknya penggunaan aplikasi dompet digital di mana tren cashless economy diperkirakan terus berlanjut.

“Pembayaran digital Indonesia telah mengembangkan kemitraan besar dengan perusahaan e-commerce, ride hailing, bank, dan pemangku kepentingan terkait lainnya di Indonesia, serta mengembangkan basis pelanggan yang solid dengan akuisisi pelanggan yang tinggi, ” ungkap laporan ini.

Jika melihat proyeksi di atas, dapat dikatakan bahwa babak selanjutnya bagi platform pembayaran digital adalah memperkuat posisinya dengan memenangkan pasar di daerah-daerah yang masih belum terjamah akses keuangan. Perluasan ekosistem layanan masih menjadi kunci untuk meningkatkan akses keuangan ke masyarakat.

Application Information Will Show Up Here
DailySocial mewawancarai Eka Nilam Dari dari ShopeePay / DailySocial

[Video] Peranan ShopeePay Mendukung “Cashless Society” di Indonesia

DailySocial bersama Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay Eka Nilam Dari membahas bagaimana peran ShopeePay membantu merchant mengadopsi teknologi yang dapat memudahkan bisnis mereka. Tahun ini ShopeePay memiliki rencana semakin mendorong literasi pembayaran digital di Indonesia.

Untuk video menarik lainnya seputar strategi bisnis dan kontribusi sejumlah startup di Indonesia, kunjungi kanal YouTube DailySocialTV di sesi DScussion.