Tag Archives: E-Money License

Vicky G. Saputra

Netzme Kantongi Lisensi Uang Elektronik Bank Indonesia, Fokus Rangkul Pengguna dari Perkampungan

PT Netzme Kreasi Indonesia (Netzme) resmi mengantongi lisensi uang elektronik (e-money) dari Bank Indonesia (BI). Izin resmi ini digulirkan sejak 19 Desember 2019 dengan nomor surat 21/584/DKSP/Srt/B. Selain itu perusahaan juga mendapatkan izin sebagai Penyelenggara Transfer Dana dalam Rangka Penyediaan fitur Transfer Dana Melalui Uang Elektroik dengan nomor surat 21/585/DKSP/Srt/B.

Dengan keluarnya izin resmi dari BI, pihak Netzme lebih leluasa untuk mengoptimalkan inovasi yang ada guna menggenjot pertumbuhan bisnis dan menjangkau lebih banyak lagi pengguna.

Founder & CEO Netzme Vicky G. Saputra kepada DailySocial menceritakan bahwa izin yang mereka dapat minggu lalu diurus sejak dua tahun silam. Implikasinya tahun ini Netzme tidak banyak melakukan inovasi fitur karena fokus pada pemenuhan syarat yang diminta BI.

Vicky juga menceritakan, sejauh ini mereka sudah memiliki 2,5 juta pengguna aktif, 97% di antaranya berada di kota-kota kecil dan daerah pinggiran. Sesuai dengan target mereka yang berusaha menyediakan solusi bagi kalangan masyarakat yang sama sekali belum tersentuh layanan bank (unbankable).

Rangkaian strategi online dan offline akan terus ditingkatkan guna menjaring lebih banyak pengguna. Termasuk dengan membuat program eksklusif yang menyasar perkampungan dan pesantren. Program “1000 Kampung Digital” sendiri juga sudah dilaksanakan mulai tahun ini, menggandeng beberapa ambassador yang ditunjuk sebagai leader membantu masyarakat desa tertentu untuk lebih melek ke layanan teknologi finansial.

“Harapannya kita bisa back to kampung, pesantren seperti sebelumnya, dan comply dengan QRIS, (juga) memulai lagi proses IPO. Saya sih maunya sesegera mungkin, tapi belajar dari pengalaman kemarin yang pasti akan segera memulai prosesnya,” imbuh Vicky.

Lebih dari sekadar layanan pembayaran

Aplikasi Netzme didesain tidak hanya sebagai platform pembayaran. Di dalamnya dibubuhkan serangkaian fitur berbasis media sosial. Layaknya Facebook atau Twitter, pengguna dapat menemukan rekan baru, berkomunikasi, sampai membagikan kabar. Menariknya, jika di Facebook kita bisa memberikan Like, di Netzme pengguna bisa memberikan Like dalam bentuk nominal uang yang disebut Trulikes.

Konsep ini diyakini Netzme dapat mendukung terciptanya kreator-kreator konten andal, karena para pengikutnya dapat memberikan apresiasi lebih. Selain itu ada fitur lain seperti kuis online, game, dan berbagai kompetisi yang diadakan secara rutin.

Sebagai dasar layanan, layaknya aplikasi e-money lainnya, Netzme memungkinkan pengguna untuk melakukan berbagai pembayaran, mentransfer uang ke bank, membeli paket data/pulsa, atau melakukan pembayaran menggunakan kode QR.

Application Information Will Show Up Here

 

Zipay E-money Acquires License from Bank Indonesia

Zipay e-money platform officially acquired the license from Bank Indonesia and legally operated on May 6th, 2019. The business run under PT Max Interactives Technologies.

Currently, the Zipay service is available to all Android or iOS users. Some basic services, such as PPOB, game vouchers, data plan, BPJS, and water bill are available.

Looking back to the Fintech Report 2018 issued by DailySocial, there are many non-bank payment services appeared to date. Some have gotten the license to held e-money operation, while others only registered as fintech providers.

Having a license is an important factor for legal operation in the financial platform. It means, the company provider has standardized, either to the limitations or the risk mitigation.

Based on the issued survey in Fintech Report 2018, 98% of 1419 respondents using the fintech platform said the service provider “must be” registered and monitored by authority.

However, as the increased players, regulators continue to make adjustments. Regarding the Bank Indonesia Regulation (PBI) in 2018, there is a rule No. 20/6/PBI/2018 as an update regarding the e-money system. In general, the criteria applied to provider companies is tightening, for example, related to paid-up capital, company ownership status, and transaction value.

As the other niche players, Zipay seems to be targeting specific user segments. Because it’s quite difficult to defeat the leading players of today’s market, like Go-Pay, Ovo, Dana or LinkAja; particularly related to the service integration. We have tried contacting Zipay to get the strategy and target market.

Unlike OJK (as a license issuer for lending-based fintech platforms), BI seems to be more selective in giving out license. As of June 2019, there are only 3 new players registered, those are OttoCash, LinkAja, and Zipay.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Aplikasi E-money Zipay

Aplikasi E-money Zipay Resmi Kantongi Lisensi dari Bank Indonesia

Platform e-money Zipay resmi mendapatkan lisensi uang elektronik dari Bank Indonesia dan resmi beroperasi secara legal pada 6 Mei 2019. Layanan tersebut berdiri di bawah naungan bisnis PT Max Interactives Tecnologies.

Saat ini layanan Zipay bisa diunduh oleh pengguna ponsel Android maupun iOS. Beberapa layanan dasar seperti pembayaran PPOB, voucher game, paket data, BPJS, hingga PDAM bisa dilakukan di sini.

Jika melihat kembali Fintech Report 2018 yang diterbitkan DailySocial beberapa waktu lalu, hingga saat ini sudah ada puluhan penyedia layanan pembayaran non-bank. Sebagian dari mereka sudah mendapatkan lisensi untuk mengoperasikan e-money, sebagian lagi baru terdaftar sebagai penyedia teknologi finansial.

Memiliki lisensi menjadi faktor penting untuk legalitas operasional platform keuangan. Karena artinya perusahaan penyedia telah memenuhi standardisasi, baik dalam kaitannya dengan batasan-batasan yang ditentukan maupun mitigasi risiko.

Berdasarkan survei yang diterbitkan dalam Fintech Report 2018, 98% dari 1419 responden pengguna platform fintech mengatakan penyedia layanan “sangat perlu” untuk terdaftar dan diawasi oleh otoritas.

Namun demikian, seiring jumlah pemain yang bertambah, regulator juga terus melakukan penyesuaian. Terkait Peraturan Bank Indonesia (PBI), tahun 2018 terdapat aturan No. 20/6/PBI/2018 sebagai pembaruan mengenai sistem e-money. Secara umum kriteria yang diterapkan untuk perusahaan penyedia menjadi lebih ketat, misalnya terkait modal disetor, status kepemilikan perusahaan, dan plafon nilai transaksi.

Seperti niche players lainnya, Zipay tampaknya hadir menyasar segmentasi pengguna yang spesifik. Karena cukup suit jika harus mengalahkan pemain yang mendominasi pasar saat ini, seperti Go-Pay, Ovo, Dana atau LinkAja; khususnya dalam kaitannya dengan integrasi layanan. Kami sudah mencoba menghubungi pihak Zipay untuk mendapatkan strategi dan target pasarnya.

Tidak seperti OJK (sebagai pemberi izin untuk platform fintech berbasis lending), BI terkesan lebih selektif dalam menggulirkan izin. Hingga Juni 2019, baru ada 3 pemain baru yang terdaftar, yakni OttoCash, LinkAja dan Zipay.

Application Information Will Show Up Here
OttoCash

Aplikasi Pembayaran OttoCash Mendapat Lisensi E-money Bank Indonesia

Satu lagi layanan dompet digital (e-money) mendapatkan lisensi dari Bank Indonesia. Kali ini giliran OttoCash, besutan PT Transaksi Artha Gemilang. Konsep yang diusung OttoCash mirip dengan aplikasi e-money yang sudah ada, misalnya Ovo atau Dana. Dari informasi yang tertera di situs BI, lisensi OttoCash efektif dapat mulai digunakan per 11 Februari 2019.

Pembayaran dengan kode QR juga menjadi salah satu fitur andalan untuk model bisnis online-to-offline — bekerja sama dengan pedagang. Sejauh pantauan tim DailySocial, layanan OttoCash penetrasinya sudah mulai terlihat di kota tier 2 dan tier 3, seperti Rembang, Jawa Tengah. Mereka mengaplikasikan layanan pembayaran di beberapa gerai dan mini-market.

Aplikasi OttoCash baru tersedia untuk platform Android. Sementara fitur yang ada di dalamnya termasuk pembelian pulsa/paket data, pembayaran listrik/air/telepon, pembayaran BPJS, tiket perjalanan, dan pembayaran TV kabel.

Untuk saat ini cash-out atau tarik tunai baru dilayani secara manual di kantor OttoCash. Karena fitur transfer ke rekening bank belum tersedia di aplikasi, masih disiapkan. Sementara yang bisa melakukan tarik tunai adalah pengguna OttoCash Plus, yakni yang sudah melakukan verifikasi dengan identitas diri (KTP).

Dengan terdaftarnya OttoPay, secara total saat ini sudah ada 36 pemain e-money yang sudah mendapatkan lisensi dari BI. Latar belakang perusahaannya pun beragam, mulai dari perbankan, perusahaan telekomunikasi, hingga startup yang secara khusus menggarap platform pembayaran. Menariknya lagi, masing-masing pemain juga mencoba menyasar ceruk pasar khusus, dengan model bisnis yang unik juga.

Application Information Will Show Up Here
UrbanIndo rebranding to 99.co

Bank Sinarmas Obtains E-Money License from BI, Soon to Release “Simas Pay”

Bank Indonesia (BI) recently released e-money license for a new player under PT Bank Sinarmas, “Simas Pay”, server-basee digital payment system. The license [No. 20/416/DKSP/Srt/B] will be effective to operate per 6 December 2018.

This is a second license obtained under Sinarmas conglomerate group. Previously, they’ve obtained license for Uangku through PT Smartfren Telecom.

In early December 2018, Miko Andjidjaja as Sinarmas Director has announced the company’s target to launch e-money product in 2019. The objective is to expand customer base and to increase transaction value.

On that occasion, Miko said the e-money product will be launch (soft-launching) in mid 2019. However, the beta version is available in Google Play.

Sinarmas, as the other banking institutions, feel the urgency to reach digital market. It was done to accommodate millennials trend which is predicted to dominate market transaction.

E-money product is getting popular

This strategy is not exclusive for Sinarmas, PT Bank QNB Indonesia is also trying to implement the similar business model. They started e-money initiative since the q1 of 2017 through Dooet.

Aside from the availability through app, Dooet was integrated for other payment app, Netzme is an example of social media payment app. It was a common act since getting a license from BI is not an easy peasy.

However, the current e-money market niche is considered fierce, because many companies offering services besides banking. Even in Fintech Report published by DailySocial in 2018, services such as Go-Pay (79.39%), Ovo (58.42%), and Tcash (55.52%) became the most popular at this time – those three aren’t under banking.

The other top-tier banks will not only sit still, seeing the rise of fintech transaction. QR Code-Based is one of the payment models that is getting more popular. Recently, Mandiri and BCA start preparing a transaction model using scanner.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Simas Pay Bank Sinarmas

Bank Sinarmas Dapat Lisensi Uang Elektronik BI, Segera Rilis “Simas Pay”

Bank Indonesia (BI) baru-baru ini merilis lisensi uang elektronik untuk pemain baru. Kali ini diberikan kepada PT Bank Sinarmas untuk produk Simas Pay — sistem pembayaran digital berbasis server. Perizinan dengan No. 20/416/DKSP/Srt/B tersebut sudah bisa efektif untuk mengoperasikan aplikasi per 6 Desember 2018.

Di bawah naungan grup konglomerasi Sinarmas, ini adalah lisensi uang elektronik kedua yang didapat. Sebelumnya melalui PT Smartfren Telecom, mereka juga telah mendapatkan perizinan untuk produk Uangku.

Sekitar awal Desember 2018, Direktur Bank Sinarmas Miko Andjidjaja pernah mengumumkan bahwa perseroan memiliki target meluncurkan layanan uang elektronik di tahun 2019. Tujuannya untuk memperluas basis nasabah dan meningkatkan nilai transaksi.

Kala itu Miko mengatakan, produk uang elektronik rencananya akan diluncurkan (soft-launching) pada pertengahan tahun 2019. Kendati saat ini aplikasi versi awal sudah bisa diakses di Google Play.

Seperti perusahaan perbankan lain, Sinarmas merasa adanya urgensi untuk merambah pangsa pasar digital. Hal tersebut dilakukan untuk mengakomodasi tren kebutuhan generasi milenial yang dinilai akan mendominasi transaksi di pasar.

Produk uang elektronik makin ramai

Strategi serupa tidak hanya dilakukan Sinarmas, bank lain yang turut mencoba menggarap model bisnis yang sama ialah PT Bank QNB Indonesia. Mereka sudah mengawali inisiatif uang elektronik sejak kuartal pertama tahun 2017 dengan produk Dooet.

Selain digunakan secara mandiri melalui aplikasi, Dooet juga sempat diintegrasikan untuk aplikasi pembayaran lain. Misalnya aplikasi media sosial pembayaran Netzme. Integrasi seperti itu memang menjadi praktik yang cukup lumrah, mengingat mendapatkan lisensi uang elektronik dari BI tidak mudah.

Namun ceruk pasar uang elektronik saat ini bisa dibilang sengit, pasalnya di luar perbankan juga ada banyak perusahaan yang menghadirkan layanan. Bahkan dalam Fintech Report 2018 yang diterbitkan DailySocial beberapa waktu lalu, layanan seperti Go-Pay (79,39%), Ovo (58,42%), dan Tcash (55,52%) menjadi yang terpopuler saat ini – ketiganya bukan bernaung di bawah perbankan.

Perbankan besar lain pun tak tinggal diam melihat peluang transaksi fintech yang semakin meningkat. Salah satu model pembayaran yang makin diminati ialah berbasis QR Code. Belum lama ini, Bank Mandiri dan BCA mulai mempersiapkan model transaksi dengan fitur pemindai tersebut.

Application Information Will Show Up Here
E2Pay acquires e-money license for m-bayar

E2Pay Prepares m-Bayar App After Acquiring E-Money License from Bank Indonesia

Bank Indonesia (BI) has recently issued another e-money license, it’s for PT E2Pay Global Utama for its product m-Bayar. In the license number, it has been issued since May 22, 2018. However, it’s valid for operational per September 2018.

E2Pay was previously known as payment gateway solution developer. Aiming for B2B segment, E2Pay provides an app to be integrated for payment system from many sources, from internet/mobile banking, credit card, e-money, and virtual account. The service might be needed for e-commerce or other apps requiring payment channel.

M-Bayar turns into B2C product of E2Pay, targeting consumers directly. In the form of payment app, m-Bayar has some features, such as mDeals, mBills, mShop, mTransfer, mDonation, mPromo, mEdu, and mServices. Currently, only mDeals and mDonation apps are fully available in the App Store and Google Play.

mDeals is a service for various kinds of vouchers, such as top-up balance, electricity, and many more. On the other hand, mDonation connects customers with the social support organizer.

When you see the kinds of features prepared, m-Pay has the intention to become an all-in-one app for all types of payments. It includes shopping, education, and other bills. It goes along the product mission from many other previous providers which already received and acquired the e-money license.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
m-Bayar

E2Pay Dapatkan Lisensi E-money Bank Indonesia, Matangkan Aplikasi m-Bayar

Bank Indonesia (BI) baru-baru ini kembali merilis lisensi uang elektronik (e-money), kali ini diberikan kepada PT E2Pay Global Utama untuk produk m-Bayar. Dalam nomor izin, tertera bahwa lisensi tersebut sudah diterbitkan sejak 22 Mei 2018. Akan tetapi tanggal efektif operasional yang diberikan baru per September 2018.

E2Pay sendiri sebelumnya dikenal sebagai pengembang solusi payment gateway. Membidik segmentasi B2B, E2Pay menyajikan aplikasi yang dapat diintegrasikan untuk sistem pembayaran dari berbagai sumber, mulai dari internet/mobile banking, kartu kredit, e-money, hingga virtual account. Layanan tersebut biasanya dibutuhkan di situs e-commerce atau aplikasi yang memerlukan kanal pembayaran.

Sementara itu m-Bayar menjadi produk B2C dari E2Pay, menyasar kalangan konsumen secara langsung. Berbentuk aplikasi pembayaran, m-Bayar memiliki beberapa fitur, di antaranya mDeals, mBills, mShop, mTransfer, mDonation, mPromo, mEdu dan mServices. Saat ini baru mDeals dan mDonation yang sudah bisa digunakan penuh di App Store dan Google Play.

mDeals adalah layanan untuk pembelian berbagai voucher, seperti pulsa, listrik, dan sebagainya. Sementara mDonation menghubungkan pengguna dengan pihak penyelenggara bantuan sosial.

Jika melihat varian fitur yang sudah disiapkan, m-Bayar tampak ingin menjadi all-in-one apps untuk berbagai jenis pembayaran. Termasuk untuk berbelanja, membayar pendidikan, hingga berbagai tagihan lainnya. Senada dengan misi produk pembayaran dari berbagai penyedia yang sudah terlebih dulu hadir dan mendapatkan lisensi e-money.

Application Information Will Show Up Here
BluePay has acquired e-money license from Bank Indonesia, along with Ezeelink

BluePay Acquires E-Money License from Bank Indonesia (UPDATED)

Bank Indonesia (BI) released another e-money license for fintech company. It’s for PT Blupay Digital International (BluePay). Its operational license is active starting from August 8, 2018, along with PT Ezeelink Indonesia (Ezeelink), which was reportedly has acquired the license.

PT BluePay Digital International was established in Jakarta as local financial technology company. The operational, server and development center of PT BluePay Digital International itself is in Jakarta.

The application is called BluePay Wallet which can be downloaded on the Google Play Store for Android users and from the App Store for iOS users. The balance from BluePay Wallet is called BluePay Cash, users can perform activities such as electricity/water bill payments, top up cellular/data packages, game vouchers, and purchase food and beverages in the vending machine using the scan by QR method.

BluePay payment platform receives e-money license from Bank Indonesia

One of BluePay’s main use cases is BlueMart smart vending machine. The company makes use of its extensive vending machine network in the country, providing offline user with the most convenient, smart and new retail experience through mobile payment to users.

BluePay Wallet uses the BlueShield security system to protect daily transactions from BluePay users. With real time detection capability, BlueShield helps analyze and prevent potential risks that may occur.

The company’s vision itself is to become a mobile apps payment company with the best experience to all customers and partners in Indonesia. The company’s focus is to serve the segment transaction needs that are still underserved by underbanked banking services, such as the MSME segment and young adult segment which aims to help achieve the financial inclusion target. The local site BluePay.id has also been launched as part of the expansion.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Lisensi E-Money BluePay

BluePay Dapatkan Lisensi Uang Elektronik Bank Indonesia (UPDATED)

Bank Indonesia (BI) merilis lisensi uang elektronik (e-money) baru untuk perusahaan fintech. Kali ini yang memperoleh lisensi adalah PT Bluepay Digital Internasional (BluePay). Tertanggal efektif operasional lisensi per 8 Agustus 2018 berbarengan dengan PT Ezeelink Indonesia (Ezeelink) yang sebelumnya juga sudah diberitakan telah memperoleh lisensi tersebut.

PT BluePay Digital International didirikan di Jakarta, dengan dukungan dari BluePay Group (Perusahaan Fintech Asia Tenggara dengan kantor pusat di Bangkok). Pusat operasional, server, dan pengembangan BluePay saat ini sudah ada di Jakarta

Aplikasinya bernama BluePay Wallet yang dapat diunduh di Google Play Store untuk pengguna Android dan dari App Store untuk pengguna iOS. Saldo dari BluePay Wallet disebut BluePay Cash. Dengan aplikasi tersebut pengguna dapat melakukan aktivitas seperti pembayaran tagihan listrik/air, top up paket seluler/data, voucher game, dan pembelian makanan dan minuman di vending mesin menggunakan metode scan by QR.

BluePay Indonesia
Gambaran Bluemart yang menjadi bagian dari ekosistem paltform BluePay / BluePay

Rencana skenario utama penggunaan BluePay ini terletak pada vending machine BlueMart. Dengan jaringan vending machine Bluemart yang luas di Indonesia, memberikan pengguna pengalaman berbelanja ritel yang paling baru, nyaman, dan cerdas melalui mobile apps.

BluePay Wallet menggunakan sistem keamanan BlueShield untuk melindungi transaksi harian dari pengguna BluePay. Dengan kemampuan deteksi secara real time, BlueShield membantu menganalisis dan melakukan pencegahan atas potensi risiko yang mungkin terjadi.

Fokus perusahaan adalah melayani kebutuhan transaksi segmen yang masih kurang terlayani oleh layanan perbankan formal (seperti segmen UMKM dan segmen remaja dewasa), yang bertujuan untuk membantu pencapaian target inklusi keuangan. Situs lokal BluePay.id juga sudah diluncurkan sebagai bagian dari ekspansi.

Application Information Will Show Up Here