Tag Archives: e-scooter

Peluncuran kembali skuter listrik GrabWheels di Kementerian Perhubungan.

Mengukur Prospek Sesungguhnya Bisnis Skuter Listrik di Indonesia

Bisnis penyewaan skuter listrik atau e-scooter kembali menemukan momentum setelah regulasi yang mengaturnya terbit. Satu hal yang paling penting dari penerbitan regulasi tersebut adalah pemerintah menjamin keberadaan skuter listrik dan penggunaannya.

Regulasi mengenai skuter listrik termaktub dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 45 Tahun 2020 tentang Kendaraan Tertentu Dengan Menggunakan Penggerak Motor Listrik. Regulasi itu terbit pada pertengahan Juni lalu. Grab mungkin satu dari sekian pihak yang paling menyambut satu regulasi ini.

Grab merambah bisnis penyewaan skuter listrik sejak Mei 2019 dengan nama GrabWheels. Sejak diluncurkan di area Jabodetabek, GrabWheels berhasil mencuri perhatian banyak orang. Skuter listrik mereka kerap terlihat di mana saja. Namun sebuah kecelakaan yang menewaskan dua pengguna GrabWheels di akhir tahun lalu memaksa Grab menghentikan layanan skuter listriknya untuk sementara.

Lahir kembali

Berbulan-bulan setelah kejadian nahas tersebut, Grab kini meluncurkan ulang GrabWheels. Mereka menggelar peluncuran kembali itu bersama dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menjelaskan sejumlah penyesuaian dilakukan guna memenuhi tuntutan standar regulasi.

Ridzki menjelaskan sekarang mereka menyiapkan station manager dan satgas khusus yang bertugas mengecek dan mengelola GrabWheels. Station manager bertugas mengelola unit GrabWheels termasuk melakukan disinfeksi, sementara satgas bertugas memastikan pengguna mematuhi protokol keamanan, keselamatan, dan kebersihan.

“Kami juga mendorong pengguna membawa helm serta menyediakannya di setiap titik akhir GrabWheels,” jelas Ridzki.

Ridzki memastikan saat ini pengoperasian kembali GrabWheels masih terbatas di tujuh lokasi di Jakarta dengan sekitar 200 unit skuter listrik. Lokasi itu di antaranya adalah kawasan Kuningan City, Lotte Shopping Avenue, Gedung BRI 2, Thamrin 10, Intiland Tower, Blok M Square, dan Blok M Mall. Sedangkan dari aspek tarif diganjar Rp10.000 per 30 menit.

Mencari potensi terbaik

Ridzki menegaskan bahwa sebagai alternatif transportasi, skuter listrik akan maksimal digunakan sebagai moda first mile dan last mile yang dapat berintegrasi dengan sistem transportasi yang sudah ada. Namun saat GrabWheels sedang ramai digunakan pada akhir tahun lalu sebagian pengguna memaanfaatkan skuter listrik itu untuk sarana rekreasi semata.

Grab tidak mengungkap secara detail rencana mereka dengan skuter listrik. Kembalinya mereka setelah berhenti beroperasi tentu ada alasannya. Melihat gigihnya mereka mempertahankan GrabWheels, bukan tak mungkin ada potensi yang cukup besar menanti di bisnis skuter listrik ini.

 

Di rumusan McKinsey, skuter listrik merupakan salah satu kendaraan kategori mikromobilitas. Mereka menangkap tren skuter listrik menciptakan potensi ekonomi yang tidak kecil. Pada 2019, McKinsey memperkirakan industri mikromobilitas bisa bernilai sekitar 300-500 miliar dolar AS hingga tahun 2030. Namun sejak pandemi menyerang, penggunaan mikromobilitas termasuk skuter listrik ini anjlok 50%-60%.

Head of Strategic MDI Ventures Aldi Adrian Hartanto mengamini bahwa regulasi menjamin penggunaan skuter listrik. Namun secara bisnis, sukses atau tidaknya skuter listrik menurutnya tak akan bisa dilihat dalam waktu yang singkat.

MDI Ventures adalah salah satu investor di startup yang khusus menyediakan jasa penyewaan e-scooter bernama Beam. Skuter listrik Beam sudah bisa ditemui di Malaysia, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, dan Taiwan. Sejumlah lokasi di Jakarta sebenarnya sudah dapat ditemui e-scooter dari Beam. Namun khusus di sini, keberadaannya masih sebatas testing the water.

Aldi menyebut hal itu terjadi karena penggunaan e-scooter membutuhkan sejumlah kondisi. Infrastruktur jalan dan transportasi yang terintegrasi merupakan dua hal penting yang dapat mendukung penggunaan skuter listrik. Itu sebabnya Beam mengutamakan kota-kota padat penduduk di negara maju yang umumnya sudah memenuhi kedua kondisi tersebut.

“Kita melihat e-scooter potensinya itu untuk short distance mobility untuk jarak sekitar 3-5 kilometer yang punya infrastruktur bagus atau di bawah 3 kilometer yang enggak begitu bagus. Kita percaya ini jadi solusi kalau jalan kaki itu kejauhan tapi kalau naik ride hailing kemahalan,” imbuh Aldi.

Jakarta sebagai kota yang memiliki kriteria paling ideal bagi skuter listrik memang kian ramah bagi pengguna kendaraan non-bermotor. Dengan diperbolehkannya skuter listrik melintas di jalur sepeda, skuter dapat melintas di trek sepanjang 63 kilometer. Beberapa titik transportasi yang terintegrasi juga sudah muncul.

Mencari alternatif

Terlepas dari faktor pandemi, bisnis skuter listrik ini memang masih cukup berliku. Regulasi menyangkut keselamatan masih jadi isu utama. Namun di ujung lain, keberlanjutan bisnis penyewaan ini merupakan tantangan lain yang harus dilampaui para pemainnya.

Namun, menurut Aldi, masih ada use case alternatif yang bisa dijajal yakni menjadikan skuter listrik sebagai kendaraan rekreasi. Hal ini sudah terjadi pada GrabWheels saat mengalami puncak kepopulerannya tahun lalu.

Ia mencontohkan skuter listrik dapat diarahkan sebagai pilihan bagi para pelancong di area rekreasi seperti Monas. Aldi juga mengatakan pihak Beam masih mengkaji kemungkinan lain dengan menggandeng perkantoran yang memiliki area yang cukup luas. Maka dari itu ia yakin penggunaan skuter listrik akan membutuhkan waktu tidak sedikit di Indonesia.

“Kita sejauh ini melihatnya [butuh] long term di negara berkembang,” pungkasnya.

Audi Perkenalkan Skuter Elektrik Dengan Sensasi Pengendalian Ala Skateboard

Audi E-tron merupakan keluarga kendaraan elektrik dan hybrid (termasuk tipe konsep) yang Audi perkenalkan sejak tahun 2009. Lini mobil ini terdiri dari bermacam-macam model: sedan, sports utility vehicle, hingga coupe. Perusahaan otomotif asal Jerman itu juga baru melepas SUV crossover E-tron di bulan Mei 2019 kemarin yang menjadi mobil bermesin listrik mass production pertama mereka.

Namun konsep alat transportasi elektrik besutan Audi tidak cuma bisa ditemukan pada kendaraan bermotor ‘konvensional’ saja. Belum lama ini mereka menyingkap alat transportasi bertenaga listrik dengan branding E-tron yang memiliki wujud seperti papan luncur. Dinamai E-tron Scooter, kendaraan unik ini dapat jadi alternatif ramah lingkungan andaikan varian SUV-nya masih sulit dijangkau oleh isi dompet.

E-tron Scooter bisa diibaratkan sebagai perpaduan antara skateboard dan otopet yang ditenagai motor listrik. Kendaraan mempunyai bagian ‘papan’ untuk tempat Anda berdiri, tersambung ke setang buat menginstirahatkan kedua tangan, dan melaju via empat buah roda. Menariknya meski ia mempunyai wujud seperti skuter, proses pengendalian dilakukan dengan memindahkan berat tubuh Anda ke kanan atau kiri – mirip papan luncur.

E-Tron Scooter 2

Kendaraan personal ini bisa menjadi solusi bebas polusi dari sepeda elektrik untuk mencapai lokasi-lokasi yang tak terlalu jauh, tapi cukup melelahkan jika harus berjalan kaki. E-tron Scooter punya struktur yang ringkas dan ukurannya lebih kecil dari sepeda sehingga memudahkan pengguna buat memindahkan dan menyimpannya. Bobot totalnya hanya 12-kilogram dan tubuhnya dapat dilipat, memungkinkan kita membawa skuter ke dalam kereta/MRT atau memasukkannya ke bagasi mobil.

Skuter E-tron mampu melaju di kecepatan maksimal 20-kilometer per jam. Saat baterainya terisi penuh, ia dapat menemani Anda menempuh jarak sejauh 20-kilometer. Uniknya lagi, alat ini ditunjang oleh sistem yang mampu mengubah momentum pengereman menjadi energi kinetik. Selain itu, terdapat pula sistem rem kaki hidraulis sebagai tambahan fitur keamanan. Unit baterai diposisikan di bagian setang, bisa diisi ulang via colokan listrik standar atau diletakkan di slot yang tersedia di bagasi mobil Audi E-tron jika kebetulan Anda memilikinya.

E-Tron Scooter 3

Tentu saja Audi juga tak melupakan pernak-pernik penting seperti pencahayaan. Skuter E-tron dibekali lampu utama, lampu siang, lampu belakang dan lampu rem. Segala macam pengaturan bisa dilakukan via smartphone, terhubung ke E-tron Scooter melalui sambungan Bluetooth.

Skuter elektrik ini rencananya akan mulai dipasarkan di tahun 2020 dan dibanderol di harga yang cukup mahal, yakni € 2.000 (kira-kira US$ 2.240). Audi menyediakan beberapa pilihan model yang bisa dipilih, yaitu varian berbahan kayu atau karbon.

Via Forbes, Sumber: Volkswagen.

Grab Expands GrabWheels to Universitas Indonesia

Grab expands the electric scooter GrabWheels coverage to the Engineer Faculty of Universitas Indonesia. This is the following step of the strategic partnership between Grab and UI in May 2019 at the UI Works accelerator program.

Grab Indonesia’s President, Ridzki Kramadibrata said, UI’s Engineer Faculty becomes the second place for GrabWheels business after The Breeze, BSD. He expects this mode can be used by lecturers, students, and all UI’s academic communities daily.

In addition, with a strong background in engineering, students and lecturers can give advice, in terms of technology and user experience for better GrabWheels.

“Feedback is very important to us for GrabWheels can keep expanding to other locations,” he said on Wed (7/17).

UI’s Dean of Engineer Faculty, Hendri D.S. Budiono added, based on area, Engineer Faculty is the second largest in UI that’s quite necessary for mobility vehicles in daily activity. The road infrastructure is getting better for the electric scooter around campus area.

In fact, GrabWheels shared the same vision with the faculty in developing IT-based environment. He also expects this collaboration can build-up student’s research and innovation spirit to bring this country on top through technology.

Grab is currently providing 45 units for GrabWheels to use around UI’s Engineer Faculty area. The cost hasn’t been set, it’s free. Only, there will be market education for security behavior through direct message in GrabWheels app.

Users are required to use the helmet for a safety standard. During the trial, Grab provides a special team to help the users for technical issues.

Ridzki said their team is to add up more units, based on demand. Furthermore, GrabWheels is to be available in all over UI. It is soon to be launched in Grab’s main app.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Grab memperluas layanan skuter elektrik GrabWheels di Fakultas Teknik Universitas Indonesia, setelah pertama kali hadir di The Breeze BSD

Grab Perluas Kehadiran GrabWheels di Universitas Indonesia

Grab memperluas layanan skuter elektrik GrabWheels di Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Kehadirannya ini merupakan kelanjutan dari kerja sama strategis antara Grab dan UI pada Mei 2019 dalam program akselerator UI Works.

President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menerangkan, Fakultas Teknik UI menjadi lokasi kedua untuk kehadiran GrabWheels, setelah The Breeze, BSD. Dia berharap moda transportasi ini bisa dimanfaatkan untuk keseharian dosen, mahasiswa, dan seluruh sivitas akamedika UI.

Tak hanya itu, dengan latar belakang yang kuat di bidang engineering, para mahasiswa dan dosen bisa memberikan masukan, baik dari segi teknologi dan user experience agar GrabWheels lebih baik ke depannya.

“Masukan dari pengguna itu sangat penting buat kami karena inginnya GrabWheels bisa terus diperluas ke lokasi lainnya,” katanya, Rabu (17/7).

Dekan Fakultas Teknik UI Hendri D.S. Budiono menambahkan, dilihat dari luas wilayahnya, Fakultas Teknik merupakan terluas kedua di UI sehingga ada kebutuhan perangkat mobilitas dalam aktivitas sehari-hari. Infrastruktur jalan juga sudah mendukung untuk menggunakan skuter elektrik dalam area kampus.

Alhasil, kehadiran GrabWheels sejalan dengan visi fakultas dalam mengembangkan IT-based environment. Hendri pun berharap, kolaborasi ini dapat terus memupuk semangat riset dan inovasi para mahasiswa untuk memajukan bangsa melalui inovasi teknologi.

Sementara ini, Grab menyediakan sekitar 45 unit GrabWheels yang bisa langsung dipakai dalam area Fakultas Teknik UI. Belum ada biaya yang dikenakan, alias gratis. Hanya saja, sebelum menggunakannya ada edukasi perilaku berkendara aman melalui pesan langsung di aplikasi GrabWheels.

Pengguna diwajibkan menggunakan helm sebagai kelengkapan berkendara. Selama masa uji coba berlangsung, Grab menyediakan tim khusus untuk bantu pengguna jika mengalami kendala teknis.

Ridzki menyebut pihaknya akan terus menambah unit skuter, tergantung tingkat permintaan nantinya. Terlebih, rencananya GrabWheels akan segera bisa digunakan untuk seluruh kawasan UI. Juga, dalam waktu dekat bakal hadir dalam aplikasi utama Grab.

Application Information Will Show Up Here
Layanan bike sharing Gowes segera debut di pasar internasional. Di Miami (USA), Bogota dan Cartagena (Kolombia) bernama Poing; di Swedia bernama Ozone

Debut di Pasar Internasional, Layanan Bike Sharing “Gowes” Miliki 130 ribu pengguna

Layanan bike sharing Gowes segera mulai debutnya di pasar internasional tahun ini, dengan menyasar Miami (Amerika Serikat), Bogota dan Cartagena (Colombia) dengan nama layanan Poing, dan Swedia dengan nama Ozone.

Direktur Utama Gowes Iwan Surya Putra menerangkan ekspansi ini berada di bawah jaringan Gowes Alliance yang terbentuk pasca pengumuman kerja sama strategis dengan produsen e-scooter asal Tiongkok, Freego High Tech dan Shenzhen TeteZhiZao (TTec).

“Tahun 2019, untuk di dalam negeri Gowes berencana tetap konsentrasi di kota-kota yang sudah ada. Sedangkan di luar negeri, jaringan Gowes Alliance akan beroperasi di Miami, Bogota, Cartagena, dengan nama layanan (Poing) dan Swedia dengan nama layanan (Ozone),” terang Iwan kepada DailySocial.

Gowes Alliance memungkinkan teknologi Gowes digunakan operator lokal e-scooter sharing yang menggunakan unit dari Freego dan TTec. Para operator scooter dapat menggunakan merek Gowes atau merek sendiri, yang dibubuhi dengan nama “Powered by Gowes.”

Adapun di dalam negeri, layanan Gowes telah tersedia di Jakarta dan Tangerang dengan tujuh titik, di antaranya Bintaro Cluster Discovery, Monas, Gelora Bung Karno, UI, NavaPark BSD dan sebagainya. Kota lainnya, tersedia di Bali (Kuta, Legian, Seminyak, Garuda Wisnu Kencana), Semarang (Simpang Lima), dan Bandung (Telkom University).

Dari seluruh lokasi tersebut, sambungnya, Gowes telah menjaring 130.103 pengguna sejak tahun lalu sampai sekarang. Lokasi terbaru yang diumumkan Gowesa adalah di Jalan Thamrin, Jakarta.

Menurut Iwan, ini adalah hasil dukungan dari Pemprov DKI Jakarta atas usulan dari Institute for Transportation & Development Policy (ITDP). Sekarang masih dalam tahap uji coba di sekitar pintu MRT Bundaran Hotel Indonesia untuk tahap sosialisasinya.

Perusahaan masih menunggu keputusan dari Pemprov DKI Jakarta untuk rencana jangka panjang layanannya di lokasi tersebut. “Antusiasme masyarakat cukup besar dan kami berharap dapat segera beroperasi penuh dalam waktu dekat.”

Mengenai inovasi berikutnya, Iwan enggan membeberkan lebih lanjut. Namun, menurutnya sebagai startup teknologi, mengedepankan inovasi selalu jadi hal utama.

“Saat ini Gowes sedang melakukan beberapa pengembangan. Tunggu tanggal mainnya,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here
Implementasi GrabWheels akan digulirkan ke komplek perkantoran, stasiun, kampus, hingga obyek wisata

Grab dan Sinar Mas Land Uji Coba Skuter Listrik GrabWheels di BSD City

Grab dan Sinar Mas Land merilis proyek uji coba skuter listrik GrabWheels di beberapa lokasi di BSD City. Ini adalah proyek perdana tindak lanjut kerja sama strategis antara kedua perusahaan sejak MoU di Maret 2019.

Executive Director Grab Indonesia Ongki Kurniawan menjelaskan, ada lima titik parkir dengan 50 unit skuter tersedia di lokasi ini. Pengguna dapat mencoba GrabWheels secara gratis selama masa uji coba hingga pertengahan tahun ini selama 30 menit.

Pada periode ini, perusahaan akan mengumpulkan data-data kebiasaan pengguna yang nantinya digunakan untuk perencanaan yang lebih baik. Misalnya, peletakan lokasi parkir yang diperbanyak atau diperluas, menentukan tarif, dan mencari lokasi baru untuk implementasi berikutnya.

“Senin kemarin (6/5) sebenarnya kita sudah soft launch dan animo cukup baik. Kita dapat pengguna hingga ratusan setiap harinya,” terang Ongki, Kamis (9/5).

Lokasi yang diperkirakan akan cocok untuk penerapan GrabWheels ini, sambungnya, seperti stasiun dengan tingkat kepadatan yang tinggi dan dekat dengan perkantoran, obyek wisata yang cukup luas, tempat tinggal, kampus, atau township juga dianggap menarik.

“Sinar Mas Land juga ada beberapa township lainnya, selain BSD City. Kita akan pantau pengembangan ke sana. Di obyek wisata itu sebenarnya ada kebutuhan mobilitas, dengan GrabWheels sifatnya menjadi entertaining. Sudah ada yang minta ke kita.”

Setelah GrabWheels, kedua perusahaan akan melanjutkan implementasi berikutnya untuk peluncuran Innovation Lab, pengembangan solusi lainnya di bidang konektivitas dan mobilitas.

Cara menggunakan GrabWheels

Untuk menggunakan skuter listrik ini, pengguna perlu mengunduh aplikasi GrabWheels versi beta melalui perangkat iOS dan Android. Setelah itu mengunjungi area parkir GrabWheels yang telah tersedia di lokasi terpilih di BSD City.

Pengguna dapat membuka kunci skuter listrik hanya dengan memindai barcode yang tersedia menggunakan aplikasi sebelum memulai perjalanan. Setelah pengguna sampai di lokasi yang dituju, aplikasi akan mengarahkan pengguna untuk mengembalikan skuter listrik ke tempat parkir terdekat.

Ongki membuka kemungkinan memperluas titik parkir dengan pihak ketiga, seperti minimarket. Nanti perusahaan akan membuat struktur model bisnis yang tepat untuk mereka.

“Untuk tempat parkir sebenarnya terbuka untuk pihak ketiga. Seperti di Singapura, kita bekerja sama dengan minimarket sebagai titik parkir GrabWheels.”

Pada kuartal ketiga tahun ini, GrabWheels segera tersedia di aplikasi Grab dalam bentuk tile sehingga pengguna tidak perlu mengunduh aplikasi tambahan.

Demi menjaga keselamatan pengguna, perusahaan memberikan edukasi perilaku berkendara yang aman melalui pesan langsung di aplikasi GrabWheels. Pengguna diwajibkan memakai helm sebagai kelengkapan berkendara.

Skuter diklaim didesain cukup aman dengan kecepatan maksimal 15 km per jam dan waktu charge yang singkat untuk menjangkau jarak hingga 40 km. GrabWheels sudah dilengkapi lampu apabila berkendara di malam hari.

“Setelah scan barcode, nanti di tiap skuter akan diberitahu waktu tempuh yang tersisa sehingga pengguna bisa tahu kapan harus di-charge,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here
Gowes Bike Sharing

Gowes Jalin Kemitraan Strategis dengan Produsen E-scooter Asal Tiongkok

Platform bike and e-scooter sharing Gowes mengumumkan telah menjalin kerja sama strategis dengan dua perusahaan produsen elektronik scooter asal Tiongkok, Freego High-Tech Co Ltd (Freego) dan Shenzhen TeteZhiZao Co. Ltd (TTec). Dengan kerja sama ini Gowes akan menyediakan platform aplikasi Gowes e-scooter sharing perusahaan tersebut.

Kerja sama strategis ini juga akan menjadi jalan bagi Gowes untuk memasuki pasar global, mengingat Freego merupakan salah satu perusahaan high-tech yang aktif dalam pengembangan smart vechicles di Tiongkok. Sementara itu TTec merupakan produsen pembuat e-scooter yang aktif memasarkan produk scooter dengan berabgai pengembangan dan inovasi terkini.

“Kami sangat gembira atas terlaksananya kerja sama strategis dengan Freego dan TTec ini. Kolaborasi ini menjadi sebuah milestone besar bagi kami untuk menembus pasar global dan memperluas jaringan layanan kami. Langkah ini juga akan menjadi titik awal bagi kami untuk mendirikan pondasi yang kuat di tingkat global, di mana layanan IoT kami dapat menjadi platform infrastruktur untuk berbagi ribuan bisnis e-scooter sharing maupun bike sharing,” terang Direktur Utama PT Surya Teknologi Perksa (Gowes) Iwan Surya Putra.

Iwan melanjutkan, “Mimpi kami ke depannya para pengguna scooter sharing internasional cukup memiliki satu aplikasi Gowes dan dapat menggunakannya di berbagai kota di seluruh penjuru dunia.”

Lebih jauh dijelaskan bahwa kolaborasi yang dijalankan dalam kerja sama kali ini adalah co-branding platform yang memungkinkan aplikasi Gowes digunakan operator lokal untuk scooter sharing yang menggunakan unit dari Freego dan TTec. Nantinya para operator scooter dapat memilih opsi co-branding dengan menggunakan merek Gowes atau merek mereka sendiri dibubuhi “Powered by Gowes”.

Di Indonesia sendiri beberapa waktu lalu sempat muncul isu mengenai pelarangan penggunaan e-bike di jalan raya. Mengantisipasi hal tersebut pihak Gowes menjelaskan bahwa mereka akan akan patuh terhadap aturan yang berlaku. Termasuk mempromosikan untuk menggunakan helm untuk keamanan pengguna.

Sedangkan untuk bike dan e-bike mereka mengaku akan mencoba bekerja sama dengan pemerintah jika nantinya Gowes akan beroperasi di jalan raya, seperti yang sudah mereka lakukan di Kota Semarang dan Bali. Termasuk melakukan trial testing sebelum beroperasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait dan akan melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk setiap armada dan kawasan operasional Gowes.

Application Information Will Show Up Here
Gowes Semarang

Layanan “Bike Sharing” Gowes Resmi Hadir di Semarang

PT Surya Teknologi Perkasa (Gowes) saat ini telah resmi mengoperasikan layanannya di Semarang. Kehadiran mereka tersebut berkat jalinan kerja sama dengan Pemkot (Pemerintah Kota) Semarang. Gowes akan membawa e-bike dan e-scooter mereka untuk bisa dinikmati di beberapa titik di kota tersebut.

“Gowes bekerja sama dengan pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Kota Semarang dalam menghadirkan layanan bike sharing. Kami berperan sebagai operator yang menyediakan layanan bike sharing berupa sepeda, e-bike dan e-scooter Gowes, sementara Pemkot menyediakan tempat-tempat parkir sepeda di kota Semarang,” ujar President Director PT Surya Teknologi Perkasa Iwan Suryaputra ketika dikonfirmasi DailySocial.

Iwan melanjutkan bahwa ratusan sepeda Gowes akan ditempatkan di berbagai wilayah kota Semarang, baik kawasan permukiman maupun kawasan wisata. Gowes juga akan bisa ditemui di titik pusat keramaian seperti kawasan Kota Lama, pusat oleh-oleh, Lawang Sewu, dan berbagai tempat wisata lainnya.

Kota Semarang saat ini menjadi kota pertama yang memberikan izin Gowes untuk diletakkan di mana saja. Peremajaan kawasan Kota Lama Semarang yang dilakukan oleh pemerintah akan membawa dampak positif. Kawasan tersebut diharapkan akan menjadi salah satu tempat yang nyaman untuk wisata bersepeda yang sekaligus menambah daya tarik wisata.

“Kota Semarang hanyalah awal untuk memperkenalkan layanan bike sharing Gowes di Jawa Tengah, saat ini kami sedang menyiapkan ekspansi Gowes di berbagai kota lainnya,” imbuh Iwan.

Ia melanjutkan, kriteria kota yang akan menjadi tujuan Gowes selanjutnya adalah kota-kota yang memiliki kawasan wisata, khususnya memiliki jalur sepeda dan tentunya dukungan dari pemerintah untuk berkolaborasi menyediakan layanan bike sharing.

Setelah hadir di Jakarta, Bali, dan Semarang; tahun 2019 ini Gowes akan berusaha untuk melebarkan jangkauan layanan mereka di berbagai wilayah di Indonesia. Gowes berharap layanan yang mereka tawarkan mampu menjadi alternatif untuk transportasi jarak pendek.

“Tentunya kami akan terus memperlebar jangkauan layanan kami di berbagai wilayah di Indonesia dan terus melakukan inovasi dan  evaluasi berkala terhadap layanan kami sehingga dapat terus meningkatkan kualitas kami untuk menjadi alternatif transportasi jarak pendek.”

“Contohnya saja, sejak pertama kali memperkenalkan layanan bike sharing tahun lalu, kini kami tidak hanya menghadirkan sepeda, namun juga menghadirkan Gowes Fleet, yaitu e-bike dan e-scooter. Bahkan, e-scooter kami kini sudah tersedia bagi masyarakat yang ingin membelinya melalui berbagai mitra kami,” jelas Iwan.

Application Information Will Show Up Here