Tag Archives: earbuds

Earin A-3 Adalah TWS Mungil Berdesain Terbuka ala Earbuds

Ajang CES tahun lalu dibanjiri dengan TWS dari seabrek pabrikan. Tahun ini CES memang harus digelar secara online, tapi satu perusahaan sudah memulai dengan TWS terbarunya. Perusahaan tersebut adalah Earin, brand asal Swedia yang termasuk sebagai salah satu pelopor kategori TWS itu sendiri.

Produk yang mereka perkenalkan adalah Earin A-3, TWS unik dengan desain yang tidak umum. Ada dua alasan yang membuatnya kelihatan tidak umum. Yang pertama, ia tidak memiliki bagian kiri dan kanan. Kedua earpiece-nya simetris dan dapat digunakan secara bergantian di telinga kiri atau kanan.

Kedua, A-3 mengadopsi desain yang terbuka seperti earbuds zaman dahulu. Ini berarti tidak ada satu pun bagian yang masuk dan menutupi kanal telinga seperti model in-ear. Selama ukurannya bisa pas di telinga (tidak longgar), model terbuka semacam ini sering kali bisa terasa lebih nyaman, meski konsekuensinya adalah suara dari sekitar pasti juga ikut terdengar.

Sebelum ini, beberapa pabrikan sudah lebih dulu bereksperimen dengan TWS berdesain terbuka. Yang paling banyak menerima sorotan mungkin adalah Samsung lewat Galaxy Buds Live, akan tetapi AirPods standar pun sebenarnya juga bisa dikategorikan earbuds mengingat ia tidak memiliki eartip silikon.

Masih seputar fisiknya, A-3 tahan cipratan air dengan sertifikasi IP52. Earin juga mengklaim wujud A-3 lebih ringkas sekaligus lebih ringan ketimbang TWS lain yang ada di pasaran sekarang. Kendati demikian, tim engineer Earin rupanya masih bisa menjejalkan driver berdiameter 14,3 mm pada masing-masing earpiece A-3, lengkap beserta chipset Qualcomm QCC5121 yang mendukung codec AAC maupun aptX. Yang mungkin agak mengecawakan adalah fakta bahwa A-3 sama sekali tidak dibekali fitur active noise cancellation (ANC).

Berhubung mungil, A-3 tentu tidak punya cukup ruang untuk memuat baterai yang besar. Dalam sekali pengisian, A-3 hanya mampu beroperasi selama 5 jam pemakaian. Beruntung ia punya sensor wear detection, yang akan sedikit membantu menghemat konsumsi energi dengan menyetop jalannya audio secara otomatis setiap kali perangkat dilepas dari telinga (dan memutarnya lagi saat perangkat dikenakan kembali).

Lain halnya dengan charging case-nya, yang diklaim mampu menyuplai hingga 25 jam daya baterai ekstra. Pengisiannya sendiri bisa dengan mengandalkan kabel USB-C atau dengan memanfaatkan Qi wireless charger.

Rencananya, Earin A-3 akan dipasarkan melalui situs crowdfunding Kickstarter mulai tanggal 14 Januari mendatang. Banderol harganya dipatok $199, cukup mahal untuk ukuran TWS yang tidak dilengkapi ANC.

Sumber: Digital Trends dan CNET.

Jabra Elite 85t Ialah True Wireless Earbuds Terbaru dengan Fitur Advanced ANC

Jabra telah mengumumkan true wireless earbuds seri Elite terbarunya, bernama Jabra Elite 85t. Dengan fitur utama Jabra Advanced Active Noise Cancellation (ANC) dan memiliki chipset ganda untuk menghadirkan kemampuan tingkat noise-cancelling selangkah lebih maju dari yang ditawarkan ANC standar Jabra, tanpa kompromi pada desain dan kenyamanan penggunaan.

Jabra mengklaim Elite 85t ialah earbuds terkecil yang menawarkan ANC premium yang dapat menciptakan ruang pribadi Anda dengan tenang. Lengkap dengan fitur HearThrough agar Anda tetap dapat mendengar sekeliling, kedua fitur ini dapat disesuaikan sepenuhnya dengan fokus ekstra pada kinerja suara alami dan limited occlusion (penyumbatan/penutupan) melalui desain semi-terbuka dan beberapa mikrofon ANC.

Untuk meningkatkan kualitas panggilan telepon, Elite 85t dilengkapi 6 mikrofon. Perlindungan terhadap suara bising angin telah ditingkatkan sehingga memungkinkan pengguna untuk melakukan panggilan dengan baik di mana saja. Mikrofon di bagian dalam dan luar earbuds digunakan untuk melengkapi Jabra Advanced ANC, yang mampu meredam bising dengan lebih baik, menyaring lebih banyak kebisingan di semua frekuensi.

Fleksibilitas Jabra Advanced ANC lebih dari sekedar solusi on/off karena dapat disesuaikan lebih jauh, mulai dari full ANC hingga full transparency dengan mode HearThrough. Artinya Elite 85t ini menawarkan pengalaman yang lebih dipersonalisasi sehingga pengguna dapat memegang kendali terhadap lingkungan sekitar mereka.

Jabra Elite 85 Angle 9 Titanium Black1

Di Jabra, kami menciptakan produk dengan tujuan tertentu dan hari ini kami bangga dapat menunjukkan bahwa komitmen kami terhadap ANC adalah tanpa pengecualian. Pengguna headset saat ini menantikan hal-hal hebat dalam suatu kemasan kecil, kami senang sekali dapat menghadirkan ANC terbaik di kelasnya, melalui desain yang sangat compact dan ramping,” Louis Sudarso, Country Sales Manager, Consumer, Jabra Indonesia.

Kami bangga dapat membawa pengguna ke dalam perjalanan ANC bersama kami dengan memberikan peningkatan secara gratis pada Elite 75t yang telah mereka miliki – kami memimpin inisiatif ini sebagai merek global pertama yang menjalankan pembaruan over-the-air. Bagi kami, ANC saat ini sama artinya dengan ‘Accept No Compromise’,” tambahnya.

Jabra Elite 85 Exploded View1

Elite 85t dibekali speaker 12mm yang memungkinkan menghasilkan suara yang besar dengan bass yang kuat, sekaligus meningkatkan kenyamanan dan mengurangi tekanan telinga dengan desain semi-terbuka. Jabra telah mengadaptasi gel telinga (ear gel) menjadi bentuk oval supaya lekat dengan lebih baik di telinga. Ini berarti posisi tower earbuds tidak terlalu masuk di dalam di telinga, sehingga lebih nyaman tetapi tidak mudah lepas.

Bodinya tahan terhadap air dan debu dengan peringkat IPX4 dan bergaransi 2 tahun. Bersertifikasi Qi untuk pengisian daya nirkabel (wireless charging) dan kompatibel dengan semua pengisi daya bersertifikasi Qi. Ketahanan baterainya mencapai 5,5 jam dengan ANC aktif dan bisa diperpanjang hingga 25 jam melalui casing pengisi daya dengan ANC aktif dan 31 jam dengan ANC non-aktif.

Untuk harga dan ketersediaannya, Jabra Elite 85t akan tersedia di mitra retail mulai Desember 2020 dengan harga retail yang disarankan Rp3.290.000. Informasi lebih lanjut kunjungi webiste resmi Jabra.

FiiO EM5 Adalah Earbud Berbentuk Klasik untuk Kalangan Audiophile

Jauh sebelum TWS meledak popularitasnya seperti sekarang, manusia lebih dulu mengenal dunia portable audio dengan bantuan earbud. Dewasa ini, earbud memang bisa dikatakan sudah hampir punah, digantikan oleh model in-ear yang dinilai lebih nyaman oleh sebagian besar populasi.

Kalaupun ada, besar kemungkinan earbud tersebut adalah produk kelas entry-level yang tidak bisa berbuat banyak, yang biasanya cuma dijadikan aksesori bawaan feature phone. Tidak demikian untuk FiiO EM5, sebab perangkat ini benar-benar dirancang untuk kalangan audiophile yang lebih menyukai earbud ketimbang yang berbentuk in-ear.

Mengemban status audiophile, EM5 sama sekali tidak mau berkompromi perihal kualitas suara, dan prinsip tersebut diwujudkan lewat penggunaan driver berdiameter 14,2 mm yang dilapisi oleh logam berilium. Hasilnya, menurut FiiO, adalah earbud yang tidak malu-malu soal reproduksi bass, dan di saat yang sama mampu menyajikan treble secara mendetail.

Bass yang kurang terasa memang selama ini menjadi salah satu kelemahan utama earbud. Bentuk earbud yang datar dan tidak menyumbat kanal telinga berujung pada banyaknya suara yang bocor, utamanya suara berfrekuensi rendah. FiiO mengatasi problem ini pada EM5 dengan menyematkan semacam selang atau pipa akustik khusus yang terinspirasi oleh struktur sebuah seruling, dan yang hanya bisa dicapai dengan menggunakan teknik 3D printing.

Lebih lanjut, pengguna dapat menyesuaikan karakter suara EM5 berdasarkan preferensinya masing-masing dengan memanfaatkan tiga macam busa eartip yang termasuk dalam paket penjualannya: balanced, crisp (treble), dan bass.

Agar kinerjanya semakin sempurna, FiiO tak lupa menambatkan kabel dengan bahan utama perak (sterling silver) yang mempunyai konduktivitas tinggi. Bicara soal kabel, EM5 punya keunikan lain, yaitu konektor yang bisa dilepas-pasang. Pada paket penjualannya, FiiO menyertakan jack 2,5 mm, 3,5 mm, dan 4,4 mm, sekali lagi mengindikasikan bahwa perangkat ini ditujukan untuk para audiophile.

FiiO EM5 jelas bukan untuk semua orang, dan saya yakin sebagian besar orang malah mungkin bakal menilainya ketinggalan zaman. Terlepas dari itu, kaum audiophile yang sudah lama mendambakan earbud dengan kualitas suara premium bisa menyediakan budget S$449 (± Rp4,8 jutaan) untuk meminangnya.

[Review] Realme Buds Q: TWS Harga Murah dengan Suara Premium dan Latensi Rendah

Semenjak tahun 2020 ini, realme mulai memperluas penjualannya ke pasar IoT (Internet of Things). Hal tersebut mulai terlihat dengan munculnya perangkat audio dan jam pintar yang mereka luncurkan. Saat ini, realme kembali meluncurkan sebuah perangkat Audio nirkabel yang berbentuk mungil. Perangkat tersebut adalah realme Buds Q.

Dalam mendesain bentuk Cobble dari Buds Q, realme bekerja sama dengan desainer José Lévy, yang terkenal dengan kerjasamanya bersama merek Hermès. Hasilnya adalah sebuah TWS pertama yang memang didesain seperti baru bulat cobbles yang cukup mungil.

Realme Buds Q

Realme Buds Q mengikuti hampir semua feature yang ada pada Buds Air. Dengan TWS (True Wireless Stereo) ini, pengguna bisa mendapatkan latensi yang rendah agar bisa bermain game tanpa adanya lag pada suara. Selain itu, pengguna juga bisa memakai voice command langsung dari TWS dan berbicara pada Google Assistant.

Realme Buds yang datang untuk saya uji memiliki warna hitam. Untuk spesifikasinya adalah sebagai berikut

 

Bobot 3.6 gram per earbuds, 35.4 gram case
Chipset R1Q Headphone Chip
Versi Bluetooth 5.0
Ukuran Driver ⌀10 mm dynamic
Dimensi 59,8 x 45 x 29,9 mm (case)
Kapasitas Baterai 400 mah (case), 40 mAh (buds)

Unboxing

Seperti inilah isi dari paket penjualan realme Buds Q

Realme Buds Q - Unboxing

Desain

Akhirnya, saya menemukan sebuah TWS yang bentuknya tidak seperti Airpods. Kenapa? Karena terus terang saja, model seperti Airpods sepertinya tidak cocok di kuping saya. Hal ini membuat posisi earphone menjadi terbuka sehingga suaranya tidak 100% masuk ke dalam telinga.

Bahan dari realme Buds Q terbuat dari plastik polikarbonat. Tidak seperti realme Buds Air yang memiliki case yang kokoh, Buds Q sepertinya cukup “kopong” saat diketuk. Entah apakah Buds Q tahan jika tertekan di celana belakang seseorang atau tidak. Namun yang pasti, ear buds-nya sendiri sepertinya lebih kokoh dari case-nya.

Realme Buds Q - Buds

Desain dari earbuds yang satu ini adalah in-ear. Hal ini berarti bahwa speaker yang ada akan tertutup dari suara luar. Tentu saja hal ini akan membuat suara menjadi lebih jelas dan penuh diterima oleh gendang telinga. Karetnya sendiri juga tidak licin, sehingga sangat nyaman saat dimasukkan ke dalam lubang telinga.

Pada setiap earbuds nya terdapat dua buah sensor dan sebuah speaker. Pada ujung bagian atas dari batangnya, terdapat sensor sentuh yang bisa diubah fungsinya melalui aplikasi Realme Link. Feature yang cukup menarik adalah gaming mode yang bisa diaktifkan dengan menekan kedua tombol sentuh selama 3 detik sampai berbunyi suara mobil. Dengan mengaktifkan gaming mode, latensi akan menurun menjadi 119 ms yang membuat suara nyaris tidak ada delay.

Pada case-nya, sudah terdapat baterai dengan kapasitas 400 mAh. Baterai yang ada pada case tersebut berguna untuk mengisi baterai yang ada pada earbuds-nya. Tidak ditemukan adanya tombol pada case-nya, sehingga mode pairing pun otomatis akan dinyalakan pada saat tidak terkoneksi ke bluetooth. Yang ditemukan hanyalah sebuah port microUSB pada bagian belakangnya untuk mengisi baterai.

Realme Buds Q - Port microUSB

Satu hal yang disayangkan adalah tidak ada indikator yang memberitahukan tingkat baterai pada case-nya. Lampu indikator yang ada hanya menyala pada saat dicolok untuk mengisi baterai. Namun untuk earbuds-nya sendiri, dapat dilihat tingkat baterainya dengan menggunakan aplikasi Realme Link.

Pengalaman Menggunakan

Seperti yang sudah beritahukan di atas bahwa kuping saya tidak cocok untuk TWS dengan model seperti Airpods. Dengan model In-ear seperti yang ada pada Buds Q, tentu membuat saya cukup senang karena tidak perlu repot untuk mengatur posisinya. Cukup masukkan karetnya ke dalam kuping, musik pun langsung terdengar tanpa gangguan suara dari luar.

Untuk menguji perangkat yang satu ini, saya menggunakan aplikasi Spotify Premium yang memakai kompresi Ogg Vorbis dengan bitrate 320 Kbps. Suaranya sendiri sudah cukup sulit dibedakan dengan FLAC yang menggunakan metode lossless compression.

Realme Buds Q - In Ear

Pertama kali saya mencoba realme Buds Q adalah dengan menggunakan lagu Dive dari Ed Sheeran. Hal pertama yang saya rasakan adalah suaranya yang terdengar datar. Bass yang terdengar cukup dominan, namun tidak terlalu “nendang”. Oleh karena itu, saya pun melakukan metode burn-in selama tiga hari.

Setelah tiga hari, saya mendengar perbedaan yang cukup besar. Suara bassnya menjadi lebih enak didengar serta tidak terdengar seperti tercampur. Bassnya sendiri menjadi “bulat” dan tidak pecah. Namun, suaranya masih belum bisa menandingi bass yang dikeluarkan oleh realme Buds Air.

Saat tulisan ini dibuat, saya memiliki dua pasang realme Buds Q, di mana yang satu masih baru dan satu pasang lagi yang sudah di burn-in selama tiga hari. Suaranya memang cukup berbeda antara keduanya. Walaupun metode ini dianggap mitos, saya merupakan orang yang percaya dengan mitos tersebut. Lha wong kedua pasang Buds Q-nya ada di depan saya, hehehe

Driver 10 mm yang dimiliki oleh realme Buds Q ternyata mampu menghasilkan suara vokal yang cukup jelas dan crisp. Suara high yang dihasilkan juga tidak berlebihan sehingga tidak “menusuk” telinga. Hal ini membuat saya suka menggunakannya untuk mendengarkan lagu rock dan metal karena nyaman.

Setelah mendengarkan selama beberapa hari, suara yang dihasilkan memang cukup bagus. Namun sekali lagi, suaranya masih kalah dari realme Buds Air saat posisinya benar. Apalagi pada saat digunakan untuk berolah raga, saya tidak merasa takut kedua earbuds akan terjatuh saat berlari. Realme Buds Q juga sudah memiliki sertifikasi IPX4 yang cukup aman terhadap cipratan air.

Realme Buds Q juga saya uji dengan melakukan panggilan melalui telepon dan FB Messenger Call. Kedua pengujian menghasilkan suara yang cempreng yang didengar oleh lawan bicara. Tentu saja hal ini berkaitan erat dengan microphone yang ada pada Buds Q.

Realme Buds Q - Realme Link

Pengujian berikutnya adalah bermain game. Saya mencoba tiga buah game untuk menguji Buds Q. LifeAfter, CoDM, dan PUBG Mobile adalah game yang membutuhkan suara tanpa jeda agar bisa membantu memenangkan pertandingan.

Dengan mode game, saya hampir tidak menemukan adanya jeda suara. Suaranya pun juga terdengar dengan jelas, seperti langkah kaki dan suara desingan peluru. TWS ini memang cocok digunakan untuk bermain game. Namun, Game Mode akan menguras penggunaan baterai.

Dalam sekali charge, saya dapat menggunakan earbuds ini sampai sekitar empat jam. Namun dengan game mode, saya hanya bisa menggunakannya sampai sekitar 3 jam saja. Pengisian baterai buds-nya sendiri memakan waktu sekitar satu jam untuk penuh dari 0%.

Sayangnya karena keterbatasan waktu, saya tidak sempat menguji apakah realme Buds Q dapat digunakan selama 20 jam atau tidak. Untuk case-nya sendiri dapat diisi ulang baterainya dari 0% hingga penuh dalam waktu sekitar 2,5 jam. Tentunya, hal ini bisa dilakukan pada saat kita sedang mendengarkan lagu atau saat tidur malam.

Verdict

Harga TWS yang cukup mahal memang membuat beberapa kalangan berpikir ulang untuk memilikinya. Selain itu, TWS tidak resmi yang ada dipasaran memang memiliki harga yang murah, namun belum terbukti kualitas suaranya. Masalah ini ternyata dipecahkan oleh realme dengan mengeluarkan Buds Q.

Suara yang dihasilkan oleh realme Buds Q memang cukup baik. Apalagi dengan harga yang tidak mahal membuatnya menjadi salah satu TWS terbaik di kelasnya. Suara yang dikeluarkan cukup jelas, jernih, serta bass-nya cukup bersih.

Realme Buds Q - Open Box

Realme Buds Q juga cocok digunakan saat bermain game. Dengan fungsi game mode membuat suara yang keluar tidak lag seperti kebanyakan bluetooth earphone yang ada di pasaran. Suara yang jelas juga bisa menjadi andalan dalam bermain game first person shooter.

TWS yang satu ini dijual dengan harga yang memang cukup terjangkau, yaitu Rp. 399.000. Harga ini tentu saja setengah dari realme Buds Air yang sudah terlebih dahulu dijual di pasaran. Dengan fitur game mode, tentu saja membuat realme Buds Q menjadi memiliki harga yang murah.

Sparks

  • Harganya cukup terjangkau, hanya Rp. 399.000
  • Fitur latensi rendah Game Mode di harga yang murah
  • Suara yang cukup bagus
  • Hadirnya touch button pada setiap ear piece
  • Ringan
  • Dukungan aplikasi Realme Link

Slacks

  • Build dari case terasa ringkih
  • Tidak adanya indikator baterai dari case
  • Microphone saat menelpon menghasilkan suara cempreng