Implementasi media sosial untuk sebuah brand telah membawa cara baru dalam mengembangkan bisnis untuk menyentuh pasar dalam pendekatan yang lebih ramah. Peluang ini dimanfaatkan oleh SociaBuzz yang memposiskan dirinya sebagai influencer marketing platform. Setelah mendapatkan pendanaan awal di tahun 2015 silam, kini SociaBuzz berencana untuk memperluas jaringan influencer mereka yang berasal dari luar Indonesia dan merambah platform media sosial baru di tahun 2017 nanti.
SociaBuzz adalah influencer marketing platform yang pada dasarnya mengusung konsep online marketplace yang menghubungkan bisnis dengan social media influencer. Hal ini bertujuan untuk menciptakan pemasaran word-of-mouth di media sosial seperti Instagram, Blog, Youtube, dan Twitter.
SociaBuzz sendiri sebenarnya sudah hadir sejak 2012 dalam versi beta, tetapi baru berbentuk PT dan operasional secara penuh mulai dari Maret 2015. Sebulan setelahnya, SociaBuzz berhasil mendapatkan pendanaan awal sebesar $62.500 dari angel investor. Adalah Rade Tampubolon yang kini menjabat sebagai CEO dan Eddy Yansen sebagai CTO yang menginisiasi lahirnya SociaBuzz di Indonesia.
Rade mengatakan, Awal terbentuknya SociaBuzz adalah karena masalah yang saya alami sendiri saat masih bekerja di brand dalam menjalankan influencer marketing secara manual. Banyak waktu dan tenaga yang terbuang hanya untuk menjalankan campaign dengan beberapa influencer dan untuk melakukannya dengan banyak lagi akan lebih painful. Maka dari itu, tercetus ide untuk automate semua prosesnya. Lalu saya menghubungi rekan saya Eddy Yansen untuk membuat sebuah influencer marketing platform.”
Pencapaian dan operasional di tahun 2016
Tidak lama setelah mendapatkan pendanaan tahap awal, SociaBuzz sendiri berhasil menjadi salah satu startup terpilih yang berhak untuk mengikuti batch ketiga program akselerator Ideabox. Di tahun 2016, Rade menyampaikan bahwa mereka telah berhasil menyelesaikan program tersebut hingga ke ajang DemoDay. Ini merupakan salah satu pencapaian SociaBuzz di tahun 2016.
Di sisi operasional, Rade juga mengklaim bahwa kini jumlah brand yang menggunakan layanan SociaBuzz telah mencapai lebih dari 550 brand. Sedangkan untuk jumlah influencer, SociaBuzz berhasil merangkul lebih dari 10.000 akun social media influencer dalam platform mereka.
Terkait dengan monetisasi layanan, Rade mengungkapkan bahwa pihak SociaBuzz akan menerima komisi dari setiap penghasilan yang didapat oleh influencer yang terdaftar. Sementara itu bagi influencer yang ingin bergabung akan ada proses penyaringan secara manual oleh pihak SociaBuzz dengan melihat konten dari masing-masing akun yang ada. Namun, Rade menekankan bahwa siapa saja sebenarnya bisa bergabung dengan Sociabuzz, mulai dari selebriti, selebgram, youtuber, blogger, buzzer, sampai micro-influencer.
Dari sisi advertiser, SociaBuzz menyediakan layanan escrow yang dapat di top-up melalui metode transfer antar bank. Jadi, saat advertiser mempekerjakan influencer, biayanya akan akan ditahan SociaBuzz terlebih dahulu yang kemudian baru diteruskan ke pihak influencer jika pekerjaannya sudah selesai. Sementara kinerja dari para influencer sendiri, menurut Rade, secara umum dapat diukur dengan melihat beberapa parameter seperti engagement dan clicks.
“Secara ROI, studi dari luar membuktikan bahwa untuk setiap $1 yang di spend advertiser, ROI – adalah $6,50. Pengukuran yang umum dilakukan di influencer marketing adalah jumlah engagement yang terjadi [likes, comments, re-tweet, shares], impressions, views, reach, dan clicks,” jelas Rade.
Rencana SociaBuzz untuk tahun berikutnya
Saat ini influencer yang bergabung dengan SociaBuzz kebanyakan memang berasal dari tanah air. Pun begitu, Rade menyebutkan bawah ada beberapa influencer dari luar negeri yang bertanya apakah mereka bisa bergabung di SociaBuzz. Hal ini yang kemudian menjadi rencana selanjutnya SociaBuzz untuk mengarungi tahun 2017.
Rade mengatakan, “Kami berencana untuk menambah influencer dari luar Indonesia [tahun depan]. Kami akan bekerja sama dengan freelancer di negara-negara lain untuk membantu merekrut influencer untuk bergabung di platform SocaBuzz dan juga melakukan partnership dan integration dengan platform atau network influencer lainnya di negara-negara tersebut.”
“Negara yang ingin kami fokuskan terlebih dahulu adalah yang berada di South East Asian. Namun, kami juga mau tes negara-negara lain karena beberapa waktu lalu sudah ada beberapa influencer dair Italia, Africa, dan lainnya yang menanyakan ke kami apakah mereka boleh bergabung di SociaBuz,” lanjutnya.
Di samping menambah jaringan influencer dari luar Indonesia, Rade juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan mulai mencoba menambah jaringan media sosial yang akan terintegrasi. Namun, ini akan disesuaikan dengan kebutuhan advertiser dan juga perkembangan yang ada. Saat ini, menurut Rade, pihaknya tertarik untuk mengeksplorasi kemungkinan di platform seperti Snapchat, LINE, BBM, Pinterest, dan juga Bigo.
Rencana lainnya yang akan dijajaki kemungkinannya adalah penambahan metode pembayaran untuk top-up saldo di rekening escrow yang saat ini baru bisa menerima transfer antar bank. Di samping itu, untuk memudahkan kolaborasi antara advertiser dan influencer, Rade juga ingin SociaBuzz nantinya akan menghadirkan sebuah mobile application.
“Untuk memudahkan kolaborasi antara advertiser dan influencer, kami ingin menghadirkan mobile apps. Selain itu, kami juga ingin menghadirkan layanan atau fitur yang bisa membuat influencer dan content creator lebih menghasilkan dan sejahtera. Saat ini itu semua baru ide saja dan masih perlu kami validasi ke depannya,” ujar Rade.
Sebagai informasi, SociaBuzz sebenarnya tidak sendirian di ranah ini. Masih ada Blogmint, influencer marketing platform asal India, yang juga bermain di kolam yang sama dengan SociaBuzz di Indonesia.