Tag Archives: Eduardo Saverin

Raj Ganguly dan Eduardo Saverin. Keduanya merupakan Co-Founder dan Managing Partner B Capital Group / B Capital

B Capital Umumkan Dana Kelolaan Ketiga Senilai 32 Triliun Rupiah

Perusahaan modal ventura multi-tahap B Capital mengumumkan penutupan dana kelolaan ketiganya (Growth Fund III) dengan komitmen modal agregat sekitar $2,1 miliar atau kurang lebih 32 triliun Rupiah. Ini menjadi prestasi lanjutan, setelah sebelumnya pada tahun 2022 lalu mereka berhasil menutup Ascent Fund II senilai $250 juta.

“Sejak awal, B Capital telah berkomitmen untuk berinvestasi di perusahaan teknologi mutakhir di seluruh dunia. Portofolio Growth Fund III mencakup perusahaan yang mengubah masing-masing industri dan menghasilkan dampak
yang signifikan,” kata Co-Founder & Managing Partner B Capital Eduardo Saverin.

Didirikan pada tahun 2015, B Capital dipimpin oleh Howard Morgan, Sheila Patel, Eduardo Saverin, dan Raj Ganguly. Dengan memanfaatkan pengalaman perusahaan secara global bersama tim investor dan penasihat platform yang berpengalaman, mereka berinvestasi di perusahaan teknologi mulai dari tahap awal hingga akhir, terutama di sektor enterprise solution, fintech, dan healthtech.

Tercatat saat ini B capital telah memberikan investasi kepada startup di  Afrika, Tiongkok, Eropa, India, Amerika Utara. dan tentunya Asia Tenggara.

Saat ini B capital juga telah menjalin kemitraan strategis eksklusif dengan Boston Consulting Group (BCG). Hal tersebut bisa membantu dalam hal mendapatkan wawasan strategis dan saran kepada perusahaan portofolio kami pada bidang utama bisnis startup.

“Penekanan kami pada investasi bernilai tambah, didukung oleh penasihat platform kami dan kemitraan strategis dengan BCG, memungkinkan kami untuk mempercepat pengembangan dan pertumbuhan bisnis di seluruh portofolio kami. Pendekatan ini mendorong model investasi berkinerja tinggi, yang akan terus kami terapkan pada seri Growth Fund III,” kata Co-Founder & Managing Partner B Capital Raj Ganguly.

Investasi untuk Startup Indonesia

B Capital juga menempatkan Indonesia sebagai wilayah kunci dengan pertumbuhan ekonomi digital tercepat di Asia. Sejak awal, kawasan ini sudah menjadi target utama mereka dalam hal berinvestasi di berbagai putaran. Alasannya karena pasar B2B yang besar, kelas menengah terus berkembang menyumbang lebih dari 40% konsumsi.

Selain itu mereka melihat tren peningkatan adopsi digital dan penggunaan teknologi di seluruh rantai pasokan, di antaranya pergudangan, manajemen transaksi, dan pemasaran.

B Capital berpartisipasi ke sejumlah pendanaan startup di Indonesia, diantaranya:

  • Partisipasi ke pendanaan seri B untuk Kopi Kenangan sebesar $109 juta
  • Memimpin pendanaan seri A $ 20 juta ke startup B2B e-commerce Ula
  • Partisipasi ke pendanaan seri B sebesar $53 juta ke Payfazz
  • Partisipasi pada putaran pendanaan awal senilai $ 2,8 juta diberikan kepada Finku
  • Partisipasi pada pendanaan seri C sebesar $ 70 juta ke startup Super
  • Partisipasi pada putaran pra-seri A startup konstruksi B2B Brik yang hampir mengumpulkan sekitar $12 juta.
New funding announcement this week involves Kopi Kenangan, Dekoruma, and KlikDaily. Also in the news is media startup IDN Media buys production house

[Weekly Updates] Kopi Kenangan Secures $109 Million Funding, IDN Media Acquires Production House; and More

Coffee startup Kopi Kenangan has making the headlines as it secures $109 million new funding led by Sequoia India. Also there are bunch of new investments announced last week, like KlikDaily and Dekoruma.

In the meantime, new media rising star IDN Media has snapped Demi Istri Production to create IDN Pictures, company’s new venture in video content creation.

Kopi Kenangan Announces Over 1.6 Trillion Rupiah Worth of Series B Funding

The new retail startup Kopi Kenangan has announced a Series B funding worth of $109 million (over 1.6 trillion Rupiah) led by the existing investor investor, Sequoia Capital India. New investors include B Capital, Horizon Ventures, Verlinvest, Kunlun, and Sofina. Also participated in this round is Alpha JWC Ventures.

Following this round, B Capital and Facebook co-founder Eduardo Saverin will sit on Kopi Kenangan’s board of directors. He’s eager to help the company to make faster business transformation.

It’s said that the company is now valued at almost $500 million.

KlikDaily Secures Series A Funding, to Facilitate Small Shops with Supply Chain

B2B marketplace Klikdaily has booked Series A funding in May 2020. The value is still undisclosed. This funding was led by their existing investor, Global Founders Capital (GFC), a Rocket Internet’s venture arm.

The fund will be utilized to accelerate the company’s mission–to empower traditional stalls across the country through technology and infrastructure development.

Klikdaily also plans to replicate its current business model to bring more distribution centers in major cities of Indonesia until the end of 2020.

Dekoruma Secures Investor’s Fund on Pre Series C

Dekoruma, an interior design and construction services platform, announced Pre-Series C funding with an undisclosed value. The lead investors in this round include InterVest Star SEA Growth Fund 1, Foundamental, OCBC NISP Ventura, and Skystar Ventures. Also participated are investors from the previous round.

Dimas Harry Priawan, Dekoruma’s CEO, said the fund will be used to further invest in the development of SOMA products, as an interior design and project management application that connects designers, suppliers, contractors, and customers. Currently, the application has been used in more than 3000 interior design projects.

Dekoruma claims to achieve positive EBITDA by early 2021.

IDN Officially Acquires Demi Istri Production House, Introducing IDN Pictures

New media mogul IDN Media has officially announced the acquisition of an independent film company or production house, Demi Istri Production. The production house was founded in 2013 by director Fajar Nugros and producer Susanti Dewi. Following the acquisition, those two to lead the newly formed IDN Pictures.

Through film, IDN intends to re-shape the Indonesian film industry while at the same time brings positive influence to the community.

Kopi Kenangan Announces Over 1.6 Trillion Rupiah Worth of Series B Funding

The new retail startup Kopi Kenangan has announced Series B funding worth of $109 million (over 1.6 trillion Rupiah) led by the previous investor, Sequoia Capital India. There are some new investors, such as B Capital, Horizon Ventures, Verlinvest, Kunlun, and Sofina participated in this round, also the seed investor, Alpha JWC Ventures.

It is reported that one of Facebook’s co-founders, Eduardo Saverin has joined Kopi Kenangan’s board of commissioners, through B Capital. His participation is expected to help make a faster business transformation.

“I look forward to working with Kopi Kenangan and building a global brand that celebrates the distinctive flavors of Indonesia and Southeast Asia,” Saverin stated in the official release, Tuesday (5/12).

Historically, Kopi Kenangan has acquired seed funding from Alpha JWC Ventures worth of $8 million in 2018. A year later, they raised a series A round of $20 million led by Sequoia Capital India with additional funds at an undisclosed value from Arrive, Serena Ventures, NBA’s Caris LeVert, and Sweetgreen’s founder, Jonathan Neman.

In separate occasion, Kopi Kenangan’s Co-Founder & CEO, Edward Tirtanata confirmed to DailySocial that the company is yet to acquire the unicorn status. As a general note, Kopi Kenangan’s valuation is said to exceed the centaur position. “Kopi Kenangan is yet to be a unicorn,” he said.

He revealed the plan with this fresh funding is to tighten its positionn in Indonesia. One thing, it’s the plan to offer food and beverages from local partners and developing a cloud kitchen.

“As a startup in the growth stage, we are quickly adapting to challenges through contactless transactions and highly-curated hygiene standards throughout our stores. Employee welfare is a big priority and we are investing in their safety, along with increasing health benefits and additional training to help them cope with this big change,” he said.

The pandemic hits Kopi Kenangan’s business hard. Edward said all other industries, including F&B, are experiencing a significant decline, especially offline outlets. However, thanks to the grab and go business model, the company saw an increase in online orders by 50% in certain locations.

He believes businesses that quickly adapt to conditions can survive in a crisis, unlike the most brilliant or with large capital ones. “Kopi Kenangan has gained investor trust by adopting a grab and go business model that fits the current situation.”

To date, Kopi Kenangan employs 3 thousand employees in 324 outlets in all cities in Indonesia. It is expected that this year the store can add up to 500 stores. The company also has ambitions for post-pandemic regional expansion. Thailand, the Philippines, and Malaysia, are the countries they are after.

“Regional expansion is still on schedule, by adapting to the post-Covid-19 situation,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Startup new retail Kopi Kenangan mengumumkan pendanaan segar Seri B senilai $109 juta dipimpin investor terdahulunya Sequoia Capital India

Kopi Kenangan Umumkan Pendanaan Seri B Lebih dari 1,6 Triliun Rupiah

Startup new retail Kopi Kenangan mengumumkan pendanaan seri B senilai $109 juta (lebih dari 1,6 triliun Rupiah) yang dipimpin investor terdahulunya Sequoia Capital India. Beberapa nama baru seperti B Capital, Horizons Ventures, Verlinvest, Kunlun, dan Sofina turut bergabung dalam putaran ini, sekaligus investor pertamanya Alpha JWC Ventures.

Dikabarkan pula, salah satu co-founder Facebook Eduardo Saverin bergabung ke dalam jajaran komisaris Kopi Kenangan, melalui B Capital. Keterlibatannya diharapkan dapat membantu transformasi perusahaan jauh lebih cepat.

“Saya berharap dapat bekerja sama dengan Kopi Kenangan dan membangun merek global yang merayakan citarasa khas Indonesia dan Asia Tenggara,” kata Saverin dalam keterangan resmi, Selasa (12/5).

Dalam rekam jejaknya, Kopi Kenangan pertama kali mengantongi pendanaan tahap awal dari Alpha JWC Ventures senilai $8 juta pada 2018. Setahun kemudian, menggalang pendanaan seri A sebesar $20 juta dipimpin oleh Sequoia Capital India dan tambahan dana dengan nilai dirahasiakan dari Arrive, Serena Ventures, pebasket NBA Caris LeVert, dan pendiri Sweetgreen Jonathan Neman.

Bila ditotal, investasi yang diterima perusahaan mencapai lebih dari $137 juta (lebih dari 2 triliun Rupiah).

Secara terpisah, kepada DailySocial, Co-Founder & CEO Kopi Kenangan Edward Tirtanata mengonfirmasi, sampai tahap ini perusahaan belum menyandang status unicorn, sebelumnya diketahui bahwa valuasi Kopi Kenangan sudah tembus status centaur. “Sampai saat ini Kopi Kenangan belum menjadi unicorn,” ujarnya.

Dia menerangkan mengatakan pendanaan segar ini akan digunakan untuk memperkuat posisinya di Indonesia. Salah satunya, rencana untuk menawarkan berbagai produk makanan dan minuman dari pedagang lokal serta mengembangkan cloud kitchen.

“Sebagai startup yang sedang tumbuh, kami cepat beradaptasi terhadap tantangan melalui transaksi tanpa kontak dan standar kebersihan yang tidak kenal kompromi di seluruh toko kami. Kesejahteraan karyawan adalah prioritas besar dan kami berinvestasi untuk keselamatan mereka, bersamaan dengan itu peningkatan manfaat kesehatan dan pelatihan tambahan untuk membantu mereka mengatasi perubahan besar ini,” ujarnya.

Dampak pandemi, juga menghantam bisnis Kopi Kenangan. Edward menuturkan, semua industri lain, F&B juga mengalami penurunan signifikan, terutama di gerai offline. Tapi berkat model bisnis grab & go, perusahaan melihat adanya peningkatan online order sebesar 50% di lokasi-lokasi tertentu.

Dia pun percaya, bisnis yang cepat beradaptasi dengan kondisi dapat bertahan di tengah krisis, bukanlah mereka yang terpintar atau punya modal besar. “Kopi Kenangan mendapatkan kepercayaan investor dengan mengangkat model bisnis grab and go yang cocok dengan situasi saat ini.”

Saat ini Kopi Kenangan memperkerjakan 3 ribu karyawan tersebar di 324 gerai di seluruh kota di Indonesia. Diharapkan pada tahun ini dapat menambah lokasi toko hingga mencapai 500 gerai. Perusahaan juga berambisi untuk ekspansi regional pasca pandemi. Thailand, Filipina, dan Malaysia, menjadi negara yang mereka incar.

“Rencana ekspansi regional akan tetap dilaksanakan, dengan melihat situasi pasca-Covid-19,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here
Investasi East Ventures

East Ventures Bukukan Dana Investasi 1 Triliun Rupiah, Diprioritaskan untuk Pendanaan Startup Indonesia

East Ventures kemarin (21/8) mengumumkan penutupan dana investasi keenam mereka sejumlah $75 juta atau setara dengan 1 triliun Rupiah. Dana ini didukung oleh berbagai elemen, mulai dari kalangan individual (high net workth individuals) seperti Wan Xing (CEO Meituan-Dianping), Eduardo Saverin (Co-Founder Facebook), dan Kaling Li (Co-Founder Razer).

Selain itu pemberi dana juga datang dari kalangan institusi investasi mulai dari Pavilion Capital, Adams Street Partners dan Temasek. Beberapa perusahaan keluarga dari Indonesia juga tergabung dalam pendanaan ini, meliputi Sinarmas Group, Triputra Group dan Emtek Group.

Perolehan East Ventures meningkat 2,5x lipat dari yang ditargetkan, yakni $30 juta. Nantinya dana investasi yang diperoleh akan digunakan untuk meningkatkan dukungan kepada ekosistem startup di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Trennya untuk diberikan dalam pendanaan tahap awal hingga seri A di berbagai sektor.

Kendati demikian ada vertikal baru yang akan menjadi fokus dengan dana investasi keenam ini, yakni inklusi UKM, new retail, fintech, berita dan media, healthtech, supply chain dan transformasi digital.

“Kami sebenarnya bisa menambah lebih banyak lagi, namun kami ingin mempertahankan disiplin tertentu di era euforia ini. Penting bagi ekosistem ini untuk mempertahankan kecepatan value creation agar dapat sesuai dengan valuation expectation. Dan hal ini akan berdampak pada performa dana investasi kami bagi para pemangku kepentingan, yaitu para pendiri startup, mitra bisnis, dan para investor (LP),” ujar Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.

Salah satu “model bisnis” yang ditawarkan oleh venture capital kepada pemberi dana ialah melalui exit — bisa dalam bentuk akuisisi atau go-public. Menurut pihak East Ventures, kesuksesannya dengan 30 exit meningkatkan kepercayaan investor kepada mereka. Groupon, Kudo, Loket, Jurnal, Bridestory, dan Talenta adalah beberapa nama startup yang berhasil terakuisisi.

MoxyBilna Rebranding Menjadi Orami

Hari ini secara resmi merger yang sebelumnya telah dilakukan oleh Bilna dan Moxy pada awal tahun 2016 kini melebur menjadi satu nama baru yaitu Orami. Di bawah payung Orami, mereka menargetkan konsumen perempuan dengan produk andalan seperti keperluan bayi, perlengkapan rumah, fashion, kebutuhan harian, dan perlengkapan hewan peliharaan.

Merger yang dilakukan oleh Bilna dan Moxy telah melalui proses sekitar dua tahun lamanya, disertai dengan perbincangan serta diskusi lebih mendalam dengan pihak investor, yaitu Sinar Mas Digital Ventures (SMDV), Gobi Partners, Ardent Capital, Velos Partners, dan co-founder Facebook Eduardo Saverin. Secara keseluruhan funding yang diterima Orami berjumlah $15 juta (sekitar 202 miliar Rupiah).

“Sebuah hal yang luar biasa kami bisa bekerja sama dengan berbagai investor SMDV dengan kekuatan lokalnya, Ardent Capital dengan jangkauannya yang luas di regional, Gobi Partners yang berpengalaman di social commerce dan ekonomi wanita, serta tambahan kekuatan dari orang-orang hebat seperti Eduardo Saverin dan Velos Partners,” kata CEO Orami Jeremy Fichet saat jumpa pers hari ini di JW Marriot Jakarta.

Sinergi dalam bentuk Orami ini disebutkan dilakukan untuk menciptakan sebuah destinasi online paling luas dan besar yang didedikasikan untuk para perempuan, serta turut ambil bagian dalam pertumbuhan ekonomi perempuan yang pesat di regional.

Di Indonesia, Orami menggunakan branding “Bilna by Orami”, sementara di Thailand mereka menggunakan branding “Moxy by Orami”.

Orami berpusat di Jakarta dan mengklaim Januari dan Februari 2016, pasca merger, menjadi bulan terbaik dalam sepanjang sejarah perusahaan. Penggabungan hampir 500 karyawan di Indonesia diklaim berhasil menyatukan dua kultur yang berbeda menjadi satu kesatuan yang saling membangun.

Dengan sistem marketplace yang terkurasi serta model ritel Orami menjanjikan produk berkualitas untuk perempuan yang berasal dari vendor asal Indonesia, Thailand, hingga Tiongkok. Dengan menyasar pasar Indonesia yang semakin pesat perkembangannya, diharapkan semua kebutuhan dapat terakomodir sesuai dengan tagline dari Orami yang baru yaitu “have it all”.

“Indonesia merupakan pasar yang besar, baik dari perkembangan e-commerce hingga minat pasar yang ada. Selain menargetkan konsumen yang cukup besar jumlahnya kami juga ingin bermitra dengan vendor-vendor yang memiliki produk berkualitas dari Indonesia,” kata Jeremy.

Orami mengklaim sebagai satu-satunya layanan e-commerce yang menerapkan model ritel dalam layanan bisnisnya, karena itu menjadi penting untuk memilih vendor berkualitas, melakukan pengiriman barang kepada pelanggan secara seamless hingga penanganan layanan pelanggan yang terbaik.

Social commerce dan collection sebagai kelebihan Orami

Dalam acara peresmian tersebut, disebutkan pula keunggulan yang membedakan Orami dengan e-commerce lainnya, yaitu fitur Social Commerce dan Collection. Dengan fitur Collection, pengguna bisa melakukan kurasi secara personal produk apa saja yang diinginkan mulai dari harga, merek, dan lainnya, kemudian pilihan tersebut bisa dibagikan di semua media sosial yang ada. Sementara untuk Social Commerce, Orami akan menyediakan magazine atau blog yang berisikan informasi, tips dan artikel menarik lainnya khusus untuk wanita.

“Karena 90% produk yang kami hadirkan khusus untuk wanita kami pun berupaya untuk menghadirkan platform yang lengkap untuk pengguna bukan hanya belanja namun juga mengekspresikan diri di media sosial mendapatkan informasi terkini seputar dunia perempuan dan lainnya,” kata Jeremy.

Modal dan kekuatan yang telah didapatkan ini akan digunakan untuk memperkaya pilihan produk-produk untuk wanita secara keseluruhan, fokus untuk memaksimalkan komponen social commerce, mengoptimalkan strategi mobile dan teknologi dalam sebuah platform yang sama dalam satu regional serta memperluas sebuah end-to-end user experience.

Saat ini kunjungan pengguna di situs Orami telah mencapai 3 juta pengunjung setiap bulannya dan 75% di antaranya adalah perempuan, dengan jumlah pemesanan per harinya bisa mencapai 12 ribu pesanan (dalam waktu tertentu).

Orami juga akan memaksimalkan jangkauan untuk berekspansi terhadap pasar-pasar baru di Asia Tenggara. Strategi pemasaran yang dilancarkan oleh Orami selain memanfaatkan media sosial dan lainnya adalah bekerja sama dengan komunitas perempuan yang tersebar di Indonesia.

Saat ini Orami baru bisa diakses di desktop dan mobile browser. Dalam dua bulan mendatang, aplikasi untuk platform Android akan dirilis. Dalam hal teknologi, Orami mengedepankan strategi mobile first.

“Selain memberikan produk berkualitas dan terlengkap, diharapkan dalam waktu 2 tahun ke depan Orami bisa menjelma menjadi e-commerce khusus perempuan terdepan di Indonesia,” tuntas Jeremy.

Golden Gate Ventures Prepares $50 Million for Southeast Asian Startups

Golden Gate Ventures just announced its second round of investment in Southeast Asia worth no less than $50 million. During the first round , Golden Gate successfully planted 25 investment worth around $35 million, which was coming from a number of investors including Temasek, Eduardo Saverin (Facebook’s Co-Founder), and Monitor Capital Partners. Golden Gate Ventures’ vision is to bridge Silicon Valley and Asia, in terms of startup development. Continue reading Golden Gate Ventures Prepares $50 Million for Southeast Asian Startups

Tech In Asia Peroleh Investasi $4 Juta

Media online Asia Tech In Asia mengumumkan bahwa mereka baru saja menerima pendanaan sebesar $4 juta. Putaran pendanaan kali ini dipimpin oleh SB-ISAT Fund, dana investor bentukan Softbank dan Indosat yang bernilai total $50 juta. Pendanaan kali ini juga melibatkan sejumlah investor baru, seperti Co-Founder Facebook Eduardo Saverin, Walden International, Marvelstore, m&s Partners, dan Co-Founder Nitrous Andrew James Solimine. Para investor Tech In Asia sebelumnya, termasuk East Ventures, Fenox Venture Capital, dan Simile Venture Partners, juga terlibat dalam pendanaan kali ini. Continue reading Tech In Asia Peroleh Investasi $4 Juta

Ini Dia Slide Yang Digunakan “TheFacebook” Untuk Menjual Iklan Pada Tahun 2004

Di film “The Social Network”, anda bisa melihat bagaiman sejarah awal ditemukannya Facebook oleh duo co-founder Mark Zuckerberg dan Eduardo Saverin. Mark yang mengurus bagian teknis seperti programming dan design, Eduardo ditugaskan untuk mengurus perusahaan yang kala itu bernama “The Facebook” dari sisi bisnis dan pengiklan.  Continue reading Ini Dia Slide Yang Digunakan “TheFacebook” Untuk Menjual Iklan Pada Tahun 2004