Layanan uang elektronik dan dompet digital milik pemerintah LinkAja meresmikan kerja sama dengan Pegadaian untuk memberikan kemudahan akses layanan finansial buat konsumen yang berada di kota lapis dua dan tiga. Baik Pegadaian dan LinkAja sama-sama memiliki kehadiran yang kuat di lokasi tersebut.
Pada tahap awal, layanan finansial dari Pegadaian seperti Tabungan Emas hadir di aplikasi LinkAja untuk pembukaan baru dan top up saldo, Cicilan Mikro seperti pinjaman bermotor dan multiguna, Tabus Gadai, dan Ulang Gadai.
“Kami berusaha tetap terkini dan relevan dengan kebutuhan nasabah yang tren menggunakan aplikasinya sangat besar,” ucap Direktur TI dan Digital Pegadaian Teguh Wahyono dalam konferensi pers virtual, Rabu (24/2).
Diharapkan kehadiran layanan Pegadaian di LinkAja dapat mendongkrak transaksi digital di Pegadaian. Teguh menyebut pada tahun lalu sektor ini mencatatkan ada lebih dari 20 juta transaksi digital atau tumbuh lebih 30% dikontribusikan dari aplikasi Pegadaian Digital dan layanan Tabungan Emas di berbagai rekanan platform e-commerce dan dompet elektronik.
Direktur Marketing LinkAja Edward Killian menambahkan, dalam membangun inklusi finansial di kota lapis dua dan tiga tidak hanya membutuhkan solusi pembayaran saja seperti yang dimiliki LinkAja saja saat ini, tapi harus masuk ke fase berikutnya yakni memperkenalkan produk-produk finansial yang kredibel.
Oleh karenanya, Pegadaian yang sekaligus salah satu pemegang saham di LinkAja, terus melakukan sinergi bisnis agar semakin banyak orang yang mendapat akses tersebut.
Sebelum diresmikan ke publik, sambungnya, diklaim layanan Pegadaian mampu menarik respons positif dari pengguna LinkAja. Edward yang lebih sering disapa dengan Kiki ini menyebutkan pembayaran cicilan nilainya mencapai miliaran Rupiah sementara pembukaan tabungan per minggunya tumbuh berkali-kali lipat.
“Tabungan emas dengan setoran awal Rp10 ribu dan top up mulai dari Rp5 ribu dari Pegadaian ini relevan untuk kebutuhan pengguna yang berasal dari kelas menengah lapis dua dan tiga. Mereka cukup menggunakan saldo LinkAja untuk melakukan transaksi tersebut,” kata Kiki.
Perluasan produk finansial di LinkAja
Tak hanya Pegadaian, LinkAja bersama jajaran pemegang sahamnya turut aktif mengembangkan berbagai layanan produk finansial di dalam aplikasi. Salah satu contohnya bersama Bank Mandiri menyediakan fitur Rekening Online, memungkinkan pembukaan rekening baru, aktivasi kartu debit, atau aktivasi Mandiri Online.
Bila ditotal, hingga akhir Januari 2021, LinkAja telah memiliki lebih dari 65 juta pengguna terdaftar yang 70% di antaranya datang dari kota lapis dua dan tiga. Selain itu, aplikasi digunakan di lebih dari 1 juta merchant lokal dan lebih dari 349 ribu merchant nasional di seluruh Indonesia, 233 moda transportasi, 674 pasar tradisional, lebih dari 42 ribu mitra donasi digital, 5 ribu online marketplace.
Berikutnya, menyediakan pembayaran pembayaran dan pembelian kebutuhan sehari hari seperti pulsa telekomunikasi, token listrik, tagihan rumah tangga, iuran BPJS, hingga berbagai layanan keuangan lainnya seperti pembelian produk reksa dana, pembelian produk asuransi mikro, transfer ke semua rekening bank dan tarik tunai tanpa kartu.
Selain itu, LinkAja juga dapat digunakan di lebih dari satu juta titik transaksi untuk pengisian dan penarikan saldo, yang meliputi ATM, transfer perbankan, jaringan ritel, hingga layanan keuangan digital.
elevenia memutuskan untuk mundur dari perang ‘tidak sehat’ antar perusahaan e-commerce demi meningkatkan performa bisnisnya dengan meningkatkan pendapatan bersih yang diincar perusahaan. Pergeseran fokus tersebut datang dari arahan induk baru perusahaan, Salim Group yang mulai efektif masuk pada kuartal IV 2017.
Arahan ini diambil lantaran banyak faktor pemicu, salah satunya adalah hiruk pikuknya persaingan e-commerce yang kini bisa dikategorikan sudah tidak sehat. Kondisi yang terjadi adalah perang besar-besaran diskon, ongkos kirim, voucher, dan gimmick marketing yang bertebaran di berbagai situs.
CMO elevenia Edward Killian menuturkan Salim Group memiliki komitmen jangka panjang untuk membesarkan elevenia. Namun strategi yang dipilih bukan memberikan sokongan dana besar untuk turut subsidi, melainkan arahan untuk fokus pada peningkatan pendapatan bersih (net revenue).
Caranya dengan mengurangi subsidi, bukan menghilangkan sama sekali. Awalnya besaran persentasenya bisa mencapai kisaran 7-20 persen disokong dari kantong elevenia sendiri. Subsidi yang diberikan elevenia kini sudah tidak sebesar itu, tapi di angka yang dirasa perusahaan masih mampu untuk mensubsidinya. Sayangnya Edward enggan membeberkan angkanya.
Pendapatan bersih itu selisih positif dari total pendapatan (operasional dan non operasional) dengan total biaya (operasional dan non operasional) setelah dikurangi dengan taksiran pajak pendapatan.
Perlu diketahui, elevenia melakukan monetisasi salah satunya lewat komisi transaksi yang diambil dari tiap transaksi yang berhasil terjadi dari para penjualnya. Besarannya sekitar 1-3 persen per transaksi.
“Kita cari kombinasi yang benar seperti apa [untuk subsidi] karena kalau kita enggak ada promo, di dunia yang luar biasa sudah ter-cluster dengan diskon akan susah juga. Tapi bagaimana caranya bisa atur promo tanpa harus mengorbankan sustainability kita, itu yang bisa dilakukan,” terang Edward kepada DailySocial.
“Ini adalah approach baru bersama Salim Group,” sambungnya.
Langkah tersebut mulai dilakukan elevenia menjelang akuisisi efektif pada kuartal IV 2017. Secara berangsur pendapatan bersih merangkak naik ke level positif, padahal sebelumnya tercatat negatif di kuartal sebelumnya. Era ketika perusahaan masih memberikan subsidi, diskon, dan lainnya.
Ketika subsidi dikurangi, sambungnya, pasti punya efek samping bagi bisnis elevenia. Volume transaksi ikut turun karena awalnya transaksi datang dari orang-orang yang mau pakai subsidinya. Efek ini sudah diperhitungkan sebelumnya oleh perusahaan.
Pendapatan bersih adalah indikasi yang dipilih untuk mempersiapkan fondasi struktur keuangan elevenia agar lebih sehat di masa depannya. Ini belum membicarakan soal laba. Menurut Edward, elevenia belum sampai ke tahap tersebut.
“Tapi kasarannya jika net revenue sudah positif, tinggal perkara waktu dan scale saja ke depannya. Kita growth pelan-pelan sampai tahap tertentu masuk ke critical mass, harusnya cost di bawahnya akan tertutup.”
Dia melanjutkan, “Akan tetapi bila net revenue-ya sudah negatif, ya gimana mau tutup pembelanjaan yang lain, sama sekali enggak masuk akal. Tapi bila sudah positif, makin lama akan besar karena volume. Kalau hidup dari margin tipis tapi dengan volume besar, suatu saat kita bisa tutup semua pengeluaran. Mungkin waktunya bisa beberapa tahun lagi. Tapi paling enggak setup udah benar dari awal.”
Bersiap sambut masa depan
Edward melanjutkan strategi yang dipilih elevenia ini adalah bentuk antisipasi perusahaan untuk menyambut masa depan, di mana orang belanja online itu karena kenyamanan dan akses. Bukan karena diskon atau gimmick marketing. Dia menilai dari kacamata bisnis, strategi tersebut bukan setup yang sustainable.
“Tapi kalau kita lihat di lingkungan saat ini yang sedang tidak sehat, pertarungannya di subsidi. Itu kan buat short term saja. Padahal kita harus lihatnya bisnis ini sebagai jangka panjang, jadi cara mainnya enggak matching.”
“Kalau terus-terusan subsidi, growth [bisnis] makin lama memang makin besar, tapi mau sampai kapan [beri subsidi].”
Dia mengibaratkan kondisi e-commerce saat ini seperti sedang lomba lari marathon. Semua e-commerce lari sprint berlomba-lomba melakukan promosi, menarik perhatian calon konsumen untuk bertransaksi. Ketika lari sprint, tidak ada yang tahu nafasnya akan sepanjang apa. Yang pasti, nafas pasti akan habis.
Edward meyakini hal tersebut akan terjadi juga di industri e-commerce, cepat atau lambat.
“Bisnis kalau berdarah terus-terusan, dan belum ketemu titik finish di ujung marathon kan aneh. Bisnis tiap bulan kasih subsidi, net revenue merah terus, ini bukan jadi bisnis.”
Oleh karena itu, Salim Group tetap memberikan dukungan kepada elevenia, namun bentuknya bukan diperuntukkan untuk subdisi. Melainkan untuk operasional elevenia itu sendiri, demi memastikan perusahaan tetap produktif.
Kejar ketertinggalan
Ketika memilih untuk mengurangi subsidi, artinya elevenia memilih untuk tumbuh secara perlahan. Kendati demikian, perusahaan terus berinovasi demi mengejar ketertinggalannya, meski golnya bukan untuk melampaui kompetitor.
Beberapa diantaranya menggaet berbagai komunitas dari pecinta kopi dan sepak bola untuk terhubung dengan elevenia lewat penjualan merchandise khusus atau produk edisi terbatas.
“Pengenalannya bukan ke diskon, kami inign mereka bisa kenal elevenia dengan cara berbeda. Kalau dengan diskon, pasti ke depannya yang mereka harapkan adalah diskon lagi.”
Kemudian memanfaatkan jaringan bisnis dengan Salim Group, misalnya bekerja sama dengan Indomaret lewat Indo Paket. Gerai Indomaret jadi tempat logistik untuk mengambil barang pesanan konsumen yang paling terdekat dari lokasi mereka.
Berikutnya inisiasi program eMart untuk menyasar kebutuhan bulanan. Produknya disuplai dari Indomarco dan beberapa distributor lainnya yang sudah terhubung dengan elevenia.
Perusahaan juga memanfaatkan kerja sama dengan OttoPay (PT Reksa Transaksi Sukses Makmur) untuk kemudahan pembayaran di elevenia lewat uang elektronik. Sementara ini baru bisa bekerja sama dengan penerbit seperti OttoCash dan iSaku (milik Indomaret).
Di luar itu, elevenia juga masih mempertimbangkan kemungkinan untuk perluas segmen bisnis dari marketplace (C2C) ke B2C dan B2B.
“Buat B2C yang punya warehouse ada kemungkinan, masih dilihat feasible atau tidak, B2B juga ada dimungkinkan kita mau ke sana.”
Upaya tersebut dilakukan perusahaan untuk menarik konsumennya yang kebanyakan berasal dari kalangan first jobber, white collar worker dengan rentang usia 20-35 tahun. Penetrasi elevenia kuat di kota-kota besar di seluruh Indonesia.
Sepanjang tahun lalu elevenia mencatat 4 juta transaksi dengan perputaran dana di atas Rp1 triliun. Pengguna terdaftar di elevenia mencapai 5,8 juta orang, namun pengguna aktifnya sekitar 580 ribu orang.
Penjual yang terdaftar di elevenia mencapai 81 ribu penjual, sekitar 93% diantaranya adalah penjual individu. Total SKU yang dimiliki sekitar 4,5 juta SKU. Situs elevenia dikunjungi 419 juta kali. Adapun aplikasi-nya telah diunduh 1,4 juta kali.
“Sekarang kita lihat bukan saatnya untuk bertanding, timing-nya belum tepat. Inovasi-inovasi ini upaya kita untuk catching up supaya enggak ketinggalan jauh pace-nya karena momennya bukan untuk mati bersama di saat ini,” ujar Edward.
Pasca proses akuisisi oleh Salim Group, di HUT-nya yang keempat elevenia kembali hadir dengan wajah baru. Selain mengumumkan sejumlah penambahan fitur, elevenia memperkenalkan CEO baru mereka, Sugiharto Darmakusuma. Dalam sambutannya, Sugiharto mengungkapkan harapannya memimpin elevenia dengan semangat dan strategi baru.
“Meskipun saat ini layanan e-commerce sudah cukup padat di Indonesia, namun dilihat dari luasnya Indonesia saya rasa masih ada ruang untuk elevenia bermain di sektor ini.”
Hadirnya Sugiharto menjadi upaya Salim Group memperkuat layanan elevenia yang dinilai mampu bertahan selama empat tahun ini.
“Kenapa Salim Group mengakuisisi elevenia, karena harus mengadopsi bisnis digital dan tidak bisa selamanya di offline, sambil memanfaatkan data analytics yang ada,” kata Sugiharto.
Sugiharto menambahkan, elevenia ingin berpartisipasi dalam pertumbuhan ekosistem digital di Indonesia. Dengan makin meningkatnya penetrasi internet sampai ke pelosok. elevenia ingin menjangkau lebih banyak penjual, pembeli, dan komunitas di berbagai wilayah di Indonesia.
Fitur baru
Untuk meningkatkan pengalaman pengguna selama mengakses elevenia, perusahaan memberikan pembaruan tampilan yang lebih sederhana namun dilengkapi kategori yang lebih lengkap.
“Kami juga memastikan bahwa dengan koneksi internet yang kurang baik pun elevenia bisa diakses dengan mudah dan cepat,” kata Chief Sales dan Marketing Officer elevenia Edward Kilian Suwignyo. Edward sebelumnya adalah CMO OLX Indonesia.
elevenia juga menghadirkan beberapa fitur baru, seperti layanan logistik drop and pick up Indo Paket yang memanfaatkan gerai Indomaret di berbagai wilayah. Perusahaan juga menyediakan pilihan pembayaran bank yang jumlahnya lebih banyak di fitur Ottopay.
“Berbeda dengan layanan lain yang hanya menyediakan pilihan transfer dari bank ternama, kami menyediakan lebih banyak lagi bank untuk pembeli,” kata Edward.
Fitur lain adalah E-MART, pilihan berbelanja keperluan harian dengan harga grosir. Fitur ini dihadirkan dengan menggandeng PopBox melalui produk terbaru PopStore.
Kepada DailySocial, Co-Founder PopBox Greta Bunawan menyebutkan, melalui PopStore nantinya semua barang grosiran yang dibeli di elevenia akan melalui fulfilment center PopStore untuk kemudian dikirim langsung ke rumah pembeli di hari yang sama (same day delivery). Untuk sementara layanan ini hanya tersedia di Jadetabek.
“Bukan hanya produk dari Salim Group, produk dengan harga grosir ini juga berlaku untuk semua produk yang tersedia di elevenia,” kata Greta.
Disinggung apakah nantinya fitur ini akan berkompetisi dengan produk serupa yang juga diusung Salim Group, IDmarco, Edward menyebutkan nantinya sinergi dengan IDmarco juga akan dilakukan elevenia.
Menatap pasar B2B
Saat ini produk dan layanan elevenia masih difokuskan kepada segmen C2C, namun melihat demand dan peluang ke depannya, tidak menutup kemungkinan elevenia juga akan memperluas segmen dan menyasar pasar B2B.
“Ada rencana kami akan mulai menyasar B2B namun seperti apa implementasinya dan kapan akan kami hadirkan nantikan pengumuman dari kami selanjutnya,” kata Edward.
Di kuartal ketiga dan keempat 2017, elevenia mengklaim memperoleh pendapatan bersih yang positif dengan nilai transaksi bisnis mencapai lebih dari satu triliun Rupiah dari empat juta transaksi. Saat ini 93% penjual di platform elevenia berasal dari kalangan individual.
Disebutkan elevenia saat ini memiliki 1,4 juta pengguna aktif yang mengakses melalui aplikasi.
“Fokus kami tahun ini adalah memiliki bisnis untuk jangka panjang dengan melakukan pendekatan dengan tidak memberikan diskon dan promosi besar-besaran. Fitur tersebut tetap ada tapi tidak diberikan secara masif namun masih fokus untuk melakukan akuisisi pengguna baru,” tutup Edward.
OLX Indonesia menjalin kerja sama dengan Futuready Insurance Broker untuk memudahkan pembeli mendapatkan asuransi terhadap kendaraan motor mereka. Para pengguna dapat memilih produk asuransi mobil yang sesuai dengan mobil yang akan mereka beli, baik Total Lost Only (TLO) ataupun Comprehensive (All Risk).
Untuk informasi Futuready Insurance Broker merupakan broker asuransi online di Indonesia yang berada di bawah pengawasan dan telah memegang lisensi resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor izin No.KEP-518/NB-1.2015 sejak 18 Juni 2015.
Broker asuransi adalah jalur perantara atau distribusi asuransi yang diakui oleh Undang-Undang Asuransi nomor 40 tahun 2014 yang memungkinkan broker memiliki keunikan untuk bertindak untuk dan atas nama nasabah. Sehingga, broker melaksanakan tugasnya membantu nasabah bebas menentukan pilihan produk asuransi terbaik dengan objektif dan transparan.
Sendy Filemon, CEO dan President Director Futuready Insurance Broker, mengatakan, “Selama ini, manfaat broker dinikmati oleh nasabah corporate, yaitu perusahaan-perusahaan yang membutuhkan asuransi bernilai sangat besar seperti gedung, kapal, atau armada kendaraan. Inovasi Futuready membawa manfaat broker untuk nasabah retail dengan menyediakan variasi, kebebasan memilih, transparansi dan obyektivitas untuk produk-produk seperti asuransi perjalanan, kendaraan, kesehatan, dan lain-lain.”
Chief Marketing Officer OLX Indonesia Edward Kilian dalam rilis persnya menyambut baik kerja sama dengan Futuready ini. Ia menilai kerja sama ini secara tidak langsung bisa mengedukasi masyarakat bahwa mobil bekas perlu mendapatkan proteksi asuransi.
“Setiap harinya, terdapat ratusan ribu orang yang mencari kendaraan bermotor, khususnya mobil, melalui platform OLX. Keberadaan Futuready dalam kerja sama ini, secara tidak langsung mengedukasi masyarakat bahwa mobil bekas perlu mendapat proteksi asuransi. OLX bangga menjadi bagian dari kerja sama ini,” terang Edward.
Senada dengan apa yang disampaikan Edward, Head of Commercial OLX Indonesia Agung Iskandar menyatakan ada kesamaan value yang melandasi kerja sama ini terbangun. Keduanya sama-sama ingin memberikan kemudahan bagi pengguna dalam hal mendapatkan perlindungan asuransi atas mobil yang akan mereka beli.
“Diharapkan, melalui kerja sama ini, semakin banyak masyarakat, pengguna OLX khususnya, yang mendapat manfaat berupa proteksi asuransi bagi mobil mereka. Kami sangat senang apabila para pengguna kami bisa mendapatkan mobil bekas yang terlindungi dengan baik,” tutup Agung.
Dalam sebuah rapat di pertengahan tahun 2016, CEO OLX Indonesia Daniel Tumiwa mengungkapkan kegundahannya. Sebagai sebuah layanan online, OLX Indonesia menurutnya sudah berada di comfort zone. Untuk melangkah ke depan, dengan tantangan bisnis yang semakin berat, mereka harus berani “mengganggu” diri mereka sendiri agar tetap relevan di tengah persaingan industri.
OLX Indonesia, yang Januari tahun ini berusia 11 tahun dan awalnya bernama Tokobagus, harus berubah.
“Tren, keadaan, dan rencana kami ke depannya mengharuskan untuk melakukan perubahan atau bisa dibilang small pivot,” ungkapnya.
Perusahaan kemudian membentuk tim khusus yang bertugas merealisasikan semangat baru yang disebut “The All New OLX”. Tim ini terdiri dari 15-20 project manager yang semuanya merupakan karyawan OLX dan tidak melibatkan pihak ketiga. Tim khusus tersebut berfungsi September 2016 hingga The All New OLX diluncurkan.
Menjangkau segmen konsumen baru
Jargon “iklan baris” yang melekat di OLX Indonesia dinilai Daniel sudah tidak relevan dengan kondisi terkini. Padahal OLX adalah perusahaan pionir di sektor ini.
Selain itu, selama ini kebanyakan pengguna OLX Indonesia adalah kaum laki-laki, sehingga fitur dan tampilannya banyak mengarah ke unsur maskulin. Daniel menilai OLX tidak bisa selamanya di jalur tersebut. Ada segmen potensial yang belum terjamah, yakni kalangan millennial dan perempuan.
Perubahan harus membantu OLX Indonesia menjangkau calon konsumen yang selama ini bukan fokusnya.
COO OLX Indonesia Doan Ciscus mengatakan:
“Ini adalah tim besar yang pertama kali dibentuk oleh OLX Indonesia. Kami ingin bentuk tim yang solid karena ini kan sifatnya long term project. Orang-orang dari tim ini adalah gabungan teman-teman OLX yang bisa kerja sama dengan baik, ada spirit yang sama, dan sangat concern kepada OLX.”
Project Manager The All New OLX dipegang Renita yang dipilih karena dinilai mempunyai perhatian yang besar kepada OLX Indonesia, dapat memastikan aplikasi tetap relevan dengan masyarakat, dan bisa menjalankan tugas harian secara baik.
Ia dibantu oleh tim UX yang dipimpin Bayu, tim riset yang dipimpin Meidy, dan Arya menjadi jembatan informasi perkembangan The All New OLX ke staf lainnya. Dari sisi teknologi, Fandy menjadi mobile tech lead, Deni memimpin tim API, dan Wasis memegang di sisi infrastruktur.
Bagaimana tim The All New OLX bekerja
Di bulan pertama, tim memfinalisasi user design dengan menemui pelanggan OLX, baik yang sudah sudah lama menggunakan OLX ataupun belum sama sekali, yang berlokasi di suburban Jakarta.
Riset dilakukan dengan tiga macam cara, bertemu langsung, menelepon, atau melalui email. Komposisi responden yang dipilih dibuat seimbang, terkait jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan strata sosial ekonomi.
Secara rutin tiap minggunya, mereka mengundang pelanggan OLX ke kantor. Tim menyediakan tiga kamar tertutup yang digunakan tim produk saat bertemu langsung dengan responden. Responden akan mencoba tools OLX dan memberikan masukan dan keluhannya.
Di tahap ini, tidak hanya tim The All New OLX yang turun. Pihak manajemen pun ikut bertemu pelanggan secara langsung.
“Kurang lebih selama tiga bulan pertama kami terus bertemu pelanggan OLX, sebelum mulai shifting tugas ini ke bagian Tech Product untuk mulai develop. Ini tugas awal yang terberat, jangan sampai salah dari awal,” tutur Doan.
Di bulan ketiga, tim produk memulai proses pengembangan desain baru sesuai hasil temuan riset yang sudah dikumpulkan. Proses menemui pelanggan terus berjalan dalam tahapan ini, sebab mereka harus kembali mencoba produk OLX berdasarkan masukan yang diberikan sebelumnya.
“Kalau diperhatikan dari proses awal hingga versi rilis OLX, it’s all about users. Setiap ada perkembangan baru, kami kembali menemui pengguna untuk minta masukan dari mereka. Apakah fitur baru yang kami sediakan sudah sesuai dengan apa yang mereka inginkan, sebab ini kan tujuannya untuk jangkau pengguna baru juga.”
Perubahan yang dilakukan
The All New OLX melakukan perubahan besar di fitur dan tampilan OLX di aplikasi mobile, sementara untuk versi web (desktop dan mobile) masih tetap menggunakan tampilan lama untuk memastikan proses transisi berjalan lancar. Tanpa bermaksud meninggalkan pengguna lama, OLX mengembangkan fitur baru yang bertujuan dapat menjangkau kalangan millennial dan perempuan.
Daniel mengatakan:
“Selama ini pengguna OLX Indonesia didominasi oleh laki-laki berusia 30 tahun ke atas. Di satu sisi, demografi seperti ini menyulitkan kami untuk melakukan scale up, sementara itu kalangan millennial dan perempuan semakin marak dan menjadi konsumen yang cukup aktif di dunia e-commerce dan marketplace di tanah air.”
Kalangan millennial dan perempuan identik dengan istilah impulsive shopper. Sasaran pengguna seperti ini yang menjadi fokus utama perubahan.
Dalam membuat fitur, perusahaan selalu memperhatikan empat prinsip The All New OLX, yaitu hyperlocal, simple, trust, dan C2C. Hasilnya tercermin di beberapa fitur baru OLX, seperti chat, tampilan foto (visual) di halaman utama, dan fitur Nearby.
Fitur chat dipilih berdasarkan masukan pelanggan perempuan yang menginginkan privasi saat berhubungan dengan calon pembeli. Doan menyebutkan fitur chat ini sesuai dengan prinsip simple dan trust. Bagi kaum perempuan, memajang nomor ponsel di internet kurang nyaman karena bisa terhubung ke berbagai platform messaging lainnya. Ada juga risiko foto profil tersebar ke publik. Tim memutuskan membuat fitur chat di seluruh platform yang dimiliki OLX. Meskipun demikian, tetap ada pilihan untuk mencantumkan nomor telepon untuk mereka yang memilih berkomunikasi melalui telepon, SMS, dan WhatsApp.
Untuk tampilan foto di halaman utama, semangat yang ingin disampaikan adalah mengedepankan visual produk yang dijajakan oleh pengguna OLX. Visual dinilai sebagai kunci yang menarik bagi impulsive shopper untuk mengakses OLX. Dibantu fitur Nearby, pengguna akan dipermudah melakukan transaksi tergantung mereka berada.
Pemilihan warna ungu
Bila Anda mengakses aplikasi dan situs OLX Indonesia, tampilannya kini didominasi warna ungu sebagai bahasa komunikasi. Sebelumnya tampilan OLX didominasi oleh warna biru.
CMO OLX Indonesia Edward Kilian menjelaskan warna ungu melambangkan warna yang dinamis, bisa diterima semua gender, dan merepresentasikan secara kuat energi positif yang baru kepada publik.
Menurut Edward, warna ungu tergolong warna trendi yang diterima dengan baik di kalangan anak muda dan perempuan sebagai sasaran pengguna baru OLX. Warna ini juga masih diterima oleh kalangan laki-laki yang sudah sangat dekat dengan OLX.
“Ini akan memudahkan OLX untuk bisa mengajak kalangan masyarakat lebih luas, semakin pandai mengatur keuangan, dan berhemat dengan mengadopsi perilaku baru. Yaitu memanfaatkan barang yang tidak terpakai menjadi modal memiliki barang lain yang dibutuhkan penjual, menekan pengeluaran dengan membeli barang preloved namun kualitas bagus, dan harga yang jauh lebih murah,” terangnya.
Proses edukasi dan adaptasi
Pekerjaan The All New OLX belum berhenti pasca selesainya proses pengembangan. Masih ada tahap stabilisasi untuk memastikan proses edukasi dan adaptasi berjalan baik untuk pengguna setia maupun pengguna baru.
Doan mengaku ketika pertama kali meluncur banyak sekali keluhan yang masuk dari pengguna. Kebanyakan pengguna mengeluhkan tampilan di halaman utama yang berubah drastis. Tidak lagi disuguhi kategori, tetapi ditampilkan iklan baris yang sesuai lokasi pengguna.
Konsumen juga mengeluhkan tidak adanya nomor ponsel penjual sebagai metode komunikasi yang kini diganti dengan fitur chat. Terakhir, fitur Nearby dikeluhkan pengguna karena belum terbiasa.
“Perubahan yang drastis memang membutuhkan adaptasi terutama bagi pengguna lama. Makanya kami perlu tuntun mereka. Setiap keluhan yang kami terima dari pelanggan tidak ada yang sia-sia. Selalu dibicarakan dan dicarikan solusinya.”
Dalam proses kerjanya tim The All New OLX mendapat dukungan dari Grup OLX Global. Mereka berdiskusi dengan tim OLX dari berbagai belahan dunia. Selain itu, tim juga mendapat kewenangan dari manajemen OLX Indonesia untuk memutuskan hal yang mereka yakini baik.
Pengembangan teknologi
Di sisi teknologi, pengembangan The All New OLX mendorong pemanfaatan teknologi yang aman menggunakan protokol HTTPS. Fungsi tracker, yang sempat membuat “heboh”, tetap disematkan untuk user experience yang lebih baik.
Masih soal keamanan, tampilan baru ini juga memanfaatkan teknologi anti fraud menggunakan sistem machine learning. Tim OLX mengidentifikasi potensi fraud dari akun pengguna, kemudian memberikan rekomendasi ke machine learning untuk melakukan pendeteksian melalui foto, nama, dan akun media sosial.
“Teknologi tersebut memudahkan kami untuk bisa melakukan antisipasi bahkan pemblokiran kepada akun pengguna yang dinilai berisiko bakal melakukan fraud dalam aplikasi OLX,” kata CTO OLX Indonesia Rendra Toro.
Meskipun demikian, sebagai platform C2C. OLX Indonesia belum berencana menjadi perantara pembayaran, seperti menghadirkan rekening bersama (escrow account). OLX Indonesia berharap tetap berfungsi sebagai platform jual beli yang independen. Hal ini dianggap membedakan OLX dengan layanan lainnya.
“Mungkin nantinya jika OLX Indonesia memutuskan untuk menghadirkan fitur tersebut [bakal] lebih memanfaatkan kerja sama dengan pihak ketiga. Artinya kesempatan terbuka lebar untuk layanan fintech atau perusahaan teknologi terkait memberikan layanan tersebut bersama OLX Indonesia,” terang Daniel.
Risiko di balik perubahan
Nama besar dan jumlah pengguna yang cukup masif membuat perubahan memiliki risiko yang besar jika tidak diterapkan dengan benar. Daniel percaya hal tersebut dan berniat untuk menunjukkan keseriusan perusahaan menjadi lebih baik dengan semangat The All New OLX.
OLX Indonesia merupakan negara ketiga dalam Grup OLX yang melakukan pivoting dan perubahan dalam skala cukup besar. Tim negara lain yang telah melakukan perubahan adalah India dan Filipina.
OLX Filipina melakukan perubahan menggunakan sistem yang dimiliki OLX India (template), sementara OLX Indonesia menciptakan semua teknologi tersebut dari awal secara independen.
Daniel menyebutkan:
“Bukan hanya meyakinkan Grup OLX secara global, dengan konsep baru ini OLX Indonesia juga ingin meyakinkan pengguna setia dan pengguna baru bahwa platform ini bisa menjadi favorit dan diandalkan untuk mendapatkan keuntungan cepat dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan.”
– Tim penyusun liputan The All New OLX Indonesia: Yenny Yusra, Marsya Nabila, dan Amir Karimuddin
Layanan online classified OLX Indonesia kembali memberikan pemaparan seputar tren, jumlah transaksi dan fitur terbaru dalam acara temu media hari ini di Conclave Jakarta. Dihadiri CEO OLX Indonesia Daniel Tumiwa dan CMO OLX Indonesia Edward Kilian Suwignyo, mereka mengupas apa saja yang telah terjadi dan telah dicapai oleh OLX di Indonesia.
Sebagai situs iklan baris yang senantiasa memfasilitasi kebutuhan jual-beli masyarakat Indonesia, OLX mencatat beberapa tren baru yang ternyata secara khusus hanya terjadi di OLX. Hal inilah yang kemudian dicoba untuk diinformasikan kepada media, penjual, dan pengguna OLX di tanah air.
“Secara internal kami melihat OLX Indonesia mengalami peningkatan yang cukup baik. Meski demikian tidak dapat dipungkiri ada pula beberapa poin yang mengalami penurunan, namun secara keseluruhan kami cukup puas dengan kemajuan serta monetisasi yang telah di lancarkan pada kuartal pertama 2016,” kata Daniel yang juga adalah Chairman idEA.
Tren baru pengguna OLX
Terkait dengan transaksi yang telah berhasil didapatkan selama kuartal pertama tahun 2016, OLX Indonesia mencatat kenaikan sebesar 18% yaitu 1,6 juta transaksi per bulan. Pertumbuhan ini terjadi di berbagai kategori yang tersebar cukup merata di Indonesia.
“Jika dulunya didominasi oleh pengguna di Jakarta saja, saat ini sudah banyak pengguna yang berada di Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Yogyakarta, dan lainnya mulai aktif menggunakan OLX,” kata Edward.
OLX mencatat jumlah pengguna aktif naik menjadi 20 juta orang per bulan dan jumlah penjual naik menjadi lebih dari 900 ribu orang per bulan. Selain jumlah pengguna yang mengalami peningkatan, jumlah iklan yang terpasang di OLX juga mengalami kenaikan sebesar 20% menjadi 4,8 juta iklan setiap bulannya.
Tren lainnya yang dicatat oleh OLX adalah mulai bermunculannya iklan baris menawarkan lowongan pekerjaan untuk posisi tertentu, seperti kasir, penjaga gudang, dan pekerjaan-pekerjaan di sektor informal lainnya.
Tercatat 40 ribu iklan baris lowongan pekerjaan yang dimuat di OLX dan 32 ribu iklan tersebut langsung direspon oleh pelamar yang melihat langsung iklan baris di OLX. Secara keseluruhan persentasenya naik sekitar 53% di kuartal pertama 2016.
“Kami melihat saat ini sudah banyak perusahaan yang memanfaatkan OLX sebagai media untuk mencari kandidat baru. Dari semua iklan yang ditawarkan oleh perusahaan, rata-rata 1 iklan langsung direspon oleh 10 pelamar,” kata Edward.
Fakta menarik yang juga dibagikan OLX adalah minat dan antusiasme masyarakat Indonesia terkait barang-barang bekas atau second hand product. Ketika saat ini industri otomotif, dalam hal ini mobil, mengalami kemunduran di sisi penjualan, ternyata tidak demikian dengan penjualan mobil bekas yang memanfaatkan iklan baris OLX.
“Untuk mobil bekas kami melihat harga pasaran tetap stabil dan cenderung mengalami kenaikan. Demikian juga dengan perumahan, gadget, motor dan hobi,” kata Edward.
Sementara itu, layanan berbayar yang mulai dilancarkan OLX kepada penjual juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jumlah penjual yang telah memanfaatkan layanan premium ini naik sebanyak 80% dan pendapatan pun diperkirakan juga mengalami peningkatan.
“Kami dari OLX akan terus melancarkan monetisasi kepada penjual yang ingin tampil lebih menonjol menawarkan produk yang ada dengan pilihan layanan berbayar yang lengkap,” kata Daniel.
Meluncurkan fitur terbaru
Dalam kesempatan tersebut disinggung pula rencana OLX untuk meluncurkan fitur Chat V2. Nantinya semua penjual dan pengguna yang menggunakan aplikasi OLX bisa berinteraksi langsung secara anonymous saat ingin bertanya lebih detil, mendapatkan informasi, dan mengatur janji terkait transaksi jual beli.
“Fitur ini tentunya akan sangat berguna bagi penjual produk fashion yang bisa memanfaatkan in-app chat yang ada di aplikasi OLX. Segera akan kami luncurkan dalam waktu dekat,” kata Edward.
Fitur lain yang juga akan segera diluncurkan oleh OLX adalah Ads Around Me. Fungsinya serupa dengan nearby location, yaitu penjual dan pembeli yang ingin mencari produk dan membayar dengan cara Cash on delivery (COD) bisa memanfaatkan fitur ini untuk mencari produk yang diinginkan sesuai dengan lokasi tempat pengguna berada.
Di usia satu dekade, OLX Indonesia menghadirkan beberapa inovasi baru untuk pengguna setianya. Dalam sebuah kesempatan OLX Indonesia menyampaikan pemaparannya kepada media seputar prestasi yang telah diraih oleh OLX selama 10 tahun terakhir. Setiap bulan OLX Indonesia berhasil memfasilitasi lebih dari 1,4 juta transaksi dengan nilai Rp 16 triliun. Lebih dari 3 miliar halaman dikunjungi dan lebih dari 4 juta iklan dibuat oleh para penggunanya setiap bulan.
Memasuki usia ke-11, OLX meluncurkan versi aplikasi terbaru yang dinilai lebih menarik dan informatif. Selain itu OLX juga menghadirkan fitur promosi khusus untuk para penjual agar dapat membuat iklan mereka menjadi lebih menarik dan mendapatkan lebih banyak calon pembeli. Fitur promosi OLX ini juga didukung dengan fasilitas top-up saldo yang lebih banyak, mulai dari transfer ATM, internet banking hingga kartu kredit.
“OLX Indonesia saat ini sudah menjadi platform terpercaya layanan jual beli barang masyarakat Indonesia yang terbukti cepat, mudah dan tentunya terjamin kebenarannya. OLX ingin terus meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia lewat pertukaran yang saling menguntungkan,” kata CEO OLX Indonesia Daniel Tumiwa.
Jika di tahun sebelumnya OLX Indonesia belum melakukan monetisasi, maka di tahun 2016 OLX Indonesia berencana untuk melakukan monetisasi melalui pilihan OLX on Site Promotion.
“Dengan pilihan baru yang kami beri nama OLX on Site Promotion kami menawarkan para penjual untuk menampilkan produknya dengan pilihan seperti istimewa, latar kuning, sundul iklan dan top listing,” Kata CMO OLX Indonesia Edward Killian.
Pasar OLX dan OLX Property
Selain tampilan baru, di aplikasi khusus untuk platform Android, tahun 2016 ini secara rutin OLX juga akan menggelar Pasar OLX, acara offline yang dibuat khusus untuk mempertemukan penjual dengan pembeli. Nantinya di acara Pasar OLX ini semua penjual bisa mengikuti acara Pasar OLX yang diadakan oleh OLX Indonesia.
Acara seperti Pasar OLX ini diharapkan dapat mengedukasi pengguna lama dan baru agar bisa lebih rajin menjual barangnya di OLX dan tentunya menambah kepercayaan pengguna.
Selain itu pada pertengah tahun nanti OLX juga akan menghadirkan pilihan baru di situs serta aplikasi mobilenya, yaitu OLX Property.
“Hingga kini kami masih melakukan persiapan untuk segera meluncurkan OLX Property, bentuk dan konsepnya seperti apa tunggu saja informasi selanjutnya dari kami,” kata Edward.
Valuasi dan lanskap produk di marketplace OLX
Dalam kesempatan tersebut ada catatan menarik yang berhasil dirangkum oleh OLX, di antaranya adalah kecepatan waktu produk yang dijual di OLX tidak lebih dari 2 hari sudah laku terjual. Jika produk tersebut cukup popular dan dilengkapi dengan iklan yang lengkap dan menarik, tidak lebih dari dua hari sudah laku dibeli oleh pengguna.
Kemudian catatan menarik lainnya adalah terbukti produk motor merupakan produk paling favorit dan cepat dijual di OLX Indonesia. Sebanyak 250 ribu iklan motor yang ditampilkan di OLX Indonesia telah laku terjual dengan jumlah 434 ribu setiap bulannya. Sementara itu motor merk Honda merupakan brand paling banyak dicari dan terbukti laku dijual di OLX Indonesia.
Fakta menarik yang juga dibagikan oleh OLX Indonesia dalam kesempatan tersebut adalah, hingga tahun 2015 nilai transaksi untuk jual-beli mobil mencapai nilai Rp 10,6 triliun per bulan. Sebanyak 220 ribu mobil telah laku terjual dengan jumlah iklan sebanyak 430 ribu per bulan.
Bagaimana dengan bisnis properti? OLX mencatat sebanyak 270 ribu iklan setiap bulannya masuk ke OLX Indonesia, dengan jumlah 54 ribu properti yang berhasil dijual dalam jangka waktu 45 hari, rumah yang paling banyak di incar yaitu kawasan Jakarta Selatan.
Untuk produk popular lainnya yang banyak menuai keuntungan adalah smartphone, harga rata-rata smartphone yang ditawarkan melalui OLX adalah Rp 1,3 juta dengan nilai transaksi Rp 500 miliar per bulan. OLX mencatat smartphone yang paling cepat laku adalah platform Android.
Secara keseluruhan OLX menyimpulkan sebanyak 100 iklan baru muncul setiap menitnya dan sebanyak 4 juta iklan baru per bulannya. Semua dibuat dalam platform Android. Kecepatan penjualan barang membuat lebih dari 50% pengguna OLX selalu kembali setiap bulan dan mempercayakan barang lain untuk dijual di OLX.