Tag Archives: Edward Widjonarko

CICIL Expands to Close Loop Financing, Developing PayLater Product for Warung Pintar Partners

CICIL fintech lending platform expands its business to close loop financing for MSME productive loans. This is the first partnership for both companies in developing the financing product.

CICIL’s Co-Founder & CEO, Edward Widjonarko said this diversification strategy is part of the company’s innovation in developing its services. Although the company still focusing on education financing since it was first established in 2016.

“This step opens up an opportunity for us to be able to diversify our market segments and services to encourage inclusive and responsible productive financing,” Edward said to DailySocial.

In a series of education financing products, he continued, CICIL has four financing products, tuition fees (CICIL Tuition), college supplies (CICIL Barang), course financing and certification (CICIL Learning), in collaboration with various edtech platform services.

“Besides funding for students, we have also developed financing for institutions (CICIL Institutions), especially for university level, schools, and course institutions to fulfill the required cost of developing digitalization of campus infrastructure.”

Furthermore, to launch a non-financing feature, CICIL Jobs aiming to help students with side jobs that can help them pay off their education installments independently. Furthermore, CICIL Learns to provide a wide selection of course, training, and certification vouchers.

Currently, CICIL has distributed more than 85 thousand education funding for students across 260 universities in 57 cities by maintaining TKB90 at 97.8%. With a combination of all products, he attempts to achieve financing distribution of up to Rp300 billion by the end of 2021.

Bon Pintar (Smart Bill)

Smart Bill / Warung Pintar

Along with Warung Pintar, CICIL developed Bon Pintar, a payment method solution for shop owners to buy goods right away and make payments when they are due (buy now pay later) on the e-commerce platform.

By utilizing transaction history data and application usage, Warung Pintar facilitates its users to increase stock without having to seek additional capital from outside the ecosystem.

The mechanism is fairly simple, it’s through the Warung Pintar application, from submission, verification, to the use of the funds. After passing the verification, the shop owner can immediately restock and pay the bill 14 days later.

The shop’s business is said to be more efficient because the Warung Pintar application is getting more functional to provide all the needs of a warung, from stock fulfillment, product tracking, monitoring stall performance, and access to capital.

Warung Pintar’s Group CEO, Agung Bezharie said, Warung Pintar as a platform aims to view the needs from stall entrepreneurs standpoint, while in this challenging situation, getting additional capital to increase stock or widen stock options is a pain-point for almost all Warung Pintar partners.

“CICIL has the same vision to provide loan products for MSMEs. [..] Within a few weeks of being launched, thousands of shop owners have been helped by Bon Pintar’s services. We continue to bring the spirit of mutual cooperation to continue to grow this service, therefore, it is to rise with the half million shop owners on our platform,” Agung said in an official statement.

He explained, each stall gets a different capital size according to the shopping history data and activities in the Warung Pintar application. After obtaining permission from the shop owner, transaction data will be used as a credit score to be developed along with CICIL. Moreover, Warung Pintar can minimize the risk of late payments.

Warung Pintar is targeting 150 thousand active Juragan (stall owners in Warung Pintar) can use Bon Pintar services. In the future, Warung Pintar will continue to strengthen its strategic partnership to continue providing financial solutions that can broadly reach shop owner.

Edward agreed on this. He expects that Bon Pintar can be the beginning for CICIL to expand its close-loop financing services similar to other companies with intention to develop productive financing services for partners in its ecosystem.

“Especially in collaborating with Warung Pintar, we expect CICIL can continue to collaborate closely with Warung Pintar to provide more comprehensive financing service innovations for stall partners, not limited to Bon Pintar financing,” Edward said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

CICIL memiliki tiga produk pembiayaan pendidikan dan dua produk non-pembiayaan. Produk terbaru adalah layanan paylater Bon Pintar bersama Warung Pintar

CICIL Perluas ke Pembiayaan “Close Loop”, Kembangkan Produk PayLater untuk Mitra Warung Pintar

Platform fintech lending CICIL memperluas bisnis ke pembiayaan close loop untuk pinjaman produktif UMKM. Warung Pintar menjadi rekan perdana perusahaan, baik satu sama lain, dalam mengembangkan produk pembiayaan tersebut.

Menurut Co-Founder & CEO CICIL Edward Widjonarko, strategi diversifikasi ini adalah bagian dari inovasi perusahaan dalam mengembangkan layanannya. Meski begitu, pembiayaan pendidikan masih menjadi fokus utama dari perusahaan sejak pertama kali berdiri di 2016.

“Langkah ini juga membuka kesempatan bagi kami untuk dapat mendiversifikasi segmen pasar dan layanan kami untuk mendorong pembiayaan produktif yang inklusif dan bertanggung jawab,” terang Edward kepada DailySocial.

Dalam rangkaian produk pembiayaan pendidikan, lanjutnya, CICIL memiliki empat produk pembiayaan, yakni uang kuliah (CICIL Uang Kuliah), perlengkapan kuliah (CICIL Barang), pembiayaan kursus dan sertifikasi (CICIL Belajar), dengan bekerja sama dengan berbagai layanan platform edtech.

“Di luar pembiayaan bagi mahasiswa, kami juga telah mengembangkan pembiayaan bagi institusi (CICIL Institusi), khususnya untuk pembiayaan bagi universitas, sekolah, dan lembaga kursus dalam memenuhi kebutuhan biaya pengembangan digitalisasi infrastruktur kampus.”

Berikutnya, meluncurkan fitur non-pembiayaan, yakni CICIL Jobs yang bertujuan untuk membantu mahasiswa pengguna CICIL untuk mendapatkan pekerjaan sampingan yang dapat mempermudah pelunasan cicilan pendidikan mereka secara mandiri. Selanjutnya, CICIL Belajar untuk menyediakan berbagai pilihan voucher kursus, pelatihan, dan sertifikasi.

Saat ini CICIL telah menyalurkan lebih dari 85 ribu pembiayaan pendidikan bagi mahasiswa yang tersebar di 260 universitas di 57 kota dengan mempertahankan TKB90 di angka 97,8%. Dengan gabungan dari keseluruhan produk, dia menargetkan sepanjang tahun ini dapat mencapai penyaluran pembiayaan hingga Rp300 miliar di akhir 2021.

Produk Bon Pintar

Bon Pintar / Warung Pintar

Bersama Warung Pintar, CICIL mengembangkan Bon Pintar, solusi metode pembayaran yang memudahkan pemilik warung membeli barang sekarang dan pembayaran dilakukan saat jatuh tempo (buy now pay later) di platform e-commerce.

Dengan memanfaatkan data riwayat transaksi dan penggunaan aplikasi, Warung Pintar memfasilitasi para penggunanya untuk meningkatkan stok tanpa harus mencari tambahan modal dari luar ekosistem aplikasi.

Mekanismenya terbilang simpel cukup melalui aplikasi Warung Pintar, mulai dari pengajuan, verifikasi, hingga penggunaan dananya. Setelah lolos verifikasi, pemilik warung dapat langsung memenuhi kebutuhan stok dan membayar tagihannya 14 hari kemudian.

Operasional bisnis warung diklaim semakin efisien karena aplikasi Warung Pintar semakin fungsional, memiliki semua kebutuhan bisnis warung, mulai dari pemenuhan stok barang, pelacakan produk, memantau kinerja warung, hingga akses ke permodalan.

CEO Warung Pintar Group Agung Bezharie mengatakan, Warung Pintar sebagai platform berusaha melihat kebutuhan dari sudut pandang pengusaha warung, yang di masa penuh tantangan seperti sekarang, mendapatkan tambahan modal untuk meningkatkan stok atau melebarkan pilihan stok merupakan pain-point yang dihadapi hampir seluruh mitra Warung Pintar.

“CICIL memiliki visi yang sama untuk dapat menghadirkan produk pinjaman bagi UMKM. [..] Dalam beberapa minggu diluncurkan, sudah ribuan pemilik warung yang terbantu oleh layanan Bon Pintar. Kami terus membawa semangat gotong royong untuk terus membesarkan layanan ini agar bisa bangkit bersama setengah juta pemilik warung yang ada di platform kami,” ucap Agung dalam keterangan resmi.

Dia menjelaskan, tiap warung mendapatkan kapasitas permodalan yang berbeda sesuai dengan data riwayat belanja dan kegiatan yang dilakukan dalam aplikasi Warung Pintar. Setelah mendapatkan izin dari pemilik warung, data transaksi digunakan sebagai credit scoring yang dibangun bersama dengan CICIL. Berkat hal ini, Warung Pintar dapat meminimalisir resiko keterlambatan pembayaran.

Warung Pintar menargetkan 150 ribu Juragan aktif (sebutan pemilik warung di Warung Pintar) dapat menggunakan layanan Bon Pintar. Ke depannya, Warung Pintar akan terus memperkuat kerjasama strategisnya dengan lebih banyak pihak untuk terus tumbuh menghadirkan solusi finansial yang dapat menjangkau pemilik warung lebih luas lagi.

Hal yang sama diungkapkan Edward. Dia berharap Bon Pintar dapat menjadi permulaan bagi CICIL untuk memperbanyak layanan close loop financing sejenis dengan perusahaan lainnya yang ingin mengembangkan layanan pembiayaan produktif bagi mitra di dalam ekosistemnya.

“Khususnya dalam kerja sama dengan Warung Pintar, kami berharap CICIL dapat terus berkolaborasi secara erat dengan Warung Pintar untuk menghadirkan inovasi layanan pembiayaan yang lebih menyeluruh bagi mitra warung, tak terbatas pada pembiayaan Bon Pintar saja,” tutup Edward.

Platform Pinjaman Pendidikan Cicil Masih Andalkan Pendana Institusi

Memasuki HUT-nya yang keempat, platform P2P lending yang memberikan pembiayaan kuliah dan keperluan lainnya khusus untuk mahasiswa, Cicil, mengumumkan beberapa pencapaiannya. Telah terdaftar dan memiliki izin resmi dari OJK, tingkat keberhasilan 90 hari (TKB90) CICIL terjaga stabil pada posisi 97,22%.

Sejak tahun 2016, Cicil telah menyalurkan lebih dari 67 ribu pembiayaan senilai Rp171 miliar kepada mahasiswa dan institusi pendidikan, serta memperluas jangkauan layanan ke lebih dari 250 institusi pendidikan di 54 kota.

“Untuk lender sendiri kami sengaja hanya memfokuskan kepada semua industri hingga institusi keuangan yang tertarik untuk berinvestasi kepada para borrower Cicil, bukan kepada lender kalangan individu” kata Co-Founder & CEO Cicil Edward Widjonarko.

Saat ini Cicil memiliki empat produk utama, yaitu Cicil Uang Kuliah, Cicil Barang, Cicil Jobs dan pembiayaan untuk institusi pendidikan. Cicil Barang membantu mahasiswa untuk mencicil kebutuhan kuliah. Sebagai penyedia jasa micro lending, mahasiswa dapat mencicil barang yang harganya mulai dari Rp 250 ribu.

Cicil Jobs hanya diperuntukkan bagi mahasiswa yang memiliki pinjaman aktif dengan Cicil. Mereka dapat melamar kerja di Cicil Jobs dan kompensasinya dapat digunakan untuk membantu melunasi pinjaman pendidikan.

“Untuk strategi monetisasi yang kami kenakan tentunya sudah menyesuaikan dengan aturan yang ditetapkan kepada kami sebagai pemain p2p lending. Demikian juga dengan batasan pinjaman atau pembiayaan yang bisa diambil oleh pengguna, semua menuruti peraturan yang ditentukan,” kata Edward.

Di Edtech Report 2020 yang baru diterbitkan DSResearch juga disorot soal model bisnis pembiayaan pendidikan ini. Selain Cicil, di Indonesia sudah ada beberapa platform lainnya. Dua di antaranya adalah DANAdidik dan Pintek.

Kurasi ketat peminjam saat pandemi

 

Meskipun mengklaim berhasil untuk menekan terjadinya gagal bayar dari para borrower, saat pandemi Cicil tetap melakukan kurasi ketat untuk peminjam yang telah mendaftarkan diri mereka dalam platform. Dengan persyaratan yang yang diberlakukan, tim Cicil juga melakukan credit scoring hingga pengecekan yang ketat, untuk memastikan para borrower sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

“Tentu saja tanggung jawab kami sepenuhnya adalah kepada para lender, untuk itu saat pandemi ini kami mulai melakukan kurasi yang ketat hingga pembatasan jumlah borrower yang disetujui oleh Cicil,” kata Edward.

Tercatat saat ini terdapat 67 ribu jumlah akumulasi pinjaman degan 14 ribu jumlah peminjam aktif yang telah terdaftar di Cicil di sekitar 257 kampus. Selain itu Cicil juga telah memiliki sekitar 2291 ambasador yang bertugas untuk mempromosikan dan memberikan edukasi kepada mahasiswa melalui kegiatan online dan offline ke kampus.

“Saat pandemi ini kegiatan offline tersebut terpaksa kami hentikan dan kemudian mulai shifting kepada kegiatan online seperti webinar dan lainnya. Dengan demikian tetap menjaga kegiatan pemasaran kami memanfaatkan komunitas mahasiswa,” kata Edward.

Saat pandemi Cicil juga telah meluncurkan fitur pembelian Pulsa Paylater. Bagi mahasiswa yang ingin membeli pulsa, bisa melakukan pembelian dengan konsep pembayaran paylater. Perusahaan mencatat, fitur ini menjadi pilihan yang paling digemari oleh pengguna saat ini.

Terkait dengan penggalangan dana, Edward menegaskan perusahaan selalu terbuka untuk berkolaborasi dengan investor strategis dan tentunya lender yang tertarik bersama mengembangkan sektor pendidikan.

Tahun ini masih banyak rencana yang ingin dilancarkan oleh Cicil, di antaranya ekspansi ke kota-kota besar lainnya di Indonesia hingga menambah kemitraan dengan segmen B2B. Terutama bagi para institusi pendidikan yang ingin bergabung dengan Cicil menawarkan pilihan pembiayaan.

“Besarnya kepercayaan mahasiswa dan institusi pendidikan yang telah bergabung menjadi motivasi bagi Cicil untuk lebih mengembangkan layanan kami agar dapat menciptakan dampak sosial dan berkelanjutan pada mahasiswa, institusi pendidikan, mitra, dan investor,” tutup Edward.

Application Information Will Show Up Here

Rencana Ekspansi Cicil dan Pengembangan Aplikasi Mobile

Platform cicilan ringan untuk kebutuhan mahasiswa, Cicil, kini telah resmi hadir di kota Yogyakarta. Perluasan wilayah ini merupakan rencana Cicil untuk menjangkau lebih banyak kota-kota besar, tidak hanya di Pulau Jawa namun juga di luar Jawa.

Kepada DailySocial, Co-founder Cicil Edward Widjonarko mengungkapkan setelah Yogyakarta Cicil juga akan hadir di kota-kota pusat pendidikan lainnya, seperti Surabaya, Semarang dan Malang. Sebelumnya Cicil telah hadir di Bandung dan Jakarta.

“Setelah pengembangan ke pasar Yogyakarta, fokus pengembangan kami selanjutnya adalah untuk segera dapat melayani kebutuhan pembiayaan mikro bagi mahasiswa di kota-kota pusat pendidikan lainnya.”

Saat ini layanan yang diberikan Cicil telah dapat digunakan mahasiswa Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Atmajaya. Dengan kemudahan yang ditawarkan, Cicil berharap selanjutnya mahasiswa dapat belajar untuk melakukan personal budgeting saat memutuskan menggunakan layanan Cicil.

Target dan fokus Cicil

Setelah mendapatkan pendanaan tahap awal (seed funding) akhir 2016 lalu, bantuan akses pembiayaan Cicil kini telah memiliki ribuan mahasiswa di Indonesia dengan mayoritas pembiayaan adalah untuk membeli kebutuhan fungsional seperti laptop dan telepon seluler.

“Namun selain itu layanan kami juga banyak digunakan untuk membiayai pembelian perlengkapan hobi yang positif, seperti perlengkapan camping dan perlengkapan fotografi,” kata Edward.

Target dan fokus Cicil selanjutnya adalah pengembangan produk, khususnya aplikasi mobile, untuk memberikan layanan yang lebih baik dan lebih cepat bagi anggota Cicil dan juga penetrasi ke kota-kota besar lainnya untuk mendukung perusahaan dalam memberikan layanan inklusi finansial yang lebih luas.

Program “Student Ambassador”

Untuk merangkul lebih banyak mahasiswa untuk berpartisipasi membangun Cicil, program Student Ambassador mulai diperkenalkan Cicil. Beberapa lingkup utama peran ambassador Cicil di antaranya membantu meningkatkan brand awareness Cicil di lingkungan kampus, secara aktif membantu rekan mahasiswa dalam proses pengajuan fasilitas cicilan, dan mengembangkan layanan dan strategi perusahaan berdasarkan pengamatan langsung di kampus masing-masing.

Tujuan lain program ini adalah untuk memberikan wadah kegiatan positif bagi mahasiswa-mahasiswi dan sebagai bekal pengalaman sebelum mereka terjun ke dunia kerja yang sesungguhnya.

“Program Student Ambassador merupakan program bagi mahasiswa-mahasiswi berjiwa wirausaha untuk dapat bersama-sama mengembangkan layanan kami di lingkungan kampus mereka. Program kami memberikan peluang bagi mahasiswa untuk meraih pengalaman kerja praktek nyata di lingkungan startup,” kata Edward.

Jurus Platform Pinjaman Khusus Mahasiswa Cicil Mencegah Pengajuan Kredit Konsumtif

Penyalahgunaan akses pembiayaan oleh debitur menjadi suatu hal yang wajib dimitigasi sejak awal oleh penyedia layanan pinjaman. Semangat yang ingin ditularkan oleh penyedia layanan adalah kredit produktif, bukan konsumtif. Untuk mencegah penyalahgunaan, platform pinjaman khusus mahasiswa Cicil memiliki jurus tersendiri untuk menangkalnya.

Cicil adalah platform pembiayaan khusus mahasiswa untuk membeli kebutuhan kuliah secara mencicil tanpa kartu kredit dari situs e-commerce mana saja di Indonesia. Mereka dapat memilih produk yang ingin dibeli dengan cara meng-copy link produk dan paste link dalam platform Cicil untuk mengetahui jumlah cicilan setiap bulannya.

Untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Cicil, mahasiswa dapat mengajukan uang muka dan jangka waktu cicilan mulai dari 12 bulan hingga 24 bulan. Dengan demikian, mereka dapat menyesuaikan besaran cicilan dengan budget masing-masing.

Untuk menangkal kredit konsumtif, pihak Cicil menghindari pembiayaan dana tunai. Dari sini, Cicil mengunci tujuan penggunaan pembiayaan dengan cara membeli langsung produk tersebut sesuai instruksi mahasiswa pemohon kepada layanan e-commerce yang ditunjuk.

Tim Cicil

Selain itu, pihak Cicil juga memiliki data berupa hasil survei tentang produk apa yang dibutuhkan mahasiswa dalam setiap semester, serta menganalisasnya berdasarkan data diri mahasiswa tersebut. Data tersebut menjadi gerbang utama bagi Cicil untuk memastikan fasilitas yang diajukan sesuai kebutuhan.

Kategori produk yang dibeli dan latar belakang dari mahasiswa pemohon menjadi salah satu faktor utama Cicil dalam penilaian dan persetujuan aplikasi fasilitas.

“Kami juga sangat ketat dalam melakukan pengawasan mengenai produk yang ingin dibeli, contohnya kami tidak akan melayani pembiayaan bila produk yang dibeli menyimpang dari kebutuhan kuliah seperti produk rokok elektronik, saat ini sedang marak di kalangan masyarakat,” terang Co-Founder Cicil Edward Widjonarko kepada DailySocial.

Selain menangkal potensi penyalahgunaan, Cicil juga melakukan edukasi untuk menyelesaikan tantangan tersebut. Cicil melakukan edukasi mengenai personal budgeting dan product financial, dengan menggandeng beberapa pengajar dari universitas ternama untuk mengadakan workshop khusus untuk kalangan mahasiswa.

“Selain mendorong misi kami untuk memberikan akses pembiayaan, kami juga memiliki misi untuk meningkatkan financial literacy di kalangan kampus.”

Target Cicil di 2017

Sepanjang tahun ini, Cicil memiliki sejumlah rencana strategis pasca mendapatkan pendanaan tahap awal dari East Ventures pada November 2016 lalu, mulai dari ekspansi ke kota lain, bekerja sama dengan merchant agar harga produk yang diinginkan jadi lebih terjangkau, dan meluncurkan aplikasi mobile dalam waktu dekat.

Saat ini Cicil diklaim sudah melayani di 16 universitas. Ketika ditanya mengenai jumlah pinjaman tersalurkan dan total debiturnya Edward enggan membeberkannya.

“Cicil telah menambah layanan lagi bagi para mahasiswa di Jakarta dan melihat kebutuhan yang tinggi dari berbagai daerah, dalam waktu dekat kami juga akan segera memberikan akses pembiayaan bagi mahasiswa di Yogyakarta dan Surabaya,” pungkasnya.

Platform Cicilan Ringan untuk Mahasiswa Cicil Bukukan Pendanaan Awal dari East Ventures

Cicil, perusahaan fintech untuk pengajuan cicilan ringan sebuah produk, mengumumkan telah berhasil membukukan pendanaan awal dalam jumlah yang tidak diungkapkan dari East Ventures. Dana segar ini akan digunakan untuk mempercepat misi Cicil dalam membawa inklusi keuangan kepada mahasiswa universitas yang merupakan target pasar utamanya. Ke depannya, Cicil juga berencana untuk bisa membantu kebutuhan biaya kuliah para penggunanya.

Co-Founder Cicil Leslie Lim melalui keterangan medianya mengatakan, “Kami menyadari bahwa akses keuangan relatif langka bagi mahasiswa Indonesia. Contohya ketika mereka perlu membeli laptop mahal untuk sekolah, [biasanya] kesulitan mendapatkan bantuan keuangan untuk membayar biaya muka yang besar. Oleh karena itu, kami datang dengan keinginan untuk membantu memecahkan masalah ini.”

Siswa dapat mengajukan cicilan produk melalui Cicil setelah mengisi formulir aplikasi yang ada dalam platform. Setelah itu, sistem big data analytics Cicil akan menilai kelayakan siswa yang akan mengajukan kredit berdasarkan profil mereka. Jika pemohon disetujui, maka Cicil akan membeli produk dari platform e-commerce yang dipilih oleh siswa dan siswa dapat membayar cicilan tanpa menggunkan kartu kredit.

Leslie mengatakan, “Berkaitan dengan batas kredit, kami tidak memiliki nilai tetap di situ, karena hal itu akan tergantung pada seberapa kuat profil aplikasi siswa. Semakin baik profilnya, semakin tinggi batas kredit yang disetujui.

[Kiri-kanan] CFO dan Co-Founder Cicil Edward Widjonarko, Managing Partner East Ventures Wilson Cuaca, dan CEO Cicil Leslie Lim / DailySocial
[Kiri-kanan] CFO dan Co-Founder Cicil Edward Widjonarko, Managing Partner East Ventures Wilson Cuaca, dan CEO Cicil Leslie Lim / DailySocial
“Mengenai cara pemilihannya, kami mencoba untuk menghargai siswa yang bertanggung jawab dan berusaha lebih dalam pendidikan universitas mereka. Jadi, memiliki IPK tinggi atau menjadi lebih aktif dalam organisasi universitas akan sangat membantu,” lanjutnya.

Managing Partner East Ventures Wilson Cuaca menambahkan, “Salah satu tesis East Venutres adalah ‘post-millennial market’. Kami ingin terlibat dengan kelompok konsumen masa depan ini dan Cicil siap untuk mengatasi itu. Kami percaya Leslie dan Edward berada dalam posisi yang baik untuk menangkap peluang ini.”

Menargetkan konsumsi kredit kepada mahasiswa, Cicil mencoba melayani segmen mahasiswa yang belum tersentuh oleh layanan kredit bank. Dengan penetrasi kartu kredit yang hanya mencapai satu persen dan penetrasi perbankan yang mencapai 20 persen, pelajar di Indonesia saat ini memiliki akses pembiayaan terendah di Asia tenggara. Kehadiran Cicil bertujuan untuk memecahkan masalah ini, membantu akses finansial yang lebih baik untuk sekitar enam juta pelajar di Indonesia ketika menempuh masa studi empat tahun mereka.

“Dengan Cicil, siswa akan mampu membayar barang yang mereka butuhkan dalam angsuran bulanan, […] tanpa menggunakan kartu kredit. Kami berharap ini akan mengurangi beban mereka yang harus menyimpan selama berbulan-bulan untuk membeli barang-barang tersebut. Di masa depan, kami juga menjajaki ide untuk membantu siswa dengan kebutuhan biaya kuliah mereka,” tandas Edward Widjonarko, Co-Founder Cicil lainnya.