Tag Archives: Efisiensi bisnis

Qoala Rumahkan 80 Karyawan di Indonesia dan Malaysia

Startup insurtech Qoala mengumumkan efisiensi bisnis yang berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 80 orang karyawannya di Indonesia dan Malaysia. Hal ini telah disampaikan perusahaan melalui pernyataan resmi pada 31 Juli 2023.

Dalam pernyataan resmi, tertulis bahwa, “langkah ini diambil untuk meningkatkan sinergi di dalam dan di setiap departemen dan unit bisnis untuk memimpin bisnis yang lebih efisien dan berkelanjutan ke depan. Keputusan ini selanjutnya dimotivasi oleh tinjauan komprehensif selama dua tahun terhadap struktur organisasi kami, yang mengidentifikasi area redundansi dan menyoroti kebutuhan untuk penyesuaian strategi.”

Qoala juga mengungkap beberapa inisiatif untuk memberikan dukungan finansial dan profesional dalam memudahkan transisi ini, seperti pembayaran dan pesangon yang sesuai, tambahan kompensasi, perpanjangan asuransi, dukungan repatriasi, surat rekomendasi, dan tambahan pencairan cuti untuk karyawan yang sedang hamil.

Terkait efisiensi bisnis ini, Qoala juga menegaskan posisi keuangannya saat ini masih terpantau kuat, dan margin kontribusi di tingkat grup masih positif. Bisnis ini masih menyediakan runway yang cukup untuk terus berkembang sembari secara signifikan meningkatkan unit ekonomi perusahaan.

Pada bulan Maret lalu, Qoala baru saja menyelesaikan tambahan pendanaan seri B lebih dari Rp112 miliar. Bila ditotal dengan pendanaan seri B di Mei 2022 kemarin sebesar $65 juta, total perolehan Qoala untuk putaran ini sebesar $72,4 juta (lebih dari Rp1,09 triliun).

Saat ini, Qoala berkomitmen pada unit bisnis dan keberadaan pasar di wilayah operasionalnya. “Dengan menegaskan tujuan kami untuk meningkatkan kualitas hidup melalui asuransi yang terjangkau dan mudah diakses, kami menggandakan upaya kami untuk memberikan dampak positif bagi kehidupan pelanggan kami,” tutupnya.

Insurtech di Indonesia

Di sektor insurtech, masa sulit ini bukan hanya dirasakan oleh Qoala. Belum lama ini, salah satu pemain bisnis keagenan insurtech, Futuready, mengumumkan penutupan bisnis operasionalnya di Indonesia. Didirikan pada 2016, Futuready menawarkan layanan broker yang membantu nasabah menentukan produk asuransi secara transparan.

Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), literasi keuangan untuk sektor perasuransian di Indonesia telah meningkat dari 15,8% di 2016 menjadi 19,40% di 2019. Selanjutnya, inklusi keuangan sektor perasuransian menunjukkan peningkatan yang lebih rendah, yaitu sebesar 1,05% dari 12,1% di 2016 menjadi 13,15% di 2019.

Dikutip dari laman OJK, perkembangan insurtech di Indonesia disebut masih belum terlalu tinggi bila dibandingkan dengan fintech, terutama platform pinjaman online. Menurut data OJK per Maret 2023, hanya ada dua perusahaan yang tercatat pada klaster IKD insurtech, termasuk Qoala dan YukTakaful.

Saat ini, terdapat banyak jenis bisnis insurtech yang berkembang mulai dari manajemen asuransi hingga pemrosesan, penjualan, pengelolaan data, dan lainnya. Di Indonesia, ada beberapa startup insurtech baru yang sudah mulai beroperasi, seperti Bang Jamin. Didirikan pada 2022, perusahaan berhasil mendapatkan pendanaan dari Northstar dan BRI Ventures.

Selain itu, startup insurtech lainnya seperti Rey Assurance juga mengumumkan pendanaan baru senilai lebih dari Rp63 miliar dipimpin oleh Trans-Pacific Technology Fund. Perusahaan juga menambahkan produk proteksi baru, yakni ReyCare, ReyCard, dan ReyFit untuk melengkapi kartu proteksi kesehatan yang sudah diluncurkan sejak awal, meliputi manfaat rawat jalan dan rawat inap.

Melalui ragam inovasi yang dihadirkan di sektor insurtech ini diharapkan akan tercipta sistem dan operasional produk asuransi yang lebih sederhana agar dapat lebih terjangkau oleh masyarakat luas, khususnya kalangan menengah ke bawah.

Pentingnya Membangun Efisiensi Bisnis Bagi UMKM Agar Mampu Bertahan di Tengah Perubahan

Adanya perkembangan di berbagai bidang tentu membawa perubahan yang signifikan, tidak terkecuali pada dunia bisnis. Perkembangan inilah yang juga membuka peluang munculnya berbagai jenis bisnis atau usaha baru dan membuat persaingan makin ketat.

Kelompok bisnis yang tidak bisa menyesuaikan diri terhadap perubahan dan tidak bisa melakukan efisiensi ditengah ketatnya persaingan tentu akan berujung pada gulung tikar. Karenanya, setiap pelaku bisnis dituntut untuk selalu beradaptasi terhadap perubahan.

Seberapa penting efisiensi bisnis bagi kemampuan bisnis untuk bertahan terhadap perubahan?

Efisiensi adalah mengerjakan sesuatu dengan cepat dan tepat. Dalam konteks bisnis, efisiensi berarti berusaha untuk mencapai output semaksimal mungkin dengan sumber daya dan risiko seminimal mungkin. Kemampuan efisiensi suatu bisnis menjadi penting karena berpengaruh terhadap kemampuannya untuk bertahan menghadapi berbagai perubahan.

Okta Wirawan, selaku Founder dan CEO dari PT. Abindo, membagikan pandangannya kepada DailySocial terkait efisiensi bisnis UMKM. Menurutnya, kecepatan UMKM dalam merombak efisiensi bisnis sangat berpengaruh terhadap kemampuan UMKM untuk bertahan menghadapi perubahan.

“Sangat penting. Andaikan tidak cepat beradaptasi, tidak melakukan efisiensi secepat mungkin maka cost akan tinggi, sementara kompetitor lainnya cost sudah semakin rendah dan mereka bisa menjual dengan harga yang lebih murah dengan margin yang relatif sama. Kalau fixed cost nya ini bisa kita hilangkan atau kurangi, tentunya akan berpengaruh (terhadap kemampuan bisnis bertahan).” Ujar Okta.

Bagaimana mengubah kondisi perubahan menjadi peluang bagi UMKM?

Perubahan adalah keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Maka, yang menjadi kunci adalah kemampuan pelaku bisnis dalam memandang, mengubah, dan menghadapi perubahan tersebut agar menjadi peluang untuk perkembangan bisnis.

Bagi Okta, segala keterbatasan pada kondisi pandemi justru menjadi training khusus yang membuat bisnisnya bisa bertahan dan semakin berkembang.

“Pandemi justru menjadi training khusus untuk kami sehingga kami memulai dengan sesuatu yang lebih rendah, melakukan restrukturisasi organisasi, melihat kembali Capex, dan akhirnya menemukan titik yang optimal. ” Jelas Okta.

Penemuan titik optimal tersebut yang membuat bisnisnya tidak hanya mampu bertahan tetapi juga berkembang. PT. Abindo yang sebelum pandemi memiliki kurang lebih 60 outlet, kemudian saat pandemi harus tutup untuk mengurangi cost dan tersisa 20 outlet, kini pasca pandemi dan setelah menemukan titik efisien bisnis yang optimum, bisnis tersebut mampu berkembang dengan lebih dari 100 outlet.

Tentunya, efisiensi yang dilakukan harus menyeluruh mencakup berbagai aspek bisnis dan tidak boleh timpang. Karena, jika ada satu aspek yang tidak dilakukan efisiensi, maka juga akan berpengaruh terhadap bisnis.

“Kalau sebagai pelaku usaha, knowledge aja nggak cukup. Perlu persistensi, konsistensi, dan kualitas mental untuk menghadapi problem. Selain itu, lakukan kolaborasi dan kerjasama kemitraan.” Sambung Okta.

Tips melakukan efisiensi bisnis bagi UMKM

Brian Arfi, selaku Director of Products Fasset, membagikan pandangannya terkait beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan efisiensi bisnis bagi UMKM, diantaranya:

Fokus menyediakan kebutuhan konsumen dan tidak melakukan ekspansi secara berlebihan.

Kondisi pasca pandemi telah menciptakan kebiasaan baru sehingga pelaku bisnis perlu memperhatikan kembari core bisnis dan lebih berhati-hati dalam mengeluarkan modal dan berkesperimen. Hal itu dilakukan agar pelaku bisnis bisa memastikan bisnisnya bisa terus tumbuh dan berkembang secara sehat.

Pemanfaatan teknologi

Tersedia berbagai teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk membantu melakukan efisiensi bisnis.

Survival

Meskipun tidak semua industri bisnis mengalami kontraksi, tetapi semua bisnis perlu strategi agar bisa bertahan. Sama halnya dengan UMKM, mereka perlu menyadari adanya kondisi yang terus berubah agar melakukan usaha untuk tetap selamat dan bisnis bisa tumbuh kembali ketika iklimnya sehat.

Perubahan mindset

Sebagai pelaku bisnis, penting untuk mengubah mindset melalui leadership. Pahami bahwa terkadang memang diperlukan suatu kebiasaan baru untuk membuat perusahaan makin efisien. Tanpa perubahan mindset, akan sulit bagi perusahaan mengubah kebiasaan yang sudah terbentuk.

Menilik kemampuan seorang leader

Kompetensi leader dalam memimpin, mengelola, dan membawa perusahaan ke arah yang lebih baik sangatlah penting, itulah alasan kenapa leader memiliki kompensasi yang jauh lebih besar dibandingkan karyawan lain.

Identifikasi resiko

Melakukan efisiensi atau tidak, keduanya akan menimbulkan resiko bagi keberjalanan suatu bisnis. Maka yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pelaku bisnis bisa mengidentifikasi setiap resiko yang mungkin ditimbulkan dan membuat strategi untuk meminimalisir kemungkinan risiko tersebut.

Itulah pembahasan mengenai efisiensi bisnis umkm terhadap kemampuannya menghadapi perubahan. Karena perubahan akan selalu ada, maka penting bagi setiap pelaku bisnis UMKM untuk bisa mengikuti dan beradaptasi terhadap setiap perubahan demi kelancaran bisnisnya. Semoga bermanfaat!