VALORANT sudah menemani skena esports Indonesia selama kurang lebih 10 bulan. Setelah game-nya rilis bulan 2 Juni 2020 kemarin, Riot Games getol mengembangkan skena esports VALORANT di berbagai kawasan termasuk di Indonesia.
Dari sisi skena lokal, VALORANT pun mengisi kekosongan dunia kompetitif gameFPS tacticalshooter untuk platform PC yang selama ini jadi ruang hampa. Walaupun ada game seperti CS:GO, ketidakhadiran campur tangan Valve untuk mengembangkan sampai ke tingkat lokal membuat banyak pemain Indonesia enggan berkompetisi di game tersebut.
VALORANT berbeda. Indonesia mendapat perlakuan yang cukup baik sampai sejauh ini. Dari segi esports, penunjukkan One Up Organizer sebagai pemegang lisensi esports di Indonesia membuat VALORANT jadi satu langkah lebih maju. Apalagi Riot Games juga menghadirkan kompetisi berjenjang dari lokal ke internasional lewat rangkaian VALORANT Champions Tour 2021.
Sejauh ini, cara tersebut berhasil menciptakan gaung yang cukup besar di ranah esportsFPS tacticalshooter Indonesia. Banyak pemain CS:GO Indonesia pun pindah haluan ke VALORANT. Jumlah penikmatnya pun terlihat cukup berkembang dari waktu ke waktu.
Tetapi pertanyaan sebenarnya adalah, seberapa besar gaung dan perkembangannya sejauh ini? Untuk mengetahuinya, tim redaksi Hybrid.co.id pun mencoba menghubungi tim One Up Organizer untuk mencari tahu perkembangan jumlah viewershipesports VALORANT dari rangkaian gelaran VCT Indonesia Challengers.
Tim One Up Organizer membeberkan bahwa memang ada perkembangan yang terasa dari pekan ke pekan pertandingan VCT Stage 01 dan VCT Stage 02. Berikut data perkembangan viewership VCT Indonesia di YouTube yang dibeberkan oleh One Up Organizer:
VCT Indonesia Stage 1
Final Qualifier #1: 5 – 7 Februari 2021
Air time / broadcast hour: 21 jam 28 menit
Peak viewers: 17,1 ribu viewers
Total watch hours: 56.404 jam
Final Qualifier #2: 26 – 28 Februari 2021
Air time / broadcast hour: 28 jam 26 menit
Peak viewers: 19,8 ribu viewers
Total watch hours: 86.668 jam
Final Qualifier #3: 12 – 14 Maret 2021
Air time / broadcast hour: 23 jam 36 menit
Peak viewers: 20 ribu viewers
Total watch hours: 68.484 jam
VCT Indonesia Stage 2
Week 1 Main Event: 2 – 4 April 2021
Air time / broadcast hour: 25 jam 57 menit
Peak viewers: 23,4 ribu viewers
Total watch hours: 103.857 jam
Week 2 Main Event: 16 – 18 April 2021
Air time / broadcast hour: 23 jam 7 menit
Peak viewers: 20,7 ribu viewers
Total watch hours: 84.188 jam
Week 3 Main Event: 23 – 25 April 2021
Air time / broadcast hour: 23 jam 4 menit
Peak viewers: 25,6 ribu viewers
Total watch hours: 97.740 jam
Patut diketahui di sini bahwa data yang disajikan oleh tim One Up Organizer di atas merupakan angka total dari tiga hari penyelenggaraan di setiap pekan pertandingan VCT.
Pada pertandingan VCT Indonesia Stage 02 Week 3 misalnya. Pada pertandingan tersebut tercatat data berupa 23 jam 4 menit penayangan, 25,6 ribu peak viewers, dan 97 ribu lebih total watch hours. Angkanya terlihat besar, namun angka tersebut adalah angka total.
Dalam hal angka durasi penayangan yang mencapai 23 jam misalnya. VCT Indonesia Stage 02 Week 3 sendiri sebetulnya hanya menayangkan sekitar 8 jam tayangan saja di setiap harinya. Namun apabila ditotal dari tiga hari pelaksanaan, maka angkanya jadi 23 jam. Begitu juga dengan data peak viewers dan total watch hours.
Untuk menggali lebih jauh, saya juga mencoba menarik data dari Esports Charts. Tetapi sayangnya Esports Charts sendiri belum memiliki data viewership pada VCT Stage 01 Week 1 dan VCT Stage 02 Week 3.
Berdasarkan data Esports Charts, gelaran VCT Indonesia dengan catatan viewership tertinggi adalah pada pertandingan VCT Indonesia Stage 02 Week 1 dengan 13 ribu lebih peak viewers, 118 ribu lebih total watch hours dari 24 total durasi penayangan.
Datanya yang disajikan oleh Esports Charts mungkin agak sedikit berbeda dengan apa yang disajikan oleh One Up Organizer, namun bedanya masih tergolong tipis. Apalagi Esports Charts juga mencatatkan data viewership secara keseluruhan yang termasuk dari Facebook. Sementara data milik One Up Organizer hanya dari YouTube saja.
VCT Indonesia Stage 02 Week 1 sendiri memang menyajikan pertandingan-pertandingan sengit. Ada dua rivalitas paling keras di skena VALORANT Indonesia saat ini, tampil di turnamen tersebut. Ada pertandingan antara BOOM Esports vs Alter Ego dan juga laga antara NXL Ligagame melawan Alter Ego. Jadi tidak heran kalau pertandingan tersebut mencuat menjadi salah satu yang tertinggi.
—
Melihat dari data-data yang dibeberkan oleh One Up Organizer, tampak bahwa skena esports VALORANT memang sedang berkembang jumlah penggemarnya. Turnamen rutin dan berjenjang mungkin bisa dibilang jadi salah satu alasan terjadinya perkembangan tersebut.
Seperti yang saya sebut di awal artikel, turnamen rutin dan berjenjang dalam bentuk VCT Indonesia tersebut berhasil menjadi magnet bagi pemain profesional dari game-game FPS lain. Dari sejak VCT Stage 01 ke VCT Stage 02 saja kita bisa melihat penambahan jumlah pemain profesional dari game FPS kompetitif lain yang pindah ke VALORANT.
Bermula dari BOOM Esports dengan membawa nama-nama pemain CS:GO seperti Blazeking, Asteriskk, Sys, dan kawan-kawan, sampai munculnya RRQ Endeavour yang pindah dari Point Blank, Severine yang juga dari game Point Blank pindah ke divisi VALORANT ONIC Esports, sampai Xccurate yang juga kini turut terjun ke dalam VALORANT.
Penambahan sosok sosok pemain tersebut tentu secara tidak langsung memberi efek riak kepada jumlah orang yang ingin menonton aksi pemain VALORANT Indonesia.
Pertandingan esports dari berbagai skena sudah dimulai pada pekan pertama bulan Februari 2021 ini. Selain rekap pertandingan dari berbagai skena esports, ada juga kabar perpindahan pemain di skena PUBG Mobile, serta beberapa pengumuman pertandingan besar. Berikut rekap berita esports di pekan kedua Februari 2021.
Setelah cukup lama dinanti, skena esports Dota 2 akhirnya mengumumkan pertandingan besar untuk bulan Maret 2021 nanti. Pertandingan tersebut adalah Dota 2 Singapore Major yang merupakan bagian dari Dota 2 Pro Circuit 2021. Pertandingan Singapore Major nantinya akan diselenggarakan oleh ONE Esports yang bekerja sama dengan PGL dan Singapore Tourism Board. Pertandingan dijadwalkan berjalan tanggal 27 Maret hingga 4 April 2021 mendatang dan mempertandingkan 18 tim terbaik dari masing-masing DPC Regional League yang sedang berjalan saat ini.
Riot Games Umumkan Wild Rift Icon Series
The wait is over. Introducing our first official tournament series for Wild Rift esports in Southeast Asia, The League of Legends: Wild Rift SEA Icon Series: Preseason tournament starting from February 26. Read more here – https://t.co/YlGPh2YXc4pic.twitter.com/vlKnAReWSs
Lama ditunggu, Riot Games akhirnya memberi secercah cahaya terhadap kepastian esports Wild Rift di Asia Tenggara. Melalui rilis, Riot Games mengumumkan turnamen bertajuk Wild Rift Icon Series sebagai inisiatif esports perdana atas versi mobile dari game League of Legends tersebut. Wild Rift Icon Series merupakan sebuah rentetan pertandingan yang diadakan di setiap akhir pekan mulai dari Februari hingga Maret 2020 mendatang. Setiap pekan pertandingan menampilkan pertandingan lokal dari 7 negara Asia Pasifik yaitu Vietnam (26-28 Februari), Malaysia (6-7 Maret), Taiwan (11-14 Maret) dan Thailand (13-14 Maret), Indonesia ( 19-21 Maret) dan Filipina ( 20-21 Maret), serta Singapura (26-28 Maret) sebagai penutup. Mengutip blog resmi, tim bertanding adalah tim yang diundang langsung oleh Riot Games. Untuk sementara waktu, Alter Ego dan ONIC Esports adalah dua tim undangan pertama untuk Icon Series Indonesia.
BOOM Esports Resmi Gabung Liga LoL PCS
BOOM Esports sepertinya terlihat sangat serius ingin terjun ke dalam ekosistem esports Riot Games. Beberapa saat setelah mengumumkan divisi Wild Rift, muncul sebuah berita bahwa BOOM Esports resmi tergabung ke dalam liga League of Legend (PC) tingkat asia pasifik yaitu PCS. Akun resmi Pacific Championship Series mengatakan bahwa organisasi BOOM Esports akan mewakili Thailand pada PCS Spring Split 2021 nanti. Gary Ongko Putera selaku Founder dan CEO BOOM Esports juga kembali menegaskan lewat media sosial bahwa sang #HungryBeast tidak memainkan pemain Indonesia di liga PCS tersebut.
Omega Esports asal Filipina Jadi Juara Wild Rift Asia Brawl
Turnamen Wild Rift antar tim esports perdana Asia akhirnya rampung tanggal 7 Februari 2021 kemarin. Omega Esports yang berisikan pemain Filipina berhasil keluar sebagai juara setelah berhasil menang pertandingan dengan skor 4-2 dari seri pertandingan best-of-7. Mereka berhadapan dengan Nexplay Esports dan bertanding sengit pada babak Grand Finals. Bigetron Infinity sebagai satu-satunya wakil Indonesia yang lolos ke babak Playoff harus tumbang di lower bracket ronde ke-2 setelah terlibas 0-2 oleh Nexplay Esports. Victim Esports adalah wakil Indonesia lainnya dalam pertandingan tersebut. Sayangnya Victim Esports sudah pulang terlebih dahulu setelah gagal lolos dari babak grup.
Rekap DPC Regional League SEA Week 3
Pertandingan SEA Regional League dari Dota Pro Circuit 2021 telah memasuki pekan ketiga. Pekan ini BOOM Esports harus menjalankan dua pertandingan di Upper Division SEA Regional League. BOOM Esports berhasil menang 2-1 saat melawan Fnatic, walau sayangnya harus kalah 1-2 saat melawan T1. Sementara di Lower Division, HOYO (Jhocam dkk) dan Army Geniuses (MamangDaya dkk) sayangnya mendapat hasil yang kurang memuaskan. Sementara pada sisi lain ZeroTwo (InYourDream, Dreamocel dkk) yang juga bertanding di Lower Division berhasil mendapat hasil manis berupa kemenangan 2-0 melawan Yangon Galacticos dari Myanmar.
Rekap Match Day 7 & 8 Free Fire Master League Division 1
Pertandingan Free Fire Master League divisi 1 sudah memasuki match day ke-8 pada hari minggu 7 Januari 2021 kemarin. Pertandingan cukup didominasi oleh BOSS Nightmare berkat 3 kali Booyah yang mereka dapatkan dari total 6 ronde pertandingan pada match day ke-8. Mengikuti di belakangnya ada DG Esrorts yang mendapatkan 2 kali Booyah. Sebelum pertandingan hari ke-8 ada pertandingan hari ke-7 yang mempertandingkan grup lainnya. Persaingan di match day ke-7 terbilang lebih sengit karena Booyah didapatkan oleh tim yang berbeda-beda kecuali First Raiders yang berhasil mendapat dua Booyah di ronde 1 dan ronde 5.
VALORANT Champions Tour Indonesia – Stage 01 Dimenangkan oleh BOOM Esports
VALORANT Champions Tour Indonesia – Stage 01 telah selesai digelar pada akhir pekan kemarin. BOOM Esports berhasil merebut tahtanya kembali setelah berhasil mengalahkan Alter Ego di babak Grand Final. Kemenangan yang didapat oleh BOOM Esports bukanlah kemenangan yang mudah karena Alter Ego memberi perlawanan yang keras di pertandingan tersebut. Setelah menang game pertama di map Bind, Alter Ego berhasil menang dua kali berturut-turut di map Split dan Haven. Untungnya BOOM Esports segera memberi balasan keras dengan berhasil menang dua kali berturut-turut di map Split pada game ke-4 dan 5 sehingga skor berujung menjadi 3-2 dari seri best of 5.
Pasca PMGC 2020 selesa, skena esports PUBG Mobile pun kini memasuki masa off-season. Berbarengan dengan itu, transfer window pun dibuka sehingga kita dapat melihat perpindahan pemain dari tim satu ke tim lainnya. Pekan ini ada beberapa perpindahan menarik yang dapat kita lihat. Salah satu yang cukup besar adalah skuad Dranix Esports yang diboyong oleh tim Kong Esports. Tim yang berisikan Botz, Ucup, Noox, dan Licin, memang belum berhasil menjadi juara di turnamen besar, namun menunjukkan potensi yang cukup menjanjikan. Selain itu ada juga Jughead yang pindah ke 21esports, Bobbs yang pindah dari BOOM Esports ke Victom Esports, Henz yang pindah dari Louvre ke Dewa United, dan Uni yang kini bergabung ke Dewa United.
Sentinels Juarai VALORANT Champions Tour Amerika Utara
Berbarengan dengan VCT Indonesia, seri VALORANT Champions Tour juga berjalan di Amerika Utara pada akhir pekan lalu. Babak final VCT Amerika Utara mempertemukan Immortals dengan tim Sentinels. Walau harus merangkak dari Lower Bracket, Sinatra dan kawan-kawan ternyata berhasil keluar sebagai juara setelah memenangkan seri best of 5 dengan skor 3-1. Kemenangan dari Sentinels terbilang cukup mendominasi. Bahkan Sentinels sempat mendapat kemenangan 13-3 pada game pertanma dengan salah satu pemainnya membukukan 19 kill dengan 3 kali death saja. Kemenangan Sentinels mungkin menjadi kemenangan yang cukup mengagetkan, mengingat Immortals sebelumnya mendominasi kompetisi dengan 10 kali kemenangan beruntun sebelum menghadapi Sentinels di final.
PUBG Global Invitational.S 2021 Dimulai
While one takes the win and leaves another rises to the battlefield.🔥@buriramesports is tagged in and with Soniqs out of the way can they get the next win?
Walaupun sempat mengalami beberapa polemik, namun esports PUBG (PC) masih tetap terselenggara hingga tahun 2021 ini. Tahun ini PUBG Corp. mencoba strategi baru dengan menghadirkan pertandingan internasional dalam format liga yang bertajuk PUBG Global Invitational.S 2021. Turnamen internasional tersebut diikuti oleh 32 tim yang berasal dari Eropa, Tiongkok, Asia Tenggara, Amerika Utara, Korea Selatan, Amerika Selatan, Jepang, dan Taiwan. Pekan lalu menjadi pekan pertandingan perdana untuk menentukan grup dari masing-masing tim. Nantinya pertandingan akan dilakukan secara rutin setiap pekan hingga 28 Maret 2021 mendatang.
Kompetisi Battle of Gods Tunjukkan Antusiasme Kawan-Kawan Difabel Terhadap Esports
Turnamen Battle of Gods sudah akan segera dimulai. Walaupun baru akan dimulai, namun sudah ada informasi menarik dari turnamen yang diselenggarakan oleh Dewa United tersebut. Informasi tersebut adalah antusiasme dari teman-teman disabilitas yang sangat tinggi terhadap turanmen tersebut. David selaku CEO Dewa United bahkan mengakui bahwa teman-teman disabilitas sudah memenuhi 100 slot peserta turnamen PUBG Mobile yang dibuka. Puncak pertandingan Battle of Gods akan diselenggarakan tanggal 18 Februari 2021 mendatang. Turnamen tidak hanya terbuka untuk umum, tapi juga untuk teman-teman disabilitas.
Sumber Gambar Utama – Twitter @pglesports.
—
Info Turnamen dan Event Minggu Ini
OMEN Boot Camp Valorant Quest telah membuka pendaftaran untuk Anda yang ingin mengikuti rangkaian acara terkait game Valorant. Ada coaching clinic, battlequest atau individual challange. Acara ini juga berhadiah total cukup menarik yaitu 50 juta rupiah.
Turnamen PES. Tertarik mengasah keahlian bermain PES atau Pro Evolution Soccer? Anda bisa mencari turnamen terdekat sesuai domisili lewat situs Turnamenpes.com.
Selain Counter-Strike, Point Blank mungkin juga bisa dibilang jadi salah satu game yang membuka jalan perkembangan ekosistem esports di Indonesia. Game tersebut rilis di Indonesia pada bulan Juni 2009. Setelah rilis, gameplay tembak-menembak bertempo cepat yang disajikan Point Blank ternyata cocok dengan selera gamers Indonesia yang membuatnya jadi banyak diminati.
Point Blank pun berhasil berkembang pesat pada zamannya, berbarengan dengan masa keemasan warnet. Turnamen-turnamen hadir mulai dari tingkat komunitas yang diadakan di warnet-warnet sampai berevolusi ke tingkat nasional yang hadir lewat kompetisi bernama Point Blank National Championship (PBNC).
Seiring berjalannya waktu, perjalanan Point Blank pun mulai menghadapi pasang surut kehidupan. Perpindahan publisher adalah pasang surut pertama yang harus dihadap game dengan usia hampir 11 tahun tersebut.
Berawal dari Gemscool, lalu pindah ke Garena Indonesia pada tahun 2015, sampai akhirnya kembali ke pangkuan sang pencipta yaitu Zepetto pada tahun 2019. Setelah kejadian pindah-pindah publisher selesai, Point Blank segera menghadapi persaingan yang ketat dengan game mobile dan berbagai game shooter baru yang lebih modern di tahun tersebut.
Ditambah lagi pandemi COVID-19 menyerang di tahun 2020 kemarin. Dengan segala tantangan yang dihadapi tersebut, bagaimana kabar game Point Blank kini? Apa saja rencananya di tahun 2021? Simak hasil wawancara saya dengan Abdul Harris Fitra selaku Marketing Manager dari Zepetto.
Pandemi Jadi Tantangan Terbesar Point Blank di Tahun 2020
Apabila kita lihat pada skala yang lebih luas, pandemi sebenarnya tidak terlalu memberi dampak negatif kepada industri game. Ekosistem gaming yang alaminya bersifat digital adalah salah satu alasannya. Tapi kita tidak bisa berkata seperti demikian apabila kita melihat dalam skala yang lebih kecil. Posisi Point Blank yang merupakan game PC dan metode pengembangan komunitas yang dilakukan jadi salah satu alasannya.
Seperti yang saya tuliskan di awal, Point Blank berkembang bersama warnet pada zamannya. Sampai saat ini warnet juga masih jadi salah satu ladang Zepetto untuk membangun komunitas Point Blank. Namun keadaan pandemi membuat Zepetto harus putar otak agar komunitas tetap terawat dan bisa terus berkembang meski cuma dengan cara online saja.
“Jujur kondisi pandemi menjadi tantangan yang cukup berat bagi Zepetto untuk mengembangkan komunitas Point Blank. Tantangannya jadi berat karena kenyataan Point Blank adalah game PC dan kebanyakan pemainnya adalah anak warnet. Pandemi mungkin tidak terlalu masalah bagi game mobile, karena pemainnya bisa main dari mana saja. Tapi bagi kami, pandemi menjadi masalah karena operasional warnet cenderung dibatasi selama masa pandemi. Kami sempat dengar cerita user yang katanya ingin main Point Blank di warnet tapi enggak bisa karena warnetnya tutup selama masa pandemi. Kami juga sempat mendengar cerita lain yang katanya lebih suka main ke warnet walau sebenarnya bisa main di rumah. Jadi memang warnet adalah salah satu faktor penting bagi perkembangan komunitas PB, yang sayangnya terpaksa tersendat selama 2020 kemarin.” Harris menceritakan keadaan komunitas Point Blank selama masa pandemi.
Karena hal tersebut, program Grebeg Warnet yang sempat jadi salah satu strategi Zepetto dalam usaha mendekatkan diri dengan komunitas pun tentu akan sulit untuk dilanjutkan (warnetnya saja tutup, apa yang mau digrebeg?).
Harris pun melanjutkan ceritanya. “Untuk itu sebagai gantinya kami mencoba rutin terus mengadakan event secara online, Clan War salah satunya. Sejauh ini Clan War cukup efektif menjaga antusiasme komunitas. Selain itu kami juga coba memberi variasi di dalam in-game, misalnya tanding adu pisau. Kami juga buat turnamen untuk mode tersebut dan ternyata antusiasmenya masih ada.”
Strategi tersebut ternyata berbuah cukup manis karena berhasil menarik minat para pemainnya. “Peserta Clan War cukup banyak. Saya tidak ingat angka pastinya, tapi kurang lebihnya ada ribuan tim mendaftar untuk event Clan War. Jadi memang harus putar otak lebih jauh supaya komunitas Point Blank ini tetap terawat selama masa pandemi sih.” Lanjut Harris menceritakan antusiasme pemain terhadap Clan War.
Masalah Cheater dan Engine Game Point Blank yang Ketinggalan Zaman
Selain pandemi, cheater adalah masalah lain yang dihadapi oleh Point Blank. Apalagi reputasi game Point Blank juga terbilang cukup buruk dalam mengadapi cheater, sampai-sampai oknum seperti Pekalongan Cheat bisa menjadi terkenal gara-gara PB.
Lalu bagaimana Zepetto menghadapi hal tersebut? Satu hal yang dipastikan oleh Harris adalah komitmen Zepetto untuk terus menanggulangi masalah cheater. “Kami punya tim khusus untuk mengantisipasi hal tersebut (cheat). Kami juga memperbaiki engine game secara berkala untuk menutup celah-celah yang ditemukan oleh sang cheater agar game Point Blank tetap nyaman dimainkan oleh komunitas.”
Namun demikian hal tersebut bukan dilakukan dengan tanpa tantangan. Ibarat penjahat yang selalu satu langkah lebih jauh dibandingkan sang penegak hukum, tim Zepetto pun harus kerja ekstra keras apabila ingin dapat mengurangi (kalau tidak bisa dihilangkan) kasus cheater. “Komitmen tersebut bukan hal yang mudah karena kami harus ‘balapan’ dengan si cheater. Maksudnya balapan begini: misal kami sedang memperbaiki bagian A, eh ternyata si cheater menemukan celah di sisi B. Hal tersebut tentu adalah proses yang menguras energi bagi tim kami. Namun demi menjaga kenyamanan pemain Point Blank, tim Zepetto tetap komitmen untuk terus memberantas para cheater.” Tutur Harris.
Selanjutnya adalah soal update game Point Blank. Sejak rilis tahun 2009 lalu, perkembangan grafis game Point Blank sih… Gitu-gitu aja. Zepetto sempat merilis Point Blank Evolution di tahun 2018 yang memungkinkan pemain bermain di monitor yang punya refresh rate di atas 60 Hz dan mengkustomisasi pengaturan grafis. Namun update tersebut tidak banyak mengubah grafis Point Blank yang “jadul”.
Memang kami juga menyadari bahwa PB punya grafis yang cenderung jadul. Beberapa user juga memberi feedback soal keinginan mereka menikmati Point Blank dengan grafis yang lebih modern. Semua komentar tersebut kami dengarkan. Kami sudah menampung beberapa feedback, membahasnya, dan menyampainya ke tim research and development di Zepetto. Karena itu pembaruan grafis juga menjadi salah satu hal yang juga direncanakan oleh Zepetto. Para Troopers tinggal tunggu saja infomasi lebih lanjutnya.” Harris menanggapi pertanyaan dari saya.
Esports Point Blank di Tahun 2021
Saya sempat menuliskan soal roadmapesports Point Blank pada tahun 2021 di artikel rekap berita esports pekan kedua Januari 2021 kemarin. Secara garis besarnya Zepetto punya 4 pertandingan yang bermuara pada PBNC 2021. Pertandingan tersebut adalah PB Day and Night, PB Rising Star, PB Ladies League, dan PB Star League.
Dari rangkaian tersebut, yang jadi tanda tanya adalah ke mana pertandingan Point Blank Junior League? Kenapa pertandingan khusus Ladies masih diselenggarakan? Akankah pertandingan internasional hadir di tahun 2021?
Soal PBJL, Harris mengatakan bahwa tim Zepetto masih menggodok dan berkordinasi secara internal terlebih dahulu. “Memang kami belum menginformasikannya lewat pengumuman official. Tapi nanti akan ada informasi lebih lanjut terkait hal tersebut.” Terkait turnamen khusus perempuan, Harris lalu menceritakan bagaimana komunitas Ladies Troopers yang ternyata memang masih aktif hingga sekarang.
“Dari apa yang saya perhatikan, komunitas ladies di Point Blank memang cukup unik. Secara garis besar pemain perempuan kalah jumlah dibanding pemain laki-laki. Tapi dari segi kompetitif, jumlah peserta yang antusias ternyata masih cukup banyak sampai sekarang. Secara skill permainan, para Ladies Troopers juga punya kemampuan yang bersaing antara satu dengan yang lain. Lalu kalau ditanya berapa jumlah peminatnya, saya sedikit lupa apakah pesertanya 256 atau 512 tim pada turnamen Ladies tahun lalu. Pokoknya kurang dan lebihnya adalah sekitar ratusan tim Point Blank perempuan turut bertanding di turnamen Ladies tahun lalu.” Harris melanjutkan ceritanya.
Terakhir soal turnamen internasional. Tahun 2020 lalu PBWC terpaksa dibatalkan karena kondisi pandemi COVID-19 sehingga digantikan dengan turnamen se-Asia Tenggara. Bagaimana dengan tahun ini? Harris cuma bisa mengatakan bahwa memang ada kesempatan untuk mengadakan PBIC atau PBWC di tahun 2021, tapi kesempatan tersebut sangat kecil karena kondisi pandemi yang tak kunjung membaik.
“Tim kami juga sadar bahwa komunitas sangat menginginkan kehadiran event offline. Tapi apa mau dikata, event offline sulit dilaksanakan selama kondisi pandemi masih belum membaik. Tentunya kami akan terus memantau kondisi dan mungkin akan menyelenggarakan helatan besar apabila pandemi sudah lebih reda. Turnamen tingkat Asia Tenggara juga masih menjadi sebuah kemungkinan yang belum bisa dipastikan.”
BOOM Esports akhirnya mendapatkan sosok-sosok berbakat untuk mengisi roster divisi Wild Rift mereka. Proses seleksi roster berjalan dengan cukup panjang. Berawal dari bulan November 2020 lalu dengan mengumumkan perekrutan terbuka melalui media sosial, kemudian bulan Desember 2020 ketika Leonard “OMO” diumumkan sebagai pelatih dan pelaksaan turnamen internal, sampai akhirnya pemain-pemain terbaik dipilih pada bulan Januari 2021 ini.
Cukup menarik melihat roster Wild Rift BOOM Esports. Salah satunya karena roster tersebut berisikan talenta muda yang dikombinasikan dengan pengalaman mantan pemain profesional esports League of Legends Indonesia. Lebih lanjut, simak profil roster terbaru divisi Wild Rift BOOM Esports.
Melalui Proses yang Panjang
Seperti apa saya tulis di awal artikel bahwa proses seleksi roster berlangsung selama kurang lebih 3 bulan lamanya. Prosesnya pun tidak mudah. Kembali kepada ambisi sang CEO yaitu Gary Ongko untuk menjadi tim terkuat di berbagai cabang game esports, tidak heran kalau BOOM Esports sangat selektif dalam mempersiapkan roster Wild Rift.
Langkah pertama mereka adalah merekrut pelatih, yaitu Leonard “OMO”. Pria dengan nama lengkap Leonard Loh memiliki daftar pengalaman yang panjang sebagai pelatih di skena profesional League of Legends. Mengutip dari Leaguepedia, OMO sudah terjun sebagai pelatih tim sejak dari tahun 2017. Kebanyakan pengalamannya adalah melatih tim League of Legends di Singapura seperti Sovereign atau Resurgence yang berlaga di Pacific Championship Series (PCS). Namun OMO juga sempat pindah ke Australia untuk melatih tim Gravitas yang berlaga untuk Oceania Pro League (OPL) pada tahun 2020 kemarin.
Komunitas juga begitu antusias dengan perekrutan yang dilakukan oleh BOOM Esports. Ada 3600 lebih kandidat yang mendaftar berdasarkan dari informasi yang diposting oleh BOOM Esports pada 7 Desember 2020 lalu. Kandidatnya juga tidak hanya dari Indonesia. Ada yang berasal dari negara SEA seperti Thailand, Filipina, Malaysia, Singapura dan Kamboja. Ada juga yang berasal dari luar SEA seperti Mongolia dan Brazil.
Meet the Rosters!
Jadi siapa saja yang akhirnya terpilih menjadi roster utama untuk divisi Wild Rift BOOM Esports? Berikut daftarnya.
Jurnalis Haikal Pramudya – BOOM.Raymond (Top)
Faza Emeraldi Bakhri – BOOM.Axxio (JG)
Gatama Putra Sanjaya – BOOM.Platypus (Mid)
I Komang Neka Ardana – BOOM.Wezkeyy (ADC)
Jessen Wijaya Agussalim – BOOM.Zixtean (SP)
Lima pemain tersebut adalah mereka yang terpilih setelah melalui seleksi yang ketat dari BOOM Esports. Menurut cerita Marzarian “Ojan” Sahita selaku General Manager BOOM Esports, kelima pemain terpilih tersebut sempat dipertandingkan dengan pemain-pemain yang lebih punya pengalaman di bidang esports LoL. Tapi pemain-pemain yang ada di roster kini berhasil membuktikan kemampuannya sehingga jadi sosok yang dipilih oleh manajemen tim.
Pemain yang masuk ke dalam roster kebanyakan masih berusia muda. Axxio dan Zixtean masih berusia 15 tahun. Raymond dan Platypus masing-masing berusia 18 dan 17 tahun. Terakhir untuk melengkapi roster ada Wezkeyy yang berusia 25 tahun dan memiliki beberapa pengalaman di ranah esports League of Legends.
Ingin mencoba kenal dengan roster BOOM Esports, saya lalu berbincang dengan Platypus dan Wezkeyy sebagai perwakilan. Dua orang tersebut saya wawancara karena keunikan pribadi mereka masing-masing. Platypus saya anggap sebagai perwakilan dari generasi muda. Wezkeyy saya pilih karena dia adalah satu-satunya pemain tertua di roster dan sempat memiliki pengalaman beberapa skena kompetisi LoL bahkan termasuk LoL Garuda Series. Keduanya juga datang dari domisili yang berbeda. Platypus adalah anak Jakarta sementara Wezkeyy berdomisili di Bali
Bicara soal pengalaman, Wezkeyy lalu bercerita. “Pengalaman gue di esports sudah dari sejak tahun 2016. Dulu sempat ikut gelaran LoL Indonesia Championship walaupun cuma berhasil finish di peringkat 9. Tahun 2017 sempat gabung bersama tim Kamikaze Gaming untuk bermain di tingkat profesional yaitu League of Legends Garuda Series (LGS). Kalau soal siapa gue, nama gue adalah I Komang Neka Ardana. Asal dari Provinsi Bali, Kota Denpasar, Desa Renon. ”
Lalu bagaimana dengan Platypus? “Kalau bicara pengalaman, gue baru sempat coba-coba terjun di dunia kompetitif PUBG Mobile saja. Belum pernah masuk tim besar juga. Karena itu, BOOM Esports adalah tim profesional pertama saja. Kalau soal siapa gue, nama gue Gatama Putra Sanjaya, lahir dan besar di Jakarta, bersekolah di Trinity International School, dan yaa… I’m just your average teenage boy.”
Keduanya memang punya latar belakang yang berbeda, tapi satu hal yang pasti adalah keduanya punya passion besar terhadap gaming. “Kalau untuk game lain, dulu gue sempat main Mobile Legends sampai rank Mythical Glory. Tapi waktu itu sebenarnya cuma iseng aja sih, kepingin tahu gimana rasanya main MOBA di HP… Haha. Lalu untuk Wild Rift gue sempat mencapai Rank Diamond IV. Bisa main semua role tapi lebih pede main pakai ADC dengan champion andalan berupa Kai’Sa, Jhin, Miss Fortune, dan Ezreal. Kalau ditanya dalam satu hari main berapa jam, mungkin bisa 10 jam lebih… Haha. Pokoknya neversurrenderpush rank lah! ” Ucap Wezkeyy.
“Kalau gue dulu di Mobile Legends sempat mencapai rank Mythic dan di PUBG Mobile pernah mencapai rank Ace (satu tahap sebelum Conqueror). Ucap Platypus. “Untuk Wild Rift rank tertinggi gue itu Diamond 2. Waktu push rank juga memang selalu main mid dengan champion andalan Zed dan sambil adaptasi beberapa Champion yang sedang meta. Soal sehari main berapa jam, kalau jaringan internet lagi lancar, gue bisa main 8 – 10 jam.”
Dari jawaban tersebut, kita bisa melihat bagaimana kedua pemain tersebut memang selalu haus akan kompetisi. Walaupun begitu, keduanya mengakui bahwa mereka mengikuti seleksi pemain BOOM Esports hanya sebagai percobaan peruntungan saja.
“Untuk seleksi, tujuan awal gue sebenernya mencoba adu nasib aja sih… Haha. Eh tapi ternyata terpilih, mungkin memang sudah rezeki Tuhan.” Kata Wezkeyy. “Gue juga sebenarnya coba peruntungan saja untuk daftar. Tapi gue memang ingin memberanikan diri dan daftar sendiri saja karena ingin mengambil next step demi mencapai mimpi gue menjadi seorang pemain esports.” Kata Platypus.
Lalu bagaimana dengan proses seleksinya sendiri? Apa yang menjadi proses terberat selama seleksi?
“Kalau menurut gue tantangan terberatnya adalah ketika kami disatukan dalam tim dengan metode random shuffle. Karena hal tersebut jadi ada beberapa masalah dengan role, chemistry team, dan juga tentunya fakta bahwa timnya baru banget dibuat. Waktu seleksi juga ada satu lawan yang sangat tangguh, bahkan membuat gue sampai merasa tidak berdaya. Awalnya gue merasa ketinggalan skill dibanding sang rival, tapi sekarang gue berani bilang bahwa kami setara di dalam game.” Platypus menceritakan.
“Gue juga sama, yaitu ketika disatukan sebagai tim shuffle. Waktu itu tim gue kebanyakan main Baron Lane, jadi akhirnya kami memutuskan untuk mengisi kekosongan role tersebut. Terus waktu itu tim gue juga ada satu orang dari Filipina jadi lumayan menantang dari segi komunikasi. Tapi untungnya kami punya satu visi untuk percaya sama tim, percaya untuk membuat 5 menjadi 1.” Wezzkey menambahkan cerita dari sisi dirinya.
Terakhir, saya lalu menanyakan mimpi yang ingin mereka capai di skena esports Wild Rift nantinya.
“Gue ingin bisa menjadi juara dunia nantinya di skena Wild Rift bersama BOOM Esports. Gue ingin menjadi figur yang dikenal sebagai pemain terbaik di dunia karena inspirasi gue sendiri adalah Faker, sosok yang ingin bisa gue kalahkan dari segi kemampuan dan juga pencapaian. Gue jadi bersemangat ketika membayangkan orang-orang meneriakkan nama gue saat bertanding di panggung dunia. Karena hal tersebut gue jadi termotivasi untuk mencapai mimpi saya yaitu untuk menjadi pemain terbaik dunia dan bukan hanya di Indonesia saja.” Tutur Gatama.
“Soal apa yang ingin dicapai bersama rekan tim, sudah tentu sih juara. Selain itu cita-cita gue sedari dulu memang kepingin bisa angkat piala karena dulu waktu berkarir di League of Legends belum mendapat kesempatan. Selain itu gue juga ingin bisa membanggakan orang tua yang selalu support. Gue juga terima kasih banget kepada ko Gary dan Ojan yang sudah memberi kesempatan untuk gabung roster Wild Rift BOOM Esports. Gue akan berusaha sebisa mungkin untuk mengharumkan nama BOOM Esports dan memberikan pencapaian yang terbaik.” Komang menceritakan mimpinya.
Visi Gary Ongko Untuk Mendapatkan Prestasi Dunia
Pada beberapa perbincangan sebelumnya, Gary Ongko selaku Founder juga CEO BOOM Esports konsisten dengan pernyataan dirinya soal keinginannya untuk bisa mendapat prestasi di tingkat internasional. Visi tersebut masih bertahan dan juga jadi alasan BOOM Esports melakukan proses seleksi yang intensif untuk mempersiapkan divisi Wild Rift.
Pada kesempatan lain saya sempat menanyakan pandangan seorang Gary Ongko terhadap esports Wild Rift nanti. “Saya yakin Wild Rift akan memiliki pertandingan World Championship seperti yang ada di PC. Juga seperti biasanya, target kami adalah untuk menjadi tim yang berada di tingkat tertinggi dari suatu cabang game esports.” Ketika membicarakan harapan dirinya terhadap BOOM Esports untuk esports Wild Rift nantinya. “Kalau harapan pasti adalah untuk menjadi salah satu tim terkuat di Wild Rift.”
Akankah para pemain serta manajemen BOOM Esports mampu mencapai cita-citanya untuk menjadi salah satu tim terbaik di kancah esports Wild Rift internasional nantinya? Saya sendiri sebenarnya sudah tidak sabar untuk menyaksikan perjalanan dari roster terbaru ini. Namun sepertinya kita masih harus bersabar sampai ada pengumuman lebih lanjut soal lanskap esports Wild Rift di tahun 2021 ini dari Riot Games.
Disclosure: Artikel ini merupakan hasil kolaborasi BOOM Esports dengan Hybrid.co.id.
Pada 2019, Fnatic masuk ke pasar esports India dengan mengakuisisi tim PUBG Mobile lokal. Sementara pada akhir Oktober 2020 lalu, organisasi esports asal Prancis, Team Vitality mengumumkan keputusannya untuk melakukan ekspansi ke India. Memang, India merupakan salah satu negara yang ekosistem esports-nya berkembang pesat. Salah satu buktinya adalah pada 2019, total hadiah dari turnamen esports di negara tersebut naik hingga lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Negara dengan populasi besar, seperti Tiongkok dan India, memang selalu menjadi target pasar yang menggiurkan, termasuk bagi organisasi esports. Jadi, tidak heran jika ada organisasi esports yang tertarik untuk melakukan ekspansi ke dua negara tersebut. Selain India dan Tiongkok, Asia Tenggara menjadi salah satu kawasan yang tidak kalah “seksi”. Berikut penjelasannya.
Pasar Esports di Asia Tenggara
Menurut Newzoo, 82% dari pengguna internet di Asia Tenggara bermain game. Sudah bisa ditebak, mobile menjadi platform favorit bagi para gamer di kawasan tersebut. Selain bermain game, netizen di kawasan Asia Tenggara juga senang menonton esports.
Dalam laporan Newzoo yang dirilis pada Juli 2020, disebutkan bahwa lebih dari 50% pengguna internet di Asia Tenggara menonton konten esports dalam waktu 6 bulan terakhir. Newzoo memperkirakan, pada akhir 2019, jumlah penonton esports di Asia Tenggara hampir mencapai 30 juta orang, naik 22% jika dibandingkan dengan tahun 2018.
Dalam sebuah acara online yang diadakan pada 29 Oktober 2020 oleh ONE Esports, CEO Team Secret, John Yao mengungkap, jika dibandingkan dengan orang-orang di Amerika Utara atau Eropa, masyarakat Asia Tenggara jauh lebih terbuka untuk menerima esports sebagai industri. Dia mengatakan, masyarakat Amerika Utara relatif lambat dalam menerima fakta bahwa atlet esports merupakan sebuah pekerjaan yang patut ditekuni. “Di Asia Tenggara, teman dan keluarga lebih bersedia menerima ketika seseorang memutuskan untuk menjadikan atlet esports sebagai karir,” ujarnya.
Pada acara yang sama, CEO Talon Esports, Sean Zhang mengatakan, game esports yang populer di Asia Tenggara berbeda dengan kawasan lain seperti Tiongkok atau Amerika Utara. “Di Tiongkok, game esports yang paling banyak ditonton adalah game esports PC. Sementara di Asia Tenggara, game yang kuat adalah mobile game, seperti Arena of Valor di Thailand,” katanya. Dia menganggap, hal ini tidak aneh, mengingat tidak semua orang di Asia Tenggara dapat membeli PC yang cukup powerful untuk bermain game.
Sementara itu, menurut CEO ONIC Esports, Shawn Liem, satu hal yang membedakan pasar esports Asia Tenggara adalah tingkat konsumsi masyarakat. Menurutnya, besar uang yang dihabiskan oleh fans esports atau gamer di Asia Tenggara lebih sedikit daripada di kawasan Amerika Utara atau Eropa.
Selain itu, total hadiah turnamen esports di kawasan Asia Tenggara juga tidak sebesar di kawasan NA atau EU. Dan hal ini akan memengaruhi sumber pemasukan utama sebuah organisasi esports. “Anda tidak bisa menggantungkan diri pada total hadiah,” akunya. “Soal bisnis, biasanya kami sangat memanfaatkan media sosial dan ikut turun dalam manajemen influencer atau talent.”
Organisasi Esports EU/NA yang Sudah Masuk ke SEA
Salah satu organisasi esports asal Eropa yang melakukan ekspansi ke Asia Tenggara adalah Team Secret. Pada Januari 2019, Team Secret mengumumkan roster PUBG Mobile mereka yang berasal dari Malaysia. Salah satu prestasi dari tim tersebut adalah memenangkan PUBG Mobile Pro League – Fall Split 2020: MYSG Finals pada September 2020. Tak berhenti sampai di situ, pada akhir Oktober 2020, Team Secret resmi mengumumkan rencananya untuk melakukan ekspansi ke Filipina.
Team Secret bukan satu-satunya organisasi esports asal Eropa yang menjajaki pasar Asia Tenggara. Sebelum Team Secret, Fnatic telah terlebih dulu terjun ke skena esports di ASEAN. Pada 2015, Fnatic mengakuisisi Team Malaysia, yang berlaga di Dota 2. Salah satu pencapaian tim tersebut adalah memenangkan BTS Pro Series SEA Champions musim pertama. Sayangnya, pada musim kedua, mereka hanya berhasil meraih gelar juara tiga dan pada musim ketiga, mereka justru melorot ke posisi buntut.
Sementara itu, dari Amerika Utara, organisasi esports yang masuk ke pasar Asia Tenggara adalah FaZe Clan. Mereka memutuskan untuk melakukan ekspansi ke Thailand pada Januari 2020, dengan membuat tim PUBG Mobile. Pada September 2020, tim FaZe Clan Thailand itu baru saja berhasil memenangkan 4 Countries Battle, mengalahkan Bigetron Red Aliens yang hanya dapat meraih juara tiga.
Organisasi Esports NA dan EU Masuki ASEAN, Berkah atau Musibah?
Menurut CEO RRQ, Andrian Pauline alias AP, ekspansi organisasi esports asing ke Asia Tenggara merupakan hal yang bagus. “Karena itu berarti pasar esports Asia Tenggara cukup penting bagi mereka,” ujarnya saat dihubungi oleh Hybrid.co.id melalui pesan singkat. “Tinggal bagaimana kita, sebagai pemain lokal, mampukah bersaing atau hanya jadi penonton.” Dia juga menganggap, ekspansi organisasi esports dari NA atau EU merupakan “peringatan” bagi tim lokal agar mereka siap untuk bersaing dengan organisasi esports global. “Khususnya di kandang sendiri,” katanya.
Sementara itu, CEO BOOM Esports, Gary Ongko mengatakan, jika organisasi esports asal Amerika Utara atau Eropa melakukan ekspansi ke Asia Tenggara, hal itu bukanlah masalah baginya. “Tapi mungkin, untuk orang-orang lain akan lebih susah, karena dana mereka kan lumayan wah. Apalagi, gaji tim PC lebih besar daripada tim mobile,” ungkapnya. Meskipun begitu, dia merasa, jika organisasi esports asal NA atau EU datang jauh-jauh ke Asia Tenggara, hal itu justru karena mereka tertarik merekrut tim yang berlaga di mobile esports, seperti League of Legends: Wild Rift dari Riot Games.
Jika organisasi esports asal NA atau EU masuk ke Asia Tenggara, Gary hanya berharap, netizen akan tetap menghargai tim lokal. “Jangan terlalu over respect pada tim luar,” ujarnya. “Kita juga bukan tim-tim kecil kayak 3-4 tahun lalu. Gaji-gaji pemain Bigetron, RRQ, EVOS, dan BOOM sudah tier-1. Jadi, netizen harus mengganti persepsi ‘tim luar pasti better‘.”
Memang, seperti yang Gary katakan, baik BOOM maupun RRQ bukanlah organisasi esports kecil. Saat ini, BOOM memiliki 32 pemain profesional. Mereka punya enam tim yang bertanding di lima game, yaitu Counter-Strike: Global Offensive, Dota 2, Valorant, Free Fire, dan PUBG Mobile. Mereka juga punya seorang pemain Hearthstone profesional. Sementara itu, RRQ punya tujuh tim yang berlaga di empat game: Mobile Legends, PUBG Mobile, Free Fire, dan Valorant. Tak hanya itu, mereka juga punya pemain FIFA serta sepasang pemain di Fortnite. Secara keseluruhan, RRQ punya setidaknya 42 pemain profesional.
Tak hanya besar dari segi jumlah pemain profesional yang dipekerjakan, baik BOOM maupun RRQ juga kaya prestasi. RRQ Hoshi baru saja berhasil memenangkan Mobile Legends Professional League Season 6 dan menjadi tim pertama yang memenangkan MPL dua kali berturut-turut. Tak hanya itu, dengan tiga trofi, mereka juga berhasil menjadi tim dengan trofi MPL terbanyak.
Sementara itu, BOOM Esports lebih dikenal dengan tim PC mereka. Pada April 2020, tim Dota 2 BOOM berhasil memenangkan ESL SEA Championship. Dan dalam BTS Pro Series Season 3: Southeast Asia, mereka berhasil menjadi runner-up. Tak hanya itu, tim CS:GO BOOM Esports — yang bermarkas di Brasil — dapat membawa gelar juara dari Americas Minor Championship – South America Qualifier.
Salah satu cara bagi sebuah organisasi esports untuk melakukan ekspansi ke kawasan baru adalah dengan mengakuisisi tim lokal dan melakukan rebranding. Hal ini dilakukan oleh Fnatic di India ketika mereka membeli tim PUBG Mobile lokal, yaitu Team XSpark. Jika ada organisasi esports dari Eropa atau Amerika Utara yang hendak masuk ke Indonesia atau Asia Tenggara, tidak tertutup kemungkinan, mereka akan mengakuisisi tim lokal.
Ketika ditanya apakah ada kemungkinan RRQ akan melepas salah satu roster mereka jika memang ada organisasi esports asing yang menawar, sambil tertawa, AP menjawab, “Why not?” Meskipun begitu, AP menegaskan, tentu saja RRQ tidak akan sembarangan menjual tim mereka. Pasalnya, mereka masih ingin bisa bertanding di skena esports Indonesia atau tingkat Asia Tenggara.
Sementara terkait strategi untuk menghadapi organisasi esports Amerika Utara atau Eropa yang melakukan ekspansi ke Asia Tenggara, AP mengungkap, RRQ tak punya strategi khusus. “Kita bakal tetap lakukan apa yang selama ini kita lakukan: keep on winning, jaga hubungan dengan fans dan rekan-rekan kami,” akunya.
AP menjelaskan, fans RRQ di Indonesia cukup loyal dan fanatik. Namun, kesetiaan para fans juga diimbangi dengan tuntutan yang tinggi. “Risiko fanbase besar ya itu, pressure tinggi. Kalau kita tidak bagus, mereka tidak segan-segan untuk kritik,” aku AP. “Tapi, semua fans juga pasti ingin agar tim kesayangannya menang. Kami sendiri cukup menikmati pressure seperti ini.”
Sama seperti AP, Gary mengungkap, BOOM tidak punya strategi khusus untuk menghadapi tim NA atau EU yang hendak masuk ke Asia Tenggara. “Karena kita belum tahu siapa juga, tapi ya kita treat semua organisasi esports dengan perlakuan yang sama. Semua teman dan rival bangun ekosistem bersama, sama seperti EVOS dan RRQ,” ujarnya. “Karena EVOS dan RRQ juga merupakan tim besar in their own rights.”
Organisasi Esports Indonesia Ekspansi ke Negara Lain
Bagi sebuah organisasi esports, melakukan ekspansi adalah hal yang wajar. Dan terlepas dari asal sebuah organisasi esports, mereka bebas untuk melakukan ekspansi ke negara manapun. Organisasi esports dari kawasan NA atau EU bebas untuk masuk ke pasar esports Asia Tenggara. Sebaliknya, organisasi esports dari Indonesia atau Asia Tenggara juga bisa saja melebarkan sayapnya ke kawasan lain.
Di Indonesia, ada beberapa organisasi esports yang sudah memiliki tim yang bermarkas di negara-negara tetangga. Misalnya, RRQ punya tim PUBG Mobile di Thailand, sementara BOOM Esports punya tim CS:GO di Brasil. Dan jika mereka ingin melakukan ekspansi ke negara lain di masa depan, tidak ada yang salah dengan itu. Namun, AP mengaku, RRQ tidak berencana untuk melakukan ekspansi dalam waktu dekat, terutama di saat pandemi.
Memang, apa saja yang harus organisasi esports siapkan ketika hendak melakukan ekspansi?
Menurut Gary, salah satu persiapan paling penting saat hendak melakukan ekspansi adalah menyiapkan staf media sosial. “Selebihnya, ya harus bisa sacrifice tidur. Karena kalau dengan Brasil, ada beda delapan jam,” aku Gary sambil tertawa. Salah satu alasan mengapa staf media sosial penting adalah karena media sosial menjadi jembatan penghubung antara tim esports dengan para fans-nya.
Selain itu, Gary mengatakan, setiap negara memiliki budaya masing-masing. Hal itu berarti, konten yang disukai fans esports di satu negara belum tentu mengena bagi fans dari negara lain. “Makanya orang media sosial kita beda,” jelas Gary tentang staf media sosial untuk kawasan Indonesia dan Brasil. “Karena apa yang diterima di sini belum tentu diterima di sana.”
Perbedaan budaya antara negara juga mengharuskan organisasi esports untuk menyesuaikan pendekatan mereka ketika mereka melakukan ekspansi. Hanya saja, hal itu bukan berarti sebuah organisasi esports harus mengganti prinsip atau esensi mereka. Bagi BOOM, fokus tim di Indonesia dan Brasil tetap sama, yaitu menjadi tim nomor satu di dunia.
“Jadi, ya, kita selalu usaha supaya kita bisa jadi tim yang terbaik. Saya pikir, kita sukses melakukan itu di Brasil. Pada 2020, BOOM tidak pernah kalah satu turnamen pun. Walau hanya skala regional South Amerika, memenangkan delapan dari delapan turnamen dalam satu tahun, saat semua orang berusaha untuk meng-counter kita, I think it’s an amazing feat,” ujar Gary. Lebih lanjut dia bercerita, setelah pandemi virus corona berakhir, tim CS:GO BOOM akan berlaga di Eropa atau Amerika Utara. “Dan kita akan buktikan bahwa kita top 15 di dunia.”
Kesimpulan
Real Madrid merupakan salah satu klub sepak bola terbaik di Spanyol. Namun, tidak semua pemainnya berasal dari Spanyol. Faktanya, Cristiano Ronaldo — yang masih memegang gelar sebagai pencetak gol terbanyak di Real Madrid — berasal dari Portugal. Hal ini menjadi bukti dari keberagaman kewarganegaraan dalam sebuah klub sepak bola. Dan tampaknya, hal ini juga akan terjadi di dunia esports.
Memang, kebanyakan organisasi esports sekarang memiliki roster yang homogen. Sebagian besar organisasi esports di Indonesia berisi pemain profesional lokal. Contoh lainnya, Damwon Gaming, yang baru saja memenangkan League of Legends World Championship, memiliki tim League of Legends yang semua anggotanya berasal dari Korea Selatan. Namun, saat ini, juga ada organisasi esports yang para pemainnya berasal dari negara yang berbeda-beda. Sebut saja OG. Kelima anggota tim Dota 2 OG berasal dari lima negara yang berbeda.
Di era globalisasi seperti sekarang, batas antar negara menjadi semakin kabur. Di dunia esports, hal itu berarti, organisasi esports dari sebuah kawasan bisa saja melakukan ekspansi ke kawasan lain. Saat ini, beberapa tim di Asia Tenggara sudah ada di bawah naungan organisasi esports asal Amerika Utara atau Eropa. Sebaliknya, organisasi esports dari Asia Tenggara, Indonesia khususnya, juga bisa melebarkan sayap ke kawasan lain. Beberapa organisasi esports yang telah melakukan hal ini antara lain BOOM Esports, EVOS Esports, ONIC Esports, dan RRQ.
Soal siapa yang akan dapat menguasai satu negara atau satu kawasan, hal itu akan tergantung pada kemampuan dari masing-masing organisasi esports untuk bersaing.
Tanggal 4 Oktober 2020 lalu, TeamNXL,mengumumkan penunjukkan YohanesAuri sebagai pengisi posisi Chief Commercial Officer (CCO) di dalam manajemen organisasi. Yohanes Auri sendiri merupakan salah satu sosok pengusaha muda ternama, yang merupakan founder dari advertising/digital agency Flux Design dan Idenya Flux. Selain itu, TeamNXL sebelumnya juga sempat menunjuk Henry Louis “TwoJ”, ex-pro player League of Legends, untuk mengisi posisi Chief Operating Officer (COO) di dalam tubuh manajemen TeamNXL.
Mengutip blog post resmi TeamNXL, alasan penunjukkan dua sosok tersebut sebagai bagian manajemen adalah merupakan salah satu bentuk proses perubahan TeamNXL dari sekadar tim hobi menjadi bisnis. “15 tahun belakangan, saya menjalani ini semua (TeamNXL) sebagai hobi yang berkelanjutan. Kini, menimbang posisi esports yang sudah menjadi industri, saya merasa penting untuk shifting TeamNXL dari sekadar hobi menjadi bisnis. Dengan pengalaman yang ada sebagai pelaku selama ini, kami ingin menjalankan model bisnis yang kami rancang bersama-sama.” Tulis RichardPermana selaku Founder dan CEOTeamNXL di blog post .
Dalam rilis TeamNXL menjelaskan bahwa salah satu tugas Yohanes Auri selaku CCO adalah untuk mengatur sisi kreatif untuk setiap brand yang akan bekerja sama dengan TeamNXL. Yohanes Auri adalah salah satu sosok pengusaha muda, yang namanya mendapat cukup banyak sorotan dalam prosesnya membangun Flux Design/Idenya Flux. Dalam 5 tahun, Yohanes Auri berhasil membangun bisnisnya dari sekadar “usaha di kamar tidur” menjadi perusahaan dengan omset miliaran rupiah.
Tercatat, Yohanes Auri bersama Idenya Flux sempat menangani beberapa rekan ternama seperti Sriwijaya Air, AIA, Siloam Hospital, Delfi, dan sebagainya. “Pertama saya mau branding TeamNXL agar dapat lebih diterima oleh kalangan gamers mobile. Dahulu TeamNXL terkenal di skena PC, sementara sekarang pasar gaming ada di mobile. Saya akui TeamNXL sekarang agak ketinggalan, jadi tugas saya adalah untuk meningkatkan brandimage TeamNXL agar dapat lebih diterima oleh gamersmobile. Kedua, saya juga akan coba membawa TeamNXL ke beberapa brand yang sudah pernah saya pegang via Idenya Flux.” Yohanes Auri menjabarkan sedikit strateginya untuk mengembangkan TeamNXL ke depan.
Sementara dari sisi lain, Henry Louis selaku COO akan fokus kepada aspek bisnis dari TeamNXL, termasuk strategi dalam membangun revenuestream, memperhatikan perkembangan tim, dan lain sebagainya. Dalam blog post, ditulis bahwa Henry Louis memiliki 2 target untuk mengembangkan TeamNXL, yaitu membangun divisi mobilegames yang benar-benar kuat, dan merekrut lebih banyak talent agar NXL semakin banyak dilirik.
“Jadi TeamNXL nantinya tidak hanya menjadi sebuah tim esports, tapi juga talentagency. Untuk itu, saya sudah merekrut talent yang cukup besar, bisa dibilang cukup famous, dan kami merasa beruntung mendapatkan dia sebagai bagian dari TeamNXL.” Ucap Henry membahas strateginya seraya memberi sedikit bocoran soal apa yang sudah ia lakukan sejauh ini.
“Lebih lanjutnya, soon akan kami kerjakan tahun 2021. Sebagai awal yang baru bagi TeamNXL, kami tentu harus mempersiapkan lebih dulu plan marketing, dan hal lainnya. Tapi kalau untuk short-term, bisa dapat sponsor dan investment menjadi salah satu target utama.” Henry juga menjelaskan soal bagaimana ia akan mencapai dua target yang disebutkan sebelumnya.”
Nama TeamNXL memang terbilang cukup besar di Indonesia, terutama jika melihat rekam jejak prestasi mereka dalam sejarah esports Counter-Strike Indonesia. Namun demikian, nama TeamNXL terbilang meredup saat ada perubahan tren di skena esports lokal, dari PC menjadi mobile games. Tahun 2019 lalu, TeamNXL membuka NXL Esports Center, yang menjadi semacam hub bagi pemain esports PC, dan para penggemar TeamNXL.
Tanggal 11 September 2020 lalu, Ubisoft mengumumkan turnamen Rainbow Six World Cup. Bertajuk World Cup, Ubisoft ingin para pemain Rainbow Six membangkitkan kebanggaan nasionalisme masing-masing negara dalam kompetisi ini. Jadi alih-alih membawa nama klub seperti pada pertandingan Six Invitationals, pemain akan membawa nama negara masing-masing dalam kompetisi Rainbow Six World Cup.
Rainbow Six World Cup akan diikuti oleh 45 tim dari 45 negara, dengan 20 negara yang akan bertanding di laga Grand Final. Untuk laga Grand Final, 14 negara mendapat undangan langsung, sementara 6 lainnya harus melalui kualifikasi terlebih dahulu. 14 negara tersebut mendapat undangan langsung karena memang terkenal punya banyak pemain Rainbow Six, dan skena kompetitif yang aktif, seperti: Australia, Kanada, Amerika Serikat, Jepang, dan lain sebagainya.
Sementara itu, 31 slot sisanya akan diperebutkan melalui babak kualifikasi online, yang memperebutkan 6 jatah bertanding di laga Grand Final. Indonesia turut mendapat kesempatan ini, dan akan bertanding di APAC 2 Server yang berisikan Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
Berhubung pertandingan ini mewakili negara, Ubisoft telah membuat peraturan penentuan tim nasional. Untuk menentukan siapa pemain yang bertanding untuk masing-masing negara, Ubisoft membuat semacam “komite nasional Rainbow Six” yang terdiri dari: perwakilan Ubisoft, perwakilan pemain profesional/coach, dan perwakilan komunitas.
Penasaran soal komite nasional Rainbow Six Indonesia, Hybrid.co.id lalu meminta pendapat dari Bobby Rachmadi selaku founder komunitas R6IDN. “Untuk masing-masing representatif komite nasional Rainbow Six Indonesia masih belum diumumkan oleh pihak Ubisoft. Jadi bagi kalian yang penasaran, tunggu saja info resmi dari R6IDN, atau Ubisoft. Kalau semuanya lancar, akhir bulan ini seharusnya sudah ada informasi terkait pengisi posisi komite nasional Rainbow Six Indonesia.” Jawab Bobby menjelaskan.
Lebih lanjut, Bobby juga menyatakan sedikit pendapatnya soal bentuk kompetisi World Cup dari Ubisoft, dan kesempatan Indonesia dalam kompetisi tersebut. “Event bertema World Cup ini cukup menarik, karena kehadiran event ini dapat membantu membangun skena kompetitif di negara-negara dari region yang sudah cukup berkembang. Kehadiran World Cup juga dapat menguji seberapa tinggi minat suatu negara untuk terjun ke esports Rainbow Six.” Kata Bobby membahas Rainbow Six World Cup.
“Untuk Indonesia, sebetulnyanegara kita punya kesempatan yang bagus untuk berkompetisi dalam pertandingan ini. Apalagi komunitas mungkin sudah tidak sabar untuk melihat dream team Indonesia. Terlepas dari itu, kami berusaha sebisa untuk melakukan pemilihan pemain yang proporsional, jika memang diminta untuk menjadi komite nasional Rainbow Six Indonesia. Kami akan berusaha untuk membantu mencari pemain yang benar mau dan bisa menjaga profesionalitas-nya secara jangka panjang.” Tukas Bobby menutup pembahasan.
Rainbow Six World Cup sendiri direncanakan terselenggara pada musim panas 2021 (sekitar Juni – September 2021). Jadi pastikan Anda untuk terus mengikuti perkembangan seleksi timnas Rainbow Six Indonesia di Hybrid.co.id!
*Disclosure: Hybrid.co.id adalah media partner dari Rainbow Six: Siege Indonesia Community (R6IDN)
Tanggal 12 hingga 13 September 2020 kemarin menjadi puncak laga kompetisi Call of Duty Mobile tertinggi di Indonesia, yaitu COD Mobile Major Series Season 3. COD Major Series sendiri sudah terselenggara sejak dari bulan Juli 2020 kemarin. Turnamen dimulai dari babak kualifikasi solo, dilanjut kualifikasi tim pada 17-23 Agustus 2020, ronde eliminasi pada 26-29 Agustus 2020, dan babak Playoff Major Series Season 3 pada 31 Agustus – 3 September 2020.
Dari Juli hingga September, kualifikasi akhirnya menyaring 6 tim untuk bertanding di Major Series Season 3. Enam tim tersebut adalah 4U Team, Team NXL, Kayze, Bonafide Esports, RIMO Sadewa, dan Louvre Esports. Enam tim tersebut bertanding dengan 2 tim undangan yaitu Bigetron Duty dan DG Esports.
Bertanding dalam format bracket Double Elimination, semua tim berjuang untuk dapat lolos ke babak final dalam seri best-of 3. Hari pertama menjadi seleksi awal untuk turnamen ini, dan berhasil menumbangkan Bigetron Duty, 4U Team, dan Team NXL. Pada hari kedua, Upper Bracket menyisakan DG Esports dan Bonafide Esports. Bertanding pada map Standoff untuk Serach and Destroy, dan Nuketown untuk Hardpoint, DG Esports dengan mulus dengan skor 6-2 di game pertama, dan 150-89 di game kedua. Berkat kemenangan tersebut DG Esports mengamankan babak Grand Final.
Sementara dari babak Lower Bracket, RIMO Sadewa melesat cepat, pukul rata lawan-lawannya satu per satu. Mereka menang 2-0 lawan Louvre Esports dan Kayze, masing-masing di ronde 2 dan 3 Lower Bracket. Sampai akhirnya mereka bertemu dengan Bonafide, yang baru saja tersungkur dari Upper Bracket setelah kalah lawan DG Esports.
Pertandingan best-of 5 antara RIMO Sadewa vs Bonafide berjalan begitu sengit. Bonafide membuka kemenangan dalam pertandingan Search and Destroy di map Firing Range, lalu RIMO Sadewa membalas di pertandingan Hardpoint di map Summit. Kedua tim terus berbalas kemenangan sampai masuk game ke-5, Hardpoint di map Standoff. Pada pertandingan terakhir, RIMO Sadewa malah seperti hilang asa. RIMO Sadewa pun gugur setelah kalah telak 28-150, Bonafide menang, dan mendapat kesempatan membalas kekalahan mereka sebelumnya.
Babak Grand Final dihadapi oleh dengan percaya diri oleh DG Esports. Mereka bisa menang dua game sekaligus, Search and Destroy di map Raid dengan skor 6-2, dan Hardpoint di map Summit dengan skor 150 – 132. Namun demikian, Bonafide sempat menyusul pada pertandingan Domination di map Nuketown, menang 150-147, dan amankan game ketiga.
Game 4 kembali mempertandingkan Search and Destroy di map Summit. DG Esports membuka pertandingan dengan sangat meyakinkan, memenangkan 3 ronde sekaligus. Namun Bonafide sempat melawan dan dapat 2 ronde, sehinggai first-half selesai dengan skor 3-2.
DG Esports yang kini berperan sebagai Defender, justru bermain ekstra-agresif, yang membuat Bonafide yang merupakan Attacker jadi tak siap. Bonafide jadi cuma mencuri satu skor saja, sementara DG Esports berhasil memporak-porandakan keadaan. Ronde demi ronde dimenangkan, sampai akhirnya DG Esports memenangkan game 4 dengan skor 6-3, dan menjadi juara COD Mobile Major Series Season 3.
Catatan viewership Grand Final CODM Major Series Season 3
Hari pertandingan Call of Duty Mobile series sendiri bertabrakan dengan dengan dua turnamen besar lainnya, yaitu PMPL ID 2020 Season 2, dan MPL ID 2020 Season 6. Mungkin karena itu, jumlah tayangan dilihat CODM Major Series Season 3 jadi kalah saing cukup jauh. Apalagi juga mengingat, dua liga tersebut sudah tayang secara konsisten selama beberapa tahun belakangan. Dengan ini,berikut catatan viewership Grand Final COD Mobile Major Series Season 3.
Selamat untuk DG Esports atas kemenangannya di Call of Duty Mobile Major Series Season 3. Dapatkah tim tersebut mempertahankan keunggulannya di Major Series Season depan?
Pertandingan Mobile Legends Professional League Indonesia 2020 Season 6 berlanjut ke pekan ke-5 pada akhir pekan lalu (11 – 13 September 2020). Pekan ini pertandingan terpenting adalah antara RRQ Hoshi melawan ONIC Esports. Sampai week 4 kemarin, ONIC Esports masih mempertahankan win-streak dengan catatan 7-0. Namun, kemenangan beruntun tersebut akhirnya putus oleh RRQ di hari ketiga MPL ID 2020 Season 6 Week 5. Selain dari itu, berikut rekap MPL ID 2020 Season 6 Week 5.
Day 1 – 11 September 2020
Jadwal pertandingan hari pertama adalah Bigetron Alpha melawan Genflix Aerowolf, dilanjut Geek Fam melawan Alter Ego. Bigetron Alpha berhasil mencuri poin atas Genflix Aerowolf lewat pertandingan yang cukup alot, setelah Bigetron Alpha sempat kecolongan satu Game. Biegtron Alpha memenangkan pertandingan 2-1.
Pada pertandingan kedua, Geek Fam sepertinya masih belum bisa mendapatkan tempo permainannya. Geek Fam mengalami serentetan nasib buruk, dengan catatan menang-kalah 1-6 sampai week 4 kemarin. Pada week 5, Doyok dan kawan-kawan pun masih belum mendapatkan komposisi permainan terbaiknya, sehingga mereka kembali menelan kekalahan 0-2.
Day 2 – 12 September 2020
Hari kedua jadi hari yang padat. Ada tiga pertandingan berjalan yaitu: ONIC vs AURA, RRQ vs Geek Fam, dan Alter Ego vs BTR. AURA Fire mengalami nasib serupa dengan Geek Fam ID untuk musim ke-6 ini, sama-sama belum bisa menemukan permainan terbaiknya. Bertemu dengan pemuncak klasemen, AURA Fire pun kembali menelan kekalahan 0-2.
Sementara pada pertandingan kedua, Geek Fam ID sepertinya sudah mulai dapat memperbaiki permainan, walau belum bisa menorehkan kemenangan. RRQ Hoshi berhasil mempertahankan konsistensinya dan menang 2-1. Pertandingan terakhir, Bigetron Alpha melawan Alter Ego. Sayang Bigetron Alpha tidak bisa mempertahankan momentum dari kemenangan yang mereka dapat di hari sebelumnya. Kedua tim sama-sama adu keras, namun akhirnya Alter Ego yang berhasil menuai kemenangan dengan skor 2-1.
Day 3 – 13 September 2020
Hari Minggu, MPL ID 2020 Season 6 Week 5 menyajikan pertandingan AURA vs EVOS, dan RRQ vs ONIC Esports. Pertandingan antara RRQ vs ONIC sepertinya jadi salah satu yang ditunggu, mengingat para penggemar RRQ Hoshi yang tentu saja sangat menginginkan kekalahan dari pemuncak klasemen sementara. Tapi sebelumnya, ada pertandingan antara EVOS melawan AURA Fire terlebih dahulu. Dalam pertandingan tersebut, perjuangan EVOS Legends terbilang cukup mulus. Permainan EVOS Legends cukup solid di pekan ini, sehingga mereka berhasil bungkam AURA Fire 2-0.
Berlanjut ke laga puncak, RRQ Hoshi vs ONIC Esports. RRQ Hoshi sebenarnya cukup keteteran di awal-awal permainan, apalagi ONIC Esports bermain denga cukup rapi mengamankan objektif demi objektif di awal-awal. Namun masuk pertengahan permainan, Ling yang dimainkan RRQ.Alberttt semakin perkasa. Setelah terkena Wiped Out di area Lord, RRQ Hoshi segera menutup Game 1 di menit 17:57. RRQ vs ONIC, 1-0.
ONIC belum hilang asa di Game kedua, bahkan masih memegang keunggulan sampai menit 10. Meski begitu, pertahanan RRQ Hoshi begitu solid, membuat ONIC kesulitan menutup Game dengan kemenangan. Seiring waktu Karrie tim RRQ Hoshi menghimpun kekuatan, item demi item, dikumpulkan, tower demi tower. Meski demikian, ONIC juga masih tak mau kalah, membuat pertandingan berjalan alot sampai 20 menit lebih. Pertandingan baru berakhir setelah RRQ Hoshi mengamankan Lord di menit 35:34, yang segera digunakan untuk menghancurkan Base ONIC. RRQ vs ONIC, 2-0.
Catatan viewership MPL ID 2020 Season 6 – Week 5
Minggu ini pertemuan antara RRQ Hoshi melawan ONIC Esports sepertinya menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh para penggemar esports MLBB Indonesia. Walau demikian, total views hari kedua tetap lebih banyak dibanding hari lainnya, mungkin karena durasi tayangan yang lebih panjang. Berikut catatan viewership MPL ID 2020 Season 6 Week 5:
MPL ID 2020 Season 6 menyisakan 3 pekan pertandingan lagi di babak Regular Season. Kira-kira, apakah ONIC Esports bisa kembali mengumpulkan kemenangan lagi setelah mereka tumbang di week 5 MPL ID 2020 Season 6? Apakah para tim papan bawah bisa mendapatkan permainan terbaiknya di minggu depan?
Pekan lalu, dua week pertandingan PUBG Mobile Professional League Indonesia 2020 Season 2 dirangkap menjadi satu. Tanggal 8 – 10 September 2020 jadi pertandingan week 5, dilanjut dengan pertandingan week 6 pada tanggal 11 – 13 September 2020. Ada apa saja yang terjadi? Berikut rekap PMPL ID 2020 Season 2, Week 5 dan Week 6.
Week 5 – Bigetron RA Kejar Setoran
Pada pertandingan week 5, Bigetron RA terlihat seperti sedang “kejar setoran”, setelah sang juara Asia sempat tertatih beberapa pekan belakangan. Bigetron RA berada di grup A pada pertandingan week ke-5, dan bertanding di hari pertama pertandingan. Bigetron RA membuka hari dengan istimewa, walau cuma mendapat peringkat 3, tapi mereka berhasil memperoleh 11 poin Kill.
Chicken Dinner yang didamba akhirnya diperoleh Ryzen, Microboy, dan kawan-kawan pada ronde ketiga pertandingan hari pertama, dengan tambahan 10 poin Kill didapat. Siren Esports sempat menyodok di ronde 4, saat bertanding di map Sanhok. Namun Bigetron RA berhasil mempertahankan konsistensinya setelah itu. Dari pertandingan hari pertama, Bigetron RA mendapat 91 poin.
https://www.instagram.com/p/CE9YVEnsV7d/
Pertandingan hari kedua adalah antara grup B vs C. Kini giliran AURA Esports, ION Esports, dan MORPH Team yang mendominasi. Sepanjang 6 ronde pertandingan, ketiga tim tersebut saling berbagi Chickken Dinner satu sama lain. Di akhir hari, tiga tim tersebut mendapat perolehan poin yang tipis-tipis, AURA Esports 79 poin, ION Esports 79 poin, MORPH Team 60 poin.
Hari ketiga, Bigetron RA kembali bertanding, kali ini lawannya adalah grup C, dengan AURA Esports sebagai salah satu kontestan terkuat. Sayang performa AURA Esports sedang turun hari itu. BONAFIDE menyodok lewat permainannya yang konsisten sepanjang 6 ronde berjalan. Namun apa mau dikata, Bigetron RA sudah kembali dengan permainan terbaiknya, menyabet 3 Chicken Dinner sekaligus. Bigetron RA pun berhasil menjadi juara mingguan di pertandingan week 5.
Week 6 – Persaingan ION Esports dengan Bigetron RA dan Four Countries Battle
Pertandingan week 6 tak hanya menyajikan puncak laga Regular Season PMPL ID 2020 Season 2, tetapi juga menyertakan aksi tim PUBG Mobile terbaik dari 4 negara SEA dalam pertandingan Four Countries Battle. Indonesia diwakili oleh Bigetron RA, ION Esports, BOOM Esports, dan AURA Esports.
Sayangnya dalam pertandingan sebanyak 4 ronde tersebut, tim-tim Indonesia terdominasi tim asal Thailand. Bigetron RA dan ION Esports sudah berusaha semaksimal mungkin, namun hanya berhasil mendapat peringkat 3 dan 5 saja. FaZe Clan berhasil menjadi pemenang Four Countries Battle di akhir hari, berkat usaha mereka mempertahankan placement di top 4 pada setiap ronde.
Kembali ke pertandingan Week 6 PMPL ID 2020 Season 2, hari pertama mempertandingkan grup A dengan B. Setelah pembagian grup kembali diacak, kini giliran MORPH Team yang berjaya. Mereka cuma dapat satu Chicken Dinner, namun berhasil tanding dengan cukup konsisten, dan terpeleset satu kali saja. LOUVRE Kings juga menanjak naik, dengan torehan satu kali Chicken Dinner di ronde 4, dan 3 kali bertengger di peringkat 5 besar.
Bigetron RA kembali bertanding di pertandingan hari kedua, antara grup B dengan grup C. Melihat performa Bigetron RA di hari sebelumnya, ION Esports jadi ketar-ketir, takut tergeser dari puncak klasemen sementara. Apalagi ION Esports bermain kurang baik di pertandingan hari pertama week 6, dan hanya mengumpulkan 43 poin saja.
Untungnya Bigetron RA tidak sebegitu “gila” di hari kedua. Mereka bahkan tidak mendapatkan satu pun Chicken Dinner, walau bisa hampir selalu konsisten di peringkat 5 besar. RRQ Ryu yang malah mengamuk. Walau membuka ronde 1 dengan Too Soon, tapi mereka bangkit dengan cepat. Nerpheko dan kawan-kawan berhasil dapat Chicken Dinner setelahnya, mempertahnkan posisi di peringkat 4 besar, bahkan dapatkan Chicken Dinner lagi di ronde 5. RRQ Ryu pun merajai perolehan poin hari kedua dengan 82 poin.
Hari ketiga, hari penentuan, Bigetron RA bertemu dengan ION Esports kali ini. ION Esports membuka hari dengan mendapat Chicken Dinner. Tapi seperti pepatah Wolfy dan Pasta, “habis Chicken terbitlah Too Soon”. ION Esports tersungkur di peringat 8 pada ronde 2, dan mendapat Too Soon sampai ronde 5.
Bigetron RA malah sebaliknya. Mendapat Too Soon di awal hari mendorong motivasi mereka untuk jadi lebih baik pada ronde-ronde setelahnya. Mulai ronde 2 mereka mendapat peringkat 3, yang dilanjut dengan serentetan Chicken Dinner di ronde 3 dan 4, dengan total 27 poin Kill didapatkan.
Walaupun demikian, juara mingguan untuk week 6 bukanlah Bigetron RA, melainkan RRQ Ryu yang memperoleh total 152 poin dari 3 hari pertandingan week 6. Terlepas dari itu, Bigetron RA tetaplah juara babak Regular Season PMPL ID 2020 Season 6, dengan total 808 poin yang didapat dari maraton 6 pekan pertandingan. Kemenangan tersebut memberikan Bigetron RA slot untuk melaju langsung ke PMPL SEA Finals.
Catatan viewership PMPL ID 2020 Season 2 – Week 5 dan 6
Menjadi pekan yang padat, PMPL ID 2020 Season 2 berhasil menunjukkan catatan viewership yang konsisten. Penurunan cukup besar hanya terasa di pertandingan week 5 day 1, yang memang diselenggarakan pada hari kerja yaitu hari Selasa. Berikut catatan viewership PMPL ID 2020 Season 2 Week 5 dan 6, yang Hybrid.co.id rangkum 13 September 2020 kemarin.
Selamat untuk Bigetron RA, dan perjuangan yang luar biasa dari seluruh tim PMPL ID 2020 Season 2. Level kompetisi PMPL ID sepertinya semakin meningkat di musim kedua ini, melihat perbedaan poin yang kini jadi lebih tipis-tipis. PMPL ID 2020 Season 2 masih menyisakan satu laga lagi, yaitu laga Grand Finals yang menurut Liquidpedia akan diselenggarakan tanggal 25 – 27 September mendatang.
Mempertandingkan 16 tim terbaik yang lolos dari babak Regular Season, kira-kira siapa yang berhak menyandang sebagai tim PUBG Mobile terbaik Indonesia di musim kedua PMPL ID 2020 ini?