Co-Founder Warung Pintar Sofian Hadiwijaya kini memilih terjun langsung dalam politik menjadi bagian dari Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Di tim tersebut, posisinya sebagai Direktur Eksekutif Teknologi. DailySocial.id berkesempatan untuk melakukan wawancara dengan Sofian untuk mendapatkan gambaran mendalam tentang visi-misi ekonomi digital yang akan diupayakan oleh pasangan Capres-Cawapres yang ia dukung.
Memulai perbincangan, Sofian menuturkan bahwa ketertarikannya di dunia politik sebenarnya bukan hal yang mendadak. Sejak sekitar 9 tahun lalu, ia sudah aktif dalam perpolitikan, baik dengan mengawal di luar seperti menjadi bagian dari inisiatif #KawalPemilu dan #KawalPilkada; hingga terlibat di dalam saat mendirikan sebuah partai politik baru di Indonesia. Di sisi lain Sofian juga bercerita bahwa keluarganya yang banyak bekerja sebagai pejabat publik dan ASN juga telah menghubungkannya dengan dunia politik.
Lantas, keputusannya untuk mendukung pasangan Ganjar-Mahfud memiliki alasan yang cukup kuat. Pertama, dari pengalaman Sofian aktif di ekosistem startup ia melihat langsung sepak-terjang Ganjar Pranowo dalam mendukung para inovator di Jawa Tengah saat menjadi gubernur.
Sofian memberi contoh inisiatif Hetero Space yang merupakan creative hub sekaligus coworking space yang diusung Pemprov Jawa Tengah bersama Impala Network. Dukungan pemerintah daerah dalam aktivitas inovasi di sana dirasakan betul, sehingga koneksi antara komunitas dan regulator dapat terjalin baik. Hal ini dinilai juga menjadikan sosok Ganjar lebih berwawasan terkait industri digital, karena sering berjibaku langsung dengan para pemain di lapangan.
Dan pemahaman digital tersebut menurut Sofian diaplikasikan betul oleh Ganjar dalam sepak terjangnya ketika menjadi gubernur. Ditunjukkan dengan sejumlah inisiatif transformasi digital di tumbuh internal pemerintahan, termasuk pemanfaatan media sosial secara aktif guna berkomunikasi langsung dengan masyarakat.
“Kita butuh pemimpin yang melek digital. Selama ini ekonomi digital Indonesia tumbuh, namun kadang ada kebijakan yang kurang mendukung beberapa aspek dari industri digital itu sendiri di Indonesia,” ujar Sofian.
Gambaran industri digital Indonesia
Sejak tahun 2012, Sofian sudah aktif dalam industri digital di Indonesia sebagai talenta di bidang teknologi. Perjalanannya dalam ekosistem digital, termasuk pengalamannya mendirikan startup digital yang bernilai jutaan dolar, memberikan ia gambaran yang cukup jelas bagaimana perkembangan digitalisasi di Indonesia.
Sofian merasakan bahwa ekonomi digital telah mendemokratisasi berbagai sektor, sehingga membuat banyak orang mendapatkan keuntungan darinya. Ia mencontohkan tentang berbagai peluang usaha baru tercipta dalam ekonomi digital ini – termasuk bagi dirinya, yang ketika kecil mungkin tidak terpikirkan akan berkarier di bidang teknologi. Seiring makin masifnya penerapan teknologi, pekerja digital juga tidak lagi dipandang sebelah mata – justru kini banyak gaya yang disesuaikan dengan kebutuhan pekerja digital (misalnya remote working).
“Ekonomi digital membantu banyak orang untuk bisa produktif menghasilkan uang dengan cara-cara baru. Ekonomi digital masih memiliki peluang yang besar, pun tantangannya pun juga masih besar di Indonesia,” tegasnya.
Terkait tantangan dalam menumbuhkan ekonomi digital Indonesia, Sofian menyoroti ada tiga aspek utama. Pertama terkait pemerataan akses internet yang berkualitas ke seluruh penjuru nusantara. Isu koneksi internet ini bukan hanya ia dengar dari orang lain, karena ketika pulang kampung di suatu desa di Palembang, Sofian juga merasakan langsung keterbatasan konektivitas tersebut.
“Ketika saya pulang kampung ke Palembang, koneksinya cuma EDGE […] padahal tanpa koneksi internet yang baik, akses ke ilmu pengetahuan dan peluang pasar digital menjadi terbatas,” ujar Sofian.
Kedua terkait akses ke ilmu digital –walaupun sudah banyak yang memulai inisiatif mengajarkan kompetensi digital, namun menurut Sofian perlu upaya untuk membuatnya lebih masif. Ini termasuk, misalnya, upaya mengajak pedagang di desa-desa kecil untuk mulai belajar berjualan di marketplace dan aktivitas lainnya untuk mendorong lebih banyak orang melek serta mendapatkan manfaat dari digitalisasi itu sendiri.
Berikutnya adalah pemerataan persebaran talenta digital. Ini juga bermula dari pengalamannya membangun komunitas startup di Palembang. Ketika ia berhasil mendatangkan pemodal ventura (VC), mereka masih enggan untuk berinvestasi dengan startup lokal di sana –padahal founder-nya bagus, solusi yang ditawarkan juga memiliki pasar. Ternyata salah satu alasannya VC meragukan startup tersebut bisa berkembang pesat lantaran tidak tersedianya talenta kompeten yang bisa mendukung.
“Di daerah talentanya tidak ada. Dan ini seperti chicken and egg, kalau kita mau melatih talentanya dulu, nanti belum ada startup yang menyerap. Begitu pula kalau mau bangun ekosistem startupnya dulu, talentanya belum banyak […] tapi agar ekonomi digital terakselerasi, tiga tantangan di atas harus mendapatkan solusi, terlebih agar mendistribusi talenta digital supaya tidak terpusat di Jawa saja,” ujar Sofian.
Visi ekonomi digital Ganjar-Mahfud MD
Sederhananya Ganjar-Mahfud MD akan membawa keberhasilan Hetero Space di Jawa Tengah ke tingkat nasional. Ini akan membentuk ekosistem yang terdistribusi di daerah-daerah, dan setiap kepala daerah juga memberikan dukungan kontinu. Bagi Ganjar-Mahfud MD, penting untuk memberikan ruang dan dukungan bagi generasi muda, khususnya yang berkecimpung mengembangkan bisnis startup.
Selain itu dijelaskan Sofian, dalam visi-misi paslon nomor tiga ini, sejumlah program telah diterangkan. Untuk menjawab tantangan pertama, Ganjar-Mahfud MD jika terpilih akan menyediakan layanan internet gratis ke seluruh penjuru negeri. Mereka akan memastikan misi zero blank spot terealisasi dengan baik.
Kemudian, berkaitan dengan talenta Ganjar-Mahfud MD meyakini bahwa kedaulatan digital akan menjadi satu landasan dalam mengembangkan SDM lokal — sehingga selain bisa menyuplai kebutuhan di Indonesia, harapannya talenta ini bisa diserap juga oleh pasar internasional. Ini akan dimulai dengan memetakan persebaran talenta, kemudian melakukan program terpadu untuk melakukan pelatihan dan pembinaan.
“Digitalisasi juga tentang birokrasi. Pak Ganjar berkomitmen untuk membawa digitalisasi tersebut agar bisa lebih transparan dan merangkul lebih banyak kalangan. Karena diyakini kalau semua bisa didigitalkan, hidup akan menjadi lebih mudah, misal saat antre di RS tidak perlu lagi membuang waktu sia-sia karena pemesanan bisa dilakukan lewat aplikasi,” jelas Sofian.
Kedaulatan digital yang akan turut diupayakan adalah kemandirian digital. Dicontohkan jika suatu saat pemenuhan cloud server di Indonesia akan sepenuhnya disediakan provider lokal. Cara yang ditempuh adalah dengan melakukan transfer knowledge dengan pemain internasional yang saat ini ada di Indonesia – pemerintah akan memastikan proses tersebut terfasilitasi dengan baik.
Selain itu perlindungan hak digital juga menjadi sorotan di dalam visi-misi Ganjar-Mahfud MD, ini diejawantahkan dengan regulasi perlindungan data dan keamanan siber. Termasuk dengan merangkul para ahli di bidang keamanan dan forensik digital untuk bekerja sama lebih rekat dengan pemerintah untuk mengamankan ruang siber nasional.
“Banyak unicorn yang uangnya justru mengendap di Singapura, ini yang mau diubah, agar Indonesia lebih berdaulat secara digital. Hal ini hanya bisa didukung oleh regulasi yang apik dan iklim politik yang stabil, dan Ganjar-Mahfud MD sudah menyiapkan hal ini, salah satunya dengan rencana memberikan insentif fiskal dan mendorong lebih banyak perusahaan lokal [BUMN dan korporasi besar] agar aktif berinvestasi ke startup dan melibatkan startup ke banyak proyek strategis pemerintah,” jelas Sofian.
Selain itu dari sisi penerapan di masyarakat, salah satu yang ingin dikejar adalah lebih banyak mendorong pembayaran cashless. Ketika sistem ini teramplifikasi secara luas, maka akan terjadi percepatan transaksi dan ekonomi, mendorong orang untuk lebih kreatif menghasilkan produk, memperluas pangsa pasar, dan menjadi stepping stone yang menarik untuk Indonesia Emas 2045.
Membantu membuka pasar internasional
Ganjar-Mahfud MD melihat ekonomi digital lokal berpotensi lebih besar lagi, hal ini dinilai dari banyaknya potensi bisnis lokal yang bisa diekspansikan ke ranah regional dan global. Pemerintahan Ganjar-Mahfud MD nantinya ingin mendorong lebih banyak kerja sama internasional untuk membuka lebih luas peluang tersebut — misalnya mempererat kerja sama bilateral antarlembaga [keuangan, pertanian dll] agar inovasi dari Indonesia dapat dipasarkan di sana.
Sofian mencontohkan, kerja sama yang dibentuk bisa seperti kemitraan Indonesia-Singapura melalui Block71, di sana ada sharing pengetahuan, membuka pasar bersama, dan kolaborasi inovasi. Termasuk mengajak lebih banyak pengembang untuk unjuk gigi di berbagai ajang bergengsi internasional di bidang teknologi.
“Jadi membuka dan terhubung dengan ekosistem global, dengan tetap melindungi ekosistem yang ada di Indonesia. Kebijakan tidak akan terlalu mempersulit yang dari luar untuk masuk, namun memastikan yang di lokal bisa memiliki daya saing. Investasi pun juga akan terus diperdalam, dengan memberikan opsi pendanaan yang lebih beragam untuk pemain industri,” kata Sofian.
Sofian melanjutkan, “Pak Ganjar paham betul bahwa ekonomi digital tidak hanya yang berbentuk fisik, tapi juga nonfisik. Sehingga kita ingin menanamkan mindset bahwa solusi digital sejak awal didirikan harus bisa memiliki target untuk melayani pasar global.”
–
Disclosure: Artikel ini adalah bagian serial liputan Pilpres RI 2024 yang mencakup visi ekonomi digital setiap kandidat